• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan

1. Deskripsi Teori

a. Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang vital,menurut Oemar Hamalik (2008:27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior throughexperiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Menurut Nana Sudjana (2010:28), belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.

Asumsi yang melandasi hakikat belajar-mengajar oleh Nana Sudjana (2010:25) adalah; (a) peristiwa belajar terjadi apabila subjek didik secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru, (b) proses belajar-mengajar yang efektif memerlukan strategi dan metode/teknologi pendidikan yang tepat, (c) program belajar-mengajar dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem, (d) proses dan produk belajar perlu memperoleh perhatian seimbang di dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, (e) pembentukan kompetensi perofesional memerlukan pengintegrasian fungsional antara teori dan

praktek serta materi dan metodologi penyampaiannya, (f) pembentukan kompetensi profesional memrlukan pengalaman lapangan yang bertahap mulai dari pengalaman medan, latihan keterampilan terbatas sampai dengan pelaksanaan dan penghayatan tugas-tugas kependidikan secara lengkap dan aktual, (g) kriteria keberhasilan yang utama dalam pendidikan professional adalah pendemonstrasian penguasaan kompetensi, (h) materi pengajaran, sistem penyampaiannya, selalu berkembang.

Menurut Nasution (2010:63), Gagne memandang fungsi mengajar sebagai pengendalian kondisi-kondisi ekstern dari situasi belajar. Dikatakannya bahwa ada dua macam variabel yang mempengaruhi hal belajar yakni yang ada dalam diri pelajar (variabel intern) dan variabel di luar pelajar (variabel ekstern). Kedunya saling berinteraksi. Tanpa adanya variabel intern (berupa motivasi, pengetahuan yang dimiliki) variabel ekstern tak dapat bekerja. Demikian pula variabel intern tak dapat berkembang tanpa stimulus dari luar. Mengajar dapat dianggap sebagai pengadaan dan pengaturan kondisi-kondisi ekstern, sehingga berinteraksi dengan kemampuan intern secara optimal, sehingga terjadi perubahan dalam kemampuan-kemampuan itu. Jadi mengajar berarti mengendalikan kondisi-kondisi situasi belajar seperti menarik perhatian, menyajikan stimulus yang serasi dan memberikan petunjuk atau penjelasan verbal dan urutan tertentu.

Konsep-konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi guru-siswa, siswa-siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Interaksi guru-siswa memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Mengingat

kedudukan siswa sebagai subjek dan sekaligus juga sebagai objek dalam pembelajaran maka inti proses pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Inilah hakikat belajar sebagai inti proses pembelajaran. Dengan perkataan lain bahwa dalam proses pembelajaran atau interaksi belajar-mengajar yang menjadi persoalan utama ialah adanya proses belajar pada siswa yakni proses berubahnya tingkah laku siswa melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya.

b. Kegiatan Pembelajaran Kimia

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari gejala khusus yang terjadi pada zat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan zat yaitu komposisi, struktur dan sufat, transformasi, dinamika, dan energetika zat. Kegiatan pembelajaran kimia diarahkan pada kegiatan yang mendorong peserta didik untuk belajar aktif baik secara fisik, sosial, maupun psikis dalam memahami konsep, yaitu dengan menggunakan berbagai keterampilan proses. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran kimia antara lain adalah pendekatan konsep, pendekatan keterampilan, pendekatan proses, pendekatan pemecahan masalah, pendekatan induktif dan deduktif, dan pendekatan lingkungan. Pada pembelajaran kimia, pendekatan yang selalu digunakan adalah pendekatan konsep dan pendekatan keterampilan proses.

c. Sumber Belajar

Menurut Munir (2008:131) sumber belajar adalah bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan dan diperoleh untuk membantu pengajar maupun peserta didik dalam proses pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran.

Menurut Wina Sanjaya (2006:172) beberapa sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh guru khususnya dalam setting proses pembelajaran di dalam kelas di antaranya adalah:

1) Manusia sebagai sumber belajar

Manusia merupakan sumber utama dalam proses pembelajaran. Dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran, guru dapat memanfaatkannya dalam setting proses pembelajaran. Memanfaatkan manusia sebagai sumber belajar oleh guru khususnya dalam setting proses pembelajaran di dalam kelas masih belum memasyarakat. Tetapi dalam dunia modern sumber belajar yang berasal dari manusia ini perlu dicoba karena penggunaan manusia sebagai sumber belajar akan langsung memberikan motivasi belajar serta akan menambah wawasan yang lebih luas, di samping itu juga akan mengurangi salah konsep.

