• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Seperti penghuni Lapas Klas IIA Anak Blitar lainnya, ketiga subjek penelitian memiliki profil yang hampir sama dengan penghuni Lapas Klas IIA Anak Blitar lainnya. Mereka berasal dari latarbelakang perekonomian keluarga menengah ke bawah sehingga untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan diluar kebutuhan pokok agak sulit. Mereka pun memiliki latar belakang pendidikan yang rendah, misalnya mengalami putus sekolah karena keterbatasan dalam pemenuhan biaya sekolah. Adanya tuntutan dari luar dan dalam yang mendorong mereka untuk melakukan suatu tindakan untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan tuntutan walaupun cara itu menyimpang atau menyalahi aturan atau norma-norma dalam masyarakat dan hukum. Hal inilah yang membuat sebagian besar penghuni Lapas Klas IIA Anak Blitar melakukan tindakan kriminal terutama pencurian.

Apa yang telah mereka alami selama pemeriksaan oleh pihak Kepolisian hingga akhirnya mendapatkan pembinaan dan bimbingan di Lapas Klas IIA Anak Blitar membuat mereka merasa jera dan tidak akan mengulangi perbuatan mereka itu lagi. Mereka tidak ingin lagi tidak dapat merasakan kebebasan di luar atau di lingkungan masyarakat.

Di bawah ini adalah deskripsi ketiga subjek penelitian. 1. Subjek 1

Nama : Ssn Umur : 18 tahun Asal : Kediri Lama di Lapas : 2 tahun 6 bulan

Wawancara pengambilan data pada subjek dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2009, bertempat di Lapas Klas IIA Anak Blitar di ruang TPP. Sebelum masuk ke Lapas Klas IIA Anak Blitar, subjek tinggal bersama kerabatnya karena Ibu subjek bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan tidak dapat mengawasi subjek. Subjek merasa bahwa dirinya kurang senang atau terkekang dengan adanya kedisiplinan yang ada di rumahnya. Subjek berada di Lapas Klas IIA Anak Blitar karena kasus penganiayaan terhadap temannya. Penganiayaan tersebut dipicu karena subjek temannya cemburu subjek sering menegur sapa dengan seorang perempuan. Kemudian korban suka diejek oleh subjek dan akhirnya bertengkar dan subjek memukuli korban penganiayaannya dengan kayu. Sebelum masuk ke Lapas Klas IIA Anak Blitar karena penganiayaan terhadap temannya itu, subjek juga pernah melakukan penganiayaan sebanyak 2 kali dimana salah satunya menganiaya saudara sepupunya. Hal tersebutlah yang membuat kerabatnya atau orang disekitarnya melaporkan subjek pada pihak berwajib untuk diproses secara hukum. Subjek pernah dijenguk ibu dan kakaknya namun kemudian subjek mengatakan pada ibunya untuk tidak menjenguknya lagi karena nanti akan

menambah pikiran ibunya. Subjek baru keluar dari Lapas Klas IIA Anak Blitar sekitar tahun 2012.

2. Subjek 2

Nama : Ars

Umur : 17 tahun

Asal : Lumajang

Lama di Lapas : 1 tahun 8 bulan

Wawancara pengambilan data dengan subjek dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2009 di ruang TPP. Subjek adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kedua orangtua subjek bekerja di Malaysia sebagai TKI dan pembantu rumah tangga. Di rumah subjek tinggal bersama kakak laki-lakinya. Subjek putus sekolah kelas 6 SD karena tidak dapat membayar uang sekolah, sehingga pihak sekolah tidak mengijinkan subjek untuk mengikuti ujian akhir nasional. Subjek terjerat kasus pencurian di counter handphone dalam keadaan mabuk bersama tiga orang temannya. Yang melaporkan tindakkannya itu adalah temannya yang juga ikut mencuri karena merasa mandapatkan pembagian hasil pencurian yang tidak merata. Subjek akan keluar dari Lapas Klas IIA Anak Blitar pada tahun 2011.

