• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI LOKASI PENGAMATAN

Dalam dokumen RADITIA WAHYU NUGROHO D1509069 (Halaman 36-61)

DESKRIPSI LOKASI PENGAMATAN

A. GAMBARAN UMUM SUBOSUKAWONOSRATEN

1. Kondisi Kewilayahan

Berdasarkan sumber dari buku BKAD Subosukawonosraten, bahwa Wilayah Subosukawonosraten berada di lokasi yang strategis, di tengah Pulau Jawa dan menjadi bagian dari wilayah pengembangan Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang), serta berada di lintasan penghubung antara berbagai daerah perdagangan di Jawa Tengah dan Jawa Timut Dengan jarak 102 km dari Semarang, 60 km dari Yogyakarta dan sekitar 201 km dari Surabaya, menjadikan wilayah ini memiliki posisi yang strategis dalam berbagai bidang.

Subosukawonosraten dulunya merupakan Eks Karesidenan Surakarta, yang terdiri dari 6 kabupaten dan 1 kota (Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten). Wilayah ini memiliki luas sekitar 5.722,38 kilometer persegi dan secara administratif terdiri dari 124 kecamatan dan 1.565 desa.Dengan rata-rata suhu udara 28 derajat celcius, wilayah ini memiliki iklim tropis yang relatif nyaman untuk ditinggali.Dalam satu tahun, iklim di wilayah ini terbagi menjadi dua musim, yaitu musim kering antara bulan Mei - September dan musim hujan antara bulan Oktober - April. Wilayah ini memiliki topografi yang beragam, mulai dari dataran dengan rata-rata ketinggian antara 100 hingga 500 meter diatas permukaan laut (dpl) sampai ketinggian hingga 3.000 meter dpl di area Gunung Merapi dan Merbabu serta Gunung Lawu.

Jumlah penduduk di Subosukawonosraten tercatat sebanyak 6.076.000 orang pada tahun 2008 (BPS Kab/Kota Subosukawonosraten). Dan jumlah tersebut, sebanyak 65% nya merupakan penduduk usia produktif atau kelompok umur angkatan kerja (15-64 tahun). Dilihat dari jenis pekerjaan penduduk, jumlah pekerja pada lapangan usaha terbesar terdapat di bidang pertanian, yaitu sebesar 1.075.485 orang pada tahun 2008 atau sebesar 34% dari jumlah penduduk usia produktif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Dan sisi ketenagakerjaan, potensi sumberdaya manusia di Subosukawonosraten dapat dilihat dari besaran angkatan kerja pada tahun 2008 sebanyak 3.359.991 jiwa, sedangkan jumlah angkatan kerja yang bekerja 3.136.413 jiwa. Dengan demikian terdapat pengangguran terbuka 223.578 jiwa atau sekitar 7% dari jumlah angkatan kerja.

2. Kondisi Perekonomian

Berdasarkan sumber dari buku BKAD Subosukawonosraten dijelaskan bahwa Total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Subosukawonosraten atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 tanpa migas sebesar Rp 50.000.569.230.000,-. Sementara PDRB tahun 2008 menurut harga konstan 2000 tanpa migas sebesar Rp. 27.978.009.110.000,-. PDRB Subosukawonosraten baik menurut harga berlaku maupun harga konstan tahun 2000 dirinci per kabupaten/kota terlihat pada tabel dibawah.

Tabel 2. PDRB Kabupaten/Kota se Subosukawonosraten Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten/KOta 2004 2008 Boyolali 4,250,098.73 6,446,546.37 Klaten 5,475,849.75 9,491,601.49 Sukoharjo 4,806,448.20 8,041,276.35 Wonogiri 3,129,184.54 5,268,669.48 Karanganyar 5,038,378.68 7,679,675.36 Sragen 3,059,653.16 5,170,914.12 Surakarta 4,756,559.52 7,901,886.06, Total 30,516,172.58 50,000,569.23

