• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Rumah Pintar Pijoengan

Rumah Pintar merupakan lembaga yang memeberikan layanan kepada masyarakat yang notabenenya merupakan salah satu dari satuan pendidikan nonformal sebagai wadah untuk pemberdayaan masyarakat melalui berbagai kegiatan dan program kerja. Seperti yang tertera dalam Permendikbud No. 81 tahun 2013 dengan uraian tentang ranah kerja Rumah Pintar sebagai satuan pendidikan non formal sejenis.

Rumah Pintar sebagai satuan pendidikan non formal yang berbasis pada pemanfaatan potensi lokal dan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahun sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat. Layanan yang diberikan lembaga Rumah Pintar Pijoengan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat seperti sentra permaian edukatif, sentra kriya, sentra buku dan baca, sentra layanan keliling, layanan TPA dengan iqro’ baca tulis, teknologi informasi, sentra audio visual, sentra pertanian, sentra panggung dan bimbingan belajar.

a. Sejarah Berdirinya Rumah Pintar Pijoengan

Rumah Pintar “Pijoengan”didirikan dan diresmikan secara sah diresmikan Pada hari Rabu tanggal 12 Maret 2008 oleh Direktur

Widodo AS. Lembaga ini Mendapat badan hukum pada hari Senin tanggal 14 Juni 2010 oleh Notaris Khusnina Widyasningrum, SH dengan akte notaris nomor 3.

Sejarah Rumah Pintar “Pijoengan”, kata “Pijoengan” yang merupakan nama wilayah kecamatan yang ada di kabupaten Bantul. Nama “Pijoengan” tersebut diambil dari ejaan lama kecamatan Piyungan. Rumah Pintar Pijoengan yang terletak di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Desa Srimartani merupakan salah satu desa yang terkena bencana gempa pada Mei 2006 lalu dengan kondisi rumah penduduk 95% (sembilan puluh lima persen) rata dengan tanah, 5% (lima persen) lainnya mengalami rusak ringan dan rusak berat akibat gemapa tersebut. Inilah yang menjadi dasar dalam pendirian Rumah Pintar “Pijoengan”.

Dengan mengusung ikon “Sejengkal Lahan Seluas Harapan” Rumah Pintar menggalakkan pertanian sayuran organik dimulai dari pekarangan warga. Dengan gagasan tersebut, pada bulan Juli 2010, Rumah Pintar “Pijoengan” dinobatkan sebagai Rumah Pintar “Pijoengan” terbaik di Indonesia dalam kategori pengembangan sentra. Sentra yang menjadi unggulan Rumah Pintar “Pijoengan” adalah pertanian dan keterampilan produktif.

Untuk program pemberdayaan masyarakat dhuafa yang di bentuk pada tahun 2011, Rumah pintar mengadakan program dibawah

naungan programZakat Community Developmentdari BAZNAS yang bekerjasama dengan Fakultas Teknik Pertanian UGM.

b. Letak Geografis Rumah Pintar Pijoengan

Rumah Pintar Pijoengan terletak disebelah timur kota Yogyakarta, dengan jarak tempuh sekitar 16 km dari kota Yogyakarta. Rumah Pintar Pijoengan terletak di Dusun Daraman, Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.

Kecamatan Piyungan merupakan Kecamatan yang berada dalam wilayah timur dan utara dari wilayah Kabupaten Bantul, dengan memiliki batas-batas wilayah dengan Kecamatan Piyungan sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Prambanan dan Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Sebelah selatan berbatasan Dlingo dan Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman, kemudian berbatasan disebelah timur ada Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul.

Kecamatan Piyungan terdiri dari tiga desa yaitu Desa Sitimulyo, Desa Srimulyo, dan Desa Srimartani. Rumah Pintar “Pijoengan” meimiliki sasaran sebagai pemberdayaan masyarakat yakni Desa Srimartani. Desa Srimartani terletak pada perbatasan daerah Bantul, Gunung Kidul dan Sleman. Sebelah utara dan barat

berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul tepatnya Desa Ngoro-oro. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Desa Srimulyo yang masuk dalam Kecamatan Piyungan, Bantul.

