• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Gambaran tentang aspek geografi dan demografi Kabupaten Pakpak Bharat tentunya akan memberikan warna tersendiri bagi pemahaman semua pihak khususnya yang memiliki kepentingan akan gambaran yang spesifik tentang karakter regional di Kabupaten Pakpak Bharat. Dengan demikian setiap langkah dan upaya pembangunan secara spesifik di Pakpak Bharat benar-benar mengacu pada pengetahuan dan pemahaman yang jelas dalam hal karakter yang berbeda dengan daerah lainnya di Sumatera Utara.

Gambaran aspek geografi Kabupaten Pakpak Bharat dijelaskan secara komprehensif melalui gambaran tentang luas dan batas wilayah, letak dan kondisi geografis daerah, hingga mencakup gambaran potensi yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat.

4.1.1. Letak Geografis

Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Utara yang terletak pada posisi 2.000 - 3.000 Lintang Utara dan 96.000 - 98.000 Bujur Timur dengan luas wilayah 1.218,30 km2atau sekitar 1,70% dari luas Provinsi Sumatera Utara serta terletak di antara:

Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan Silimapungga-pungga, Lae Parira, Sidikalang Kabupaten Dairi

Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah.

Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi dan Kecamatan Harian Kabupaten Samosir.

Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Aceh Singkil, Dan Kota

Subullusalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Hal ini dapat dilihat dalam peta Kabupaten Pakpak Bharat tercantum pada Lampiran 4.

4.1.2. Wilayah Administrasi

Morfologi Kabupaten Pakpak Bharat terdiri dari wilayah datar/landai, kaki bukit, dan pegunungan dengan kemiringan lereng beragam antara 00 – 80, 8 - 150 hingga di atas 400. Kabupaten Pakpak Bharat beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah hujan rata-rata antara 2.270 mm/tahun dengan 159 hari hujan dengan suhu udara berkisar antara 180C sampai 280C.

Potensi sumber daya air tersedia cukup melimpah, baik air bawah tanah maupun air permukaan. Air permukaan terdiri dari 33 buah sungai dan anak-anak sungai. Sumber air permukaan pada umumnya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pertanian, dan sosial lainnya sedangkan air tanah dalam (kedalaman 60 – 200 meter) pada umumnya dipergunakan untuk keperluan rumah tangga. Sebagian kecil masyarakat memanfaatkan air tanah bebas (sumur gali) dan air tanah dangkal (kedalaman 24 sampai 60 meter) untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga serta sebagian besar menggunakan sarana dari air minum yang di kelola oleh Dinas PU Kabupaten Pakpak Bharat.

Secara administrasi Kabupaten Pakpak Bharat terbagi atas 8 Kecamatan, 52 Desa dan 210 Dusun, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1. Luas Wilayah, Jumlah Desa dan Jumlah Dusun di Kabupaten Pakpak Bharat No Kecamatan Luas Wilayah (km2) Jumlah Desa Jumlah Dusun 1 Salak 245,57 6 30

2 Sitellu Tali Urang Jehe 473,62 10 49

3 Pagindar 75,45 4 12

4 Sitellu Tali Urang Julu 53,02 5 17

5 Pergetteng-getteng Sangkut 66,64 5 22

6 Kerajaan 147,61 10 36

7 Tinada 74,03 6 22

8 Siempat Rube 82,36 6 22

Jumlah 1.218,30 52 210

Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe yaitu seluas 473,62 km2, sedangkan luas wilayah yang terkecil adalah Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu yaitu seluas 53,02km2

4.1.3. Kondisi Pemerintahan .

Dalam upaya mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance), Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat teah berupaya melakukan pembenahan birokrasi untuk dapat memenuhi perkembanqan kebutuhan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan untuk mempermudah aparat pemerintah daerah melaksanakan tugas dan fungsinya. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset bagi suatu organisasi dan sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan mewujudkan tujuan organisasi. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat selalu melakukan pengelolaan sumber daya manusia (aparatur) yang dimiliki secara komprehensif dan berkesinambungan.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan honorer di Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2009 berdasarkan golongan dan honorer sebanyak 2.434 orang. Jumlah ini meningkat sebanyak 898 orang dibanding dengan tahun 2007. Rincian Pegawai Negeri Sipil dan honorer berdasarkan golongan dan honorer, dimana honorer sebanyak 576 orang, Golongan IV sebanyak 178 orang, Golongan III sebanyak 782 orang, Golongan II sebanyak 885 orang dan Golongan I sebanyak 15 orang. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya pada tahun 2009 sebanyak 6.774 orang.