Sumber: Kompilasi data BPS Kabupaten/Kota di Subosukawonoataten (2009) dan BPS Provinsi Jawa Tengah (2009)

commit to user

Tabel 3. PDRB Kabupaten/Kota se Subosukawonosraten Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000

Kabupaten/Kota 2004 2008 Boyolali 3,320,736.82 3,899,372.86 Klaten 3,975,792.87 4,567,200.96 Sukoharjo 3,786,212.72 4,540,751.53 Wonogiri 2,329,465.32 2,770,435.78 Karanganyar 3,970,278.92 4,921,454.71 Sragen 2,208,294.40 2,729,450.32 Surakarta 3,669,373.45 4,549,342.95 Total 23,260,154.50 27,978,009.11

Sumber: Kompilasi data BPS Kabupaten/Kota di Subosukawonosraten (2009) dan BPS Provinsi Jawa Tengah (2009)

PDRB per kapita pada tahun 2008 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp 8.228.139,56. sedangkan menurut harga konstan tahun 2000 sebesar Rp 4.604.086,86. Distribusi PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2007 dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 4. Distribusi PDRB Kabupaten/Kota se-Subosukawonosraten menurut lapangan usaha tahun 2007

Sektor Surakarta Boyolali Sukohar

jo Karanganyar Wonogi ri Sragen Klaten Subosu ka-Wonos rate Pertanian 0.06 34.25 20.13 21.67 50.99 35.59 20.25 24.13 Pertambangan 0.01 0.48 0.48 1.03 0.63 0.3 1.64 0.83 Industri Pengolahan 24.34 16.55 29.55 47.63 4.64 1.12 2048 23.05

Listrik & air bersih 2.69 1.21 1.75 16 0.58 1.96 1.12 1.54 Bangunan/Kontruk

si

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 25 Perdagangan, Hotel, Restoran 24.77 25.56 25.25 11.42 13.05 17.53 25.80 20.48 Angkutan/Komunik asi 11.61 3.12 1.66 3.38 9.32 4.04 3.16 5.76 Keuangan 11.06 5.94 3.38 3.67 4.38 4.03 3.75 5.03 Jasa 12.05 9.79 8.45 7.73 1211 13.8 14.29 11.17

Sumber: BPS Kabupaten/Kota di Subosukawonosraten (2008)

Berdasarkan data statistik tahun 2008, struktur ekonomi wilayah Subosukawonosraten didominasi oleh empat sektor utama yakni sektor pertanian (26,13%), industri (23,05%), perdagangan, hotel & restoran (20,48%) dan jasa (11,17%). Kontributor terbesar di sektor pertanian untuk wilayah Subosukawonosraten adalah Kabupaten Wonogiri (50,99%), Sragen (35,59%) dan Boyolali (34,25%). Untuk sektor industri, Kabupaten Karanganyar memberikan kontribusi terbesar (47,63%), diikuti oleh Kabupaten Sukoharjo (29,55%) dan Surakarta (24,34%). Untuk sektor perdagangan, hotel & restoran, hampir semua Kabupaten dan Kota di wilayah Subosukawonosraten dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan (> 10%). Sektor jasa banyak disumbang oleh Kabupaten Klaten (14,29%), Sragen (13,8%), Wonogiri (12,11%) dan Kota Surakarta (12,05%).

Sektor pertanian, perdagangan, industri dan jasa mempunyai arti penting di wilayah Subosukawonosraten dalam hal penyerapan tenaga kerja usia sepuluh tahun ke atas. Sektor pertanian mempunyai arti sangat penting di wilayah Subosukawonosraten, karena selain merupakan sektor yang mampu memberikan kontribusi terbesar di wilayah ini dengan rata-rata kontribusi 26,13%, sektor pertanian juga mampu menyerap tenaga kerja terbanyak di wilayah ini dengan rata-rata penyerapan sebesar 34,29%. Kabupaten Wonogiri mempakan daerah dengan penyerapan tenaga kerja terbesar untuk sektor pertanian (31,08%) diikuti oleh Kabupaten Boyolali (18,79%), dan Sragen (16,42%).

commit to user

Penyerapan tenaga kerja untuk sektor pertanian di Sukoharjo, Klaten, Karanganyar, dan Kota Surakarta berada di bawah rata-rata penyerapan tenaga kerja di wilayah Subosukawonosraten.

