• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Makna Kata Bahasa Indonesia Anak Usia 4 Sampai 5 Tahun Di Pesisir Sibolga

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.1 Deskripsi Makna Kata Bahasa Indonesia Anak Usia 4 Sampai 5 Tahun Di Pesisir Sibolga

Sesuai dengan perkembangannya semua anak normal mengalami suatu proses pemerolehan bahasa. Proses pemerolehan bahasa tersebut tergantung pada kematangan otak dan input atau informasi dari orang terdekat dan lingkungan sekitarnya. Pemerolehan bahasa mencakup tiga komponen, salah satunya adalah komponen semantik yang lazim disebut dengan pemerolehan semantik. Dalam proses pemerolehan semantik pada umumnya anak-anak mengikuti prinsip-prinsip unniversal yaitu overextension atau penggelembungan makna dan underextension atau penciutan makna. Prinsip-prinsip tersebut juga berlaku pada proses pemerolehan semantik pada anak-anak di pesisir Sibolga.

Anak-anak mengalami overextension terhadap dua konsep berbeda yang memiliki beberapa fitur yang sama, misalnya sapi dan gajah yang sama-sama memiliki fitur bertubuh besar dianggap sebagai hewan yang sama oleh anak-anak. Sedangkan underextension merupakan kebalikan dari overextension, dalam hal underextension anak-anak menyebut nama yang berbeda terhadap satu konsep, misalnya bebek yang berenang di kolam adalah bebek dan bebek yang tidak berenang di kolam bukan bebek tetapi burung.

4.1.1 Overextension (Penggelembungan Makna)

Overextension atau penggelembungan makna adalah salah satu prinsip-prinsip universal yang digunakan oleh anak dalam hal penentuan makna suatu kata. Diperkenalkan dengan suatu konsep baru, si anak cenderung mengambil satu fitur dari konsep tersebut, lalu menerapkan pada konsep lain yang memilki fitur tersebut (Darwowidjojo, 2003: 260).

(4) Peneliti: Gambar apa ini Justin?

(sambil menunjukkan gambar kerbau yang memilki tanduk) Justin : Ini kan banteng Bu!

Dari percakapan di atas sangat mungkin sekali Justin (An 6) sebelumnya telah mengenal konsep tentang banteng yang mempunyai tanduk, sehingga ketika dia melihat konsep lain yang juga memiliki tanduk maka dia menyebutnya dengan banteng juga. Proses yang terjadi adalah proses overextension atau penggelembungan makna yang terjadi antara konsep banteng dan kerbau yang mempunyai tanduk karena memiliki salah satu fitur yang sama.

Si anak memang sangat cenderung melihat bentuk fisik hewan ataupun tumbuhan untuk memahami sebuah konsep. Bentuk fisik itu lah yang dijadikannya bahan perbandingan untuk mengenali konsep lain.

(5) Peneliti: (menunjuk kepada gambar cicak)

Tinjak : Anak cicak Bu!

(6) Tinjak : Baru ini lah cicak, mamaknya. ( menunjuk pada gambar komodo)

Peneliti: Iya ya!

(7) Peneliti: Kalau yang ini apa? (menunjuk pada gambar buaya)

Tinjak : O… ini gambar buaya Bu!

Percakapan di atas juga menunjukkan proses overextension terhadap konsep cicak dan komodo. Tinjak (An 8) menyebut keduanya sebagai cicak, dia cuma mebedakannya sebagai induk cicak dan anak cicak, hal ini mungkin dikarenakan bentuk komodo lebih besar dari cicak. Tetapi untuk konsep buaya dia bisa membedakannya dengan komodo dan cicak, secara tepat dia bisa menyebutkan bahwa gambar tersebut adalah gambar buaya.

Hampir sama dengan contoh di atas, Lena (An 4) menyebutkan rusa sebagai anak kuda (ketika ditunjukkan gambar kuda), sapi sebagai mamak kuda (ketika ditunjukkan gambar sapi), dan menyebut kuda sebagai kuda (ketika ditunjukkan gambar kuda). Proses overextension terjadi pada konsep kuda, rusa, dan sapi. Ketiga hewan yang berkaki empat itu disebut (An 4) dengan kuda, ukuran badan yang berbeda hanya dijadikan (An 4) sebagai perbandingan antara anak dan induk.

Berbeda dengan konsep hewan di atas, untuk konsep bunga anak-anak belum dapat menyebutkan secara tepat nama bunga yang ada di dalam gambar. Hal tersebut dapat dilihat dari percakapan berikut:

(8) Peneliti: Sekarang ganti gambar.