2) Alat dan bahan pembelajaran

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu guru, sedangkan bahan adalah segala sesuatu yang mengandung pesan yang akan disampaikan kepada siswa. Alat dan bahan biasanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Yang menjadi bahan pelajaran di antaranya adalah buku-buku, majalah, koran dan bahan cetak lainnya, sedangkan yang termasuk alat seperti LCD (Liquid Crystal Display) dan proyektor.

3) Berbagai aktivitas dan kegiatan

Aktivitas adalah segala perbuatan yang sengaja dirancang guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa seperti kegiatan diskusi, demonstrasi, dan simulasi melakukan percobaan.

4) Lingkungan atau setting

Lingkungan dansetting adalah segala sesuatu yang dapat memungkinkan siswa belajar, misalnya gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, dan kantin sekolah.

Menurut Sitepu (2014:24) kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang secara cepat juga mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah. Penemuan-penemuan baru membuat sumber belajar tidak hanya terbatas pada orang (orangtua, guru, dan orang lain), lingkungan dan alam, serta buku, tetapi sumber belajar lain yang ditampilkan dalam berbagai wujud media.

Perubahan sumber belajar dalam pendidikan anak dari zaman manusia purba sampai zaman teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dapat digambarkan seperti terlihat dalam Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Perubahan sumber belajar dari masa ke masa d. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi informasi berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan komunikasi dan teknologi yang menunjang terhadap praktik kegiatan pembelajaran. Menurut Hamzah B. Uno (2011:190) e-education merupakan istilah yang mungkin masih asing bagi bangsa Indonesia. E-education (electronic education) adalah istilah penggunaan IT di bidang pendidikan. Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Pesatnya perkembangan IT, khususnya internet, memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu institut pendidikan.

Menurut Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana (2013:278) pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan

ORANG TUA PIHAK LAIN

PENGGU-NAAN BUKU ELEKTRONIK MEDIA

ANEKA SUMBER

siswa untuk belajar secara mandiri. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.

1) Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas;

2) Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa;

3) Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing;

4) Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa;

5) Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran;

6) Pembelajran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara

online.

e. Internet sebagai Media Pembelajaran

Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah memiliki peranan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan atau pembelajaran. Menurut Rusman (2012:132) internet sebagai hasil dari perkembangan teknologi tentunya memiliki pengaruh dalam dunia pendidikan. Secara tidak langsung

internet mendorong dunia pendidikan untuk menyesuaikan dengan arus informasi globalisasi, secara langsung intenet dapat dimanfaatkan sebagai sumber dan media pembelajaran bagi peserta didik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

Menurut Siahaan (2001) ada tiga bentuk sistem pembelajaran melalui internet yang dijadikan dasar pengembangan sistem pembelajaran dengan mendayagunakan internet, yaitu;

1) Suplemen (Tambahan)

Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban atau keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik, sekalipun sifatnya hanya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

2) Komplemen (Pelengkap)

Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajran elektronik diprogramkan untuk menjadi reinforcement (pengayaan) yang bersifat enrichment atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajarn konvensional.

3) Substitusi (Pengganti)

Penggunaan internet untuk pembelajaran, yakni seluruh bahan belajar, diskusi konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Peserta didik dan guru sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau komunikasi antara peserta didik dengan pengajar bisa dilakukan setiap saat.

f. Metode Pekerjaan Rumah

Peran pendidik dalam pembelajaran kimia sangat besar. Pendidik harus dapat merangsang peserta didik agar berpikir kritis dan mampu mengubah pandangan peserta didik. Dalam proses pembelajaran kimia sebaiknya pendidik tidak hanya menggunakan satu metode tetapi menggunakan perpaduan dua metode atau lebih, karena setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu dalam hal proses atau kegiatan pembelajaran, pekerjaan rumah dapat menjadi salah satu alat atau metode dalam penyampaian materi pelajaran.

Pemberian pekerjaan rumah oleh pendidik dilatarbelakangi bahwa tidak semua peserta didik memiliki kemampuan yang sama dalam menyerap atau memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh pendidik di kelas, sehingga peserta didik memerlukan waktu dan kesempatan lebih banyak. Oleh karena itu melalui pemberian pekerjaan rumah peserta didik dapat mengatur waktunya sendiri untuk berlatih mengerjakan berbagai soal atau membaca ulang atau memperdalam materi yang diperoleh dari berbagai sumber baik secara mandiri atau

dengan bantuan orang tua sehingga penguasaan terhadap materi pelajaran menjadi semakin sempurna.