Sektor perdagangan sebagai kontributor ketiga terbesar bagi struktur ekonomi (20,48%) di wilayah ini, merupakan sektor penting kedua dalam hal penyerapan tenaga kerja di wilayah ini (23,48%). Penyerapan tenaga kerja di sektor perdagangan didominasi oleh Kabupaten Klaten dengan penyerapan sebesar 20,37% diikuti oleh Kota Surakarta (14,78%) dan Kabupaten Sukoharjo (14,36%).

Tabel 5. Penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut kabupaten/kota & lapangan pekerjaan utama di Subosukawonosraten

tahun 2008 Kabupaten/Ko ta Pertanian Pertambang an, Galian, Listrik, Gas & Air bersih Indsutri Konstruk si Perdagan gan Komunik asi Keuanga n Jasa Surakarta 1.743 604 44,221 7,134 108,870 18,211 8,745 61,562 Boyolali 202,121 6,221 75,687 45,247 101,994 14615 4,869 51,429 Sukoharjo 85,560 1,327 103,946 26,141 16,776 18,533 8,950 63,663 Wonogiri 334,331 7,054 28,139 26,972 74034 14418 1.605 40,994 Sragen 176,613 6,75 6 67,998 b,013 99,228 18,316 2,891 52,555 Karanganyar 129,597 6,130 74,036 34,166 97,600 23,755 5,321 55,838 Klaten 145,514 7,79 5 115,580 36,712 150,080 26,037 4,122 81,660 Total 1,075,48 5 35,887 509,608 201,975 736,582 131,965 34,210 407,70 1 Persentase 34.29 1.14 1.615 6.44 23.48 4,30 1.09 13.03

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Sektor industri merupakan kontributor kedua terpenting bagi struktur ekonomi wilayah Subosukawonosraten (23,05%) dan sektor ketiga terpenting dalam hal penyerapan tenaga kerja dengan rata-rata penyerapan tenaga kerja sebesar 16,25% di wilayah Subosukawonosraten. Penyerapan tenaga kerja terbesar di sektor ini didominasi oleh Kabupaten Klaten (22,68%), diikuti oleh Kabupaten Sukoharjo (20,39%), dan Kabupaten Boyolali (14,85%) serta Kabupaten Karanganyar (14,52%). Sektor jasa merupakan sektor keempat terpenting bagi penyerapan tenaga kerja di wilayah Subosukawonosraten dengan rata-rata penyerapan sebesar 13% maupun bagi struktur ekonomi di wilayah Subosukawonosraten (11,17%). Penyerapan tenaga kerja di sektor jasa tersebar merata sektor di semua daerah di wilayah Subosukawonosraten dengan penyerapan antara 10% - 20%.Penyerapan tertinggi di sektor jasa ditempati oleh Kabupaten Klaten sedangkan penyerapan terendah di Kabupaten Wonogiri.

3. Kondisi Lingkungan Strategis

Beberapa isu strategis terkait dengan kondisi lingkungan internasional, yang diperkirakan akan memberikan dampak pada perekonomian di Subosukawonosraten di masa mendatang, diantaranya meliputi:

a. Pemberlakuan perdagangan bebas diantara sektor ASEAN dan China (ACFTA),

b. Krisis keuangan global, c. Perubahan iklim global, d. Krisis pangan dunia,

Sementara di tingkat nasional beberapa isu strategis yang perlu dicermati dalam pengembangan perekonomian di Subosukawonosraten meliputi:

a. Masih tingginya angka kemiskinan dan angka pengangguran (terkait dengan pemenuhan hak dasar masyarakat meliputi pendidikan, kesehatan dan perluasan kesempatan kerja),

b. Krisis sektor nasional, khususnya terkait dengan pasokan listrik, c. Penurunan kemampuan pembiayaan pembangunan oleh Pemerintah,

commit to user

d. Menguatnya tuntutan terhadap good and clean governance, e. Menurunnya kualitas lingkungan.