4.1.4. Kondisi Demografi

Kependudukan atau demografi meliputi gambaran dinamika kependudukan masyarakat. Perkembangan tersebut dapat mencakup gambaran ukuran penduduk, komposisi penduduk, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kondisi demografi daerah dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu sesuai dengan kebutuhan analisis dan data yang tersedia.

Selama kurun waktu 5 tahun terakhir, perkembangan dinamika kependudukan di Kabupaten Pakpak Bharat dapat dijelaskan melalui Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Pakpak Bharat 2005-2009

Tahun Jumlah Penduduk

(Jiwa) Pertumbuhan (%) 2005 36.851 2006 38.286 3,89 2007 38.726 1,15 2008 41.062 6,03 2009 42.814 4,27

Sumber: Kabupaten Pakpak Bharat Dalam Angka, 2010

Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Pakpak Bharat memiliki keterkaitan yang erat dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pakpak Bharat yang juga semakin menunjukkan kecenderungan peningkatan (dapat dilihat pada pembahasan tentang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat pada bagian selanjutnya),

dimana aspek pertumbuhan ekonomi dapat menjadi daya tarik pemusatan sebaran penduduk, sehingga akan bermuara pada peningkatan kualitas penduduk di Kabupaten Pakpak Bharat. Berdasarkan pada tabel diatas, pertumbuhan penduduk di Kabupaten Pakpak Bharat menunjukkan keadaan yang semakin menurun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,84%. Kondisi ini juga menunjukkan indikasi keberhasilan Kabupaten Pakpak Bharat dalam upaya mengendalikan laju penduduk yang berlebihan. Dengan adanya dukungan tingkat pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat yang juga cenderung meningkat hingga melampaui nominal yang ditentukan dalam target Millenium Development Goal’s, maka tingkat pertumbuhan penduduk tersebut justru membawa impact positif bagi social welfare masyarakat di Kabupaten Pakpak Bharat khususnya dalam hal ketersediaan Sumber Daya Manusia yang potensial.

a. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk yang seimbang tentunya akan memberikan nuansa pembagunan yang cukup strategis. Dengan demikian, setiap upaya dan langkah perencanaan pembangunan di Kabupaten Pakpak Bharat akan memberikan kesan keadilan dari sisi gender bagi setiap masyarakatnya dikarenakan komposisi atau porsi yang cukup seimbang tersebut. Berikut disajikan komposisi penduduk Kabupaten Pakpak Bharat 2005 – 2009 melalui Tabel 4.3.

Jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat pada akhir tahun 2009 tercatat sejumlah 42.814 jiwa dengan komposisi penduduk 21.144 pria dan 21.670 perempuan.

Salah satu fokus dalam pembangunan Kabupaten Pakpak Bharat juga mencakup isu kesetaraan gender yang juga sesuai dengan semangat dalam prinsip-prinsip

sustainable Development. Selam periode 5 tahun sebelumnya (2005-2009) trend

jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat berdasarkan komposisi jenis kelamin menunjukkan trend yang semakin meningkat setiap tahunnya. Meskipun demikian komposisi yang senantiasa seimbang setiap tahunnya antara penduduk laki-laki dan perempuan justru memberikan peluang positif bagi potensi sumber daya manusia yang seimbang.

