• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Deskripsi Data Penelitian

a. Air Limbah Yang Dibuang Kedalam Saluran Pembuangan

Air limbah yang diambil dari lokasi K adalah air bilasan proses pencucian yang dikeluarkan dari mesin cuci, hasil pengujian parameter air limbah yang dibuang ditunjukkan pada tabel 7.

Hasil

Pengujian Baku Mutu

No. Parameter Satuan

Air Limbah Gol I Gol II

I FISIKA

1 Temperatur/Temperature °C 27,2 38 38 2 TDS/Total Disolved Solids mg/L 658 2000 4000 3 TSS/Total Suspended Solids mg/L 47 100 200

II KIMIA 1 pH - 7,02 6,0-9,0 2 Besi/Iron mg/L 0,222 5 10 3 Mangan/mangane mg/L 0,007 2 5 4 Kadmium/Cadmium mg/L Ttd 0,05 0,1 5 Seng/Zinc mg/L 0,001 5 10 6 Timbal/Lead mg/L Ttd 0,1 1 7 Tembaga/Copper mg/L Ttd 2 3 8 Nikel/Nickel mg/L Ttd 0,2 0,5

9 Krom Total/Total Chromium mg/L Ttd 0,5 1 10 Nitrat/Nitrate (NO3-N) mg/L 0,052 20 30 11 Nitrit/Nitrite (NO2-N mg/L 0,092 1 3

12 NH3-N/Ammonia mg/L 7,387 1 5

13 COD/Chemical Oxygen Demand mg/L 88,6 100 250 14 BOD/Biochemical Oxygen Demand mg/L 29,6 50 100

Tabel 7. Hasil Pengujian Air Limbah yang dibuang

b. Air Selokan

Air selokan yang diteliti diambil dari lokasi L adalah air gabungan antara air limbah yang keluar dari bengkel produksi ATMI, air buangan dari rumah tangga, dan air sisa irigasi dari sawah, yang mengalir lambat dalam selokan, hasil pengujian laboratorium ditunjukkan pada tabel 8.

Hasil

Pengujian Baku Mutu

No. Parameter Satuan

Air Selokan Gol I Gol II

1 Temperatur/Temperature °c 27,2 38 38 2 TDS/Total Disolved Solids mg/L 322 2000 4000 3 TSS/Total Suspended Solids mg/L 43,5 100 200

1 pH - 7,21 6,0-9,0 2 Besi/Iron mg/L 0,049 5 10 3 Mangan/mangane mg/L 0,019 2 5 4 Kadmium/Cadmium mg/L Ttd 0,05 0,1 5 Seng/Zinc mg/L 0,006 5 10 6 Timbal/Lead mg/L Ttd 0,1 1 7 Tembaga/Copper mg/L Ttd 2 3 8 Nikel/Nickel mg/L Ttd 0,2 0,5

9 Krom Total/Total Chromium mg/L Ttd 0,5 1 10 Nitrat/Nitrate (NO3-N) mg/L 0,0532 20 30 11 Nitrit/Nitrite (NO2-N mg/L 0,275 1 3

12 NH3-N/Ammonia mg/L 6,448 1 5

13 COD/Chemical Oxygen Demand mg/L 21,4 100 250 14 BOD/Biochemical Oxygen Demand mg/L 9,00 50 100

Tabel 8. Hasil Pengujian Air Selokan

2. Hasil Pengujian Air Sumur

Air sumur yang dipergunakan sebagai sampel untuk pengujian kualitas air sumur diambil dari sumur pantau di lokasi A,B,C,E,F,dan H, sumur di lokasi D yang berada di sebelah barat garasi mobil, sumur disebelah selatan gedung teori di lokasi G, sumur untuk warung di lokasi I dan J yang dipergunakan untuk keperluan air bersih warung makanan, berada di depan kampus.

Hasil pengujian kualitas air sumur secara Fisika dan Kimia ditunjukkan secara lengkap pada tabel 9, prosedur pengujian mengunakan metode standar pengukuran berdasarkan SNI, dan rekaman hasil pengujian air sumur dari laboratorium ada dalam lampiran 6.