Di tingkat wilayah Subosukawonosraten sendiri, masih terdapat beberapa isu strategis yang perlu dihadapi dalam pengembangan ekonomi wilayah kedepan. Isu-isu tersebut meliputi:

a. Ego daerah dan sektoral,

b. Masih tingginya jumlah penduduk miskin, c. Masih tingginya angka penganggm,

d. Masih rendahnya realisasi penanaman modal,

e. Masih rendahnya akses UMKM terhadap permodalan usaha dan akses pasar, f. Belum optimalnya pelaksanaan good governance.

B. VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI KERJASAMA PENGEMBANGAN

EKONOMI WILAYAH

Rencana Program BKAD Subosukawonosraten Bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah ini disusun dengan memperhatikan pada visi dan misi Kerjasama Antar Daerah Subosukawonosraten yang juga menjadi visi dan misi BKAD Subosukawonosraten.

Visi dan misi wilayah Subosukawonosraten diformulasikan berdasarkan visi dan misi kabupaten/kota yang terdiri dari enam kabupaten (Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Kabupaten Klaten) dan satu Kota Surakarta melalui serangkaian lokakarya dengan para pemangku kepentingan terkait dalam penyusunan Strategi Wilayah (regional strategy) dengan mempertimbangkan identifikasi Studi Potensi Ekonomi dan faktor- faktor kunci masa depan.

Berdasarkan Sumber dari Buku BKAD Subosukawonosraten yang berjudul rencana program Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) Subosukawonosraten bidang pengembangan ekonomi wilayah tahun 2011-2014 (2010:8-9), di dalam buku tersebut dijelaskan tentang visi, misi, tujuan dan stategi Subosukawonosraten. Visi, misi, tujuan, dan strategi tersebut adalah sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1. Visi Subosukawonosraten

Subosukawonosraten memiliki visi yaitu :

Subosukawonosraten yang berdaya saing di tahun 2020.

2. Misi Subosukawonosraten

Berdasarkan sumber dari buku BKAD Subosukawonosraten yang berjudul rencana program Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) Subosukawonosraten bidang pengembangan ekonomi wilayah tahun 2011-2014 (2010:8), dijelaskan bahwa untuk merealisasikan visi wilayah Subosukawonosraten akan dilaksanakan misi (tujuan spesifik) sebagai berikut: a. Memperkuat sinergitas para pemangku kepentingan, baik dalam perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pengembangan ekonomi wilayah.

b. Mengembangkan potensi daerah di bidang industri, pertanian, perdagangan dan jasa serta pariwisata.

c. Mendorong percepatan pembangunan infrastruktur yang menunjang peningkatan investasi yang berwawasan lingkungan.

d. Mempromosikan daerah dan potensi ekonomi wilayah Subosukawonosraten secara bersama-sama dilandasi dengan semangat “Solo, the Spirit of Java.

3. Tujuan

Untuk mewujudkan misi diatas, maka ditetapkanlah tujuan yang hendak dicapai, berdasarkan sumber dari buku BKAD Subosukawonosraten yang berjudul rencana program Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) Subosukawonosraten bidang pengembangan ekonomi wilayah tahun 2011-2014 (2010:9), Subosukawonosraten merumuskan empat tujuan dalam kurun waktu empat tahun mendatang yaitu pada tahun 2011-2014. Empat tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menguatnya koordinasi dan kerjasama antar daerah melalui platform kerjasama yang efektif dan efisien.

commit to user

b. Terciptanya sinergitas antar kabupaten/kota dalam perencannan, pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi kerjasama pembangunan ekonomi di wilayah Subosukawonosraten.

c. Terciptanya efisiensi dalam pemenuhan layanan sektor guna mendukung pengembangan ekonomi wilayah, khususnya bagi investasi dan duniausaha. d. Menguatnya Subosukawonosraten sebagai sebuah wilayah yang menarik

untuk dikunjungi, sebagai tempat investasi dan berusaha, yang dicapai melalui pemasaran wilayah yang terpadu.