3. Subjek 3

Nama : Evn Umur : 15 tahun Asal : Kediri Lama di Lapas : 3 tahun

Pengambilan data dengan subjek dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2009 di ruang TPP. Subjek merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan tinggal bersama saudaranya. Subjek mengatakan bahwa dia lebih suka berada di rumah dan menyendiri. Subjek mengakui bahwa dirinya adalah individu yang tertutup. Subjek lebih memilih berada di rumah dan diam karena bila keluar rumah subjek takut menyakiti perasaan orang lain dan dia menjadi korban pengeroyokan seperti salah satu saudara sepupunya. Subjek menjadi narapidana anak karena kasus pembunuhan yang dilakukannya terhadap temannya yang juga merupakan tetangganya. Saat itu subjek masih duduk di kelas 6 SD. Subjek membunuh temannya karena temannya sering kali mengolok-olok subjek. Hingga akhirnya subjek kehilangan kesabarannya untuk menerima olokan temannya itu dan seketika melakukan pembunuhan secara sadis.

Tabel 2

DESKRIPSI PENELITIAN SELF-ESTEEM

ASPEK INDIKATOR

HASIL PENELITIAN

S1 S2 S3 Hasil Wawancara (*) Hasil Wawancara (*) Hasil Wawancara (*)

Kekuatan (power)

Mampu

mengontrol diri sendiri.

Tidak selalu mampu mengontrol diri, terkadang terbawa emosi,

usaha yang dilakukan

adalah dengan menghindar.

– Tidak mampu

mengontrol dirinya walaupun sudah ada

usaha untuk mengontrolnya dengan

cara mencari hal lain yang menyenangkan.

– Tidak dapat mengontrol dirinya walaupun sudah ada usaha untuk mengontrolnya dengan mencari kegiatan lainnya. – Mampu mengendalikan orang lain. Kurang mampu mengendalikan situasi karena untuk mengendalikan orang

atau keadaan masih menunggu kesempatan

– Mampu mengendalikan keadaan dengan cara memisahkan salah satu yang bertengkar dengan mengajak bermain.

√ Mampu mengendalikan keadaan dengan cara memisahkan yang bertengkar namun subjek dapat terpengaruh untuk ikut

dan masih memerlukan bantuan orang lain untuk mengendalikan situasi.

larut dalam keadaan yang kurang kondusif tersebut.

Mampu

mengorganisasi kelompok atau orang lain.

Gagasan atau ide subjek tidak selalu atau hanya kadang-kadang diikuti atau saling berbagi dengan teman-temannya.

– Teman-teman dekatnya sering mengikuti ide atau gagasan subjek untuk melakukan sesuatu. √ Kurang mampu berkumpul dengan teman-temannya sehingga tidak memberikan pernah memberikan ide atau gagasan pada orang lain.

Merasa berwibawa.

Merasa disegani oleh teman-temannya. Hal ini dirasakan subjek yang menilainya dari respon teman-teman subjek.

√ Kurang merasa disegani teman-temannya karena merasa belum mengenal semua orang di sekitarnya.

– Kurang merasa disegani teman-temannya walaupun teman-temannya terkadang membutuhkan subjek. – Merasa memiliki pengaruh Merasa keberadaannya berpengaruh dimana temannya lebih memilih

√ Kurang merasa bahwa dirinya berpengaruh dan hanya disenangi

– Merasa keberadaannya memiliki pengaruh terhadap

terhadap orang lain.

untuk mengikuti subjek. oleh teman-teman dekatnya saja.

temannya dengan ikut memberikan solusi bila ada yang memiliki masalah. Keberartian (significance) Merasa memiliki kepedulian terhadap diri sendiri dan orang lain. Merasa memiliki kelebihan dalam hal semangat belajar untuk bisa melakukan apa yang diinginkannya.

√ Merasa tidak memiliki kelebihan dibandingkan teman-temannya

walaupun sebenarnya memiliki kelebihan berupa kemampuan bermain gitar dan pengalaman bekerja. Namun kelebihan tersebut tidak disadari subjek.

– Merasa tidak memiliki kelebihan, merasa apa yang dimiliki sama saja dengan apa yang dimiliki orang lain.

Merasa berarti dan memiliki peran yang jelas dalam keluarga.

