• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaraan kooperatif tipe STAD ini dilaksanakan di kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dengan jumlah siswa 23 orang. Sebelum dilaksanakan penelitian ini, peneliti telah melakukan observasi dan wawancara lisan dengan guru mata pelajaran Ekonomi untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran di kelas XII Penjualan tersebut. Untuk observasi pendahuluan dan pelaksanaan masing-masing siklus membutuhkan waktu 2 x 45 menit atau dua jam pelajaran. Berikut ini adalah uraian hasil observasi pendahuluan penerapan metode pembelajaran kooperatif pada masing- masing siklus.

1. Observasi Pendahuluan

Observasi pendahuluan dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Oktober 2010 pada jam kedelapan sampai kesembilan (pukul 12.15-13.20). Guru mitra dalam penelitian ini adalah Ibu Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd sebagai guru bidang studi Ekonomi. Jumlah siswa kelas XII jurusan Penjualan pada tahun 2010 - 2011 sebanyak 23 siswa.

Materi yang dipelajari pada saat observasi pendahuluan ini adalah Faktor- faktor yang mempengaruhi pemilihan Bentuk Badan Usaha, dengan standar kompetensi kemampuan menentukan Bentuk Badan Usaha dan Manfaat Lembaga Keuangan. Berikut adalah uraian hasil observasi terhadap guru, kelas, dan siswa:

a. Observasi Guru (observising teacher)

Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam, dan memeriksa kesiapan siswa. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga akan menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran. Kemudian guru melakukan kegiatan apersepsi atau mengulang kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Hal ini dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk merangsang perhatian siswa dalam memasuki materi yang akan dipelajari. Guru juga selalu memberikan contoh yang kontekstual dalam pembelajaran. Guru menyampaikan metode pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab. Pertanyaan yang diberikan oleh guru, kadang ditanggapi oleh beberapa siswa tetapi pada umumnya siswa kurang aktif, sibuk dengan diri sendiri, berbicara dengan teman sebangku maupun teman yang ada di depan dan di belakangnya, bermain HP, bahkan ada yang tidur ketika guru sedang mengajar. Hal ini dikarenakan guru kurang menggunakan metode belajar yang bervariasi, hanya sebatas menggunakan metode ceramah

dan tanya jawab, guru tidak menggunakan simulasi atau permainan untuk menyampaikan materi pelajaran.

Selanjutnya pada akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan dan memberi motivasi serta tugas untuk dikerjakan di rumah. Menurut guru mata pelajaran Ekonomi motivasi belajar siswa sangat kurang.

Rangkaian kegiatan guru tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.1

Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Proses

Pembelajaran

No Deskripsi Ya Tidak Keterangan

1 Guru membuka pelajaran 9 Mengucapkan salam 2 Guru memeriksa kesiapan

siswa

9 3 Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

9 4 Guru melakukan apersepsi 9 5 Guru menggunakan

metode belajar yang bervariasi

9 Metode ceramah dan Tanya jawab

6 Guru memberikan tugas 9

7 Guru menggunakan media 9 Papan tulis 8 Guru menegur siswa 9

9 Guru memberikan penghargaan kepada siswa

9 10 Guru memunculkan rasa

ingin tahu 9 Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi 11 Guru menggunakan simulasi dan permainan

9 12 Guru meminta siswa untuk

mengerjakan tugas di depan kelas

9

13 Guru berinteraksi dengan siswa

9 Mengarahkan siswa apabila siswa menjawa b pertanyaan

14 Guru menutup pelajaran 9 Mengucapkan salam penutup dan memberi motivasi

b. Observasi Siswa (observing student)

Sebelum memulai pembelajaran siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri dan alat-alat yang digunakan untuk mengikuti pembelajaran. Setelah semua siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran, guru memulai membuka pembelajaran dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada hari itu. Pada awal pelajaran, semua siswa terlihat antusias, namun pelajaran sempat tertunda karena ada seorang siswa yang mengalami masalah pribadi di kelas, sehingga guru harus memberikan peneguhan kepada siswa tersebut. Pada pertengahan pembelajaran guru memberikan pertanyaan kepada siswa, ada siswa yang antusias untuk menjawab pertanyaan tetapi ada juga yang bersifat pasif sehingga terpaksa guru harus menunjuk siswa. Dalam proses pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri, ngobrol dengan teman, tidur-tiduran dan bermain HP.