4. Strategi

Untuk mencapai empat tujuan diatas, melalui serangkaian diskusi dengan para pemangku kepentingan di Subosukawonosraten serta pertemuan Pokja-Pokja Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD), berdasarkan sumber dari buku BKAD Subosukawonosraten yang berjudul rencana program Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) Subosukawonosraten bidang pengembangan ekonomi wilayah tahun 2011-2014 (2010:9) dirumuskan strategi-strategi pengembangan ekonomi wilayah Subosukawonosraten sebagai berikut:

a. Penguatan kelembagaan Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD Subosukawonosraten).

b. Meningkatkan iklim bisnis dan investasi yang kondusif

c. Melibatkan sektor swasta dalam pengembangan ekonomi wilayah. d. Pemasaran wilayah secara terpadu.

e. Mendukung percepatan pengembangan infrastruktur lokal.

Di atas merupakan strategi-strategi Subosukawonosraten untuk pengembangan ekonomi wilayah pada tahun 2011-2014. Di dalam Tugas Akhir ini akan membahas atau menerangkan kelima strategi tersebut, dimana pada setiap strategi terdapat penjabaran program-program kerjasama antar daerah dalam bidang pengembangan ekonomi wilayah yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31 BAB IV PEMBAHASAN

B. PERENCANAAN VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGI

1. Visi, misi, tujuan dan strategi Subosukawonosraten

Wilayah Subosukawonosraten memiliki visi, misi, tujun, dan strategi yang sebelumnya telah dirumuskan di dalam perencanaannya. Visi Subosukawonosraten sendiri adalah sebagai “Subosukawonosraten yang berdaya saing di tahun 2020”. Dengan visi tersebut diharapkan Subosukawonosraten dapat menghadapi persaingan pada masa yang akan datang pada tahun 2020 dan dapat mengatasi isu-isu strategis baik di tingkat nasional maupun internasional yang akan berdampak pada bidang pengembangan perekonomian di Subosukawonosraten. Kemudian langkah yang ditempuh untuk mewujudkan visi tersebut adalah dengan melaksanakan misi (tujuan spesifik) yang juga telah dirumuskan sebelumnya. Misi Subosukawonosraten tersebut adalah sebagai berikut :

a. Memperkuat sinergitas para pemangku kepentingan, baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengembangan ekonomi wilayah. b. Mengembangkan potensi daerah di bidang industri, pertanian,

perdagangan dan jasa serta pariwisata.

c. Mendorong percepatan pembangunan infrastruktur yang menunjang peningkatan investasi yang berwawasan lingkungan.

d. Mempromosikan daerah dan potensi ekonomi wilayah Subosukawonosraten secara bersama-sama dilandasi dengan semangat “Solo, the Spirit of Java.

Di dalam sebuah perencanaan untuk mewujudkan misi yang telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan agar misi dapat terwujud. Oleh karena itu dirumuskan tujuan subosukawonosraten untuk mewujudkan misi Subosukawonosratren. Tujuan Subosukawonosraten untuk empat tahun mendatang (2011-2014) adalah sebagai berikut :

commit to user

a. Menguatnya koordinasi dan kerjasama antar daerah melalui platform kerjasama yang efektif dan efisien.

b. Terciptanya sinergitas antar kabupaten/kota dalam perencannan, pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi kerjasama pembangunan ekonomi di wilayah Subosukawonosraten.

c. Terciptanya efisiensi dalam pemenuhan layanan sektor guna mendukung pengembangan ekonomi wilayah, khususnya bagi investasi dan duniausaha.

d. Menguatnya Subosukawonosraten sebagai sebuah wilayah yang menarik untuk dikunjungi, sebagai tempat investasi dan berusaha, yang dicapai melalui pemasaran wilayah yang terpadu.

