• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Berdasarkan pada teknik penentuan sampel yang digunakan, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 10 Bank dan untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan gambaran dari masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel, yaitu :

4.1.1. PT. Bank Arta Graha Internasional, Tbk

PT. Bank Arta Graha Tbk berkedudukan di Jakarta, semula didirikan dengan nama PT. Inter-Pacific Financial Corporation berdasarkan Akta No. 12 tanggal 7 September 1973, dibuat dihadapan Notaris Bagijo, S.H. pengganti dari Eliza Pondaag, S.H., dengan ruang lingkup usaha sebagai lembaga keuangan bukan bank, dan akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/2/12 tanggal 3 Januari 1975, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 6 tanggal 21 Januari 1975 Tambahan No. 47.

Pada tanggal 10 Juli 1990, PT. Inter-Pacific Financial Corporation mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Surabaya. Berdasarkan Akta No. 67 tanggal 19 Mei 1992, dibuat dihadapan Notaris Adam Kasdarmadji, S.H. dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 10 tanggal 2 Februari1993 Tambahan No. 591, PT. Pacific Financial Corporation berubah nama menjadi PT.

Inter-Pacific Bank. Pada tanggal 24 Februari 1993, PT. Inter-Inter-Pacific Bank mendapatkan izin usaha sebagai bank umum melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 176/KMK.017/1993.

Berdasarkan Akta No. 44 tanggal 13 Juni 1997 juncto akta No. 8 tanggal 15 Januari 1998, keduanya dibuat dihadapan Notaris Sri Nanning, S.H. dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70 tanggal 1 September 1998 tambahan No. 5056, PT. Inter-Pacific Bank berubah nama menjadi PT. Bank Inter-Pacific,Tbk. Pada tanggal 9 April 1999 Direksi mengajukan permohonan pembatalan pencatatan saham di Bursa Efek Surabaya, dan pada tanggal 19 April 1999, Direksi Bursa Efek Surabaya memberikan persertujuan atas permohonan pembatalan pencatatan saham pada Bursa Efek Surabaya.

Pada Maret 2004, terjadi perubahan seluruh anggaran dasar PT. Bank Inter-Pacific, Tbk. Sebagaimana dinyatakan dalam Akta No. 49 tanggal 23 Maret 2004, dibuat dihadapan Notaris Imas Fatimah, S.H. yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 57 tanggal 16 Juli 2004 Tambahan No. 6802. Pada tanggal 14 April 2005, PT. Bank Inter-Pacific, Tbk telah menandatangani Akta Penggabungan No. 17 yang dibuat dihadapan Notaris Imas Fatimah, S.H., dimana PT. Bank Arta Graha menggabungkan diri ke dalam PT. Bank Inter-Pacific, Tbk. Penggabungan tersebut telah mendapat izin dari Bank Indonesia dengan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 7/32/KEP.GBI/2005 tanggal 15 Juni 2005, dan berlaku efektif pada tanggal 11 Juli 2005.

Berkaitan dengan penggabungan usaha tersebut, PT. Bank Inter-Pacif, Tbk telah mengubah seluruh anggaran dasar, sebagaimana dinyatakan dalam Akta No. 18 tanggal 14 April 2005, dibuat dihadapan Notaris Imas Fatimah, S.H., dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 67 tanggal 23 Agustus 2005 Tambahan No. 8983. Sesuai dengan Lampiran Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 7/32/KEP.GBI/2005 tanggal 15 Juni 2005, bank hasil penggabungan berkantor pusat di Gedung Artha Graha, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, JalanJenderal Sudirman Kavling 52-53, Jakarta Selatan. Berdasarkan Akta No. 27 tanggal 12 Juli 2005, dibuat dihadapan Notaris Imas Fatimah, S.H. dan telah mendapatkan izin dari Gubernur Bank Indonesia No. 7/49/KEP.GBI/2005 tanggal 16 Agustus 2005, PT. Bank Inter-Pacific, Tbk berganti nama menjadi PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk. Perubahan tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 101 tanggal 19 desember 2006 Tambahan No. 13128.