Peneliti menduga kondisi seperti ini dikarenakan siswa merasa bosan dengan rutinitas mereka, juga kondisi yang tidak memungkinkan karena pelajaran dilaksanakan pada siang hari. Dengan keadaan dan kondisi yang seperti ini akan mengganggu teman-teman lain yang berniat dan serius untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Rangkaian kegiatan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.2

Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran

No Deskripsi Ya Tidak Keterangan

1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran

9 Buku tulis dan alat tulis

2 Siswa memperhatikan penjelasan guru 9

Hanya pada awal pembelajaran 3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran 9 Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

4 Siswa mencatat hal-hal penting 9 5 Siswa mengerjakan tugas/latihan soal dengan baik 9

6 Siswa mendapat teguran dari guru

9 Siswa mendapat

teguran dari guru pada saat siswa mengobrol

dan mengganggu teman yang lainnya 7 Ada persaingan yang

sehat dari diri siswa

9

8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran

9 Hanya ada beberapa siswa yang bertanya tentang materi yang dipelajari.

9 Siswa menjawab pertanyaan guru

9

10 Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal

Selain wawancara peneliti menggunakan instrumen kuesioner untuk mengukur tingkat motivasi siswa pra-implementasi tindakan (based- line), dan melihat hasil ulangan atau ujian tengah semester siswa untuk mengetahui tingkat prestasi siswa pra-implementasi tindakan (based- line). Untuk mengetahui tingkat motivasi siswa pra-implementasi tindakan (based-line), peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui tercapai tidaknya indikator yang terdiri dari 20 pernyataan. Hasil kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3

Analisis Motivasi Belajar Siswa Pra-Implementasi

(Based- Line)

Hasil perhitungan pengkategorian dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 268. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi adalah 0%, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah 47,82%, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sedang adalah 17,40%, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar rendah adalah 34,78%, dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat rendah adalah 0%.

No Interval Frek. Frek. Relatif (0%) Interpretasi 1 69 – 80 0 0% Sangat Tinggi 2 60 – 68 11 47,82% Tinggi 3 54 – 59 4 17,40% Sedang 4 47 – 53 8 34,78% Rendah 5 ≤ 46 0 0% Sangat Rendah Total 23 100%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi yaitu sebanyak 11 orang atau 47,82%. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 57,74; median = 59; dan modus = 60,47

c. Observasi Kelas (observising class)

Secara fisik ruang kelas sudah cukup memadai dan nyaman untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam kelas terdapat 1 papan tulis, 1 daftar absensi siswa, 1 buku untuk mengetahui proses kemajuan setiap mata pelajaran, 1 meja dan 1 kursi guru, meja dan kursi yang digunakan untuk 23 orang, majalah dinding, ventilasi yang cukup dan lingkungan yang cukup bersih sehingga mendukung proses pembelajaran. Pada saat itu jumlah siswa yang hadir sebanyak 23 orang siswa. Suasana kelas pada awal pembelajaran masih cukup kondusif, terlihat hampir semua siswa siap untuk mengikuti pelajaran. Namun pada pertengahan pembelajaran ada beberapa siswa yang malah asyik dengan kegiatannya sendiri, ngobrol dengan teman, main HP dan tidur- tiduran. Hal ini dapat disebabkan karena suasana yang panas dan siswa mulai bosan dan mengantuk. Tidak ada kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Walaupun demikian guru tetap bijaksana dengan memberikan teguran apabila sikap siswa melampaui batas. Pada akhir pelajaran guru memberikan tugas dan kesimpulan, guru memberikan motivasi dan

mengucapkan salam. Rangkaian keadaan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.4

Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran

No Deskripsi Ya Tidak Keterangan

1 Fasilitas di dalam kelas mendukung proses

pembelajaran

9 Papan tulis, meja bangku dan almari 2 Kondisi kelas

mendukung proses pembelajaran

9 Hanya pada awal pelajaran 3 Siswa membuat keributan/kegaduhan 9 Pada awal pembelajaran ada siswa yang menertawai temannya yang sedang mengalami masalah 4 Siswa mengerjakan latihan soal 9

5 Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan

9 Hanya ada beberapa siswa yang bertanya tentang materi yang dipelajari.

7 Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran

9

8 Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran

9 Sumber belajar tidak ada di kelas, tetapi ada di perpustakaan.

Berdasarkan hasil observasi terhadap guru, siswa dan kelas, berikut ini akan disajikan analisis situasi pembelajaran dari hasil observasi pendahuluan. Selama proses pembelajaran berlangsung guru menggunakan metode ceramah dan metode tanya jawab.

Metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan oleh guru untuk menyampaikan dan menjelaskan materi pembelajaran. Selain dipandang mudah diterapkan, metode ceramah juga menghemat waktu dan tenaga. Sedangkan metode tanya jawab digunakan oleh guru untuk merangsang pengetahuan siswa, biasanya digunakan pada saat menjelaskan materi yang berkaitan dengan kehidupan nyata yang terjadi di masyarakat. Kedua metode tersebut memang sudah baik apabila diterapkan dalam proses pembelajaran, akan tetapi penggunaan metode tersebut secara rutin dan tidak adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran tentunya akan menimbulkan kebosanan pada diri siswa. Pada saat observasi awal dalam pembelajaran guru tidak memberikan latihan soal untuk dikerjakan di dalam kelas, tetapi guru sering memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa khususnya yang berkaitan dengan situasi yang terjadi saat ini. Terlihat bahwa ketika siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru ada satu atau dua orang siswa yang menjawab, namun ada beberapa siswa yang masih bersikap acuh tak acuh, asyik berbicara dengan teman-temannya di luar materi pembelajaran dan main HP dan tidur-tiduran. Kurangnya penghargaan oleh guru yang diberikan kepada siswa menyebabkan tidak adanya semangat dan hasrat untuk berkompetisi antar siswa dan kurangnya pengawasan menyebabkan ada beberapa siswa yang tidur-tiduran di dalam kelas.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan beberapa permasalahan pembelajaran salah satunya yaitu rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga akan berdampak juga pada hasil belajar siswa. Hal ini tampak pada kurangnya hasrat dan keinginan berhasil pada diri siswa, siswa kurang memiliki sikap terhadap harapan dan cita-cita masa depan, tidak adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan kondisi lingkungan yang kurang kondusif untuk belajar. Peneliti menduga akar dari permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya kebosanan siswa terhadap metode yang diterapkan oleh guru yang dirasa masih kurang bervariasi.

Dari permasalahan tersebut, menurut peneliti alternatif pemecahannya yaitu perlunya menciptakan suatu proses pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk belajar, misalnya dengan menggunakan metode dan media yang bervariasi sehingga proses pembelajaran menjadi harmonis dan suasana kelas menjadi lebih kondusif. Ada berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dimana masing-masing model memiliki langkah-langkah yang bervariasi.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti bekerja sama dengan guru mitra bermaksud menerapkan suatu metode pembelajaran alternatif disamping metode ceramah dan tanya jawab, yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Dalam metode ini ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan yaitu presentasi materi pembelajaran, pembentukan kelompok, dan pemberian penghargaan kepada kelompok. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu, dapat dilakukan dengan metode ceramah maupun tanya jawab. Setelah itu, guru akan mernbentuk siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil sebagai tempat untuk berdiskusi. Di dalam kelompok tersebut diharapkan siswa akan saling berinteraksi dalam memecahkan soal-soal latihan yang nantinya akan diberikan oleh guru dalam diskusi antar kelompok. Dengan adanya model pembelajaran ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih bersemangat lagi dalam belajar. Dan pemberian penghargaan kepada kelompok yang aktif dan mengumpulkan nilai yang banyak akan mendorong siswa untuk berkompetensi secara sehat dengan kelompok lain. Dengan metode ini pembelajaran terpusat kepada siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pengawas selama proses pembelajaran.

Hasil Belajar siswa pra-implementasi tindakan dilihat dari nilai Mid semester. Nilai Mid semester disajikan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 5.5

Nilai Mid Semester IPS Ekonomi (Based- Line) Hasil Belajar Siswa sebelum Implementasi Tindakan

No Nama Siswa Nilai

Ketuntasan belajar Ya Tidak 1 Agus Suryanto 51 9 2 Agustina Rinti.B 67 9 3 Anastasia Dewi.W 75 9 4 Candra Febriantoro 60 9

5 Disa Tunjung Sari 40 9

6 Eka Tias Noviyanti 88 9

7 Eni Sulastri 50 9

8 Eni Yuli Astuti 97 9

9 Eva Tari 76 9

10 Fitri Purwaningsih 84 9

11 Ika Beti Astuti 69 9

12 Irna Faradillah 70 9 13 Luvi Novitasari 76 9

14 Maria Lena Astuti 68 9

15 Monika Dyaztika G.C.D 95 9 16 Pepen Feta Very 89 9

17 Rani Wijayanti 50 9

18 Rida Soraya 84 9

19 Rini Asih Nugroho 70 9

20 Rochmat Setyo A. 50 9

21 Sri Rahayu 82 9

22 Yunita Astari 69 9

23 Brigita Rohayani 65 9

Sumber: Dokumen SMK Sanjaya Pakem 2010

KKM yang ditetapkan dari SMK Sanjaya Pakem  adalah 7,00 dan kriteria keberhasilan PTK 65%. Apabila jumlah siswa yang mendapat nilai 7.00 tercapai minimal 65%, maka pencapaian tersebut dikatakan memenuhi kriteria dan tuntas. Karena jumlah siswa yang mencapai KKM lebih kecil dari 65% maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa rendah dan belum tuntas.