Hasil Analisis Air Sumur

No Parameter Satuan

A B C D E F G H I J

Baku Mutu Metode

I. FISIKA

1 Temp. °c 27,1 27,21 27,1 27 27,4 27,0 26,9 27,0 26,8 26,9 Suhu Udara

± 3° SNI 06-6989.23-2005 2 TDS mg/L 277 275 264 402 358 277 256 236 241 242 1500 SNI 06-6989.27-2005 II. KIMIA 3 pH - 6,690 6,910 6,750 6,880 6,620 7,030 6,890 7,100 6,950 6,840 6,5 – 9 SNI 06-6989.11-2004 4 Fe mg/L Ttd 0,056 Ttd 0,703 Ttd 0,003 Ttd 0,003 Ttd Ttd 1,0 SNI 06-6989.4-2004 5 Mn mg/L 0,229 0,715 0,132 0,292 0,271 0,442 0,125 0,043 0,114 0,194 0,5 SNI 06-6989.5-2004 6 Cd mg/L Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd 0,005 SNI 06-6989.16-2004 7 Zn mg/L 0,016 0,112 0,037 0,028 0,033 0,028 0,023 0,018 0,016 0,024 15 SNI 06-6989.7-2004 8 Pb mg/L Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd 0,05 SNI 06-6989.8-2004 9 Cu mg/L Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd Ttd - SNI 06-6989.6-2004 10 NO3 mg/L 0,560 0,055 0,127 1,644 0,686 0,333 0,802 1,056 0,770 0,087 10 SNI 06-2480-1991 11 NO2 mg/L 0,044 0,016 0,006 0,362 0,021 0,014 0,006 0,027 0,011 0,007 1,0 SNI 06-6989.9-2004 12 SO4 mg/L 0,254 0,285 0,191 0,129 0,191 0,254 0,160 0,066 0,097 0,034 400 SNI 06-6989.20-2004 13 Clor mg/L 12,5 11,1 9,88 29,10 35,0 16,0 12,7 16,1 14,2 14,5 600 SNI 06-6989.19-2004 14 CaCO3 mg/L 48,4 72,6 57,0 70,8 56,4 82,4 73,2 74,2 59,2 56,4 500 SNI 06-6989.12-2004

C. Pembahasan

1. Analisis kualitas air limbah dan air selokan terhadap baku mutu air limbah Perda Jateng No. 10 Tahun 2004.

a. Air Limbah

Dari hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa kadar parameter TDS dalam air limbah yang dibuang = 658 mg/L, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I=2000 mg/L. Kadar parameter TSS dalam air limbah = 47 mg/L, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 100 mg/L. Kadar keasaman pH = 7,21 dalam batas normal. Kadar besi (Fe) yang terlarut dalam air limbah =0,222 mg/L lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 5 mg/L. Kadar mangan (Mn) yang terlarut dalam air limbah = 0,007 mg/L, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 2 mg/L. Kadar seng (Zn) yang terlarut dalam air limbah = 0,001 mg/L, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 5 mg/L.

Kadar logam-logam barat Cr, Pb, Cu,, Ni dan Cd yang terlarut dalam air limbah tidak terdeteksi dalam pengujian di Laboratorium Pusat MIPA.

Kadar nitrat (NO3) yang terlarut dalam air limbah = 0,052 mg/L, lebih rendah dari batas baku mutu airl limbah golongan I = 20 mg/L. Kadar nirit (NO2) yang terlarut dalam air limbah = 0,092 mg/L, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 1 mg/L

Kadar parameter amonia (NH3)= 7,387 mg/L, melebihi batas baku mutu air limbah golongan I= 1 mg/L dan golongan II= 5 mg/L.

Kadar parameter COD dalam air limbah = 88,6 mg/L lebih rendah dari angka baku mutu air limbah golongan I= 100 mg/L. Kadar parameter BOD dalam air limbah = 29,6 mg/L lebih rendah dari angka baku mutu air limbah golongan I= 50 mg/L.