Tabel 4.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Pakpak Bharat 2005-2009

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah

Laki-laki Perempuan 2005 18.436 19.415 36.851 2006 18.757 19.529 38.286 2007 19.108 19.618 38.726 2008 20.271 20.791 41.062 2009 21.144 21.670 42.814

Sumber: Kabupaten Pakpak Bharat Dalam Angka, 2010

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Potensi Produktivitas dan Jenis Kelamin

Struktur penduduk yang diklasifikasikan ke dalam tingkat produktivitas serta jenis kelamin memberikan gambaran yang cukup penting khususnya dalam

dimensi pengembangan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Pakpak Bharat. Potensi produktivitas SDM dapat dilihat dari tingkat usia yaitu usia >15 tahun dan < 64 tahun. Sedangkan usia di bawah 15 tahun dan usia yang telah mencapai usia 64 tahun ke atas merupakan penduduk yang non produktif. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Potensi Produktivitas dan Jenis Kelamin di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2009

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-15 9.062 8.369 17.431

2 16-64 11.486 12.509 23.995

3 > 64 596 792 1.388

Jumlah 21.444 21.670 42.814

Sumber: Kabupaten Pakpak Bharat Dalam Angka, 2010

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa gambaran komposisi penduduk Kabupaten Pakpak Bharat apabila ditinjau dari segi potensi produktivitas masih didominasi oleh penduduk yang memiliki potensi SDM. Kondisi ini menunjukkan adanya peluang yang cukup baik khususnya dalam fokus ketersediaan SDM potensial bagi pembangunan di Kabupaten Pakpak Bharat. Dari segi keseimbangan juga terlihat jelas bahwa potensi SDM yang ada telah menunjukkan posisi yang balance antara ketersediaan SDM penduduk berjenis kelamin Laki-laki dan SDM penduduk yang berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan pengolahan data lebih lanjut didapat informasi bahwa tingkat ketergantungan penduduk non produktif terhadap penduduk

produktif menunjukkan tingkat 0,78. Kondisi ini menunjukkan tingkat kecukupan ketergantungan yang wajar.

4.1.5. Kondisi Kesejahteraan Sosial dan Pemerataan Ekonomi

Dalam memacu perkembangan wilayah dengan berbekal potensi yang ada di wilayah Kabupaten. Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat tetap berpegang pada aspek integritas, sinergitas dan kontinuitas di dalam melakukan pembangunan daerah. Untuk itu pembangunan daerah yang dilaksanakan saat ini merupakan kelanjutan dari pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dengan upaya terus menggali, mengembangkan dan melestarikan potensi unggulan daerah yang dimiliki.

Potensi unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Pakpak Bharat terutama di bidang pertanian. Hal ini tidak terlepas dari posisi geografis Kabupaten Pakpak Bharat yang mempunyai anugerah potensi dan kekayaan alam sebagai modal yang harus dikelola dengan seoptimal mungkin. Potensi unggulan tersebut juga tergambar dari kontribusi yang telah disumbangkan terhadap PDRB Kabupaten Pakpak Bharat dari tahun ke tahun yang selalu menjadi penyumbang terbesar dalam PDRB.

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dilakukan terhadap indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita yang telah terlaksana di Kabupaten Pakpak Bharat dalam kurun waktu 5 tahun sebelumnya yang dijelaskan selanjutnya.

a. PDRB Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan suatu daerah dari dimensi perekonomian. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi yang terdapat di Kebupaten Pakpak Bharat. Selanjutnya dalam upaya pengembangan unit ekonomi yang ada tentunya diperlukan suatu pemahaman tentang indikasi kontribusi masing-masing unit pembentuk PDRB tersebut. Dalam analisis ini unit ekonomi yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat diklasifikasikan ke dalam beberapa lapangan usaha yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6.

Tabel 4.5. Data PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2009 (Jutaan Rupiah)

Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian 126.798,60 138.451,64 152.243,12 169.865,74 189.305,02 Pertambangan dan Penggalian 120,35 126,79 134,20 147,27 154,73 Industri Pengolahan 585,01 602,06 619,57 648,13 678,88

