• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Deskripsi Fokus

Deskripsi fokus penelitian merupakan uraian lebih lanjut tentang oenjabaran indikator yang menjadi tolok ukur utama dalam kerangka pikir, dimana pada penelitian ini menggunakan indikator :

1) Frekuensi, dapat diukur berdasarkan seberapa sering seseorang menggunakan media sosial, membaca, dan mendengarkan media sosialtersebut. Semakin tinggi frekuensi, informasi yang diterima akan semakin melekat didalam benak seseorang dan menimbulkan perhatian.

2) Perhatian (atensi), suatu proses mental sesorang dalam menyimak pesan di media sosial. Meliputi melihat, membaca, dan mendengarkan media sosial dengan tidak melakukan kegiatan lain. Unsur audio, video, dan sebagainya berperan dalam hal ini. Karena menentukan ketertarikan dan fokus seseorang ketika menyimak informasi dari sosial media.

3) Durasi, dalam hal ini diartikan sebagai kondisi dimana seberapa sering seseorang menggunakan sosial media atau seberapa lama media dilihat, didengarkan dan dibaca oleh seseorang.

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Penelitian digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan informan dilakukan secara purpossive sampling, teknik penggumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/

kualitatif, dimana hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

B. Lokasi dan WaktuPenelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 17 Luwu Utara, sekolah menjadi lokasi penelitian karena sebagian besar siswanya menggunakan facebook sebagai media sosial. Pengumpulan data berfokus pada siswa kelas X SMAN 17 Luwu Utara.

Penelitian dilakukan mulai 1 Februari sampai 2 Maret 2021.

C. Informan Penelitian

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan informan penelitian ini.Purposive sampling merupakan penentuan informan tidak berdasarkan atas strata, kedudukan pedoman atau wilayah tetapi didasarkan pada adanya tujuan dan pertimbangan tertentu sesuai dengan kebutuhan peneliti maka Informan dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 3.1 : Data Informan Penelitian

No Informan Penelitian Ket

1 Guru SMAN 17 Luwu Utara 2 Orang

2 Siswa SMAN 17 Luwu Utara 2 Orang

3 Orang Tua Siswa SMAN 17 Luwu Utara 2 Orang

Jumlah 6 Orang

Sumber : Diolah oleh peneliti (2021) D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian, untuk melihat dari dekat proses kegiatan yang dilakukan dengan cara mengamati, mencatat, menganalisa secara sistematis terhadap gejala atau objek yang akan diteliti. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu observasi partisipatif yang berarti penelti melakukan dan mengamati secara langsung.

2) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses in teraksi antara pewawancara dan sumber informasi atau yang diwawancarai melalui komunikasi langsung. Dimana dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan kepada informan yang telah dipaparkan sebelumnya.

3) Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah suatu teknik dimana data diperoleh dari dokumen yang ada pada benda-benda tertulis, buku-buku, yang berkaitan dengan objek penelitian. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret mengenai komunikasi pemasaran produk kecantikan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila di analisis. Analisis data ialah langkah selanjutnya untuk mengolah data dari hasil penelitian menjadi data, dimana data diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang di ajukan dalam menyusun hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model of analysis). Dalam model ini terdapat 3 komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014:54) ketiga komponen tersebut yaitu :

1) Reduksi Data merupakan komponen pertama analisis data yang mempertegas, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan dapat dilakukan.

2) Sajian Data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.

3) Penarikan Kesimpulan dalam awal pengumpulan data peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui dengan mencatat peraturan-peraturan sebab akibat, dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat di pertanggung jawabkan.

F. Teknik Pengabsahan Data

Pengabsahan data ialah bentuk batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang, adapun bentuk triangulasi yaitu :

1) Triangulasi Sumber

Membandingkan cara mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membanding apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi.

2) Triangulasi Teknik

Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

3) Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan pengecekan berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu kewaktu sehingga untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian perlu diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja.

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Luwu Utara adalah salah satu daerah kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Ibu kota Kabupaten Luwu Utara terletak di Masamba.

Masamba sebagai Ibu kota Kabupaten berjarak 430 Km kearah utara dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kabupaten Luwu Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 tahun 1999 dengan ibukota Masamba merupakan pecahan dari Kabupaten Luwu.

Kabupaten Luwu Utara berada pada posisi jalan trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara.