Desa Srimartani memiliki 17 Dusun dan 112 RT. Dusun yang termasuk dalam Desa Srimartani yaitu Dusun Mandungan, Dusun Piyungan, Dusun Draman, Dusun Petir, Dusun Kembangsari, Dusun Kemloko, Dusun Mojosari, Dusun Sanansari, Dusun Munggur, Dusun Umbulsari, Dusun Bulusari, Wanujoyo Lor, Wanujoyo Kidul, Dusun Mutihan, Dusun Tambalan, Dusun Kwasen dan Dusun Rejosari.

c. Visi, Misi dan Tujuan

1) Visi : Menjadi sentra pilihan masyakarat untuk kegiatan pendidikan non formal dan pemberdayaan.

2) Misi : Mengembangkan kegiatan pemberdayaan(empowering) masyarakat berbasis pedesaan melalui berbagai kegiatan edukasi, komunikasi, dan informasi dengan

mempertimbangkan kearifan lokal. 3) Tujuan:

a) Mengembangkan potensi kecerdasan anak yang didasarkan pada tumbuh kembang anak;

b) Meningkatkan minat baca masyarakat; c) Mengenalkan teknologi dan Informasi;

d) Mengembangkan kemampuan berwirausaha masyarakat berbasi potensi lokal;

e) Melestarikan budaya masyarakat.

d. Susunan Pengurus

Setiap anggotaPengurus Rumah Pintar “Pijoengan” merupakan perencana, pelaksana dan evaluator dalam semua program di Rumah Pintar “Pijoengan”. Berikut ini susunan pengurus Rumah Pintar “Pijoengan”:

Tabel 1. Susunan Pengurus Rumah Pintar

No Nama Lengkap P/L Jabatan Pendidikan

Akhir

1 H. Teguh Waluyo, S.Pd L Ketua S I

2 dr. Riana Rahmawati,

M.kes P Sekretaris S2

3 Daswati Rofiatun

Sahifah, S.T P Bendahara S1

4 Sriyono, S.Pd.I L Tutor Sentra Kriya

& Diklat S1

5 Luq Luq Nur Azizah P Tutor Sentra Buku MAN

6 Okta Supiana P Tutor Sentra Permainan & Kesehatan D1 7 Kusmayanti P Tutor Sentra Komputer dan Audio visual SMK

8 Gusalal Jani L Tutor Pertanian

Terpadu D1

9 Aziz Nur Rohmat L Tutor Pertanian

Terpadu SMK

10 Uun Agung Prasetio L Tutor Unit Layanan

Keliling SMA

e. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam penyelengaraan kegiatan Rumah Pintar “Pijoengan” sudah dapat dikatakan cukup lengkap untuk menunjang keberhasilan program-program yang di Rumah Pintar. Berikut sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Rumah Pintar”Pijoengan”:

Tabel 2. Sarana dan prasarana

No Jenis Sarana Keadaan Keterangan

1 Luas gedung Lembaga/Organi sasi

Luas Tanah : 2800 M2 Luas Bangunan : 100 M2 Kolam pemijahan lele : 100 M2 Rumah kompos : 50 M2 Ruang Diklat : 50 M2 lahan pertanian : 2500 M2 2 Status Bangunan / Gedung Lembaga Sewa Penduduk

3 Sarana belajar Meja kursi : 46 Set Papan Tulis : 3 set Lemari/Rak : 14 unit Komputer : 4 Unit Bahan Ajar : 10 Jenis Bahan Bacaan : 3469 judul Alat praktek : 5 Unit

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sumber : Data Primer Rumah Pintar “Pijoengan”.