Dengan merujuk Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Kegiatan Industri dan Kegiatan Usaha Lainnya yang Belum Ada Baku Mutunya, terhadap air limbah yang dibuang ke badan air memiliki jumlah kadar ammonia (NH3) yang terlarut dalam air limbah bengkel produksi, melebihi batas baku mutu yang ditetapkan.

b. Air Selokan

Dari hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa kadar parameter TDS dalam air selokan = 322 mg/L, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I=2000 mg/L. Kadar parameter TSS dalam air selokan = 43,5 mg/L, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 100 mg/L. Kadar keasaman pH = 7,02 dalam batas normal. Kadar besi (Fe) yang terlarut dalam air selokan =0,049 mg/L lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 5 mg/L. Kadar mangan (Mn) yang terlarut dalam air limbah = 0,019 mg/L, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 2 mg/L. Kadar seng (Zn) yang terlarut dalam air selokan = 0,006 mg/L, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 5 mg/L.

Kadar logam-logam barat Cr, Pb, Cu,, Ni dan Cd yang terlarut dalam air limbah tidak terdeteksi dalam pengujian di Laboratorium Pusat MIPA.

Kadar nitrat (NO3) yang terlarut dalam air selokan = 0,0532 mg/L, lebih rendah dari batas baku mutu airl limbah golongan I = 20 mg/L. Kadar nirit (NO2) yang terlarut dalam air selokan = 0,275 mg/L, lebih rendah dari batas baku mutu air limbah golongan I = 1 mg/L

Kadar parameter amonia (NH3)= 6,448 mg/L, melebihi batas baku mutu air limbah golongan I= 1 mg/L dan golongan II= 5 mg/L.

Kadar parameter COD dalam air selokan = 21,4 mg/L lebih rendah dari angka baku mutu air limbah golongan I= 100 mg/L. Kadar parameter BOD dlam air selokan = 9 mg/L lebih rendah dari angka baku mutu air limbah golongan I= 50 mg/L.

Dengan merujuk Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Kegiatan Industri dan Kegiatan Usaha Lainnya yang Belum Ada Baku Mutunya, terhadap air selokan yang mengalir dipinggir jalan Duwet memiliki kandungan jumlah kadar ammonia (NH3) yang terlarut dalam air selokan, melebihi batas baku mutu yang ditetapkan.

Tentang ammonia yang terlarut dalam air limbah dan air selokan jumlahnya melebihi batas baku mutu air limbah yang ditetapkan. Maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk menurunkan kadar ammonia yang terlarut. Untuk menurunkan kadar ammonia yang terlarut dalam air sudah ada beberapa metode.

Untuk mengetahui ammonia, dalam (1) ATSDR(Agency for Toxic Substances & Disease Registery), 2004 didefinisikan bahwa ammonia terjadi secara alami dan salah satunya dapat diproduksi oleh aktivitas manusia, amoniak adalah suatu sumber zat lemas yang penting yang diperlukan oleh binatang dan

tumbuhan. Amoniak ditemukan di seluruh lingkungan udara, air, lahan, binatang, tumbuhan. Amoniak tidak bertahan sangat lama di dalam lingkungan itu tetapi dengan cepat akan diambil oleh tumbuhan, bakteri, dan binatang. Amoniak tidak membentuk rantai makanan, tetapi melayani kebutuhan sebagai bahan gizi untuk bakteri dan tumbuhan. Gas amoniak dapat dilarutkan dalam air. Jenis amoniak ini disebut amoniak cair atau amoniak mengandung air. Suatu kali muncul di udara terbuka, amoniak cair dengan cepat berubah menjadi gas.(www.atsdr.cgc.gov)

(2).Totok Sutrisno dalam bukunya Teknologi Penyediaan Air Bersih menerangkan bahwa terdapatnya ammonia dalam air, erat hubungannya dengan siklus pada N di alam ini, bahwa ammonia dapat terbentuk dari:

a. Dekomposisi bahan-bahan organik yang mengandung N baik yang berasal dari hewan (misal faeses) oleh bakteri.

b. Hydrolisa urea yang terdapat pada urine hewan

c. Dekomposisi bahan-bahan organik dari tumbuh-tumbuhan yang mati oleh bakteri

d. Dari N2 atmosfir melalui pengubahan N2O5 oleh loncatan listrik di udara menjadi HNO3, karena persatuannya dengan air, dan selanjutnya jatuh di tanah karena hujan, dan selanjutnya akan terdekomposisi bakteri akhirnya akan terbentuk ammonia.

e. Dari reduksi NO2 oleh bakteri.