Kondisi wilayah Kabupaten Luwu Utara bervariasi terdiri dari daerah pegunungan/dataran tinggi, dataran rendah. Saat pembentukannya daerah ini memiliki luas 14.447,56 km2 dengan jumlah penduduk 442.472 jiwa. Dengan terbentuknya Kabupaten Luwu Timur maka saat ini luas wilayahnya adalah 7.502,58 km2. Secara Geografis Kabupaten Luwu Utara terletak pada 010 53’ 19”

– 020 55’ 36” lintang selatan, dan 1190 47’ 46” - 1200 37’ 44 Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Sulawesi Utara b) Sebelah Timur berbatasan dengan Luwu Timur

c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Teluk bone d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja dan Sulawesi

Barat.

Luas wilayah Kabupaten Luwu Utara tercatat 7.502,58, 75 Km2 dengan jumlah penduduk 321.979 jiwa dan secara administrasi pemerintahan terbagi menjadi 11 Kecamatan dengan 169 Desa yang merupakan desa definitif. Dari 169 desa tersebut terdapat 4 (empat) desa sudah termasuk dalam klasifikasi daerah perkotaan atau sudah dalam bentuk kelurahan. Keempat kelurahan yaitu, kelurahan Kappuna, Kelurahan Bone, Kelurahan Kasimbong dan kelurahan Baliase. Kecamatan Sukamaju merupakan Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak, yaitu 26 desa dan UPT sedangkan Kecamatan Rampi adalah paling sedikit jumlah desanya, yaitu hanya 6 desa.

Kemudian terdapat 7 Kelurahan dan 4 unit pemukiman Transmigrasi.

Terdapat pula sekitar 8 (delapan) sungai besar yang mengaliri wilayah Kabupaten Luwu Utara. Sungai yang terpanjang adalah sungai Rongkong dengan panjang 108 km yang melewati 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta dan Kecamatan Malangke.

Tabel 4.1 Rincian Sebaran Wilayah Kecamatan Kabupaten Luwu Utara

No Kecamatan

Sumber : Dokumen Rencana Strategis Kabupaten Luwu Tahun 2019-2024

1. Profil Singkat SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara

Sebagai sebuah institusi pendidikan, sekolah memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas Sumber Daya Manusia atau SDM. Maka dari itu untuk meningkatkan mutu SDM Indonesia, pemerintah Indonesia berulang kali mengganti dan menyempurnakan kurikulum pendidikan yang merupakan salah satu faktor penting penentu mutu pendidikan di sekolah. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran Serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Maka dari itu, kurikulum pendidikan yang berlaku dalam sebuah sekolah akan sangat menentukan kegiatan serta sarana prasarana yang ada pada sekolah tersebut. Kegiatan pembelajaran pada Sekolah Menengah Atas (SMA) ditentukan oleh kurikulum yang diberlakukan pada sekolah tersebut. Dimana, Standar Isi yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, beban belajar serta kalender pendidikan merupakan pedoman utama dalam penyusunannya.

Dengan pemberlakuan kurikulum baru yaitu KTSP, maka tiap SMA memiliki kurikulum yang berbeda-beda sehingga sarana dan prasarana didalamnya pun akan berbeda.

SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SMA di Tandung, Kec. Malangke, Kab. Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Dalam menjalankan kegiatannya. SMA Negeri 17 Luwu Utara berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara beralamat di Lorong Bali Tandung Kecamatan

Malangke Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan dengan Kode Pos 92953.

SMA Negeri 17 Luwu Utara menyediakan listrik untuk membantu kegiatan belajar mengajar. Sumber listrik yang digunakan oleh SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara berasal dari PLN.

SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara menyediakan akses internet yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar menjadi lebih mudah. Provider yang digunakan SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara untuk sambungan internetnya adalah Telkomsel Flash. Pembelajaran di SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara dilakukan pada Pagi. Dalam seminggu, pembelajaran dilakukan selama 6 hari. SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara memiliki akreditasi B, berdasarkan sertifikat 614/BAN-SM/SK/2019.