Merasa keberadaannya dalam keluarga kurang berarti dan jarang dilibatkan dalam

– Sering dimintai

pendapat oleh saudaranya namun untuk urusan keluarga

– Tidak pernah terlibat dalam urusan keluarga terutama dengan orangtua.

pengambilan keputusan suatu masalah keluarga.

jarang dilibatkan. Merasa berarti bila berada di lingkungan sekitar atau masyarakat. Merasa bahwa keberadaannya di lingkungan masih dibutuhkan baik bagi tetangganya maupun lingkungan yang lebih luas. √ Merasa keberadaannya di lingkungan dibutuhkan. √ Merasa keberadaannya di lingkungan kurang dibutuhkan, hanya dibutuhkan pada saat-saat tertentu saja.

– Merasa memiliki ketenaran atau dikenal di lingkungan sekitarnya.

Merasa terkenal, hal ini nampak pada perlakuan teman-teman subjek yang dekat dengannya.

√ Merasa terkenal atau popular di antara teman-temannya karena sudah lama berada di Lapas dan di lingkungan rumah pun sudah banyak yang mengenal subjek.

√ Merasa tidak terkenal atau populer di antara teman-teman atau di lingkungannya.

Merasa berharga.

Merasa berharga karena merasa “diajeni” atau

√ Tidak memahami

seberapa berharga

– Merasa tidak berharga dihadapan

dihargai oleh teman-temannya.

dirinya karena merasa sering diremehkan orang lain. temannya karena merasa tidak dibutuhkan. Kebajikan (virtue) Mampu mematuhi peraturan di lingkungan.

Tidak selalu mentaati peraturan yang berlaku, terutama pada peraturan yang terlalu disiplin atau ketat baginya.

– Menyadari belum menaati semua peraturan yang ada dan

menaati peraturan karena adanya suatu hukuman.

– Menaati peraturan karena takut pada hukuman bukan karena kesadaran sendiri. – Mampu menyesuaikan diri dengan norma di dalam masyaraka.

Merasa mudah untuk menyesuaikan diri dengan norma yang ada namun masih belum mampu mengikuti norma tersebut dengan baik atau sesuai dengan kehendak hatinya saja.

– Kurang memiliki kesadaran untuk menaati norma yang ada terutama di lingkungan masyarakat.

– Merasa kurang bisa beradaptasi dengan norma yang ada karena merasa kurang bebas bermain sehingga tidak dapat menyesuaikan dengan norma yang ada.

Mampu menyesuaikan

Merasa dan menyadari bahwa perbuatannya itu

– Merasa dan menyadari perbuatannya tidak

– Merasa dan menyadari perbuatannya tidak

diri dengan standar moral dan etika di lingkungan masyarakat.

belum sesuai dengan standar moral dan etika yang berlaku di masyarakat.

sesuai dengan standar moral dan etika di lingkungan masyarakat.

sesuai dengan standar moral dan etika di lingkungan masyarakat dan merasa sudah

sesuai bila membandingkan

dengan teman-teman di Lapas dengan kasus yang lebih berat.

Merasa memiliki ketaatan dalam beragama. Belum sepenuhnya melaksanakan perintah agama. – Belum sepenuhnya menjalankan perintah agamanya. – Belum sepenuhnya menjalankan perintah agamanya. – Merasa memiliki nilai-nilai kemanusiaan.

Selalu mengingat pesan orangtuanya sehingga ia senang membantu orang yang kesusahan.

√ Senang membantu

orang lain yang kesusahan untuk kebaikan.

√ Kurang peduli pada orang yang sedang mengalami kesusahan.

Merasa memiliki

Kurang mudah memahami apa yang

– Memiliki prestasi non akademik yang

– Tidak memiliki prestasi yang baik dan kurang

Kemampuan (competence) prestasi di sekolah dan lingkungan. diajarkan oleh pengajarnya dan tidak

memiliki prestasi yang memuaskan.

memuaskan namun dalam pendidikan masih mengalami kesulitan.

peduli akan pentingnya pendidikan. Mampu secara langsung menyatakannya sesuatu yang diinginkan dengan cara yang tepat. Kurang mampu mengutarakan pikiran karena merasa apa yang dipikirkan dan dikatakan tidak sama dan terkadang menyinggung perasaan temannya.