4.1.2. PT. Bank Danamon, Tbk

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) didirikan pada tahun 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 namanya menjadi Bank Danamon Indonesia hingga kini. Bank Danamon menjadi bank devisa swasta pertama di Indonesia tahun 1976 dan Perseroan Terbuka pada tahun 1989.Pada tahun 1997, sebagai akibat krisis moneter Asia, Bank Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan

diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai bank BTO. Pada tahun 1999, Pemerintah Indonesia melalui BPPN merekapitalisasi Bank Danamon dengan obligasi pemerintah senilai Rp 32 triliun. Saat itu juga, sebuah bank BTO dilebur ke Perseroan sebagai bagian dari program pembenahan BPPN.

Pada tahun 2000, delapan bank BTO lainnya dilebur ke dalam Bank Danamon. Namun sebagai surviving entity, Bank Danamon bangkit menjadi salah satu pilar perbankan nasional.Dalam kurun waktu tiga tahun berikutnya, Bank Danamon melakukan restrukturisasi luas mencakup manajemen, manusia, organisasi, sistem, nilai prilaku serta identitas perusahaan. Upaya ini berhasil meletakkan fondasi maupun prasarana baru bagi Perseroan guna meraih pertumbuhan berdasarkan transparasi, responsibilitas, integritas dan profesionalisme (TRIP).

Pada tahun 2003, Bank Danamon diambil alih oleh Konsorsium Asia Finance Indonesia sebagai pemegang saham pengendali. Dengan kendali manajemen baru, serta modal 180-hari pemetaan modal bisnis dan strategi baru, Bank Danamon terus menjalani perubahan transformasional yang dirancang untuk dijadikannya sebagai bank nasional terkemuka dan pelaku regional unggulan.

4.1.3. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk

PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) didirikan pada tanggal 15 Mei 1959 dan memperoleh status bank umum devisa pada tahun 1988 serta mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa

Efek Surabaya pada tahun 1989 melalui penawaran umum saham perdana (initial public offering). Sejak itu BII terus berkembang menjadi salah satu bank swasta nasional terkemuka di Indonesia dengan visi “Menjadi Bank Terbaik di Indonesia yang Menyediakan Layanan Nasabah dan Produk Inovatif Berkelas Dunia”.

Pada bulan Desember 2003, Konsorsium Sorak mengambil alih saham Bank sebesar 51%, melalui suatu proses penjualan kompetitif yang diselenggarakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Anggota konsorsium Sorak terdiri dari Asia Financial Holdings Pte. Ltd, Kookmin Bank, ICB Financial Group Holdings Ltd dan Barclays Bank PLC.

Pada 30 September 2008 Maybank, melalui Mayban Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd. (MOCS), anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, menyelesaikan pengambilalihan 100% saham Sorak Financial Holdings Pte. Ltd, pemilik 55,51% saham BII. Pada Desember 2008, MOCS menyelesaikan penawaran tender untuk sisa saham BII.

BII adalah salah satu bank terbesar di Indonesia dengan jaringan internasional yang memiliki 250 cabang dan lebih dari 725 ATM BII di seluruh Indonesia, dan juga sudah terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM yang tergabung dalam Jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS dan DBS/POSB Bank Singapura, dan juga hadir di Mauritius, Mumbai dan Cayman Islands. Dengan total dana pihak ketiga sebesar Rp44 triliun dan aset sebesar Rp57 triliun, BII menyediakan serangkaian jasa keuangan melalui kantor cabang dan jaringan ATM, phone banking dan internet banking. BII telah tercatat di

Bursa Efek Indonesia (BNII) dan aktif di sektor UKM/Komersial, Konsumer dan Korporasi. BII menyediakan produk dan jasa untuk perusahaan berskala menengah dan komersial serta menyediakan kepada individu produk-produk kartu kredit, KPR, deposito, pinjaman dan layanan perbankan prioritas. Sedangkan layanan untuk nasabah korporasi adalah trade finance, cash management, pinjaman, kustodian dan foreign exchange.

4.1.4. PT. Bank Mandiri, Tbk

PT. Bank Mandiri, Tbk, didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998, dengan berdasarkan akta Notaris No. 75 tahun 1998 dan berdasarkan akta Notaris No. 10 dan yang dibuat dihadapkan Sutjipto, SH, akta pendirian telah disahkan oleh Menteri Kehakiman berdasarkan surat keputusan No. C2-16561.Ht.01.01.TH.98. tanggal 2 Oktober 1998. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan Usaha PT Bank Bumi Daya (Persero) (BBD), PT Bank Dagang Negara (Persero) (BDN), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (Bank Exim) dan PT bank Pembangunan Indonesia (Persero) (Bapindo) selanjutnya secara bersama-sama disebut “Bank Peserta Penggabungan.”