2. Visi Misi SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara

Visi SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara ialah : Terwujudnya sekolah berkualitas untuk memberdayakan seluruh warga sekolah menjadi pribadi unggul yang berakhlak mulia, berprestasi, berbudaya, menjunjung tinggi asas kekeluargaan dan berwawasan lingkungan. Dengan Misi : Untuk mewujudkan visi SMA Negeri 17 Luwu Utara, maka dijabarkan misi sebagai berikut :

a) Menumbuh kembangkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai luhur Pancasila bagi seluruh warga sekolah sehingga dalam perilaku menjadi manusia yang luhur dalam berbudi berguna bagi bangsa dan negara.

b) Menumbuh kembangkan Pemahaman dan Penghayatan Agama bagi seluruh warga sekolah sehingga dalam berperilaku menjadi arif dan bijaksana.

c) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara optimal.

d) Mendayagunakan Sarana Prasarana secara optimal untuk mendukung Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

e) Menumbuh kembangkan masyarakat ilmiah melalui Penelitian.

f) Menumbuh kembangkan motivasi seluruh warga sekolah agar dapat berkembang sesuai dengan kemampuan.

g) Meningkatkan prestasi akademik melalui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien.

h) Meningkatkan apresiasi seni, ketrampilan, berbahasa & olahraga.

i) Menumbuh kembangkan Manajemen partisipatif dari seluruh warga sekolah dan stokeholder (pelanggan/sekolah).

j) Menumbuhkembangkan kesadaran lingkungan hidup.

B. Hasil Penelitian

1. Penggunaan Facebook oleh Siswa Kelas X SMAN 17 Luwu Utara

Kemudahan mengakses internet saat ini menjadikan setiap orang dapat dikatakan memiliki akun facebook, tak terkecuali para remaja. Dikalangan remaja, facebook dimanfaatkan sebagai wadah berkespresi. Namun, ada juga diantaranya yang menggunakan facebook sebagai salah catu sarana untuk berkirim tugas sekolah, diskusi materi pelajaran antar siswa dan guru. Peneliti kemudian lebih lanjut akan membahas mengenai penggunaan Facebook Siswa SMA Negeri 17 Luwu Utara, dengan beracuan pada indikator : (a) Frekuensi, (b) Perhatian (Atensi) dan (c) Durasi. Adapun penjabaran lebih lanjut terkait dengan indikator-indikator tersebut, akan diuraikan sebagai berikut :

a) Frekuensi

Frekuensi, dapat diukur berdasarkan seberapa sering seseorang menggunakan media sosial, membaca, dan mendengarkan media sosialtersebut.

Semakin tinggi frekuensi, informasi yang diterima akan semakin melekat didalam benak seseorang dan menimbulkan perhatian. Berkaitan dengan indikator frekuensi penggunaan media sosial ini, peneliti kemudian mewawancarai RM salah seroang Guru SMA Negeri 17 Luwu Utara yang mengatakan bahwa :

“Menurut saya dalam hal frekuensi penggunaan media sosial facebook, apa lagi dimasa pandemi seperti sekarang dimana proses belajar mengajar dipusatkan melalui handphone. Untuk pembelajaran, kita menggunakan facebook untuk berkomunikasi dengan para siswa dengan membentuk grup. Kami menggunakan facebook karena pertimbangan kemudahan siswa untuk mengakses dan dilakukan disetiap hari seperti sekolah tatap muka pada umumnya” (Hasil Wawancara Selasa 15 Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat diketahui dan disimpulkan bahwa berkaitan dengan indikator frekuensi, dalam hal frekuensi penggunaan media sosial facebook seperti dimasa pandemi sekarang dimana proses belajar mengajar dipusatkan melalui handphone. Untuk pembelajaran digunakan facebook untuk berkomunikasi dengan para siswa dengan membentuk grup. Facebook digunakan karena pertimbangan kemudahan siswa untuk mengakses dan dilakukan disetiap hari selama 60 per matapelajaran menit siswa mengisi draf absen yang di sebara dan menyimak penjelesan gruru dan saling berinterkasi di dalam groub belajarar seperti sekolah tatap muka pada umumnya.

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu AS salah seorang orang tua Siswa SMA Negeri 17 Luwu Utara, mengatakan :

“Saya melihat untuk frekuensi anak saya saat dalam menggunakan facebook, untuk belajar cukup baik meskipun kadang saya harus

mengingatkan. Apa lagi sekarang ini dimana media sosial menjadikan anak-anak kecanduan untuk bermain medsos sehingga tentunya kita orang tua harus selalu mengingatkan anak-anak untuk tetap memanfaatkan medsos untuk belajar” (Hasil Wawancara Kamis 17 Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat diketahui dan disimpulkan bahwa berkaitan dengan indikator frekuensi, dalam menggunakan media sosial facebook untuk belajar terbilang cukup baik dengan catatan orang tua memiliki kewajiban untuk mengingatkan. Apa lagi sekarang ini sangat beragamnya media sosial menjadikan ketergantungan bagi kalangan remaja untuk bermain media sosial sehingga tentunya orang tua memiliki peran yang penting mengingatkan untuk memanfaatkan media sosial untuk belajar. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu NA salah seorang orang Siswa SMA Negeri 17 Luwu Utara, mengatakan :