f. Jaringan dan Kerjasama

Rumah Pintar “Pijoengan”dalam pelakasanaannnya tidak akan berdiri dan dapat melaksanakan program-program tanpa campur tangan dan kerjasama dengan lembaga lain. Jaringan dan kerjasama ini dilakukan dengan instansi atau lembaga lain yang notabennya dibawah naungan Pendidikan Non Formal yang ada diseluruh wilayah

Indonesia. Rumah Pintar “Pijoengan” tidak dapat berdiri menjadi salah satu lembaga terbaik di Yogyakarta jika tidak memiliki Jaringan dan kerjasama yang baik dan kuat, oleh karena itu jaringan dan kerja sama menjadi kunci tegaknya Rumah Pintar “Pijoengan” dalam berdiri. Berikut merupakan jaringan dan kerjasama yang dipegang olehRumah Pintar “Pijoengan”:

Tabel 3. Jaringan dan Kerjasama

No Nama Program Kerja Instansi/Lembaga pemberi Dana Kemitraan

1. Perintisan Rumah Pintar Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB)

2. Zakat “Community Development” Desa

Srimartani

Baznas

3. Unit Layanan Keliling Perpusda Bantul

4. Setren (Kemandiran pangan keluarga)

Baznas

5. Pengolahan kompos organik Baznas

6. Penanaman padi SRI FTP UGM

Sumber: Data Primer Rumah Pintar “Pijoengan”.

g. Pembiayaan

Sumber dari pembiayaan segala aktivitas Rumah Pintar Pijoengan berasal dari dana hibah, dana mandiri, iuran sukarela, dan hasil panen. Berikut adalah kejelasan pembiayaan operasional kegiatan Rumah Pintar Pijoengan:

Tabel 4. Pembiayaan Program

No Jenis Program Sumber Biaya Jenis Sentra

1 Story Telling Mandiri Sentra buku

2 Mendongeng Mandiri Sentra buku

3 Kursus membaca latin Mandiri Sentra buku 4 Kursus membaca Iqrak Mandiri Sentra buku 5 Mading Rumah Pintar

“Pijoengan”

Mandiri Sentra buku

6 Buletin Rumah Pintar “Pijoengan”

Mandiri Sentra buku

7 Unit Layanan Keliling BAZNAS Sentra layanan

keliling

8 Kursus Jahit BAZNAS Sentra kriya

9 Kursus Bordir BAZNAS Sentra kriya

10 Kursus Memasak BAZNAS Sentra kriya

11 Program Kewirausahaan Masyarakat (PKM) Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan DITJEN PAUDNI KEMDIKBUD Sentra diklat

Sumber: Data Primer Rumah Pintar “Pijoengan”. h. Prestasi

Riwayat prestasi yang diraih oleh Rumah Pintar “Pijoengan” dari awal berdiri hingga sekarang, adapun prestasi yang diperoleh: Tabel 5. Prestasi Rumah Pintar Pijoengan

No Bentuk Penghargaan Predikat Tahun

1. Rumah Pintar Terbaik dalam Pengembangan Sentra untuk Kategori Non Departemen

Terbaik 2010 2. Penghargaan pustaka bakti tama bagi

Penggerak buku dan baca tingkat propinsi

Terbaik 2012

3. Lomba Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan dengan kategori Lomba Taman Bacaan Masyarakat

Juara I tingkat DIY

2014

Rumah Pintar “Pijoengan” meraih penghargaan pertama yakni Rumah Pintar terbaik dalam kategori pengembangan sentra non departeman, ini semua tidak lepas dari semua pihak yang ada di rumah pintar. Kemudian penghargaan kedua diraih oleh Rumah Pintar yakni penggerak buku dan baca tingkat provinsi, kemudian prestasi terakhir yakni juara lomba pendidikan kesetaraan dan keaksaraan dalam kategori TBM.