(menunjukkan gambar bunga kepada subjek penelitian)

Yogi : Gambal bunga, bunga kuning, bunga melah, bunga putih.

(sambil menunjuk gambar bunga matahari, bunga mawar, bunga melati secara berurutan)

Nanda : Iya kan! Ini bunga warna kuning, ini warna merah, ini warna putih. (melakukan hal yang sama dengan Yogi)

Nanda (An 7) dan Yogi (An 10), belum dapat menyebutkan nama-nama bunga tersebut secara tepat. Anak-anak tersebut hanya dapat membedakannya dari apa yang mereka lihat, yaitu

Bentuk suatu benda, hewan, maupun tumbuhan merupakan hal yang pertama kali dengan mudah dilihat atau diamati. Bagi anak-anak hal itu merupakan suatu pengenalan awal terhadap suatu benda , hewan, maupun tumbuhan. Ketika dia dikenalkan pada sebuah konsep yang baru baik berupa benda, hewan, ataupun tumbuhan maka hal yang pertama kali diamati dan disimpan sebagai fitur adalah bentuk dari konsep tersebut. Oleh karena itu, ketika si anak melihat konsep lain yang memilki bentuk yang sama si anak akan menyebutkan nama yang sama terhadap dua konsep tersebut.

(9) Situasi : Guru menggambar segitiga di papan tulis Elis : Ih… gambal topi ulang tahun!

Justin : Mana, itu gambar topi pak tani!

Proses pemerolehan semantik yang terjadi pada percakapan di atas adalah proses overextension. Elis (An 12) menyebut gambar segitiga sebagai topi ulang tahun dan Justin (An 6) menyebut gambar segitiga sebagai topi pak tani. Terdapat perbedaan penyebutan nama antara kedua anak tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan informasi awal yang diterima kedua anak tersebut. Elis (An 12) lebih dahulu mengenal konsep topi ulang tahun yang berbuntuk kerucut (3 dimensi) atau segitiga (2 dimensi), sehinga dia menerapkannya pada gambar segitiga yang mempunyai bentuk yang sama. Begitu juga Justin lebih dahulu mengenal topi pak tani, jika dilihat dari samping mirip segitiga, sehingga menerapkannya pada gambar segitiga.

Selain bentuk, fungsi atau kegunaan suatu benda juga menjadi salah satu fitur yang dapat digunakan anak dalam memahami sesuatu dan hal ini juga menimbulkan proses overextension. Contoh: Wiwin (An 9) menyebut kursi dan bangku sebagai bangku, sedangkan Angel (An 2) menyebut sofa, kursi, dan bangku sebagai tempat duduk. Dari dua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa proses pemerolehan semantik yang terjadi adalah proses overextension. Jadi setiap benda yang berfungsi sebagai tempat duduk dinamakan bangku oleh (An 9) dan dinamakan tempat duduk oleh (An 2).

(10) Peneliti: Coba dulu Juli. Gambar apa ini?

Juli : Gambar baju Bu! Peneliti: Baju apa?

Juli : Baju la, ini dipakai mamak (gambar baju kebaya), ini dipakai anak-anak (gambar baju kaos), ini dipakai anak perempuan (gambar gaun), ini la baru dipakai bapak-bapak (gambar baju kemeja).

Percakapan di atas juga menunjukkan proses overextension atau penggelembungan makna. (An 5) tidak menyebutkan secara tepat jenis-jenis baju seperti yang peneliti maksudkan, namun dia mengetahui siapa pemakai baju-baju itu dan menyebutkannya dengan tepat. Hal ini menunjukkan informasi yang diterima oleh (An 5) tentang konsep baju belum lengkap hanya

terbatas pada pengamatan semata. Seharusnya Juli paham arti dari gambar itu sebagai baju kebaya, baju kaos, baju gaun, dan baju kemeja

(11) Peneliti: (menunjukkan gambar)

Elis : Ini gambal pelempuan Bu. Oh, yang ini gambal bu gulu. (menunjuk gambar yang di tengah). Iya kan Bu!

Peneliti: Iya.

Dari percakapan di atas terlihat proses overextension terhadap gambar perempuan dewasa. Elis (An 12) menyebut dua gambar dari ketiga gambar tersebut adalah gambar perempuan, tetapi untuk gambar yang satu lagi Elis menyebutnya dengan tepat yaitu gambar ibu guru. Hal ini disebabkan karena Elis lebih mengenal gambar ibu guru daripada gambar ibu polwan dan ibu dokter. Konsep ibu guru lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari si anak, sehingga tentu saja si lebih kenal dengan konsep ibu guru.