Berdasarkan Pasal 3 Angaran dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah melakukan usaha di bidang perbangkan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Berdasarkan Akta penggabungan usaha No. 100 pada tanggal 24 Juli

1999 yang dibuat dihadapan notaris Sujipto S.H. bank peserta penggabungan secara hukum melakukan penggabungan usaha ke dalam Bank Mandiri.

4.1.5. PT. Bank Mayapada, Tbk

PT. Bank Mayapada didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 196 tanggal 7 September 1989 dari Notaris Edion Lingga, S.H., pengganti dari Misahardi Wilamarta, S.H.. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-25.HT.01.01.TH90 tanggal 10 Januari 1990 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia tanggal 10 Mei 1994 No. 37. Anggaran dasar bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 90 tanggal 10 Juni 1997 mengenai perubahan nama Bank dari PT. Bank Mayapada Internasional menjadi PT. Bank Mayapada Internasional Tbk. Perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-5182.HT.01.04.TH97 tanggal 17 Juni 1997.

Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar bank, ruang lingkup kegiatan bank antara lain menyelenggarakan usaha perbankan dan usaha dibidang keuangan lainnya dalam arti kata yang umum dan seluas-luasnya.

Izin usaha sebagai bank diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 342/KMK.013/199G

tanggal 16 Maret 1990. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 16 Maret 1990. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 26/276/UPSD/PBND tanggal 1 Juli 1993, bank telah mendapat persetujuan menjadi bank devisa. Dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-1793/PM/1997 tanggal 7 Agustus 1997, bank memperoleh pernyataan efektif untuk menawarkan saham-sahamnya pada masyarakat. PT. Bank Mayapada Tbk berkantor pusat di Jakarta dan memiliki 12 kantor cabang.

4.1.6. PT. Bank Mega, Tbk

PT. Bank Mega Tbk (Bank) didirikan dengan nama PT. Bank Kannan berdasarkan Akta Pendirian No. 32 tanggal 15 April 1969 yang kemudian diperbaiki dengan Akta Perubahan No. 47 tanggal 26 November 1969, kedua Akta tersebut dibuat di hadapan Mr. Oe Siang Djie, Notaris di Surabaya. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. JA 5/8/1 tanggal 16 Januari 1970 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 13, Tambahan No. 55. Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Imas Fauman, S.H. No. 18 tanggal 5 Juli 2002 antara lain mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-13831.HT.01.04.TH 2002 tanggal 25 Juli 2002 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 87/2002

tanggal 29 Oktober 2002 Tambahan No. 982/2002/L. Perubahan ini juga telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dengan No. TDP 090316525154 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan tanggal 27 September 2002.

Bank mulai beroperasi secara koersial sejak tahun 1969 di Surabaya. Pada tahun 1992 nama Bank berubah menjadi PT. Mega Bank dan pada tanggal 17 Januari 2000 berubah menjadi PT. Bank Mega Tbk.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan usaha Bank adalah menjalankan kegiatan umum perbankan. Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. D.15.6.5.48 tanggal 14 Agustus 1969. Pada tanggal 2 Agustus 2000, Bank memperoleh izin untuk menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai wali amanat dari Badan Pengawas Pasar Modal Departemen Keuangan Republik Indonesia. Bank juga memperoleh izin untuk menjalankan aktivitas sebagai bank devisa berdasarkan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.3/1/KEP.DGS/2001 tanggal 31 Januari 2001.

4.1.7. PT. Bank Niaga, Tbk

PT. Bank Niaga Tbk atau Bank Niaga didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan No. 90 yang dibuat dihadapan Raden Meester Soewandi tanggal 26 September 1955 dan diubah dengan Akta dari Notaris yang sama No. 9 tanggal 4 November 1955 disahkan oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/110/15 tanggal 1 Desember 1955 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 71 tanggal 4 September 1956, Tambahan Berita Negara No. 729/1956.

Anggaran Dasar Bank Niaga telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 32, 24, dan 28, masing-masing tanggal 23 April 2004, 13 Mei 2004 dan 23 Agustus 2004 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Bank Niaga, ruang lingkup kegiatan Bank Niaga adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Bank Niaga mulai melakukan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 27 September 2004.