Ammonia merupakan suatu zat yang menimbulkan bau yang sangat tajam dan menusuk hidung. Jadi kehadiran bahan ini dalam air minum adalah menyangkut perubahan fisik dari pada air tersebut.(Totok Sutrisno, 2004:43).

(3). Services Laboratory SEAMEO BIOTROP dalam websitenya http://www.biotrop.org, atas Pertanyaan: bagaimana cara menurunkan kadar amonia dalam limbah cair, diberikan jawaban sebagai berikut:

Beberapa metode untuk menurunkan kadar amonia (NH3) dalam air limbah yang sering digunakan adalah :

1. Air limbah dalam kolam penampungan diberi Aerasi dengan cara dispraykan ke udara atau dibikin jerap-jerap sehingga kontak dengan udara lebih cepat. (karena amonia ini sifatnya volatil/mudah menguap diharapkan dengan cara tersebut, amonia akan cepat menguap.

2. Air limbah diproses secara kimia yaitu penambahan koagulan dan flokulan sehingga amonia dalam air limbah dapat dibuat endapan yang tidak larut dalam air dan endapannya ini bisa dipisahkan dengan air. 3. Dengan penyaringan dengan media bisa karbon aktif, batu kapur dan

pasir.

2. Analisis kualitas air sumur terhadap baku mutu air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air untuk Air Bersih.

Berdasarkan Daftar Persyaratan Kualitas Air Minum dan Air Bersih dalam lampiran 10, hasil pengujian laboratorium dari kualitas air sumur secara Fisika dan Kimia dianalisis berdasarkan Baku Mutu Air Bersih sebagai berikut:

a. TDS (Total Disolved Solid)

Dari gambar 6 ditunjukkan hasil pengujian kadar TDS yang terlarut dalam air sumur, kadar TDS tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi D(100) = 402 mg/L dan TDS terendah dari air sumur lokasi H(200) = 236 mg/L, rata-rata kadar TDS air sumur = 282,8 mg/L, nilai TDS terukur masih lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan =1500 mg/L.

Total Disolved Solid (TDS)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235

Jarak Sumur dari Outlet [m]

K a d a r T D S [m g /L ]

Gambar 6. Grafik kadar TDS air sumur

Jumlah zat padat yang terlarut dalam air biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik dan gas terlarut. Bila kadar TDS bertambah maka tingkat kesadahan air akan naik. Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut (Sumirat J, 2004:112). Bahan padatan yang tersisa sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 1030 – 1050 C. Kandungan tota zat padat pada portable water biasanya dalam rentang 20 – 1000 mg/L, dan sebagai pedoman, kekerasan dari air akan meningkat dengan meningkatnya total solids. Pada semua bahan cair,

jumlah koloid yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan meningkat sesuai dengan derajat dari pencemaran(Totok Sutrisno, 2004:33).

b. Keasaman (pH)

Dari gambar 7 ditunjukkan hasil pengujian kadar keasaman (pH), dari air sumur yang diukur menunjukkan bahwa pH tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi H(100) dengan pH= 7,1 dan terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi E(125) dengan pH= 6,62, rata-rata pH dari 10 air sumur yang diukur adalah 6,866. jadi kadar keasaman pH berada dalam batas normal yang ditetapkan pH = 6,5 – 9.

KEASAMAN - pH

6,300 6,400 6,500 6,600 6,700 6,800 6,900 7,000 7,100 7,200 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235

Jarak Sumur dari Outlet [m]

p

H

Gambar 7. Grafik kadar keasaman pH air sumur

Sebagai satu faktor lingkungan ang dapat mempengaruhi pertumbuhan atau kehidupan mikroorganisme dalam air, secara empirik pH yang optimum. Kebanyakan mikroorganisme tumbuh dengan baik pada pH 6,0 – 8,0. pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari penyimpangan standar kualitas air dalam hal pH yakni bahwa pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air, dan menyebabkan beberapa

senyawa kimia berubah menjadi racun yang mengganggu kesehatan(Totok Sutrisno, 2004:33)

c. Besi (Fe)

Dari gambar 8 ditunjukkan hasil pengujian kadar besi (Fe) yang terlarut dalam air sumur, kadar besi (Fe) tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi D(100)= 0,703 mg/L dan terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi A,C,E,G,I, dan J masing-masing kadar Fe terendah = 0.000 mg/L, rata-rata kadar Fe yang terlarur dalam air sumur = 0,0765 mg/L. Jadi kadar Fe dari air sumur masih lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan = 1 mg/L.