– Hanya berani

mengungkapkan pikiran atau apa yang diinginkannya pada orang yang sudah dekat dan terkadang membuat sahabatnya tersinggung dengan ucapannya. – Mampu mengungkapkan apa yang menjadi pikirannya kepada temannya dengan cara yang baik dan tidak membuat tersinggung temannya itu. √ Mampu berkomunikasi dan adaptasi yang baik dengan sesuatu yang baru. Terkadang mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan sesuatu yang baru atau

merasa mudah beradaptasi bila sesuatu

yang baru tesebut

– Mudah menyesuaikan diri dengan situasi yang

baru untuk mendapatkan teman.

√ Kurang mudah bergaul dan beradaptasi dengan sesuatu yang baru karena merasa malu atau merasa bahwa dirinya pemalu.

disukai. Merasa

memiliki inisiatif dengan baik.

Memiliki inisiatif atau ide untuk menyelesaikan masalahnya.

√ Kurang berani membuat inisiatif atau ide untuk menyelesaikan

masalahnya dan lebih tergantung pada pendapat orang lain.

– Kurang berani membuat inisiatif atau ide untuk menyelesaikan

masalahnya dan lebih tergantung pada pendapat orang lain.

Merasa memiliki performansi yang baik untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan.

Ada keinginan untuk mencapai apa yang diinginkan namun gagal

karena mudah terpengaruh dengan pendapat oranglain yang negatif.

– Pernah berhasil dalam meraih atau menjadi apa yang diinginkan atau yang menjadi impiannya.

√ Merasa belum pernah berhasil dalam meraih apa yang menjadi impiannya karena tidak memiliki motifasi lagi.

Dari hasil koding yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa subjek 1 (Ssn) memiliki significance yang tinggi dan power, virtue dan competence

yang rendah. Power yang rendah ditandai dengan adanya kekuasaan dalam mengontrol diri sendiri yang rendah dimana Ssn mudah terpengaruh dan terbawa emosi bila berada di situasi yang tidak kondusif, sehingga Ssn juga kurang mampu mengendalikan situasi atau orang lain. Hal tersebut juga ditandai dengan adanya gagasan atau idenya yang tidak selalu diikuti atau saling berbagi dengan teman-temannya. Rendahnya virtue atau kesadaran dalam menaati semua standar moral dan etika, norma, nilai-nilai kemanusiaan, serta ketaatan dalam beragama, disebabkan oleh kurang mendapatkan pengajaran dan pengarahan dari orangtuanya tentang pentingnya menaati standar moral dan etika, norma, dan ketaatan dalam beragama karena Ssn tidak tinggal bersama orangtuanya. Namun Ssn memiliki nilai-nilai kemanusiaan dimana ia senang membantu orang yang kesusahan karena selalu mengingat pesan orangtuanya.

Rendahnya kemampuan dalam meraih prestasi (competence) dikarenakan Ssn berasal dari latar belakang keluarga dengan tingkat perekonomian yang rendah dimana ibu Ssn bekerja sebagai pembantu rumah tangga demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Rendahnya tingkat perekonomian menyebabkan Ssn kurang mendapatkan mutu pendidikan dan kesempatan untuk hidup yang layak. Hal tersebut membuat Ssn kurang mudah memahami apa yang diajarkan oleh pengajarnya dan tidak memiliki prestasi yang memuaskan karena mudah terpengaruh dengan pendapat oranglain yang

negatif, kurang mampu mengutarakan pikiran karena merasa apa yang dipikirkan dan dikatakan tidak sama dan terkadang menyinggung perasaan temannya, dan terkadang mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan sesuatu yang baru atau merasa mudah beradaptasi bila sesuatu yang baru tesebut disukai.

Tingginya significance ditandai dengan adanya rasa berarti dan berharga pada dirinya yang didapatkan dari keadaan lingkungan yang mendukung sehingga menimbulkan rasa keberartian di dalam lingkungan masyarakat. Ssn merasa keberadaannya di lingkungan masih dibutuhkan baik bagi tetangganya maupun lingkungan yang lebih luas dan merasa berharga karena merasa “diajeni” atau dihargai oleh teman-teman yang dekat dengannya sehingga Ssn merasa terkenal dimana Ssn mendapatkan perlakuan yang baik dari teman-temannya meskipun keberadaannya dalam keluarga kurang berarti dan jarang dilibatkan dalam pengambilan keputusan suatu masalah keluarga.