Listri, Gas dan Air Minum 650,71 705,68 759,85 831,09 951,27

Bangunan 17.293,12 20.571,89 24.322,24 27.873,11 31.697,63

Perdagangan, Hotel dan Restoran

24.565,78 26.744,74 29.092,54 32.192,39 35.468,98

Pengangkutan dan Komunikasi

2.633,42 3.249,61 4.073,94 4.960,57 5.787,20

Keuangan dan Jasa 2.136,47 2.383,12 3.508,40 3.984,09 4.594,31

Jasa-jasa 13.709,70 14.753,85 16.314,15 18.421,19 21.661,77

Jumlah 188.493,17 207.589,39 231.068,03 258.923,60 290.299,80

Berdasarkan Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 terlihat bahwa sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 sektor pertanian memberikan kontribusi diatas 60%, sedangkan sisanya disumbang oleh sektor lain selain sektor pertanian. Sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor bangunan memberikan sumbangan kedua dan ketiga setelah sektor pertanian. Dominasi pos pendapatan dari sektor pertanian ini menunjukkan bahwa alam Kabupaten Pakpak Bharat merupakan alam yang subur, sehingga hasil produksi sektor pertanian senantiasa menunjukkan peningkatan. Dengan kata lain sektor pertanian merupakan sektor unggulan yang memiliki peran dan fungsi strategis dalam pembentukan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pakpak Bharat.

Tabel 4.6. Data Distribusi PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2009 (%)

Sektor 2005 2006 2007 2008 2009

Pertanian 67.27 66,69 65,89 65,60 65,21

Pertambangan dan

Penggalian 0,06 0,06 0,06 0,06 0,05

Industri Pengolahan 0,31 0,29 0,27 0,25 0,23

Listri, Gas dan Air Minum 0,35 0,34 0,33 0,32 0,33

Bangunan 9,17 9,91 10,53 10,76 10,92

Perdagangan, Hotel dan

Restoran 13,03 12.88 12,59 12,43 12,22

Pengangkutan dan

Komunikasi 1,40 1,57 1,76 1,92 1,99

Keuangan dan Jasa 1,13 1.15 1,52 1,54 1,58

Jasa-jasa 7,27 7,11 7,06 7,11 7,46

Jumlah 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Berdasarkan penjelasan Tabel 4.6 di atas didapatkan informasi bahwa sektor bangunan juga mengalami pertumbuhan yang dinamis. Hal ini disebabkan karena terus dilaksanakannya pembangunan di Kabupaten Pakpak Bharat untuk mendukung kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan Kabupaten Pakpak Bharat. Distribusi PDRB Kabupaten Pakpak Bharat menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Struktur Ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009

b. PDRB Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan suatu daerah. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai

65,21 0,05 0,23 0,33 10,92 12,22 1,991,58 7,46 Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air

Bangunan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat.

Tabel 4.7. Data PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstans Tahun 2005-2009 (Jutaan Rupiah)

Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian 85,350.58 88,655.27 92,134.62 96,195.56 100,311.68 Pertambangan dan Penggalian 80.68 84.12 87.98 93.71 96.67 Industri Pengolahan 413.06 415.75 418.43 423.58 432.59

Listri, Gas dan Air Minum 284.35 306.24 328.58 353.45 376.702

Bangunan 10,303.62 12,030.88 13,765.75 15,561.92 17,287.54

Perdagangan, Hotel dan Restoran

14,167.19 15,171.13 16,157.27 17,134.87 18,178.28

Pengangkutan dan Komunikasi

1,273.51 1,397.45 1,551.90 1,727.97 1,896.05

Keuangan dan Jasa 1,362.01 1,423.71 2,003.42 2,168.82 2,352.67

Jasa-jasa 9,880.78 10,603.20 11,382.82 12,255.58 13,486.47

Jumlah 123,115.78 13,0087.8 13,7830.8 14,5915.46 15,4418.65

Sumber: Kabupaten Pakpak Bharat Dalam Angka, 2010

Pada Tabel 4.7 dan 4.8 terlihat bahwa PDRB Kabupaten Pakpak Bharat atas dasar harga konstan juga masih didominasi oleh sektor pertanian yang menjadi kontributor utama atau sering disebut sebagai sektor unggulan di Kabupaten Pakpak Bharat. Selanjutnya disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor bangunan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor yang paling sedikit memberikan kontribusi adalah sektor pertambangan dan penggalian.