Untuk mencapai tujuan diatas, maka dirumuskan strategi pengembangan ekonomi wilayah Subosukawonosraten yang selanjutnya dijabarkan ke dalam pokok-pokok program kerjasama antar daerah di bidang pengembangan ekonomi wilayah Subosukawonosraten. Strategi dan program-program tersebut adalah sebagai berikut : Strategi Program 1. Penguatan kelembagaan badan kerjasama antar daerah (BKAD Subosukawonosraten)

1.1. Pengembangan sektor perencanaan kerjasama enter daerah bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah (PEW) 1.2. Restrukturisasi BKAD Subosukawonosraten

1.3. Penguatan jejaring publik baik di tingkat wilayah (Subosukawonosraten) maupun di luar wilayah (provinsi, Pusat serta daerah/wilayah lain di Indonesia). 1.4. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi BKAD 2. Meningkatkan iklim

bisnis dan investasi yang kondusif

2.1. Hamronisasi peraturan dan icebijakan yang berdampak pada sektor swasta dan investasi

2.2. Standarisasi persyaratan dan penyederhanaan pelayanan perijinan di wilayah Subosukawonosraten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2.3. Penguatan jejaring komunikasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Bagian Hukum di Subosukawonosraten

3. Melibatkan sektor swasta, perguruan tinggi dan perbankan dalam pengembangan ekonomi wilayah

3.1. Peningkatan keterlibatan aktif asosiasi bisnis dan perbankan dalam penentuan kebijakan pengembangan ekonomi

3.2. Fasilitasi penciptaan jejaring antar asosiasi bisnis dan antara asosiasi bisnis dengan lembaga-lembaga penelitian, lembaga keuangan dan komunitas-komunitas bisnis.

4. Pemasaran wilayah secara terpadu

4.1. Penguatan sektor infonnasi, database dan alat-alat promosi potensi wilayah Subosukawonosraten yang lebih akurat & layak pasar (marketable)

4.2. Fasilitasi peningkatan kualitas serta inovasi produk dan jasa pada sektor-sektor potenslal dl Subosukawonosraten

4.3. Fasilitasi penguatan jejaring pemasaran bersama baik di Tingkat regional Provinsi maupun dengan daerah lain (kerjasama promosi dengan Yogyakarta, Jakarta, dsb.)

5. Mendukung percepatan pengembangan infrastruktur lokal

5.1. Fasilitasi koordinesi perencanaan dan pemecahan permasalahan dalam pengembangan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi wilayah (iransportasj, telekomunikasi, jaringan listrik, air bersih)

5.2. Fasilitasi penciptaan jejaring bagi pengembangan kawasan agropolitan, klaster dan sentra produksi Tabel 6. Program Kerjasama Antar Daerah di Bidang PEW

Table di atas adalah strategi-strategi subosukawonosraten dalam bidang pengembangan ekonomi wilayah tahun 2011-2014 yang dijabarkan ke dalam

commit to user

program-program kerjasama antar daerah dalam bidang pengembangan ekonomi wilayah. Di dalam setiap program yang terdapat dalam setiap strategi, ada penjabaran tentang sasaran 2011-2014, target dan indicator capaian, lembaga atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pengampu. Hal tersebut akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.

C. STRATEGI PENGUATAN KELEMBAGAAN BADAN KERJASAMA

ANTAR DAERAH (BKAD SUBOSUKAWONOSRATEN)

Penguatan kelembagaan Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD Subosukawonosraten) merupakan salah satu strategi Subosukwonosraten bidang pengembangan ekonomi wilayah tahun 2011-2014. Strategi penguatan kelembagaan Badan Kerjasama Antar daerah ini diperlukan di dalam perencanaan pengembangan ekonomi wilayah Subosukawonosraten karena sejalan dengan dinamika kebijakan dan peraturan di tingkat nasional, serta melihat pada beberapa kondisi internal Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) yang terkait dengan personil, mekanisme penganggaran, dan sebagainya. Maka dirasa perlu untuk memperkuat kelembagaan Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) yang selama ini menjadi platform jejaring publik di Subosukawonosraten.