4.1.2 Underextension (Penciutan Makna)

Underextension atau penciutan makna merupakan salah satu prinsip-prinsip universal yang diikuti oleh anak-anak dalam hal penentuan makna. Berbeda dengan overextension atau penggelembungan makna yang menetapkan nama sebuah benda sama dengan benda memiliki satu atau dua fitur yang sama. Dalam underextension yang terjadi adalah sebaliknya, anak-anak menetapkan dua nama yang berbeda terhadap konsep yang sama. Contoh: pada kasus Echa, boneka beruang yang sering dipakai sebagai teman bermain adalah Teddy Bear. Akan tetapi, gambar beruang yang di buku atau di televisi yang menakutkan bukanlah Teddy Bear, tetapi beruang (Darwowidjojo, 2003: 262). Hal yang sama juga peneliti temukan pada contoh di bawah ini.

(12) Peneliti : Ini gambar apa Gracia? Gracia : Gambar anjing Bu. Peneliti : Punya anjing di rumah? Garcia : Punya bu.

Peneliti : Siapa nama anjing kalian itu? Gracia : Si Jimbo.

Peneliti : Ini si Jimbo? (menunjuk kembali gambar anjing yang tadi) Gracia : Bukan. Si Jimbo di rumah kami Bu!

Gracia : Ini anjing.

Proses pemerolehan semantik yang terjadi pada percakapan di atas adalah underextension.( An 13) mempunyai seeokor anjing yang diberi nama Jimbo, namun ketika peneliti menunjukkan gambar anjing (An 13) tidak menyebutnya sebagai Jimbo, tetapi menyebut gambar itu anjing. Jadi bagi (An 13) Jimbo hanyalah anjing peliharaannya selain dari itu bukan Jimbo melainkan anjing.

(13) Situasi : Jam istirahat anak-anak bermain di lapangan.

Dika : Itu punya Ibu? (menunjuk handphone yang dipegang peneliti). Peneliti : Iya.

Dika : Bapakku punya empon nokia.

Peneliti : Oh iya, sama kayak punya Ibu ini kan!

Dika : Nggak Bu! Punya bapakku bisa foto-foto, ada nyanyi- nyanyinya. Punya Ibu bisa?

Peneliti : Nggak, Nak. Punya Ibu cuma bisa telepon saja.

Dika : Tu lah, punya Ibu bukan empon nokia. Tapi telepon untuk bicara. Dari data percakapan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pemerolehan semantik yang terjadi adalah proses underextension. Dika menetapakan dua nama tehadap konsep yang sama yaitu telepon genggam bermerk nokia. Dika menyebut telepon genggam bermerk nokia yang mempunyai kamera dan mp-3 dengan empon nokia dan menyebut telepon genggam bermerk sama tetapi tidak punya kedua fitur tersebut dengan telepon saja. Sebenarnya pengertian telepon genggam adalah telepon yang dapat digenggam dan dapat dibawa kemana terlepas dari telepon genggam tersebut punya kamera dan mp-3 atau tidak, tetapi karena pada awalnya Dika

lebih dulu mengenal telepon genggam nokia yang mempunyai kamera dan mp-3 maka Dika beranggapan bahwa telepon genggam yang tidak memilki fitur-fitur tersebut bukan telepon genggam Nokia.

(14) Peneliti : Chyntia gambar apa ini, Nak?

Chyntia : Kalau gambar ini gambar bunga mawar (menunjuk gambar bunga mawar merah). Kalau gambar satu lagi gambar bunga. (menunjuk gambar bunga mawar putih).

Peneliti: Gambar bunga apa yang berwaran putih ini? Chyntia: Gambar bunga...bunga melati kan Bu!?

Peneliti: Bukan ini gambar bunga mawar juga tapi berwarna putih. Chyntia: O...

Percakapan di atas menunjukkan proses underextension , Chyntia juga menetapkan dua nama terhadap dua konsepa yang sama. Chyntia hanya mengenal bunga mawar berwarna merah jadi bunga mawar yang tidak berwarna merah bukan bunga mawar, tetapi bunga melati

(15) Peneliti : Ridwan gambar apa yang ini? (menunjuk gambar bebek di atas rumput).

Ridwan : Dambal bulung bu.

Peneliti : Kalau yang satu lagi? (menunjuk gambar bebek yang sedang berenang).

Ridwan : Dambal bebek.

Peneliti : Mengapa kamu sebut dia bebek?

Ridwan : Bebek pande belenang, Bu. Bulung tidak pande belenang, kalo di air mati bulungna.