KADAR BESI /Iron - Fe

0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500 0,600 0,700 0,800 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235

Jarak Sumur dari Outlet [m]

J u m la h B e s i d a la m a ir [m g /L ]

Gambar 8. Grafik kadar besi (Fe) air sumur

Konsentrasi kadar besi yang terlarut dalam air lebih besar dari 1 mg/L dapat menyebabkan warna air menjadi kemerah-merahan, memberi rasa tidak enak pada minuman. Dapat membentuk endapan pada pipa-pipa logam dan bahan cucian. Dalam jumlah kecil, unsur besi diperlukan tubuh untuk pembentukan sel-

sel darah merah, tetapi dalam jumlah besar dapat merusak dinding usus (Sumirat J, 2004: 114)

d. Mangan (Mn)

Dari gambar 9 ditunjukkan hasil pengujian kadar mangan (Mn) terlarut dalam air sumur, kadar mangan (Mn) tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi B(50) = 0,715 mg/L dan kadar mangan (Mn) terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi H(200) = 0,043 mg/L, rata-rata kadar mangan (Mn) terlarut adalah = 0,2557 mg/L. Jadi air sumur lokasi B(50) memiliki kadar mangan Mn yang terlarut melebihi batas baku muku air bersih yang ditetapkan = 0,5 mg/L.

KADAR MANGAN (mangan) - Mn

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235

Jarak Sumur dari Outlet [m]

k a d a r M a n g a n [ m g /L ]

Gambar 9. Grafik kadar mangan (Mn) dalam air sumur

Konsentrasi Mn yang lebih besar dari 0,5 mg/L, dapat menyebabkanrasa yang aneh pada minuman dan meninggalkan warna coklat-kecoklatan pada pakaian. Pada kesehatan, Mn dapat juga menyebabkan kerusaan hati (Totok Sutrisno, 2004: 38, Sumirat J, 2004: 114)

Hanya air sumur lokasi B(50) mengandung kadar mangan 0,715 mg/L, melebihi baku mutu air bersih. Memperhatikan struktur tanah dan lokasi sumur dalam area penelitian, bahwa sumur lokasi B adalah sumur pantau yang sengaja dibuat untuk penelitian.

Lapisan tanah di lokasi sumur tersebut berwarna hitam kecoklatan, berpasir halus, disebelah timur dari sumur dulunya adalah tempat penimbunan material sisa bangunan. Sehingga dimungkinkan bahwa kandungan mangan dalam air sumur di lokasi B tersebut berasal dari endapan terlarutnya sisa-sisa material disekitar sumur tersebut.

e. Cadmium (Cd)

Kadar Cadmium (Cd) yang terlarut dalam air sumur pada pengujian kualitas sampel air, tidak terdeteksi adanya kadar Cadmium (Cd) yang terlarut dalam air sumur.

f. Seng (Zn)

Dari gambar 10 ditunjukkan hasil pengujian kadar seng (Zn) yang terlarut dalam air sumur, kadar seng (Zn) tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi B (50) = 0,112 mg/L dan terendah dari air sumur lokasi A (25) dan I (225) = 0,016 mg/L, rata-rata kadar seng (Zn) yang terlarut dalam air sumur adalah= 0,0335 mg/L. Kadar seng yang terlarut dalam air sumur lebih rendah dari batas baku mutu air yang ditetapkan= 15 mg/L.

