• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Stasiun Pengamatan (Gambar Kolam)

CO = Vtitran × Ntitran × 22 × 1000 volume air sampel

AIR TAWAR

4.2.1 Deskripsi Stasiun Pengamatan (Gambar Kolam)

1,0979 01 0,365967 Solenocera 1 0,1 108 89 11859,83 8 0,333 33,3% 1,0979 01 0,365967 Diaphanosoma 1 0,1 108 89 11859,83 8 0,333 33,3% 1,0979 01 0,365967 Charophyta mougeotia 1 1 11859,83 8 1 100% 0 0 AIR LAUT

Phylum Genus N D N (ind/l) Pi Kr (%) H H’

Chrysophyta Tribonema 88 0,68 89 1043665 ,768 0,83 0 83% 0,667 38 0,22311 Chrysophyta Chaetocer os 18 0,02 856 1 213477, 088 0,16 9 16,9% 0,667 38 0,44427 4.2 Pembahasan

4.2.1 Deskripsi Stasiun Pengamatan (Gambar Kolam)

Pada praktikum lapang planktonologi, dilakukan pengambilan sampel yang dilakukan disalah satu kolam Sumber Sekar, Dau, Malang, Jawa Timur.Kolam yang digunakan untuk praktikum adalah kolam intensif (permanen) yang dinding dan dasar kolam terbuat dari tembok atau beton.Di dalam kolam terdapat berbagai jenis ikan yaitu ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan mujair (Tilapia mossambica).Warna kolam dan air yang ada di kolam

tersebut adalah hijau.Warna hijau pada kolam mengidentifikasikan adanya blooming alga di perairan.Kedalaman kolam tersebut kurang dari satu meter.

Menurut Watabe et al., (1983) dalam Bimantara (2015), teknologi dasar kolam buatan dilakukan untuk mempersempit ruang gerak ikan yang akan dibudidayakan sehingga asupan energi yang diperoleh ikan dapat dimanfaatkan untuk mempercepat proses pertumbuhan. Efektivitas penggunaan pakan dan konversinya menjadi pertumbuhan (produksi daging) paling tinggi dengan penggunaan dasar kolam buatan. Pakan yang diberikan selama budidaya lebih lanjut sedikit dibandingkan perlakuan yang lain. Akumulasi penghematan pakan ini akan berpengaruh pada biaya produksi.

4.2.2 Hubungan Parameter Kualitas Air Terhadap Kelimpahan Plankton

a. SUHU

Pada Praktikum Planktonologi tentang pengukuran suhu kolam yang dilaksanakan pada pukul 08.10 WIB diperoleh suhu sebesar 28˚C. Kisaran nilai ini merupakan kisaran yang baik untuk pertumbuhan plankton.

Menurut Nykbaten, (1992) dalam Utomo (2013), salah satu faktor yang sangat penting dalam penyebaran organisme plankton adalah temperatur. Suhu atau temperatur yang baik bagi pertumbuhan ikan berkisar antara 21-26˚C masih dalam toleransi deviasi 3. Suhu yang semakin rendah dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan ikan.

b. pH

Pada Praktikum lapang Planktonologi, dilakukan pengambilan sampel yang dilakukan disalah satu kolam Sumber Sekar,Dau, Malang, Jawa Timur. Pengukuran pH yang dilakukan di kolam diperoleh hasil pH yaitu 8. Dimana hubungan pH dengan Plankton yaitu saat nilai pH rendah atau asam maka akan menyebabkan pertumbuhan plankton yang terlambat, sedangkan pH tinggi atau dalam keadaan basa maka plankton akan melimpah pertumbuhannya.

Menurut Effendi, (2003) dalam Suryanto (2011), sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5. Alga akan memanfaatkan karbondioksida hingga batas pH tidak memungkinkan lagi bagi alga untuk tidak menggunakan karbondioksida (sekitar 10-11), karena pH itu karbondioksida bebas tidak dapat ditemukan. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya nitrifikasi akan berakhir bila pH rendah.

c. Kecerahan

Pada Praktikum lapang Planktonologi, dilakukan pengambilan sampel yang dilakukan disalah satu kolam Sumber Sekar,Dau, Malang, Jawa Timur. Pengukuran kecerahan diperoleh hasil kecerahan 26cm. Adanya hubungan antara kecerahan dan Plankton adalah semakin tinggi nilai kecerahan suatu perairan, maka semakin tinggi pula tingkat plankton di perairan. Kecerahan perairan menentukan jumlah fitoplankton dan zooplankton yang menentukan stratifikasi air.

Menurut Yuliana, (2007) dalam Devi (2013), semakin tinggi daya tembus dari cahaya matahari kedalam kolam air akan menyebabkan semakin tinggi kecerahan perairan tersebut. Pengaruh ekologis dan kecerahan akan menyebabkan penurunan penetrasi cahaya kedalam perairan yanf selanjutnya akan menurunkan fotosintesis dan produktivitas primer fitoplankton. Fitoplankton sangat berpengaruh pada kecerahan yang masuk ke dalam perairan.

d. DO

Pada Praktikum lapang Planktonologi, dilakukan pengambilan sampel yang dilakukan disalah satu kolam Sumber Sekar,Dau, Malang, Jawa Timur. Pengukuran DO diperairan diperoleh hasil 6,01 ppm. Plankton mampu berfotosintesis dan dapat menghasilkan makanannya sendiri dengan menghasilkan DO. Nilai DO pada suatu perairan tersebut merupakan nilai yang optimal karena DO kisaran 5-7 ppm. Semakin tinggi DO suatu perairan maka kelimpahan plankton semakin tinggi.

