• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DI KALANGAN PELAJAR (STUDI KASUS SISWA KELAS X SMAN 17 LUWU UTARA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DI KALANGAN PELAJAR (STUDI KASUS SISWA KELAS X SMAN 17 LUWU UTARA)"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DI KALANGAN PELAJAR (STUDI KASUS SISWA KELAS X SMAN 17 LUWU UTARA)

Disusun oleh : A R K A M

Nomor Induk Mahasiswa: 105650005415

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)

ii

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Disusun dan Diajukan Oleh:

A R K A M

Nomor Induk Mahasiswa: 105650005415

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v Nama Mahasiswa : Arkam

Nomor Induk Mahasiswa : 105650005415 Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa Proposal Penelitian ini dengan judul “Penggunaan Media Sosial Facebook di Kalangan Pelajar (Studi Kasus Siswa Kelas X SMAN 17 Luwu Utara)” adalah sepenuhnya merupakan karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain, tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Makassar, 2021 Yang menyatakan

Arkam

(6)

vi

Teknologi informasi dalam era modernisasi dan globalisasi mengambil peranan yang sangat penting dalam berbagai bidang. Salah satu perkembangannya adalah sosial media. Dengan sosial media orang mengakses internet tidak hanya untuk mencari informasi tetapi juga dapat berkomunikasi. media sosial merupakan sarana percakapan yang terjadi di internet dan ditopang oleh alat berupa aplikasi.

Pembelajaran di SMA Negeri 17 Luwu Utara dimasa pandemi seperti sekarang dengan memanfaatkan sosial media Facebook. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder dengan jumlah informan berjumlah 6 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan analisis data interaktif dan menggunakan teknik triangulasi jenis waktu dan sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dan pemanfaatan media sosial facebook dapat membawa dampak positif maupun negatif tergantung dari individu dan pengawasan dari orang tua siswa, karena dengan adanya media sosial facebook menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran dimasa pandemi seperti sekarang. Laju informasi yang sangat cepat seperti sekarang tidak dapat dihindarkan sehingga sangat rawan untuk membawa dampak negatif, sehingga setiap orang tua sebaiknya dapat mengawasi dengan memberikan nasehat agar tidak terjerumus ke hal-hal yang buruk saat menggunakan sosial media.

Kata kunci : Penggunaan Facebook, Pelajar.

(7)

vii

telah menentukan segala sesuatu berada di tangan-Nya, sehingga tidak ada setetes embun pun dan segelintir jiwa manusia yang lepas dari ketentuan dan ketetapan- Nya alhamdulillah atas hidayah dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini yang berjudul : “Penggunaan Media Sosial Facebook di Kalangan Pelajar (Studi Kasus Siswa Kelas X SMAN 17 Luwu Utara)” pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini. Untuk semua itu dengan kerendahan hati melalui ucapan sederhana ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang penulis hormati dan cintai, yang juga telah membantu terutama kepada Kedua orang tua penulis yang telah membesarkan dan mendidik penulis secara ikhlas serta memberikan motivasi dan doa yang tiada henti-hentinya. Terimakasih juga untuk saudara-saudara penulis serta keluarga besar yang telah memberi semangat untuk terus melanjutkan pendidikan setinggi mungkin. Ucapan terima kasih ini juga penulis sampaikan kepada orang yang penulis hormati, yaitu:

1. Bapak Amir Muhiddn, M.Si dan Bapak Dr. Muhammad Yahya, M.Si selaku pembimbing yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing penulis secara intensif, mengoreksi naskah skripsi serta mendorong agar penulis dapat menyelesaikan studi dengan cepat.

(8)

viii Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Po 4. litik Universitas Muhammadiyah

5. Untuk Segenap Dosen dan Tata usaha Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan banyak ilmu dan arahan selama perkuliahan berlangsung serta membimbing skripsi penulis ini dengan baik

Penulis menyadari begitu banyak kekurangan dan keterbatasan dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga tujuan dari pembuatan skripsi ini dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

Makassar, 2021

Arkam

(9)

ix

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 6

B. Konsep dan Teori ... 8

C. Kerangka Pikir ... 26

D. Fokus Penelitian ... 27

E. Deskripsi Fokus ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 28

C. Informan Penelitian ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Teknik Analisis Data ... 30

F. Teknik Pengabsahan Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 33

B. Hasil Penelitian ... 37

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

(10)

x

DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknologi informasi dalam era modernisasi dan globalisasi mengambil peranan yang sangat penting dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang pendidikan sebagai media pembelajaran atau sumber belajar. Perkembangan penggunaan multimedia dalam menyebarkan informasi dan komunikasi berpengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat di dunia, baik sosial budaya maupun sosial psikologis. Menyebarkan informasi dari waktu ke waktu sudah menembus segala penjuru dunia, hal tersebut mengakibatkan wawasan masyarakat terhadap peristiwa dunia makin terbuka.