Berdasarkan ide awal peneliti membuat hipotesis bahwa (1) ada peningkatan motivasi belajar siswa kelas XII Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (2) Ada peningkatan prestasi belajar siswa kelas XII Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Peneliti tertarik untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD karena selain metode ini adalah metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana juga karena metode pembelajaran ini merupakan sebuah model yang baik bagi seorang guru yang baru mengenal pembelajaran kooperatif.

2. Siklus Pertama

Siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 03 November 2010 pada jam pelajaran kedelapan sampai kesembilan (pukul 12.15-13.30). Materi pembelajarannya adalah Bentuk Badan Usaha dan Kelebihan serta Kekurangan dari masing-masing Badan Usaha. Peserta pembelajaran adalah siswa kelas XII jurusan Penjualan. Siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran adalah sebanyak 23 orang. Adapun metode pembelajaran yang diterapkan adalah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berikut ini disajikan uraian/deskripsi tahap-tahap penerapan metode pembelajaran kooperatif tipeSTAD:

a. Perencanaan

Pada bagian perencanaan tindakan, peneliti melakukan beberapa hal yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP), membagi siswa ke dalam kelompok, dan membuat lembar nilai kelompok.

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)

Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) sesuai dengan materi yang telah disepakati oleh peneliti dan guru mitra. Setelah RPP selesai dibuat maka RPP di serahkan kepada guru pamong untuk dipelajari. Materinya adalah tentang Bentuk Badan Usaha dan Kelebihan serta Kekurangan dari masing-masing Bentuk Badan Usaha. Penyampaian materi ini akan dilakukan 2 kali pertemuan (2 x 45 menit). Waktu tersebut sudah termasuk penyampaian materi dan pelaksanaan kuis. Selain membuat RPP peneliti juga mempersiapkan segala media pembelajaran seperti membuat handout, membuat tanda ”love” dan membuat lembar kerja penilaian kelompok dari kertas asturo.

2) Membagi siswa ke dalam kelompok

Selain menyusun RPP, peneliti meminta guru pamong untuk membagi siswa ke dalam kelompok berdasarkan nilai ulangan yang diperoleh siswa. Pemetaan bertujuan untuk membagi siswa dalam kelompok yang heterogen berdasarkan jenis kelamin dan hasil belajar sehingga setiap anggota kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan sedang dan yang

berkemampuan rendah. Jika jumlah siswa sebanyak 23 siswa maka kelompok akan dibagi dalam 6 kelompok sebagai berikut:

Tabel 5.6

Daftar Pembagian Kelompok

No Nama Siswa Kelompok Keterangan

1 Anastasia Dewi Wulandari I Persero 2 Eva Tari 3 Monika Dyaztika Gustin C.D 4 Brigita Rohayani 5 Eka Tyas Noviyanti

II Perseorangan 6 Fitri Purwaningsih

7 Agustina Rinti B. 8 Rochmat.S.Atmojo 9 Eni Yuli astute

III Firma 10 Ika Beti Astuti

11 Candra Febriantoro 12 Rini Asih . N. 13 Irna Faradillah IV CV 14 Eni Sulastri 15 Yunita Astari 16 Luvi Novitasari V PT 17 Pepen Feta Very

18 Maria Lena Astuti 19 Disa Tunjung Sari 20 Sri Rahayu

VI Koperasi 21 Rani Wijayanti

22 Rida Soraya 23 Agus Suryanto

3) Membuat lembar nilai kelompok

Setelah peneliti membagi siswa ke dalam kelompok maka peneliti membuat lembar nilai kelompok sebagai berikut:

Tabel 5.7

Lembar Penilaian Kelompok

4) Peneliti menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpulan data, yang meliputi:

(a) Instrumen (kuesioner) untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Kuesioner akan diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 1 hal.172

(b) Instrumen observasi terhadap kegiatan guru di kelas pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal.185

(c) Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa di kelas pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal. 189

Nama Tim Kelompok...

Anggota Tim 1 2 3

Eni Yuli Astuti Ika Beti Astuti Candra Febriantoro Rini Asih . N.