Menurut Roestiyah (2008:132) pekerjaan rumah merupakan pemberian tugas-tugas sebagai selingan yang merupakan variasi dari teknik penyajian materi kepada siswa untuk dikerjakan di rumah. Tugas yang diberikan guru dapat merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun secara kelompok. Tugas yang diberikan guru dapat berupa tugas mengerjakan latihan soal, tugas meneliti, tugas menyusun dan membuat laporan. Tugas dapat dikerjakan secara individu maupun kelompok.

Menurut New South WalesDepartement of Education and Training (NSWDept of Eduand Training), ada tiga jenis pekerjaan rumah, yaitu 1) Practice exercises (latihan)

2) Preparatory homework (persediaan) 3) Extension assignment (tugas lanjutan)

Latihan memperbolehkan peserta didik menggunakan pengetahuan baru atau membaca ulang, merevisi dan memperkukuh kemahiran-kemahiran yang baru diperoleh.Pekerjaan rumah persediaan dimaksudkan agar peserta didik mempersiapkan diri untuk pelajaran yang akan datang.Tugas lanjutan menggalakkan peserta didik untuk melanjutkan pencarian ilmu dengan sendiri secara imajinatif.

Manfaat diberikannya pekerjaan rumah menurut NSW Dept of Eduand Trainingadalah sebagai berikut:

1) Memperkukuh pertalian rumah-sekolah

2) Memperbolehkan peserta didik untuk melatih, melanjutkan dan mengkonsolidasikan materi yang telah diajarkan di kelas

3) Mengajarkan kepada peserta didik bagaimana merencanakan dan mengatur waktu

4) Mengembangkan kemahiran riset peserta didik

5) Menegaskan peranan orang tua sebagai mitra dalam pendidikan 6) Memberikan pengertian kepada orang tua peserta didik tentang apa

yang diajarkan di kelas dan prestasi anak-anak mereka g. Hasil Belajar Siswa

Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari segi hasil. Menurut Nana Sudjana (2010:37), proses pembelajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara proses pembelajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar usaha untuk menciptakan kondisi proses pembelajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari pembelajaran itu.

Hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:200) merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Di samping faktor kemampuan yang dimilikki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan faktor psikis. Faktor tersebut banyak menarik perhatian para ahli pendidikan untuk diteliti, seberapa jauh kontribusi/sumbangan yang diberikan oleh faktor tersebut terhadap hasil belajar siswa. Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi, ia harus berusaha mengerahkan segala daya dan upaya untuk dapat mencapainya. (Nana Sudjana, 2010:38)

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:177) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran, diterangkan dengan suatu bagan pada gambar 2:

Gambar 2. Faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran Menurut Purwanto (2009:47) hasil belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses pembelajaran berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar.

2. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Ika Purwanti (2002) yang berjudul “Perbedaan Prestasi Belajar Kimia

antara Siswa dengan Pemberian Pekerjaan Rumah yang Sering dan Unsur Luar Lingkungan Alami Sosial Budaya Instrumental Kurikulum Program Sarana dan Fasilitas Guru Dalam Fisiologis Kondisi fisiologis Kondisi pancaindra Psikologis Minat Kecerdasan Bakat Motivasi Kemampuan Kognitif

Jarang Siswa Kelas 1 Cawu 3 SMU Pangudi Luhur Yogyakarta tahun

ajaran 2000/2001”. Diperoleh harga Fo= 67,186 (p<0,05), dan disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara prestasi belajar kimia siswa dengan pemberian PR yang sering dan jarang, apabila pengetahuan awal kimia dikendalikan secara statistik. Hasil uji-t diperoleh = 8,247 (p<0,05) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar kimia siswa yang sering diberi PR dengan yang jarang diberi PR.

Hasil penelitian Ani Rusmiyati (2004) “Pengaruh Pemberian

Pekerjaan Rumah terhadap Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas II

Semester 2 SMU Negeri 2 Bantul Tahun Ajaran 2002/2003”. Terdapat

perbedaan yang bermakna antara prestasi belajar kimia siswa yang sering diberi pekerjaan rumah dengan prestasi belajar kimia siswa yang jarang diberi pekerjaan rumah, apabila pengetahuan awal kimia siswa dikendalikan secara statistik. Dalam penelitian ini diperoleh rerata nilai asli prestasi belajar kimia siswa yang sering diberi pekerjaan rumah 7,832 dan rerata nilai asli prestasi belajar kimia siswa yang jarang diberi pekerjaan rumah 6,738. Analisis data yang diperoleh dengan analisis kovariansi 1-jalur diperoleh data Fo = 39,506 (p<0,05). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan terdapat perbedaan yang bermakna antara prestasi belajar kimia siswa yang sering diberi pekerjaan rumah dengan prestasi belajar kimia siswa yang jarang diberi pekerjaan rumah.

Dokumen terkait