SENG (Zink) - Zn

0,000 0,020 0,040 0,060 0,080 0,100 0,120 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235

Jarak Sumur dari Outlet [m]

K a d a r S e n g [ m g /L ]

Gambar 10. Grafik kadar seng (Zn) dalam air sumur

Unsur seng dalam jumlah kecil penting dan berguna dalam metabolisme, dengan kebutuhan perhari 10 – 15 mg. Karena kekurangan Zn dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak. Dalam jumlah besar unsur ini dapat menimbulkan rasa pahit dan sepat pada air minum. (Totok Sutrisno, 2004: 39).

g. Timah Hitam (Pb) dan Tembaga (Cu)

Kadar Timah hitam (Pb) dan Tembaga (Cu) yang terlarut dalam air sumur pada pengujian kualitas sampel air, tidak terdeteksi adanya kadar Pb dan Cu yang terlarut dalam air sumur.

h. Nitrat (NO3-N)

Dari gambar 11 ditunjukkan hasil pengujian kadar nitrat (NO3-N) yang terlarut dalam air sumur, kadar nitrat (NO3-N) tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi D (100) =1,644 mg/L dan kadar nitrat terendah ditunjukkan dari air

sumur lokasi B (50) = 0,055 mg/L, rata-rata kadar nitrat yang terlarut dalam air sumur = 0,612 mg/L, kadar nitrat (NO3-N) yang terlarut dalam air sumur lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan= 10 mg/L.

KADAR NITRAT (Nitrate) - NO3

0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235

Jarak Sumur dari Outlet [m]

K ad ar N it ra t [m g /L ]

Gambar 11. Grafik kadar nitrat (NO3-N) dalam air sumur

Sebagaimana halnya pada ammonia, adanya NO3 dalam air adalah berkaitan erat dengan siklus nitrogen dalam alam. Dalam siklus tersebut dapat diketahui bahwa nitrat dapat terjadi baik dari N2 atmosfir maupun dari pupuk- pupuk (fertillizer) yang digunakan, dan dari oksidasi NO2- oleh bakteri dari kelompok nitrobacter.

Mengingat lapisan tanah wilayah Surakarta pada umumnya merupakan lapisan alluvial. Tanah alluvial mempunyai parameter mineral dan organisme yang cukup, tanah ini merupakan campuran dari tanah liat dengan pasir halus yang berwarna hitam kelabu, memiliki daya penahan air yang cukup baik dan struktur tanah cukup baik untuk menyerap air hujan.

Oleh sebab itu nitrat yang kelebihan dari yang dibutuhkan oleh kehidupan tanaman terbawa oleh air yang merembes melalui tanah. Sebab tanah tidak

mempunyai kemampuan untuk menahannya. Hal ini dapat mengakibatkan terdapatnya konsentrasi nitrat yang relatif tinggi pada air tanah.

i. Nitrit (NO2-N)

Dari gambar 12 ditunjukkan kadar nitrit (NO2-N) yang terlarut dalam air sumur, kadar nitirt (NO2-N) tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi D (100) = 0,362 mg/L dan terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi C dan G (75, 175) = 0,006 mg/L, rata-rata kadar nitrit yang terlarut dalam air sumur = 0.0514 mg/L, kadar NO2-N yang terlarut dalam air sumur masih lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan= 1 mg/L.

KADAR NITRIT (Nitrite) - NO2

0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 0,350 0,400 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235

Jarak Sumur dari Outlet [m]

K a d a r N it ri t [m g /L ]

Gambar 12. Grafik kadar nitrit (NO2-N) dalam air sumur

Efek terhadap kesehatan manusia yang dapat ditimbulkan oleh kandungan nitrit ini dalam air adalah serupa dengan apa yang diakibatkan oleh nitrat, yaitu dapat menyebabkan terbentuknya methemoglobine, karena reaksi antara nitrit. dengan hemoglobin. Methemoglobine dapat menghambat jalannya oksigen dalam

tubuh, dan pada bayi akan menyebabkan kekurangan oksigen, maka mukanya akan tampak membiru, dan karenanya dikenal sebagai penyakit blue babies.

j. Sulfat (SO4)

Dari gambar 13 ditunjukkan kadar sulfat (SO4) yang terlarut dalam air sumur, kadar sulfat (SO4) tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi B (50) = 0,285 mg/L dan terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi J (235) = 0,034 mg/L, rata-rata kadar sulfat (SO4) yang terlarut dalam air sumur = 0,1661 mg/L, kadar sulfat (SO4) lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan = 400 mg/L.