Sekarang di Indonesia sendiri, semua orang dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi dari seluruh belahan dunia dengan adanya fasilitas internet. Salah satu perkembangan internet yang paling mencolok dibandingkan dengan layanan lain adalah sosial media. Dengan sosial media orang mengakses internet tidak hanya untuk mencari informasi tetapi juga dapat berkomunikasi.

media sosial merupakan sarana percakapan yang terjadi di internet dan ditopang oleh alat berupa aplikasi (Putrawangsa, 2018:16).

Tidak seperti komunikasi di internet pada masa sebelumnya yang cenderung searah, komunikasi di sosial media kini bersifat interaktif, terbuka dan memungkinkan setiap orang untuk ikut berpartisipasi didalamnya. Pelaku utama yang meramaikan pergerakan tersebut sebagian besar didominasi oleh usia remaja, khususnya mereka para peserta didik, baik pelajar atau mahasiswa. Hal ini

(12)

wajar, sebab jika melihat latar belakang situs sosial media terbesar di dunia yaitu Facebook , memang pada awal berdirinya dikhususkan untuk menghubungkan jalinan pertemanan di kampus (Danis, 2013:41). Beberapa aplikasi situs sosial mediayang populer sekarang ini antara lain Facebook , twitter, instagram, tiktok, youtube dan lainnya. Facebook adalah salah satu situs jejaring sosial yang berguna untuk mencari teman lama.

Facebook juga dapat digunakan untuk mengirim foto, video, bermain games, berdiskusi, berbisnis, dan masih banyak lagi. Jejaring sosial ini didirikan pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya sesama Mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo, Saverin, Andrew McCoollum, dustin Moskovits dan Chris Hughes (Mardiana, 2015:63). Penggunaan Facebook saat ini tidak hanya orang dewasa, tetapi juga digunakan dikalangan remaja termasuk peserta didik di sekolah. Seperti yang diketahui, Facebook sudah menjadi bagian dari kehidupan remaja saat ini.

Sehingga tidak dapat dipungkiri penggunaan media sosial ini dapat mempengaruhi perkembangan stimulus remaja, khususnya para peserta didik disekolah. Hal ini disebabkan sebagian besar peserta didik memiliki akun media sosial dan akses internet yang sangat mudah melalui smart phone. Sehingga mengakses media sosial tidak membutuhkan akan waktu lama, menyebabkan banyak dari peserta didik yang terbisa menghabiskan waktunya untuk mengakses media sosial tersebut (Faradisa, 2014:8). Hadirnya Facebook di masyarakat terutama di kalangan pelajar maupun mahasiswa memberikan dampak positif dan negatif terutama jika digunakan secara berlebihan. Banyak berita yang muncul

(13)

dari media cetak maupun elektronik yang memberitakan tentang penyalahgunaan situs media sosial ini. Keadaan ini sangat ironis dengan tujuan utama Facebook , yaitu untuk memperluas jaringan sosial. Tidak hanya kehidupan umum yang terkena dampak dari Facebook, namun pengaruhnya mulai dirasakan dalam dunia pendidikan. Dampak terburuk dari pengaruhnya adalah menurunnya hasil belajar siswa.

Siswa dalam usia remaja, dengan Facebook mereka menjadi ekspresif dengan bebas membuat status upload foto dan berbagi catatan. Siswa juga tidak enggan wall to wall dengan gurunya, padahal dilapangan mereka enggan untuk berbicara. Guru yang cerdas adalah guru yang dapat memanfaatkan media termasuk Facebook, sehingga guru bisa jadi pengarah sekaligus pengawas siswanya di luar sekolah. Fitu Facebook banyak yang dapat digunakan oleh para pendidik, seperti fitur foto tagging.

Guru bisa menggunakan fitur tersebut untuk menggumpulkan siswanya dengan penjelasan sebuah foto dan meminta siswanya untuk berkomentar pada foto tersebut. Facebook dapat menjadi media pembelajaran yang baik untuk para penggunanya terutama para pelajar dan mahasiswa. Tetapi faktanya masih banyak para pelajar mengunakan Facebook untuk hal-hal yang kurang baik, seperti saling ejek dengan teman, berbagi foto yang tidak wajar ataupun mengumbar gosip yang tidak jelas dan dapat menimbulkan kejahatan.