B. DATA HASIL PENELITIAN

1. Kegiatan di Rumah Pintar Pijoengan

Rumah Pintar Pijoengan merupakan bagian dari dunia pendidikan yang dapat memperkaya pendidikan masyarakat melalui pemberdayaan. Berbagai kegiatan diadakan guna memperkaya pengetahuan masyarakat untuk mengejar ketertinggalan serta meningkatakan kesejahteraan di Indonesia khususnya masyarakat sekitar desa Srimartani. Dalam hal ini masyarakat meliputi orang-orang terpelajar serta dari masyarakat yang lain, kebijakan pendidikan seperti ini sudah mulai berkembang di Indonesia. Sehingga upaya yang baik itu, sebaiknya ditingkatkan dengan dukungan dari masyarakat yaitu menumbuhkan kecintaan dan keikutsertaan terhadapat kegiatan yang dilakukan oleh Rumah Pintar Pijoengan. Mulai dari kegiatan sederhana yang dilakukan Rumah Pintar Pijoengan yang tentunya mempunyai fungsi dan tujuan. Dalam

dilaksanakan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh bapak “SY” selaku ketua sementara dari Rumah Pintar “Pijoengan” desa Srimartani, Bantul bahwa :

“Ada banyak kegiatan mas, ada sembilan kegiatan yang berjalan yaitu sentra diklat, sentra buku dan baca, sentra permainan, sentra teknologi informasi, sentra kriya, sentra layanan keliling, sentra permainan, setra TPA (iqro’), dan bimbingan belajar”.

Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “UA” selaku Staff anggota di Rumah Pintar Pijoengan desa Srimartani, Bantul bahwa:

“Kegiatan yang ada di Rumah Pintar Pijoengan sebenarnya banyak, ada Sentra diklat, sentra pertanian, sentra kriya dengan menjahit, membordir dan kerajinan tangan, sentra buku dan baca dengan perpustakaan, layanan kesehatan keliling dengan posyandu, layanan TPA dengan iqro’ baca tulis, teknologi informasi dengan pelatihan komputer, sentra permainan dan bimbingan belajar”. Berdasarkan wawancara diatas maka dapat diketahui bahwa dalam kegiatan dan program yang diadakan dan dilaksanakan oleh Rumah Pintar Pijoengan di desa Srimartani, Bantul ini memiliki kegiatan rutin yang ditekuni. Kegiatan yang dilakukan Rumah Pintar Pijoengan desa Srimartani, Bantul merupakan lembaga yang berbasis non formal. Kegiatan tersebut yaitu sentra kriya dengan menjahit, membordir dan kerajinan tangan, sentra buku dan baca dengan perpustakaan, sentra layanan kesehatan keliling dengan posyandu, sentra pertanian, sentra layanan TPA dengan iqro’ baca tulis, teknologi informasi dengan pelatihan komputer, sentra diklat, sentra permainan edukatif dan bimbingan belajar.

Berbagai layanan yang diadakan dan dilaksanakan oleh Rumah Pintar Pijoengan, yang dirasa dibutuhkan masyarakat agar dapat menunjang dan memperkaya pengetahuan baik dilihat dari segi pendidikan maupun kecakapan hidup masyarakat. Berbagai kegiatan tersebut tentunya mempunyai target yang menjadi latar belakang berdirinya kegiatan di Rumah Pintar Pijoengan, karena hal ini menjadi salah satu tolak ukur terbentuknya suatu kegiatan yang dilakukan oleh Rumah Pintar Pijoengan seperti yang diungkapkan oleh bapak “SY” bahwa :

“Pada awalnya mas rumah pintar sebagai tempat penyedia layanan masyarakat pasca gempa. Kami berfikir dan mulai mencoba mengembangkan kegiatan. Kemudian muncul gagasan lima sentra yang menjadi latar belakang berdirinya kegiatan tersebut yaitu sentra edukasi ekonomi, sentra edukasi sosial, sentra edukasi pendidikan, sentra edukasi keagamaan, dan sentra kesehatan”. Pernyataan serupa juga didukung oleh pernyataan oleh mas “UA” bahwa:

“Yang melatar belakangi berdirinya kegiatan-kegiatan di Rumah Pintar ini ada lima sentra mas yaitu sentra edukasi ekonomi, sentra edukasi sosial, sentra edukasi pendidikan, sentra edukasi keagamaan, dan sentra kesehatan”.