Total Skor

Rata-rata

(d) Instrumen observasi terhadap keadaan kelas pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal. 187

(e) Instrumen refleksi terhadap kegiatan guru selama mengikuti proses pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal. 190

(f) Instrumen refleksi terhadap kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal. 191

b. Tindakan

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 03 November 2010 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit, pukul 12.30 -13.45 atau 2 jam pelajaran. Jumlah siswa yang hadir 22 orang. Seorang siswa tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran karena sakit. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD guru dibantu oleh peneliti. Pada kegiatan awal, sebelum memulai pelajaran guru menyapa siswa dan memeriksa kesiapan siswa. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat tentang metode pembelajaran kooperatif tipeSTAD dan materi pelajaran yang akan dipelajari, mengemukakan alur pembelajarannya. Sebelum pembelajaran tipe STAD dimulai, guru membacakan nama-nama kelompok.

Pembagian kelompok sudah dilakukan sebelumnya. Jumlah kelompok sebanyak 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa yang memiliki prestasi belajar yang sangat bervariasi (sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah). Sebelum siswa masuk dalam kelompok guru mereview kembali materi yang telah dipelajari pada Minggu yang lalu secara singkat. Setelah itu guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan. Setiap kelompok mendapatkan pertanyaan yang sama tetapi menjawabnya sesuai dengan kelompok masing-masing yakni kelompok: PT, Firma, CV, Koperasi, Perusahaan Perseorangan, dan Persero. Setelah guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan nama badan usaha, guru selanjutnya meminta siswa untuk menempati tempat duduk yang sudah diatur sebelumnya sehingga memungkinkan proses pembelajaran berjalan lancar. Saat pembelajaran kooperatif tipe STAD dimulai, guru mengawasi jalannya proses pembelajaran. Pada awalnya, siswa terlihat bingung saat metode STAD diterapkan. Hal ini terlihat ada beberapa kelompok yang masih sibuk dan memberikan pertanyaan kepada guru. Suasana kelas pada awalnya sedikit ramai namun pada saat diskusi dalam kelompok, situasi kelas menjadi tenang karena masing-masing siswa berusaha menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru dan mulai menjelaskannya kepada anggota yang lain

dalam kelompok. Di kelompok satu, dua dan lima, ada siswa yang berani mengemukakan pendapatnya, tentang jawaban yang telah ditemukan dan berani menjelaskan kepada teman-temannya khususnya kalau ada kata atau kalimat yang tidak mereka pahami dalam kelompok. Mereka yang berani mengemukakan pendapat di kelompok pada umumnya adalah yang tergolong berprestasi tinggi. Guru dan peneliti menekankan agar setiap siswa benar-benar memahami pertanyaan yang menjadi tanggungjawabnya agar bisa membagikan kepada anggota kelompoknya.

Dalam proses pembelajaran guru mendekati beberapa kelompok untuk melihat tingkat kesulitan siswa dan memberi solusi tentang materi yang didiskusikan dalam kelompok. Diskusi dalam kelompok menghabiskan waktu 20 menit. Setelah berdiskusi dalam kelompok, masing-masing kelompok diberi waktu untuk mempresentasikannya di depan kelas dan berusaha untuk mempertanggungjawabkan hasil diskusi kelompok kepada kelompok lain. Pada pertemuan pertama ini yang mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi adalah kelompok dua. Setelah laporan setiap kelompok dilanjutkan dengan tanya jawab antara kelompok.

Pada saat siswa diberi kesempatan untuk bertanya, ada banyak siswa yang berinisiatif untuk bertanya. Karena ada banyak yang ingin bertanya maka guru hanya membatasi pertanyaan untuk

beberapa orang siswa saja. Bagi siswa yang memberi pertanyaan dan menjawab pertanyaan atau sanggahan akan mendapat tanda

love dimana akan menambah point dalam kelompok, bagi kelompok yang mendapat tanda love paling banyak akan mendapat hadiah pada akhir pertemuan. Pada kesempatan ini guru tidak memberikan kuis kepada siswa, kuis akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Sebelum pelajaran berakhir, guru memberi motivasi kepada siswa dan menutupnya dengan doa.

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tangggal 24 November 2010. Sebenarnya pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 14 November 2010, tetapi tertunda karena bencana merapi sehingga penelitian tidak bisa dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Jumlah siswa yang hadir 23 orang. Pertemuan kedua digunakan untuk melanjutkan presentasi bagi kelompok yang belum presentasi. Pada pertemuan kedua ini siswa tidak dianjurkan untuk masuk dalam kelompok, karena hanya ada dua kelompok yang maju untuk presentasi. Setelah presentasi siswa di minta untuk bertanya maupun menyanggah kepada kelompok yang presentasi.

Dokumen terkait