Pada subjek 2 (Ars) memiliki power, significance, virtue, dan

competence yang rendah. Rendahnya keempat aspek ditandai dengan kekuasaan mengontrol diri yang disebabkan oleh pengaruh dari teman yang mudah memancing emosi, sehingga Ars merasa kurang disegani teman-temannya karena merasa berpengaruh dan hanya disenangi oleh teman-teman dekatnya saja. Rendahnya significance dikarena Ars kurang mendapatkan dukungan positif dari orangtua, karena orangtua Ars bekerja sebagai TKI, sehingga membuatnya merasa bahwa keberadaannya di lingkungan keluarga kurang dibutuhkan karena untuk urusan keluarga Ars jarang dilibatkan. Hal

tersebut membuat Ars merasa tidak memiliki kelebihan dibandingkan teman-temannya dan tidak memahami seberapa berharga dirinya karena merasa mendapatkan stigma negatif atau merasa sering diremehkan orang lain.

Virtue yang rendah dimana Ars kurang memiliki kesadaran dalam menaati semua standar moral dan etika, norma, nilai-nilai kemanusiaan, serta ketaatan dalam beragama. Ars menyadari belum menaati semua peraturan yang ada dan menaati peraturan karena adanya suatu hukuman. Competence yang rendah ditandai dengan ketidakmampuan dalam meraih prestasi atau apa yang dicita-citakan karena latar belakang perekonomian yang rendah. Keterbatasan ini membuat Ars mengalami kesulitan dalam hal pendidikan sehingga kurang berani membuat inisiatif atau ide untuk menyelesaikan masalahnya dan lebih tergantung pada pendapat orang lain. Hal tersebut juga membuat Ars hanya berani mengungkapkan pikiran atau apa yang diinginkannya pada orang yang sudah dekat dan terkadang membuat sahabatnya tersinggung dengan ucapannya.

Subjek 3 (Erv) memiliki power, significance, virtue, dan competence

yang rendah. Rendahnya power ditandai dengan kemampuan mengontrol diri yang rendah walaupun sudah ada usaha untuk mengontrolnya dengan mencari kegiatan lainnya namun masih dapat terpengaruh untuk ikut larut dalam keadaan yang kurang kondusif tersebut. Erv kurang merasa disegani teman-temannya walaupun teman-teman-temannya terkadang membutuhkannya. Hal tersebut dikarenakan Erv jarang berkumpul dengan teman-temannya sehingga tidak memberikan pernah memberikan ide atau gagasan pada orang lain. Erv

merasa tidak memiliki keberartian atau rasa bahwa keberadaan mereka dibutuhkan karena kurang mendapatkan dukungan positif dari orangtua, karena orangtuanya sering bertengkar, maupun lingkungan sehingga membuat mereka merasa bahwa keberadaan mereka kurang dibutuhkan baik di dalam keluarga maupun lingkungan. Keadaan itu membuat Erv merasa tidak terkenal atau populer di antara teman-teman atau di lingkungannya. Oleh karena itu, Erv merasa tidak berharga dihadapan teman-temannya karena merasa tidak dibutuhkan.

Virtue yang rendah dimana Erv memiliki ketidakmampuan dalam menaati semua standar moral dan etika, norma, nilai-nilai kemanusiaan, serta ketaatan dalam beragama yang disebabkan oleh kurangnya interaksi positif dengan orangtuanya. Erv akan menaati semua itu karena takut pada hukuman bukan karena kesadaran sendiri. Selain itu, Erv merasa kurang bisa beradaptasi dengan norma yang ada karena merasa kurang bebas bermain sehingga tidak dapat menyesuaikan dengan norma yang ada. Competence yang rendah ditandai dengan tidak adanya prestasi yang baik dan kurang peduli akan pentingnya pendidikan. Erv menyadari bahwa ia merasa belum pernah berhasil dalam meraih apa yang menjadi impiannya karena tidak memiliki motifasi lagi. Erv juga kurang berani membuat inisiatif atau ide untuk menyelesaikan masalahnya dan lebih tergantung pada pendapat orang lain. Selain itu, Erv kurang mudah bergaul dan beradaptasi dengan sesuatu yang baru karena merasa malu atau merasa bahwa dirinya pemalu.

Dokumen terkait