Tabel 4.8. Data Distribusi PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2009 (%)

Sektor 2005 2006 2007 2008 2009

Pertanian 69.33 68.15 66.85 65.93 64.96

Pertambangan dan

Penggalian 0.07 0.06 0.06 0.06 0.06

Industri Pengolahan 0.34 0.32 0.30 0.29 0.28

Listri, Gas dan Air Minum 0.23 0.24 0.24 0.24 0.24

Bangunan 8.37 9.25 9.99 10.67 11.20

Perdagangan, Hotel dan

Restoran 11.51 11.66 11.72 11.74 11.77

Pengangkutan dan

Komunikasi 1.03 1.07 1.13 1.18 1.23

Keuangan dan Jasa 1.11 1.09 1.45 1.49 1.52

Jasa-jasa 8.03 8.15 8.26 8.40 8.73

Jumlah 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber: Kabupaten Pakpak Bharat Dalam Angka, 2010

Distribusi PDRB Kabupaten Pakpak Bharat menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan Tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Struktur Ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009

c. PDRB Perkapita

Pendapatan regional adalah PDRB dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung netto. Apabila Pendapatan Regional dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun maka dihasilkan Pendapatan Regional per kapita. Pendapatan Regional per kapita inilah yang biasanya disebut pendapatan perkapita. Meski belum mencerminkan tingkat pemerataan, pendapatan perkapita dapat dijadikan salah satu indikator guna melihat keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu wilayah. Perkembangan pendapatan per kapita Kabupaten Pakpak Bharat

Pertanian 65% Pertambangan & Penggalian 0% Industri Pengolahan 0% Listrik, Gas dan Air 0% Bangunan 11% Perdagangan, Hotel dan Restoran 12% Pengangkutan dan Komunikasi 1% Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2% Jasa-Jasa 9%

menunjukkan perubahan yang cukup baik, dimana pendapatan per kapita tahun 2000 sebesar 2.739.306 rupiah per tahun atau sebesar 7.505 rupiah per hari dan tahun 2005 adalah sebesar 5.207.569 rupiah per tahun atau 14.267 rupiah per hari atau naik sebesar 90,11 persen. Sedangkan pendapatan perkapita Tahun 2009 sebesar 6.780.488 rupiah per tahun atau 18.577 rupiah per hari dengan kenaikan sebesar 147,53 persen dari Tahun 2000. Agar lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9. Pendapatan Perkapita Kabupaten Pakpak Bharat dan Perkembangannya Tahun 2005-2009

Tahun Pendapatan Per Kapita (Rp) Perkembangan (Persen)

Harga Berlaku Harga Konstan Harga Berlaku Harga Konstan

(1) (2) (3) (4) (5) 2005 5,207,569.03 3,401,285.76 90.11 24.17 2006 5,600,231.70 3,509,435.57 104.44 28.11 2007 5,966,741.42 3,559,127.60 117.82 29.93 2008 6,336,692.65 3,571,020.21 131.32 30.36 2009 6,780,487.67 3,606,732.58 147.53 31.67

Sumber: Kabupaten Pakpak Bharat Dalam Angka, 2010

Dengan demikian pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat cenderung meningkat dari tahun ketahun yang bermakna meningkatnya kesejahteraan masyarakat selama periode tahun 2005-2009. Gambaran pendapatan perkapita diatas menunjukkan kecenderungan peningkatan Pendapatan Perkapita masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat setiap tahunnya yaitu dari tahun 2005 hingga tahun 2009. Posisi capaian pendapatan perkapita Kabupaten Pakpak Bharat secara lebih mendalam sebenarnya telah melampaui Standar Pendapatan perkapita sebagaimana

diterangkan dalam target Millenium Development Goal’s yakni $1 US per hari. Cerminan lainnya juga dapat diamati secara langsung melalui tingkat layak beli masyarakat yang semakin meningkat pula, hal ini juga merupakan respon positif dari adanya peningkatan pendapatan perkapita nasional yang ditargetkan mencapai $5.000 US per tahunnya.

d. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2005 (5.92%), tahun 2006 sebesar 5,67%. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,95%, pada tahun 2008 sebesar 5,87% dan pada tahun 2009 sebesar 5.83%. Untuk lebih jelas, pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.3 berikut ini.