SMAN 17 Luwu Utara merupakan salah satu sekolah yang sebagian besar siswanya memiliki akun Facebook . Walupun aturan SMAN 17 Luwu Utara melarang siswanya membawa handphone di lingkungan sekolah dengan alasan

(14)

agar tidak mengganggu siswa dalam proses belajar mengajar. Namun faktanya, masih banyak siswa yang membawa handphone secara sembunyi-sembunyi.

Salah satau pengguanaan handphone di sekolah yaitu untuk mengakses situs Facebook tanpa sepengetahuan guru. Bahkan terkadang ada siswa yang mengupdate status ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran.

Akibatnya konsentrasi siswa dalam belajar terganggu dan materi pelajaran yang sedang dipelajaripun tidak akan dipahami secara maksimal. Untuk mengontrol berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan Facebook yang tidak semestinya, orang tua dan guru memiliki peranan yang sangat penting mengingat para peserta didik masih duduk di bangku sekolah.

Pihak sekolah dan orang tua harus mengedukasi peserta mengenai penggunaan Facebook untuk menunjang pedidikan mereka, terutama di masa pandemi covid- 19 dimana pembelajaran dilakukan secara online.

Karena penggunaan Facebook sebagaimana mestinya tidak akan menimbulkan dampak yang buruk. Berangkat dari penjabaran tersebut Peneliti kemudian tertarik untuk mengangkat judul “Penggunaan Media Sosial Facebook di Kalangan Pelajar (Studi Kasus Siswa Kelas X SMAN 17 Luwu Utara)”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan facebook Siswa Kelas X SMAN 17 Luwu Utara?

2. Bagaimana dampak penggunaan facebook terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMAN 17 Luwu Utara?

(15)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penggunaan facebook Siswa Kelas X SMAN 17 Luwu Utara.

2. Untuk mengetahui dampak penggunaan facebook terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMAN 17 Luwu Utara

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Praktis, Sebagai bahan masukan bagi SMAN 17 Luwu Utara untuk dijadikan pertimbangan dalam memperketat peraturan- peraturan dalam proses belajar mengajar yang akan datang

2. Manfaat Teoritis, Penelitian ini diharapkan sebagai salah satu sumbangsih akademik guna pengembangan literatur Ilmu Komunikasi terkhusus dalam konteks penggunana sosial media facebook , hingga sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang memiliki kesamaan kajian.

(16)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan penulis adalah sebagai dasar dalam penyusunan penelitian. Berikut ini adalah rincian terkait dengan penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dengan penelitian penulis saat ini :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama dan

Judul Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1

Kustijono R, Sunarti T &

Budiningarti (2018) - Penggunaan Facebook Sebagai Media Inovatif dalam

Pembelajaran SMP dan SMA Di Perguruan

Muhammadiyah Wiyung Surabaya

Metode kegiatan yang dipilih dengan tipe kuantitatif, dengan memperhatikan berbagai pertimbangan tim pengabdian kepada masyarakat memilih metode kegiatan pelatihan (training), pendampingan mentoring), penerapan (implementation), dan penilaian (evaluation).

Penggunaan facebook sebagai media

pembelajaran inovatif dapat diperoleh

peningkatan pemahaman guru, menghasilkan media pembelajarn inovatif karya guru, dan mendapatkan respon yang baik dari siswa.

Kegiatan ini hendaknya dapat ditindaklanjuti oleh pihak pimpinan Perguruan

Muhammadiyah Wiyung Surabaya dan sekolah-sekolah yang dikelolanya (SMP Muhammadiyah 17 Surabaya, dan SMA Muhammadiyah 9 Surabaya) dengan mengembangkan pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi lainnya.

(17)

2

Wibisino, T &

Mulyani Y. S.

(2018) - Analisis dampak

penggunaan media sosial terhadap prestasi akademik pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan populasi. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa/siswi SMP Negeri 6 Kota

Tasikmalaya, akan tetapi dalam penelitian ini penulis tidak meneliti seluruh populasi, mengingat jumlahnya yang sangat banyak, oleh karena itu peneliti mengambil dari sebagian populasi untuk di jadikan sampel.

Pengguna media sosial (facebook dan

instagram) berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa.

Pengaruh media sosial dapat positif dan negatif.

Hal tersebut tergantung pada tujuan dari masing- masing siswa, apabila media sosial digunakan sebagai alat bantu untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan atau salah satu motovasi untuk lebih giat belajar serta tidak mengganggu jam belajar maka pengaruh dari media sosisla terhadap preatasi akademik siswa

mungkin akan berdampak positif.

3

Sibuea, M. F. L., Sembiring, M. A.,

& Agus, R. T. A.