Menurut Effendi (2003), pada perairan alami, ikan dan organisme akuatik lainnya membutuhkan oksigen kurang dari 10mg/l untuk melakukan proses metabolismenya. DO yang kurang dari 10mg/l masih

dijumpai ikan yang beragam suatu perairan. DO dihasilkan fitoplankton pada proses fotosintesis karena fitoplankton dapat menbuat makanan itu sendiri.

e. CO2

Pada Praktikum lapang Planktonologi, dilakukan pengambilan sampel yang dilakukan disalah satu kolam Sumber Sekar,Dau, Malang, Jawa Timur. Pengukuran CO2 diperoleh hasil sebesar 43,9472 ppm. Hubungan CO2 dengan plankton adalah CO2 merupakan senyawa organik yang dimanfaatkan oleh plankton khususnya fitoplankton untuk melakukan fotosintesis. Semakin rendah nilai CO2 , maka jumlah plankton disuatu perairan semakin melimpah. Namun apabila disuatu perairan memiliki nilai CO2 lebih dari 12mg/l dikatakan sebagai perairan yang kurang baik.

Menurut Wardoyo (1981), naiknya kadar karbondioksida bebas selalu diiringi oleh kadar oksigen terlarut. Apabila kadar CO2 bebas di perairan tinggi maka kadar oksigen terlarut akan rendah dan juga sebaliknya. Karbondioksida bebas yang ada di perairan akan meningkat jumlahnya pada malam hari.

f. Nitrat

Pada Praktikum lapang Planktonologi, dilakukan pengambilan sampel yang dilakukan disalah satu kolam Sumber Sekar,Dau, Malang, Jawa Timur. Pengukuran Nitrat diperoleh hasil sebesar 0,2 ppm. Nitrat sangat berpengaruh terhadap kelangsungan plankton untuk karena nitrat dapat menghasilkan nutrien yang bermanfaat untuk pertumbuhan. Kadar nitrat pada perairan sangat rendah yaitu sekitar 0,01 mg/liter.

Menurut Notodarmojo, (2005) dalam Kamsuri et a l ., (2013), nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrigen diperairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan Alga. Nitrat merupakan salah satu sumber utama nitrogen di perairan. Kadar nitrat pada perairan lebih dari 5mg/l menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan.

Pada Praktikum lapang Planktonologi, dilakukan pengambilan sampel yang dilakukan disalah satu kolam Sumber Sekar,Dau, Malang, Jawa Timur. Pengukuran Fosfat yang dilakukan, didapatkan hasil sebesar 0,19 ppm .Fosfat sangat berguna dalam pertumbahan organisme dan merupakan faktor yang menentukan produktivitas dalam air. Fosfat juga dapat dijadikan sebagai parameter kimia untuk mendeteksi pencemaran air.

Menurut Hutagalung dan Rozak, (1948) dalam Girsang et al. (2013), fosfat adalah bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme. Untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfat merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu organisme. Dalam senyawa organis,e, fosfat dapat berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya, nekloprotein dan fosfoprotein.

h. TOM

Pada Praktikum lapang Planktonologi, dilakukan pengambilan sampel yang dilakukan disalah satu kolam Sumber Sekar,Dau, Malang, Jawa Timur. Pengukuran TOM yang dilakukan, didapatkan hasil sebesar 6,32 ppm. TOM merupakan bahan organik terlarut yang menggambarkan kandungan bahan organik terlarut disuatu perairan. Dalam pengujian TOM yang kita gunakan kalium permanganut (KMnO2) dipakai sebagai oksidator penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organik.

Menurut Zulkifli et al. (2009), kandungan bahan organik yang tinggi akan mempengaruhi tingkat keseimbangan perairan. Tingginya kandungan bahan organik akan mempengaruhi kelimpahan organisme tertentu yang tahan terhadap tingginya kandungan bahan organik tersebut sehingga yang tahan terhadap tingginya kandungan bahan organik tersebut sehingga dominasi dapat terjadi.

Pada praktikum planktonologi, dilakukan pengamatan sampel yang dilakukan disalah satu kolam Sumber Sekar, Dau, Malang, Jawa Timur. Pada praktikum lapang dilakukan pengukuran pH, kecerahan, DO, CO2, nitrat, fosfat, dan TOM. Sehingga diperoleh hasil pengukuran PH sebesar 8 dimana nilai tersebut sangat disukai oleh organisme akuatik. Sedangkan kecerahan diperoleh hasil 26cm, dimana kecerahan sangat

menetukan jumlah fitoplankton dan zooplankton yang berpengaruh pada stratifikasi air. Sedangkan Do diperoleh hasil 6.01, dimana hasil tersebut merupakan nilai optimal karena kirasan DO antara 6-7 dan semakin tinggi DO maka semakin rendah CO2 sedangkan plankton semakin melimpah. Dalam pengukuran nitrat diperoleh hasil 0.2 ppm. Kadar nitrat pada perairan yang lebih dari 5 mg/l menggambarkan terjadinya pencemaranan tropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Pengukuran orthofosfat didapatkan hasil 0.19 ppm, fungsi fosfat adalah bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energy.

Dokumen terkait