“Kalau saya berpendapat Kak soal ini (frekuensi penggunaan facebook), untuk di sekolah itu biasa kita kasih informasi untuk belajar, pertama lewat grup WA dulu di tanyakki semua, baru pi dilanjut ke facebook.. itu biasa kita sekolah (belajar melalui facebook) 5 hari kaya sekolah biasa (senin s/d jumat)” (Hasil Wawancara Kamis 17 Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat diketahui dan disimpulkan bahwa berkaitan dengan indikator frekuensi, penggunaan facebook untuk keperluan pembelajaran di sekolah terlebih dahulu diiinformasikan untuk melalui pesan grup whatsapp yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dengan para siswa melalui facebook dengan pertimbangan bahwa siswa cenderung lebih aktif di facebook. Kemudian pembelajaran yang dilakukan disetiap hari Senin sampai dengan Jumat selama 60 menit dalam satu mata pelajaran layaknya proses pembelajaran seperti biasa namun intensitasnya yang berkurang di ambil dari hasil wawan cara 2020.

Kemudian berdasarkan dari beberapa keterangan dari informan yang bersangkutan terkait dengan indikator frekuensi, untuk pembelajaran digunakan facebook untuk berkomunikasi dengan para siswa dengan membentuk grup.

Facebook digunakan karena pertimbangan kemudahan siswa untuk mengakses dan dilakukan disetiap hari seperti sekolah tatap muka pada umumnya. Dalam menggunakan media sosial facebook untuk belajar sewajarnya dapat menjadi hal yang baik dengan catatan orang tua memiliki kewajiban untuk mengingatkan. Apa lagi sekarang ini sangat beragamnya media sosial menjadikan ketergantungan bagi kalangan remaja untuk bermain media sosial. Kemudian informasi seputar pembelajaranterlebih dahulu melalui pesan grup whatsapp yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dengan para siswa melalui facebook dengan pertimbangan bahwa siswa cenderung lebih aktif di facebook. Kemudian pembelajaran yang dilakukan disetiap hari Senin sampai dengan Jumat layaknya proses pembelajaran seperti biasa namun intensitasnya yang berkurang.

b) Perhatian (Atensi)

Perhatian (atensi), suatu proses mental sesorang dalam menyimak pesan di media sosial. Meliputi melihat, membaca, dan mendengarkan media sosial dengan tidak melakukan kegiatan lain. Unsur audio, video, dan sebagainya berperan dalam hal ini. Karena menentukan ketertarikan dan fokus seseorang ketika menyimak informasi dari sosial media. Berkaitan dengan indikator perhatian (atensi) penggunaan media sosial ini, peneliti kemudian mewawancarai RD salah seroang Guru SMA Negeri 17 Luwu Utara yang mengatakan bahwa :

“Saya melihat bahwa, anak-anak (siswa) saat menerima pembelajaran materi dari kami Guru ataupun menyimak tugas yang akan diberikan

awalnya cenderung cukup antusias namun tidak bisa dipungkiri munculnya rasa jenuh dari siswa dengan kondisi yang terus menerus berulang mendapatkan pembelajaran secara online. Jadi tugas kami sebagai seorang guru untuk membuat pembelajaran menjadi menarik.”

(Hasil Wawancara Rabu 16 Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat diketahui dan disimpulkan bahwa berkaitan dengan indikator perhatian (atensi), siswa saat menerima pembelajaran materi dari Guru ataupun menyimak tugas yang akan diberikan cenderung cukup antusias namun tidak bisa dipungkiri terkadang muncul rasa jenuh dari siswa dengan kondisi yang terus menerus berulang mendapatkan pembelajaran secara online. Jadi tugas seorang guru untuk membuat pembelajaran menjadi menarik. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu RT salah seorang orang tua Siswa SMA Negeri 17 Luwu Utara, mengatakan :

