• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Penggunaan Bahan Ajar Materi Volume

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 26 Palembang dengan subjek penelitian siswa kelas VIII.2 berjumlah 40 orang. Dengan rincian 18 laki-laki dan 22 perempuan. Proses pengambilan data (field test) pada penelitian ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada tanggal 11 April 2013, pertemuan kedua tanggal 18 April 2013, pertemuan ketiga tanggal 2 Mei 2013, pertemuan keempat tanggal 4 Mei 2013, dan pertemuan kelima pada tanggal 11 Mei 2013.

Pada pertemuan pertama (11 April 2013, jam pelajaran ke 3-4), jumlah siswa yang hadir sebanyak 40 siswa. Pada pertemuan pertama dilakukan proses pembelajaran yang bertujuan menemukan rumus volume kubus dan menemukan rumus volume balok. Dimulai dengan menginformasikan tujuan pembelajaran dan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan PMRI, pembagian kelompok, pembagian alat peraga, dan pembagian LKS kepada masing-masing kelompok.

Pada pertemuan pertama ini semua kelompok bekerja-sama untuk menyelesaikan pertanyaan yang ada pada LKS, dimulai kilas balik pelajaran sebelumnya, konteks yang digunakan dalam kilas balik pelajaran sebelumnya adalah konteks kotak kue dan kardus mie instan (gambar 8).

Dari kilas balik pelajaran sebelumnya pelajaran dilanjutkan ke aktivitas 1 dan 2. Pada aktivitas 1 dan 2 setiap kelompok diberi tugas untuk menemukan rumus volume kubus dan balok. Alat peraga yang digunakan pada percobaan menemukan volume kubus dan balok adalah kubus satuan, kotak transparan berbentuk kubus dan kotak transparan berbentuk balok (gambar 9).

Gambar 9. Alat peraga yang digunakan pada percobaan menemukan rumus volume kubus dan balok

Dari percobaan yang mereka lakukan siswa diharapkan dapat memasukkan kubus-kubus satuan ke dalam kotak transparan berbentuk kubus (aktivitas 1) dan kotak transparan berbentuk balok (aktivitas 2), lalu menutup kotak transparan itu dengan isolasi. Kegiatan siswa selanjutnya adalah mengamati kotak transparan berbentuk kubus (aktivitas 1) dan kotak transparan berbetuk balok (aktivitas 2) yang diisi kubus-kubus satuan (gambar 10).

Gambar 10. Memasukkan kubus satuan ke dalam kotak transparan berbentuk kubus dan balok

Terdapat beberapa pertanyaan pada LKS yang harus dijawab oleh masing- masing kelompok yang dapat mengarahkan siswa untuk menemukan rumus volume kubus dan balok. Melalui aktivitas ini muncul kontribusi dari siswa dan terjalin interaktivitas antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan siswa dengan LKS. Interaktivitas ini terjadi pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal terjadi ketika siswa menjawab pertanyaan awal LKS, misalnya apa bentuk kotak kue dan apa bentuk kardus mie instan, selain itu di awal pembelajaran peneliti memberikan stimulus kepada siswa dengan menceritakan permasalahan petani semangka kotak yang akan mengirimkan semangkanya ke pasar dengan menggunakan truk kontainer berbentuk balok. Jika, petani itu paham konsep volume kubus dan balok. Maka, petani itu tidak akan kesulitan menghitung jumlah semangka kotak yang dapat dimuat oleh truk kontainer tersebut. Kegiatan inti terjadi ketika siswa melakukan percobaan menemukan kubus dan balok, kemudian mempresentasikannya. Kegiatan akhir terjadi ketika siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan rumus volume kubus dan balok. Dari pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS tersebut terdapat