KADAR SULFAT (Sulphate) - SO4

0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235 Jarak Sumur dari Outlet [m]

K a d a r S u lf a t [m g /L ]

Gambar 13. Grafik kadar sulfat (SO4) dalam air sumur

Ion sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi pada air alam. Ia merupakan sesuatu yang penting dalam penyediaan air unutk umum. Konsentrasi sulfat yang cukup besar dapat berpengaruh dalam pencucian perut. US public health service standard menyatakan satu batas yang tinggi 250 mg/L dalam air yang digunakan untuk konsumsi manusia.

Sulfat merupakan suatu bahan yang perlu dipertimbangkan, sebab secara langsung merupakan penanggung jawab dalam dua problem yang serius yang sering dihubungkan dengan penanganan air bekas. Masalah yang terjadi berupa masalah bau dan masalah korosi pada perpipaan yang diakibatkan dari reduksi sulfat menjadi hidrogen sulfide (H2S) dalam kondisi anaerobik. Hidrogen sulfide selanjutnya akan bereaksi dengan oksigen menjadi asam kuat (H2SO4). Asam kuat ini selanjutnya akan dapat bereaksi dengan logam-logam sehingga terjadi apa yang dinamakan proses korosi.

Konsentrasi standar menurut Peraturan Menteri Kesehatan untuk SO4 dalam air bersih sebesar 400 mg/L

k. Khlorida (Cl)

Dari gambar 14 ditunjukkan kadar khlorida (Cl) yang terlarut dalam air sumur, kadar khlorida (Cl) tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi E (125) = 35 mg/L dan terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi C (75) = 9,88 mg/L, rata- rata kadar Khlorida (Cl) yang terlarut dalam air sumur = 17,108 mg/L. Kadar klorida (Cl) yang terlarut dalam air sumur lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan = 600 mg/L.

Klorida dalam konsentrasi yang layak adalah tidak berbahaya bagi manusia. US Public Health Service menyatakan bahwa klorida hendaknya dibatasi sampai 250 mg/L dalam air yang digunakan oleh umum. Klorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk disinfectan (Totok Sutrisno, 2004:40)

KLORIDA (Chloride) - Cl

0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235

Jarak Sumur dari Outlet [m]

K a d a r K lo ri d a [ m g /L ]

Gambar 14. Grafik kadar klorida (Cl) dalam air sumur

l. Kesadahan (CaCO3)

Dari gambar 15 ditunjukkan kadar Kesadahan(CaCO3) air sumur, kadar kesadahan (CaCO3) tertinggi ditunjukkan dari air sumur lokasi F (150) = 82,4 mg/L dan kesadahan terendah ditunjukkan dari air sumur lokasi A (25) = 48,4 mg/L, rata-rata kadar kesadahan (CaCO3) air sumur = 65,062 mg/L. Kadar kesadahan(CaCO3) lebih rendah dari batas baku mutu air bersih yang ditetapkan = 500 mg/L.

Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah dan pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah dimana lapis tanah atas (topsoil) tebal, dan ada pembentukan batu kapur. Wilayah Surakarta pada umumnya merupakan lapisan alluvial. Tanah alluvial mempunyai parameter mineral dan organisme yang cukup, tanah ini merupakan campuran dari tanah liat dengan pasir halus. Pengaruh langsung terhadap kesehatan akibat

penyimpangan dari standard yang ditetapkan tidak ada, tetapi kesadahan dapat menyebabkan sabun pembersih menjadi tidak efektif kerjanya. Sehingga masyarakat tidak suka memanfaatkan penyediaan air bersih tersebut.

KESADAHAN TOTAL -CaCO3

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 235

Jarak Sumur dari Outlet [m]

k a d a r K e s a d a h a n T o ta l [m g /L ]

Gambar 15. Grafik kesadahan total (CaCO3) air sumur

m. Kadar TSS, BOD, COD

Kadar parameter TSS, BOD, COD, yang terlarut dalam air sumur tidak dilakukan pengujian karena tidak ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PERIX/1990, tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air untuk Air Bersih.

3. Analisis Hubungan antara kualitas air limbah bengkel produksi dengan kualitas air tanah dangkal di lingkungan sekitar saluran air limbah

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara kualitas air limbah yang

Dokumen terkait