Grafik 4.3. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2005-2009 Dengan pertumbuhan ekonomi berkisar rata-rata sebesar 5,85% dianggap pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil secara rata-rata nasional dengan kisaran 6%.

5,92 5,67 5,95 5,87 5,83 5,5 5,55 5,6 5,65 5,7 5,75 5,8 5,85 5,9 5,95 6 2005 2006 2007 2008 2009 P e rs e n Tahun/Year Pertumbuhan/Growth

Pertumbuhan ekonomi terbesar pada tahun 2009 terjadi pada sektor Bangunan sebesar 11,09%. Adapun laju pertumbuhan ekonomi per sektor terdapat pada Tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2009 (dalam%)

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 1 Pertanian 4,09 3,87 3,92 4,41 4,28 2 Pertambangan dan Penggalian 2,04 4,26 4,59 6,51 3,16 3 Industri 0,65 0,65 0,64 1,23 2,13 4 Listrik 7,84 7,70 7,30 7,57 6,58 5 Bangunan 17,21 16,76 14,42 13,05 11,09

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 5,59 7,11 6,30 6,05 6,09 7 Pengangkutan dan Komunikasi 12,84 9,73 11,05 11,35 9,73 8 Keuangan, Usaha

Persewaan dan Jasa

5,20 4,53 4,72 8,26 8,48

9 Jasa Kemasyarakatan,

Sosial dan Perorangan

11,60 7,31 7,35 7,67 10,04

Total PDRB 5,92 5,67 5,95 5,87 5,83

Sumber: Kabupaten Pakpak Bharat Dalam Angka, 2010

Berdasarkan Tabel 4.10 tersebut pertumbuhan ekonomi tertinggi disumbang oleh sektor bangunan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat relatif cukup tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Kabupaten dan Kota secara rata-rata di Sumatera Utara. Dalam periode 2005-2009 misalnya tingkat pertumbuhan ekonomi Pakpak Bharat atas dasar harga konstan 2000, rata-rata sebesar 5,85%.

Ditinjau dan sudut pergeseran struktur perekonomian, pada tahun 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009, kontribusi sektor industri relatif stabil yaitu masing-masing

0,65%, 0,65%, 0,64%, 1,23% dan 2,13%. Sektor keuangan, usaha persewaan dan jasa relatif stabil dengan angka sebesar 5,20%, 4.53%, 4.72%, 8,26% dan 8,48%.

Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat berdasarkan Harga Konstan tahun 2000 menunjukkan kegairahan yang cukup baik. Tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 5,83% memberikan dampak positif bagi perkembangan produktivitas unit ekonomi di Kabupaten Pakpak Bharat.

Tabel 4.11. PDRB Kabupaten Pakpak Bharat dan PDRB Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2009 (Milyar Rupiah)

Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat & Sumatera Utara, Tahun 2006-2010

Berdasarkan Tabel 4.11 tersebut menunjukkan nilai pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat berada diatas pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara dimana pada tahun 2005 dan 2009 yaitu masing-masing sebesar 5.92% dan 5,83% sedangkan Provinsi Sumatera Utara sebesar 5.48% dan 5,07%. Pada tahun 2006-2008 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat lebih rendah dibanding Provinsi Sumatera Utara. Pada kurun waktu ini tingkat pertumbuhan Pakpak Bharat lebih rendah dibandingkan Provinsi dikarenakan adanya sedikit gangguan penurunan harga komoditi pertanian yang merupakan leading sektor di Kabupaten Pakpak Bharat.