keterkaitan antar pengetahuan/konsep dengan materi lain. Pengetahuan yang dimaksud dapat berupa keterampilan perkalian dalam mencari rumus volume kubus dan balok serta keterampilan dalam mencari konsep luas persegi (volume kubus) dan keterampilan dalam mencari konsep luas persegi panjang (volume balok). Keterkaitan konsep volume kubus dan balok, juga terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengisi bak kamar mandi yang kosong, memasukkan kotak kue ukuran kecil ke kardus kue, mengisi bak air akuarium, dan lain-lain. Melalui aktivitas-aktivitas siswa yang ada pada LKS, siswa dapat melakukan proses matematisasi yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal. Matematisasi horizontal terjadi ketika siswa berusaha menyelesaikan permasalahan kontekstual, melakukan percobaan menggunakan alat peraga yang diberikan, dan melakukan pendataan dari hasil percobaan tersebut sedangkan matematisasi vertikal terjadi ketika siswa selesai melakukan pendataan hasil percobaan dan menemukan formula atau rumus yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual tadi. Dari aktivitas-aktivitas siswa tersebut juga terdapat penggunaan berbagai model yaitu model ofdan modelfor yang digunakan sebagai jembatan dari permasalan real ke abstrak dan menyelasaikan permasalahan real tadi. Model of terjadi ketika siswa melakukan percobaan untuk menemukan kembali rumus volume kubus sedangkan model for terjadi ketika siswa menuliskan hasil dari percobaan itu di LKS, dan ini merupakan suatu fenomena mendidik bagi siswa dalam menemukan rumus volume kubus dan balok. Jadi, dari aktivitas 1 dan aktivitas 2 yang telah dilakukan siswa, telah memunculkan tiga prinsip PMRI dan lima karakteristik PMRI.

Gambar 11. Tahap penyampaian materi dengan menggunakan bahan ajar berdasarkan pendekatan PMRI pada pertemuan pertama

Selanjutnya pada pertemuan kedua (tanggal 18 April, jam pelajaran ke 3- 4), jumlah siswa yang hadir 40 siswa. Proses pembelajaran pada pertemuan kedua adalah diskusi mengenai aktivitas 1 yaitu menemukan rumus volume kubus. Pada diskusi ini ada 4 kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusinya dipilih secara acak oleh guru (peneliti). Bagi 4 kelompok lainnya yang belum mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya, dapat mempresentasikan hasil diskusinya pada pertemuan selanjutnya. Hasil diskusi dan pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain, dicatat pertanyaan dan jawabannya pada kolom yang telah disediakan di LKS.

Pada pertemuan ketiga (tanggal 2 Mei 2013 jam pelajaran ke 3-4), jumlah siswa yang hadir sebanyak 40 siswa. Proses pembelajaran pada pertemuan ketiga adalah diskusi mengenai aktivitas 2 yaitu menemukan rumus volume balok. Pada diskusi ini ada 4 kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Hasil diskusi dan pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain, dicatat pertanyaan dan jawabannya pada kolom yang telah disediakan di LKS.

Gambar 14. Aktivitas siswa pada saat kerja kelompok field test III

Pada pertemuan 3 ini, siswa juga diminta untuk melakukan percobaan yaitu mengaplikasikan volume kubus dan balok dalam menyelesaikan

permasalahan sehari-hari. Untuk menyelesaikan permasalahan ini masing-masing kelompok diberikan alat peraga berupa: kotak transparan berbentuk balok, dan susu kemasan kotak. Siswa diminta untuk mengikuti petunjuk belajar yang ada di LKS, sehingga dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Berikut gambar hasil percobaan siswa menyelesaikan permasalahan susu kemasan kotak yang akan dimasukkan ke dalam kotak transparan berbentuk balok.

Gambar 15. Hasil percobaan siswa menyelesaikan permasalahan susu kemasan kotak yang akan dimasukkan ke dalam kotak transparan

berbentuk balok

Setelah siswa dapat menyelesaikan permasalahan susu kotak yang akan dimasukkan ke dalam kotak transparan berbentuk balok. Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan tadi dengan menghitung secara matematis atau tanpa percobaan.

Dan pada pertemuan keempat (tanggal 4 Mei 2013 jam pelajaran ke 6-7), jumlah siswa yang hadir sebanyak 40 siswa. Pada pertemuan ini masing-masing anggota kelompok menyelesaikan soal latihan yang ada di dalam LKS.