Selaku dari pihak pengelola Rumah Pintar Pijoengan mengutarakan rencana yang menjadi latar belakang terbentuknya berbagai kegiatan yang ditekuni Rumah Pintar Pijoengan sebagai layanan pemberdayaan masyarakat paska gempa yang kemudian membentuk gagasan kegiatan

sosial, sentra edukasi pendidikan, sentra edukasi keagamaan, dan sentra kesehatan. Inilah yang menjadi gagasan mengapa kegiatan itu dapat berjalan hingga sekarang.

Pada dasarnya Rumah Pintar Pijoengan merupakan sebuah lembaga non formal yang memberikan layanan kepada masyarakat dengan tujuan memberdayakan masyarakat yang terbelakang agar terberdaya melalui kegiatan-kegiatan baik pedidikan maupun kecakapan hidup. Bencana gempa bumi yang terjadi tahun 2006 mengakibatkan dampak positif dan juga negatif bagi desa Srimartani. Keadaan yang darurat dikarenakan rumah roboh dan luka-luka yang diderita masyarakat akibat gempa menambah kondisi menjadi semakin tidak baik.

Awal mula pembentukan Rumah Pintar Pijoengan ini didasari atas gagasan terebut, kondisi perekonomian desa Srimartani menurun karena lahan pertanian dan juga usaha masyarakat disektor tersebut gagal panen dan rusak akibat gempa. Oleh karena itu perencanaan untuk membangun kembali perekonomian dan mengembangkan masyarakat membutuhkan wadah sebagai alternatif, salah satunya Rumah Pintar Pijoengan melalui kegiatan-kegiatan yang terencana, sehingga dapat terfokus pada pembedayaan dengan sentra edukasi ekonomi, sentra edukasi sosial, sentra edukasi pendidikan, sentra edukasi keagamaan, dan sentra kesehatan.

2. Kegiatan Bimbingan Belajar Anak di Rumah Pintar Pijoengan a. Latar Belakang Berdirinya Kegiatan Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan salah satu bagian dari kegiatan dan program Rumah Pintar Pijoengan. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan penunjang dibidang pendidikan. Ini merupakan salah satu alternatif dalam memberdayakan masyarakat melalui pendidikan, selain itu juga agar masyarakat melek huruf.

Proses pembentukan kegiatan bimbingan belajar bermula dari keprihatinan pengurus Rumah Pintar Pijoengan terhadap perkembangan pendidikan diera ini. Anak cenderung negatif dalam berkembang baik dari fisik maupun intelektual, itu terlihat dari keseharian anak yang kecanduan permainan diinternet (game online) sehingga anak cenderung malas belajar. Ini sering kali terlihat di warung internet yang ada di Piyungan, warung internet hampir penuh sesak dikarenakan sekelompok anak-anak pelajar untuk bermain game online, bahkan ada anak yang membolos sekolah hanya sekedar untuk menyalurkan hobi bermain game online didunia maya tersebut. Maka dari itu pentingnya pendidikan diusia SD perlu ditingkatkan motivasinya, seperti diungkapkan oleh mas “SG” selaku tutor bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan mengenai latang belakang berdirinya kegiatan bimbingan belajar:

Hal tersebut di perkuat oleh mas “UA” dengan argumennya mengenai latar belakang berdirinya kegiatan bimbingan belajar bahwa:

“Pada awalnya dulu kan disekitaran sini belum ada bimbingan belajar, jadi Rumah Pintar mencoba menampung peserta didik yang ingin belajar banyak. Disamping itu juga Rumah Pintar mengutamakan kemandirian dalam mengelola operasional”.