Dari pengalaman yang dijalani selama ini, diperlukan adanya sebuah kerangka kerjasama yang lebih kuat, dimana di dalamnya melibatkan stakeholder yang memiliki pengaruh serta kekuatan dalam pengambilan keputiusan, termasuk untuk implementasinya di level teknis. Disamping itu, keterbatasan kapasitas dari pihak-pihak yang terlibat dalam manajemen wilayah (sekretariat dan sub sekretariat Badan Kerjasama Antar Daerah) perlu dijembatani melalui penguatan kapasitas di bidang manajemen wilayah.

Strategi penguatan kelembagaan Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD Subosukawonosraten) dijabarkan kedalam 4 (empat) program, program tersebut adalah sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

1. Pengembangan sistem perencanaan kerjasama antar daerah bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah (PEW).

2. Restrukturisasi Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) Subosukawonosraten.

3. Penguatan jejaring publik, baik ditingkat wilayah (Subosukawonosraten) maupun di luar wilayah (provinsi, pusat, serta daerah atau wilayah lain di Indonesia).

4. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD).

Pada setiap program yang terdapat dalam strategi penguatan kelembagaan Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD Subosukawonosraten) ada penjabaran tentang sasaran 2011-2014, target dan indikator capaian, lembaga atau SKPD pengampu pada setiap program.

Penjabaran pada setiap program tentang sasaran 2011-2014, target dan indikator capaian, serta lembaga pengampu tersebut sebagai berikut :

A. Program Pengembangan sistem Perencanaan Kerjasama Antar Daerah Bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah (PEW)

1. Sasaran 2011-2014 : tersusunnya rencna program tahunan Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) Bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah (PEW).

2. Target dan indikator capaian : terlaksananya rakor perencanaan secara periodik (3 kali dalam setahun)

3. Lembaga atau SKPD pengampu :

a. Lembaga / SKPD utama : TKKSD Kabupaten / Kota.

b. Lembaga / SKPD pendukung : SKPD terkait, Kadin / Asosiasi, perguruan tinggi dan DPRD.

commit to user

B. Program Restrukturisasi Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) Subosukawonosraten

1. Sasaran 2011-2014 : tersedianya regulasi tentang kelembagaan Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) dan meknisme Kerjasama Antar Daerah (KAD).

2. Target dan indikator capaian : Ditetapkannya Perbup / Perwali tentang mekanisme Kerjasama Antar Daerah (KAD) di masing-masing kabupaten atau kota.

3. Lembaga atau SKPD pengampu :

a. Lembaga / SKPD utama : Bagian Hukum dan Asisten Pemerintahan.

b. Lembaga / SKPD pendukung : Inspektorat, Bagian Organisasi, Tapem / Bagian Kerjasama dan Bappeda.

C. Program Penguatan Jejaring Publik, baik di tingkat wilayah (Subosukawonosraten) maupun di luar wilayah (provinsi, pusat, serta daerah atau wilayah lain di Indonesia)

1. Sasaran 2011-2014 : realisasi pelaksanaan kesepakatan bersama (MOU) dengan Batam, di bidang tenaga kerja, pariwisata, perdagangan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM); terlaksananya penjajagan kerjasama dengan 1 (satu) daerah atau wilayah lain di luar Subosukawonosraten yang potensial bagi kerjasama di bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah (PEW).