Gambar 16. Uji coba bahan ajar menggunakan pendekatan PMRI pada tahap field test IV

Pada pertemuan lima yaitu pertemuan terakhir (tanggal 11 Mei 2013 jam pelajaran ke 6-7), jumlah siswa yang hadir 40 siswa. Pada tahap ini diadakan tes akhir untuk menilai efek potensial dari bahan ajar materi volume kubus dan balok menggunakan pendekatan PMRI. Untuk soal tes, peneliti menyajikan 4 buah soal tes berbentuk essay berstruktur. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengukur tingkat penguasaan materi yang telah diperoleh siswa dengan belajar dengan menggunakan bahan ajar materi volume kubus dan balok menggunakan pendekatan PMRI. Pada tahap ini, siswa diberikan waktu 80 menit untuk menyelesaikan soal-soal tes tersebut. Kemudian sisa waktu 10 menit digunakan peneliti untuk meminta siswa mengomentari kegiatan pembelajaran selama 4 kali pertemuan menggunakan bahan ajar (LKS).

Gambar 17. Tahap tes pada pertemuan kelima

Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, peneliti dibantu oleh 1 orang rekan peneliti dalam pendidikan matematika sebagai observer.

Gambar 18. Observer mengamati kegiatan siswa dalam proses pembelajaran

Adapun indikator yang diamati yaitu: (1) mencatat informasi penting yang dibutuhkan, (2) mendengarkan atau memperhatikan penjelasan dari guru, (3)

mendengarkan atau memperhatikan penjelasan dari teman, (4) menyampaikan ide/pendapat atau menanggapi pertanyaan dari siswa lain (5) mengerjakan tugas (soal-soal), dan (6) bekerja dengan menggunakan alat. Di akhir pertemuan, guru (peneliti) juga memberikan angket kepada siswa untuk melihat kebermanfaatan bahan ajar yang dikembangkan pada materi volume kubus dan balok. Berikut hasil observasi dan hasil angket dapat dilihat pada tabel 18 dan tabel 19 berikut ini.

Tabel 18. Hasil observasi selama pembelajaran (aktivitas belajar siswa)

Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran diperoleh data terdapat 45% siswa tergolong sangat aktif dan 55% siswa tergolong aktif, dengan kata lain aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan bahan ajar berupa LKS pada materi volume kubus dan balok menggunakan pendekatan PMRI tergolong aktif dengan skor rata-rata 78,95. Dari hasil observasi ini maka dapat dikatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan pada materi volume kubus dan balok menggunakan pendekatan PMRI telah memiliki efek potensial khususnya pada aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. (Hasil

Skor Frekuensi Persentase Kategori

92-97 86-91 80-85 74-79 68-73 62-67 1 14 3 7 7 8 2,5 35 7,5 17,5 17,5 20 Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Aktif Aktif Aktif Jumlah 40 100 - Rata-Rata 78,95 - Aktif

observasi terlampir pada lampiran 12 dan rekap hasil observasi terlampir pada lampiran 13).

Tabel 19. Hasil angket tentang kebermanfaatan bahan ajar

Berdasarkan hasil angket yang diberikan setelah proses pembelajaran menggunakan bahan ajar berupa LKS pada materi volume kubus dan balok berdasarkan pendekatan PMRI diperoleh bahwa terdapat 100% siswa merasa bahan ajar yang dikembangkan sangat bermanfaat, hal ini terlihat dari rata-rata skornya 94,19. Dari angket ini, maka dapat dikatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan sudah memiliki efek potensial terhadap proses pembelajaran yaitu dari segi kebermanfaatan yang langsung dirasakan oleh siswa. (Hasil angket terlampir pada lampiran 14 dan rekap hasil angket terlampir pada lampiran 15).

Skor Frekuensi Persentase Kategori

98-100 95-97 92-94 89-91 86-88 83-85 80-82 15 10 4 5 0 3 3 37,5 25 10 12,5 0 7,5 7,5 Sangat Bermanfaat Sangat Bermanfaat Sangat Bermanfaat Sangat Bermanfaat Sangat Bermanfaat Sangat Bermanfaat Sangat Bermanfaat Jumlah 40 100 -

C. Deskripsi dan Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Dokumen terkait