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat diketahui bahwa Bimbingan belajar merupakan sebuah program yang dirintis dengan tujuan menampung dan membantu peserta didik di desa Srimartani yang ingin belajar secara dominan, belajar mengembangkan diri, sikap, kebiasaan belajar pada anak secara fisik dan intelektual, selain itu juga sebagai langkah untuk kemandirian operasional Rumah Pintar Pijoengan dalam berkembang.

Bimbingan belajar terbentuk berdasarkan keprihatianan pengelola Rumah Pintar Pijoengan, yaitu terbentuk pada bulan September tahun 2014. Pada tahun tersebut sebelum terbentuknya kegiatan bimbingan belajar, sering kali anak-anak disekitar desa Srimartani memanfaatkan Rumah Pintar sebagai sarana bermain. Namun melihat kondisi anak-anak yang hanya datang dan bermain, pengelola berinisiatif membentuk kegiatan yang dapat mewadahi anak baik dari segi pendidikan bahkan belajar sambil bermain yakni kegiatan bimbingan belajar.

Fenomena maraknya para anak untuk mencari tambahan ilmu yang telah didapat dari sekolah merupakan sebuah bentuk dari

kuantitasnya. Terlihat dari keinginan dan kemauan anak yang cendrung ingin menambah wawasan pendidikan, melalui kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan dirasa selaras dengan kondisisi pendidikan di desa Srimartani yang minim akses jalan maupun pendidikan, karena hal tersebut maka bimbingan belajar dipilih sebagai alternatif didunia pendidikan seperti yang diungkapakan oleh mas “SG” bahwa:

“Mengapa dipilih itu sebenarnya sebagai lembaga layanan masyarakat secara umumnya sama dengan fungsi rumah pintar dan juga sebagai program yang bertujuan untuk menunjang organisasi rumah pintar secara operasional juga mas supaya dapat lebih mandiri aja.”

Mas “UA” menambahkan hal serupa terkait dipilihnya kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan, bahwa:

“Pada awalnya bimbingan belajar dibentuk dengan alasan layanan kepada masyarakat khususnya peserta didik yang membutuhkan tambahan belajar dilingkungan formal maupun non formal”.

Berdasarkan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan belajar dipilih sebagai layanan masyarakat dibawah naungan rumah pintar khususnya yang membutuhkan tambahan pendidikan baik formal maupun nonformal dan juga sebagai lembaga layanan masyarakat secara umumnya sama dengan fungsi rumah pintar dan juga sebagai program yang bertujuan untuk menunjang organisasi Rumah Pintar secara operasional agar dapat lebih mandiri.

ini, anak-anak dengan terbentuknya kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan diharapkan mampu mengurangi beban orang tua dalam memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak-anak mereka.

b. Bentuk Kegiatan Bimbingan Belajar di rumah Pintar Pijoengan Bentuk kegiatan bimbingan belajar merupakan layanan kegiatan bimbingan belajar yang disesuaikan dengan masalah belajar yang dihadapi anak. Dengan melihat kualitas dan kuantitas serta takaran pendidikan yang dimiliki anak dirasa kurang cukup dalam menghadapi bahkan menyelesaikan permasalahan dalam diri mereka mengenai pendidikan. Rumah Pintar Pijeongan merencanakan kegiatan berupa bimbingan belajar dengan memberikan bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar dirumah, kurangnya konsentrasi, kurangnya kesiapan dalam menghadapi ujian. Jadi dapat dikatakan bentuk layanan kegiatan merupakan segala informasi berupa pengetahuan pendidikan untuk dapat menunjang kegiatan peserta didik dalam belajar.