Tahun

Pakpak Bharat Sumatera Utara

PDRB Pertumbuhan

Ekonomi

PDRB Pertumbuhan

Ekonomi

ADHB ADHK ADHB ADHK

2005 188.49 123,11 5,92 139.618,31 87.897,80 5,48

2006 207,59 130,09 5,67 160.376,80 93.347,40 6,20

2007 231,07 137,83 5,95 181.819,74 99.792,27 6,90

2008 258,92 145,92 5,87 213.931,70 106.172,36 6,39

Gambaran pertumbuhan PDRB Kabupaten Pakpak Bharat (2005-2009) sesuai dengan penjelasan tabel diatas menunjukkan kondisi pertumbuhan yang fluktuatif. Kondisi pertumbuhan yang fluktuatif membawa dampak yang kurang baik bagi kondisi perekonomian di Kabupaten Pakpak Bharat, akan tetapi tingkat kecenderungan tingkat pertumbuhan yang menurun di Pakpak Bharat pada tahun 2007-2009 terjadi semata-mata hanya dikarenakan pengaruh krisis secara global yang yang juga berdampak pada tingkat pertumbuhan di provinsi Sumatera Utara. Adanya dukungan kondisi nilai tukar yang senantiasa stabil, kondisi penurunan tingkat pertumbuhan tersebut kembali memberikan dampak positif bagi capaian tingkat pertumbuhan ekonomi khususnya dalam hal PDRB dimasa yang akan datang.

Jika melihat pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yang mencapai 5,07 persen, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat masih lebih tinggi walaupun pertumbuhan mengalami perlambatan dibanding tahun sebelumnya, sedangkan jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten sekitar yaitu Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, dan Kabupaten Humbang Hasundutan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat masih lebih tinggi.

Gambar 4.4. Pertumbuhan Ekonomi Empat Kabupaten di Sumatera Utara Tahun 2009

4.2. Dampak Pemekaran Wilayah Administrasi Pemerintah terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat

Pemekaran wilayah administrasi pemerintah merupakan wujud implementasi otonomi daerah dalam mengakomodasi aspirasi masyarakat untuk membentuk suatu kabupaten/kota yang baru, yang terpisah dan tidak berhierarki dengan kabupaten induk, sedangkan wilayah kecamatan merupakan wilayah kerja perangkat daerah kabupaten dan daerah kota yang dipimpin oleh kepala kecamatan, kabupaten merupakan daerah otonom yang terdiri dari beberapa kecamatan sebagai perangkat perwilayahan. (Undang-Undang Otonomi Daerah No.32 Tahun 2004), Dalam hal ini Pemerintah Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan prinsip

0 1 2 3 4 5 6 Dairi Humbang Hasundutan Karo Pakpak Bharat Sumatera Utara 4,72 5,32 5,17 5,83 5,07 P ers en Kabupaten/Regency Column1

demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta keragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara hasil pemekaran wilayah administrasi pemerintah pada tahun 2003. Pemekaran wilayah adminitrasi pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat memberikan dampak yang cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Pakpak Bharat yang dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. Dampak pemekaran wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Kabupaten Pakpak Bharat terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Pada Tabel 4.12 terlihat bahwa sektor yang memiliki kontribusi paling besar terhadap PDRB Kabupaten Pakpak Bharat sebelum pemekaran wikayah administrasi pemerintah pada tahun 2002 adalah adalah sektor pertanian sebesar 71,86%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10,68%, dan sektor jasa-jasa sebesar 7,67%, sedangkan sektor yang terendah terdapat pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,07%.

Tabel 4.12. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Pakpak Bharat Sebelum Pemekaran Tahun 2002 dan Kabupaten Pakpak Bharat Setelah Pemekaran Tahun 2004 dan 2009

No Sektor Pakpak Bharat 2002 Pakpak Bharat 2004 Pakpak Bharat 2009 P K P K P K 1 Pertanian 5,40 71,86 4,48 70,54 4,28 64,96 2 Pertambangan dan Penggalian 3,38 0,07 4,37 0,07 3,16 0,06

3 Industri dan Pengolahan 3,88 0,38 0,26 0,35 2,13 0,28

4 Listrik, Gas dan Air 7,01 0,22 7,61 0.23 6,58 0,24

5 Bangunan 2,48 7,09 17,99 7,56 11,09 11,20

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,10 10,68 13,11 11,54 6,09 11,77 7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,23 0,90 12,32 0.97 9,73 1,23 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

3,61 1,12 8,75 1,11 8,48 1,52

9 Jasa-jasa 3,49 7,67 7,30 7,62 10,04 8,73

5,09 100 6,66 100 5,83 100

Sumber: Kabupaten Pakpak Bharat Dalam Angka berbagai tahun penerbitan, diolah

Dokumen terkait