“Berkaitan perhatian (atensi) menurut saya, anak-anak sekarang ini perlu untuk diawasi dan diberikan nasehat-nasehat dari kami para orang tua untuk dapat mempergunakan media sosial facebook dengan baik dan tidak membuat hal yang macam-macam. Kemudian kondisi sekarang yang mengharuskan siswa untuk belajar dari rumah, harus menjadi tugas kami orang tua untuk membimbing anak-anak agar memperhatikanwaktu-waktu pembelajaran” (Hasil Wawancara Jumat 18 Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat diketahui dan disimpulkan bahwa berkaitan dengan indikator perhatian (atensi), saat ini para siswa perlu untuk diawasi dan diberikan nasehat-nasehat dari para orang tua untuk dapat mempergunakan media sosial facebook dengan baik dan tidak membuat hal yang buruk dan merugikan. Kemudian kondisi pandemi covid-19 saat ini yang mengharuskan siswa untuk belajar dari rumah, menjadikan setiap orang tua bertanggungjawab untuk membimbing anaknya agar lebih dapat mengatur dan memperhatikan waktu pembelajaran. Selanjutnya hasil wawancara dengan

informan berikutnya yaitu AB salah seorang Siswa SMA Negeri 17 Luwu Utara, mengatakan :

“Kalau pendapatku kak, jujur kadang-kadang juga saya atau anak-anak yang lain pasti merasa bosan kalo terlalu lama belajar (guru membawakan materi) dan yang bikin tambah bosan kalau misalnya menungguki lagi guru kalo terlambat masuk (di facebook). Kalau main facebook diluar urusan sekolah saya seringji” (Hasil Wawancara Jumat 18 Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat diketahui dan disimpulkan bahwa berkaitan dengan indikator perhatian (atensi), terkadang siswa merasa bosan atau jenuh saat terlalu lama menerima pelajaran ditambah dengan proses menunggu dimulainya pembelajaran yang terkadang sedikit terkendala baik karena faktor teknis seperti kondisi jaringan hingga faktor eksternal seperti keterlambatan guru untuk hadir memberikan materi pembelajaran. Kemudian berdasarkan dari beberapa keterangan dari informan yang bersangkutan terkait dengan indikator perhatian (atensi), siswa saat menerima pembelajaran materi dari Guru ataupun menyimak tugas yang akan diberikan cenderung cukup antusias.

Namun tidak bisa dipungkiri terkadang muncul rasa jenuh dari siswa dengan kondisi yang terus menerus berulang mendapatkan pembelajaran secara online. Ditambah dengan siswa terkadang merasa bosan atau jenuh saat terlalu lama menerima pelajaran ditambah dengan proses menunggu dimulainya pembelajaran yang terkadang sedikit terkendala baik karena faktor teknis seperti kondisi jaringan hingga faktor eksternal seperti keterlambatan guru untuk hadir memberikan materi pembelajaran. Jadi tugas seorang guru untuk membuat pembelajaran menjadi menarik agar siswa dapat lebih antusias dalam menerima pembelajaran. Kemudian saat ini para siswa perlu untuk diawasi dan diberikan

nasehat-nasehat dari para orang tua untuk dapat mempergunakan media sosial facebook dengan baik dan tidak membuat hal yang buruk dan merugikan.

c) Durasi

Durasi, dalam hal ini diartikan sebagai kondisi dimana seberapa sering seseorang menggunakan sosial media atau seberapa lama media dilihat, didengarkan dan dibaca oleh seseorang. Berkaitan dengan indikator durasi penggunaan media sosial ini, peneliti kemudian mewawancarai RM salah seroang Guru SMA Negeri 17 Luwu Utara yang mengatakan bahwa :

“Jadi berkaitan dengan durasi saat melaksanakan pembelajaran dengan facebook, kami juga mengusahakan agar tidak terlalu memakan waktu yang lama sehingga dapat membuat bosan para siswa. Jadi durasi pembelajaran yang diberikan sekitar 45 menit dan bertambah jika ingin diberikan tugas (PR tambahan) ” (Hasil Wawancara Selasa 15 Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat diketahui dan disimpulkan bahwa berkaitan dengan indikator durasi, saat melaksanakan pembelajaran dengan facebook diusahakan agar tidak terlalu memakan waktu yang lama sehingga tidak menghadirkan rasa bosan atau jenuh bagi para siswa.

Sehingga durasi pembelajaran yang diberikan kurang lebih sekitar 45 menit dan bertambah jika terdapat pemberian tugas tambahan. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu AS salah seorang orang tua Siswa SMA Negeri 17 Luwu Utara, mengatakan :

“Kalau untuk durasi dalam mengunakan facebook untuk belajar yang saya

“Kalau untuk durasi dalam mengunakan facebook untuk belajar yang saya

Dokumen terkait