Melalui “Visi Niaga 2007”, Bank Niaga bertekad untuk menjadi sebuah lembaga keuangan terkemuka di segmen jasa ritel. Inisiatif dan arah baru Bank Niaga ini akan memberikan landasan yang lebih kokoh serta mempercepat proses perubahan dan perwujudan dari keinginan Bank Niaga untuk menjadi “Lima Besar” lembaga keuangan di Indonesia.

4.1.8. PT. Bank Nusantara Parayangan, Tbk

PT. Bank Nusantara Parayangan, Tbk, yang berdomisili di bandung dahulu bernama PT. Bank Pasar Karya Parahyangan didirikan

atas dasar akta notaris Komar Andasasmita No. 47 yang dibuat pada tanggal 18 Januari 1972 dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat keputusan No. YA/11/19 tertanggal 15 Mei 1974.

Dalam rapat umum luar biasa para pemegang saham memutuskan untuk mengubah status Bank dari Bank Pasar menjadi Bank Umum. Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank No.27/54/KEP/DIR tanggal 5 Agustus 1994, bank Indonesia telah menyetujui meningkatkan status Bank menjadi Bank Devisa.

Perubahan seluruh anggaran pada dasarnya telah diumumkan dalam berita republik Indonesia tertanggal 29 Desember 2000 no 104, tambahan No.8049/2000. Kantor pusat Bank beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 95 Bandung.

4.1.9. PT. Bank Permata, Tbk

PT. Bank Permata Tbk merupakan Bank Hasil Penggabungan dari 5 Bank di bawah pengelolaan BPPN, yaitu PT. Bank Bali, PT. Bank Universal, PT. Bank Prima Express, PT. Bank Artamedia dan PT. Bank Patriot, dimana PT. Bank Bali ditunjuk menjadi Bank Rangka (Platform Bank) dan pada tanggal 18 Februari 2002 berganti menjadi Permata Bank, sedangkan keempat bank lainnya menggabungkan diri. Penggabngan 5 bank ini merupakan implementasi dari Keputusan Pemerintah mengenai Program Restrukturisasi Lanjutan yang dikeluarkan pada tanggal 22 November 2001 yang bertujuan untuk

membentuk suatu bank yang memiliki struktur permodalan yang kuat, kondisi keuangan yang sehat dan berdaya saing tinggi dalam menjalankan fungsi intermediasi dengan jaringan layanan yang lebih luas dan produk yang lebih beragam.

Di tengah kondisi ekonomi yang memburuk Bank Permata memiliki rencana jangka pendek ke depan, antara lain :

- Meningkatkan kualitas pelayanan.

- Mengurangi ketergantungan pada obligasi rekapitulasi.

- Meningkatkan kinerja keuangan dengan meningkatkan jumlah aktiva produktif.

- Meningkatkan fee based income.

- Mengendalikan pertumbuhan beban operasional. - Mengupayakan penyajian risk profile.

- Memperkuat struktur permodalan.

- Memperluas jaringan kantor cabang dan ATM secara selektif serta melaksanakan branch standardization.

4.1.10.PT. Bank Swadesi, Tbk

PT. Bank Swadesi Tbk. (Bank) didirikan pada tahun 1968 berdasarkan akta No. 20 tanggal 28 September 1968 dari Njoo Sioe Liep, SH, notaris di Surabaya, dengan nama PT. Bank Pasar Swadesi. Akta pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/35/8 tanggal 3

Pebruari 1975 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 19 tanggal 5 Maret 1976, Tambahan No. 162. Anggaran Dasar Bank telah beberapa kali mengalami perubahan, yang terakhir dengan akta No. 44 tanggal 15 Nopember 2001 dari Aulia Taufani, SH, notaris penganti Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, mengenai perubahan dan penyusunan kembali Anggaran Dasar Bank agar sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-13/PM/1997 tanggal 30 April 1997 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, antara lain mengenai perubahan nama menjadi PT. Bank Swadesi Tbk., peningkatan modal dasar dan perubahan nilai nominal saham.

Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 masing-masing 356 dan 366 karyawan. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan/menyelenggarakan dan mengusahakan kegiatan yang berhubungan dengan perbankan. Bank mendapat ijin usaha sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. 906/KMK.013/1989 tanggal 16 Agustus 1989. Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/68/KEP/DIR tanggal 12 Oktober 1994, Bank memperoleh izin untuk melakukan kegiatan usaha sebagai Bank Devisa.

Dokumen terkait