Dari percakapan di atas dapat disimpulkan bahwa proses yang terjadi adalah proses underextension. Proses underextension terjadi pada konsep bebek yang berada di tempat berbeda. Bebek yang pertama adalah gambar bebek yang berada di atas rumput dan dinamakan sebagai burung oleh Ridwan, sedangkan bebek yang kedua adalah gambar bebek yang sedang berenang dan dinamakan bebek oleh Ridwan. Jadi menurut Ridwan yang di air dan dapat berenang itulah bebek jika di darat dia tidak dapat berenang itu burung.

(16) Peneliti : Elis coba lihat gambar ini. Buah apa yang ada di gambar itu?

Elis : Yang walna hijau buah kuini Bu, yang walna kuning buah mangga.

Peneliti : Mengapa begitu?

Elis : Ya kalena buah kuini tu walnanya hijau Bu, buah mangga walnanya kuning.

Dari data percakapan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pemerolehan semantik yang terjadi adalah proses underextension. Elis menetapakan dua nama terhadap dua konsep yang sama yaitu buah mangga, hanya saja kedua konsep tersebut memiliki warna yang berbeda. Elis beranggapan buah yang berwarna kuning adalah buah mangga dan buah berwarna hijau adalah buah kuini. Padahal kedua gambar tersebut adalah gambar buah mangga. Gambar pertama adalah gambar buah mangga yang masih di pohon dan berwarna hijau dan gambar kedua adalah gambar buah mangga yang matang dan berwarna kuning. Ternyata konsep warna juga dapat membedakan arti untuk suatu jenis benda yang dipahami anak. Padahal gambar di atas adalah gambar buah mangga dengan warna yang berbeda.

(17) Yogi : Ih gambal powel lanjel sama anak buahnya.

Peneliti : Yang mana power ranjers dan yang mana anak buahnya?

Yogi : Yang melah si powel lanjel Bu, yang bilu, yang hitam, yang melah jambu, yang kuning anak buahnya.

Peneliti : Mengapa begitu?

Yogi : Iya la Bu, dia lebih hebat dari anak buahnya, paling kuat lagi. Data percakapan di atas juga menunjukkan adanya proses underextension terhadap power ranjers. Yogi beranggapan bahwa power ranjers hanya robot yang berwarna merah, sedangkan robot yang berwarna kuning, biru, hitam, dan merah muda adalah anak buah robot yang berwarna merah. Padahal semua robot yang ada pada gambar tersebut adalah gambar power ranjers.

(18) Peneliti : Wiwin coba lihat dulu gambar apa yang ibu tunjukkan ini!

Wiwin : Gambar anjing itu Bu sama gambar anak kucing warna putih. Cantik kali anak kucingnya kan, Bu.

Peneliti : Bukan itu dua-duanya gambar anjing Wiwin.

Wiwin : Bukan, Bu! Lihat lah anak kucing itu kecil, berbulu lagi. Peneliti : Memangnya anjing ga punya bulu.

Wiwin : Gak, Bu.

Peneliti : Kalian punya anjing di rumah?

Wiwin : Gak, Bu. Kucingnya ada di rumah kami.

Proses pemerolehan semantik yang terjadi pada percakapan di atas adalah proses underextension. Wiwin (An 9) menyebutkan dua nama berbeda terhadap dua hewan yang sama. Gambar anjing yang pertama disebut anjing dan gambar anjing yang ke dua disebut kucing karena pada gambar ke dua ukuran anjing lebih kecil daripada gambar yang pertama dan memiliki bulu seperti kucing. Hal tersebut membuat Wiwin menganggap bahwa gambar yang ke dua bukan gambar anjing melainkan gambar kucing.

(19) Juli : Gambar tomat ini kan Bu! Yang warna merah ini tomat. Mamakku sering beli tomat. Aku pun suka makan tomat.

Peneliti : Kalau yang warna hijau buah apa?

Juli : Buah apel. Pernah dibawa tanteku dari Medan, gak enak Bu! Asam.

Percakapan di atas menunjukkan proses underextension yang dialami oleh Juli. Underextension terjadi terhadap buah tomat yang memiliki warna yang berbeda. Gambar pertama adalah gambar buah tomat yang berwarna merah dan gambar yang ke dua adalah gambar buah tomat yang berwarna hijau. Juli menyebut gambar pertama sebagai buah tomat yang sering dibeli ibunya dan gambar ke dua sebagai buah apel seperti yang pernah dibawa tantenya.

4.2 Fitur-Fitur Makna Dalam Bahasa Indonesia Anak Usia 4 Sampai 5 Tahun di Pesisir

Dokumen terkait