Melihat kondisi dari pendidikan yang semakin berkembang dan inofatif, Rumah Pintar Pijoengan membantuk anak-anak yang ingin belajar melalui tambahan belajar. Dengan konsep bimbingan belajar maka lahirlah bentuk kegiatan belajar yang dirasa sesuai dengan yang dibutuhkan anak-anak. Seperti yang telah diungkapkan oleh mas “SG”

mengenai bentuk kegiatan bimbingan belajar yang ada di Rumah Pintar Pijoengan, bahwa :

“Kami dalam mengelola kegiatan bimbingan belajar ini, sebelumnya mengklasifikasikan terlebih dahulu pematerian, koordinasi tutor dengan peserta didik, jadwal belajar agar tidak berbenturan dengan kegiatan peserta didik diluar bimbingan belajar dan sekolah formal”.

Hal tersebut diperkuat dengan “UA” sebagai berikut:

“Kepuasan dan kenyamanan peserta didik menjadi tolak ukur kami, jadi intinya kami mementingkan kualitas bukan kuantitas baik dari kualitas materi (standar operasional kelayakan materi), dan metode belajar yang sesuai dengan anak”.

Berdasarakan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa porses kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar pijoengan yang dikelola oleh tutor dengan memperhitungkan kualitas dan juga kuantitas, baik secara materi, metode dan juga mengklasifikasikan terlebih dahulu pematerian, koordinasi tutor dengan peserta didik, jadwal belajar agar tidak berbenturan dengan kegiatan peserta didik diluar bimbingan belajar dan sekolah formal.

Keberhasilan sebuah kegiatan dinilai dari pengelolaannya yang sesuai dengan perencanan yang mana dirancang secara matang oleh pihak pengelola. Dengan melibatkan seluruh personil di Rumah Pintar Pijoengan untuk menunjang kesuksesan pelaksanaannya. Setiap anggota staff meiliki peranan dalam kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan ini. Mulai dari ketua yang menjadi

sehingga perencanaan dan pengelolaan saling berkesinanggungan yang nantinya memberikan hasil yang berupa kesiapan materi. Sering kali pematerian bersifat fleksibel dalam kegiatan bimbingan belajar ini dilakukan secara mendadak dengan menyesuaikan apa yang di butuhkan oleh peserta didik.

Kesiapan peserta didik dalam menerima pembelajaran dari tutor dirasa cukup mengesankan dilihat dari perkembangan yang dilakukan peserta didik dari latar belakang karakteristik anak yang berbeda dalam menerima dan mengungkapkan pembelajaran secara langsung. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan mas “SG” yang menyatakan bahwa:

“Kesiapan belajar peserta didik itu dilihat dari presentasi kehadiran peserta didik dalam kegiatan bimbingan belajar. Disamping itu juga terlihat dari antusiasme untuk bertanya yang menandakan rasa keingintahuan dari peserta didik dan tugas dari sekolah sering dikerjakan dikegiatan bimbingan belajar”.

Hal tersebut diperkuat dengan “UA” sebagai berikut:

“Dilihat dari segi karakteristiknya beda-beda mas. Saat pertama kali peserta didik datang mengikuti kegiatan bimbingan belajar masih malu-malu, masih takut tidak bisa menyesuaikan, masih kebingungan mengerjakan tugas baik dari sekolah maupun yang diberikan oleh tutor. Kemudian kami menggunakan metode pendekatan personal terlebih dahulu sehingga peserta didik semakin kesini semakin terbiasa, malahan sekarang semua tugas hampir dikerjakan di bimbingan belajar”.

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesiapan belajar dapat dipengaruhi oleh pola pikir, sikap, dan tingkah laku sampai dengan kondisi fisik dalam belajar. Kesiapan ini seringkali ditunjukkan dengan antusiasme dan prestasi kehadiran yang semakin hari semakin baik. Di awal peserta didik

sering kali kebingungan dalam belajar dan setelah mengikuti bimbingan belajar ini peserta didik menunjukkan prestasi belajar hingga prestasi nilai yang baik.

c. Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Belajar di Rumah Pintar Pijoengan

Dokumen terkait