2. Target dan indikator capaian : terlaksananya pengiriman tenaga kerja ke Batam (setidaknya 1 (satu) kali promosi bersama di Batam), terlaksananya penjajagan kerjasama (setidaknya 1 (satu) kali rakor dengan daerah atau wilayah yang menjadi calon mitra kerjasama. 3. Lembaga atau SKPD pengampu :

a. Lembaga / SKPD utama : Sekretariat Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD), Sub-Sekretariat Badan Kerjasama Antar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Daerah (BKAD).

b. Lembaga / SKPD pendukung : SKPD terkait, Kadin, Asosiasi terkait, sekolah-sekolah kejuruan atau perguruan tinggi.

D. Program Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD)

1. Sasaran 2011-2014 : tersedianya informasi hasil monitoring dan evaluasi tentang hasil-hasil kerjasama (output, outcome), tersedianya feedback untuk perencanaan tahun berikutnya.

2. Target dan indikator capaian : terlaksananya monitoring 3 (tiga) bulanan dan evaluasi tahunan Kerjasama Antar Daerah (KAD) di Subosukawonosraten.

3. Lembaga atau SKPD pengampu :

a. Lembaga / SKPD utama : Bappeda, Bagian Pembangunan. b. Lembaga / SKPD pendukung : SKPD terkait, Asosiasi dunia

usaha, Universitas.

D. STRATEGI MENINGKATKAN IKLIM BISNIS DAN INVESTASI

YANG KONDUSIF

Salah satu faktor utama yang menjadikan suatu wilayah menarik untuk investasi adalah iklim usaha yang kondusif (khususnya terkait dengan aspek regulasi/peraturan) dan tingkat layanan publik yang efisien (khususnya terkait dengan aspek perijinan).

Guna mendukung pengembangan ekonomi di wilayah Solo Raya, diperlukan adanya harmonisasi kebijakan/pereturan yang ramah terhadap investasi dan dunia usaha. Dalam hal ini kajian terhadap kebijakan/peraturan-peraturanyang menghambat dunia usaha serta penciptaan prosedur serta layanan berinvestasi/berusaha yang standar perlu untuk dipikirkan bersama.

commit to user

Strategi meningkatkan iklim bisnis dan investasi yang kondusif dijabarkan kedalam 3 (tiga) program, program tersebut adalah sebagai berikut :

1. Harmonisasi peraturan dan kebijakan yang berdampak pada sektor swasta dan investasi

2. Standarisasi persyaratan dan penyederhanaan pelayanan perijinan di wilayah Subosukawonosraten.

3. Penguatan jejaring komunikasi PTSP dan bagian hukum di Subosukawonosraten.

Pada setiap program yang terdapat dalam strategi meningkatkan iklim bisnis dan investasi yang kondusif ada penjabaran tentang sasaran 2011-2014, target dan indikator capaian, lembaga atau SKPD pengampu pada setiap program.

Penjabaran pada setiap program tentang sasaran 2011-2014, target dan indikator capaian, serta lembaga pengampu tersebut sebagai berikut :

A. Harmonisasi Peraturan dan Kebijakan Yang Berdampak Pada Sektor Swasta dan Investasi

1. Sasaran 2011-2014 : kepatuhan dan kesesuaian peraturan daerah yang berdampak pada sektor swasta dan investasi dengan peraturan ditasnya (nasional, propinsi).

2. Target dan indikator capaian : adanya peningkatan kepatuhan dan kesesuaian regulasi pro investasi di daerah

3. Lembaga atau SKPD pengampu :

a. Lembaga / SKPD utama : Forum Bagian Hukum

b. Lembaga / SKPD pendukung : PTSP Kabupaten/Kota, Bagian Hukum Kabupaten/Kota, Bappeda, SKPD terkait

B. Standarisasi Persyaratan dan Penyederhanaan Pelayanan Perijinan di Wilayah Subosukawonosraten

1. Sasaran 2011-2014 : Standarisasi persyaratan, proses perijinan dan penyederhanaan perijinan yang dilayankan PTSP di wilayah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Subosukawonosraten

2. Target dan indikator capaian : ada peningkatan jumlah ijin yang

Dalam dokumen RADITIA WAHYU NUGROHO D1509069 (Halaman 36-61)

Dokumen terkait