(2020) - Efektivitas Pembelajaran Daring Berbasis Media Sosial Facebook Dalam Meningkatkan Hasil Belajar.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian campuran (Mix Methods). Penelitian

mengkombinasikan antara dua dua metode penelitian

sekaligus, kualitatif dan kuantitatif dalam suatu kegiatan penelitianPenelitian ini mengambil tempat di SMP Taman Siswa Suka Damai Kisaran Kabupaten Asahan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Taman Siswa Suka Damai Kisaran Kabupaten Asahan. Dan yang menjadi sampelnya adalah siswa kelas VIII.

Berdasarkan proses dan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah Pembelajaran daring berbasis media sosial facebook lebih efektif dibandingkan

pembelajaran daring biasa (76,40% >

72,03%). Peningkatan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran daring berbasis media sosial facebook lebih tinggi daripada peningkatan hasil

belajar siswa yang diberi pembelajaran daring biasa.

Sumber : Diolah dan dikembangkan oleh peneliti (2021)

(18)

B. Konsep dan Teori

1. Konsep Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people) (Nurudin, 2014:34). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan tekhnologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu atau berkelanjutan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian mingguan, dwimingguan atau bulanan. Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakanya. Namun, dari sekian banyak definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan media elektronik) (Effendy, 2014:70). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa).

Definisi Komunikasi massa nampaknya merupakan definisi yang lengkap, yang dapat menggambarkan karakteristik komunikasi massa secara jelas. Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak- corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : diarahkan kepada khalayak yang relatif

(19)

besar, heterogen dan anonym; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar. Sebagian atau sejumlah besar dari alat komunikasi, yang meliputi semua (alat) saluran, ketika narasumber (komunikator) mampu mencapai jumlah penerima (komunikan, audience) yang luar serta secara serentak dengan kecepatan yang relatif tinggi (Joseph A, 2007:34).

a. Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa tipe komunikasi manusia yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat bantu yang mampu melipat gandakan pesan-pesan komunikasi. Menurut Effendy (2014:73) karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut :

1) Komunikator terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Dengan mengingat, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Jadi, yang terlibat dalam proses komunikasi massa itu, berapa macam peralatan yang digunakan.

2) Pesan Bersifat umum

Komunikasi Massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat di muat dalam media massa.

(20)

3) Komunikannya anonim dan heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen.

Komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor : Usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

4) Media massa menimbulkan keserempakan

Keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas.

5) Komunikasi mengutamakan isi

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus, tetapi pada komunikasi massa, yang paling penting adalah unsur isi. Jadi dalam komunikasi lainnya yang menentukan efektivitas komunikasi bukanlah struktur, etapi aspek hubungan manusia : bukan pada “apanya” tetapi pada “bagaimana”.

Sedangkan komunikasi massa menekankan pada “apanya”. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

(21)

6) Komunikasi Massa bersifat satu arah

Komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog . dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.

7) Stimulasi alat indera “Terbatas”

Ciri komunikasi massa lainya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indera yang “terbatas”. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, khalayak menggunakan indera penglihatan dan pendengaranh. Umpan balik tertunda (Delayed) Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedbackmerupakan faktor yang penting dalam bentuk komunikasi apapun.

Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

2. Media Sosial

Media sosial merupakan salah satu media instan yang saat ini memang memiliki berbagai fungsi dalam perannya. Selain berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi, media massa juga menjadi sarana untuk penggunanya dalam menggali berbagai informasi (Faradisa, 2014:8). Definisi media sosial tidak serta

(22)

merta merupakan gagasan yang tidak berdasar yang dikemukakan oleh para ahli tersebut. media sosial memiliki peran dan dampak bagi kehidupan masyarakatyang harus didesain sedemikian rupa agar media sosial tetap pada fungsi dan tujuan media sosial itu sendiri dan memiliki manfaat dalam kehidupan setiap individu.

Pengertian media sosial adalah situs jaringan sosial berbasis web yang memungkinkan bagi setiap individu untuk membangun profil publik ataupun semi public dalam sistem terbatasi, daftar pengguna lain dengan siapa mereka terhubung, dan melihat serta menjelajahi daftar koneksi mereka yang dibuat oleh orang lain dengan suatu sistem (Yusuf, 2010). Sedangkan menurut Phillip Kotler dan Kevin Keller media sosial adalah sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, video dan audio dengan satu sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya.

Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di Blog, tweet, instagram, facebook, atau video di YouTube yang dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Sekarang pemasang iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat banyak orang (Zarrella, 2010, h. 2).

a. Fungsi Media Sosial

Media sosial pada perannya saat ini telah membangun sebuah kekuatan besar dalam membentuk pola perilaku dan berbagai bidang dalam kehidupan masyarakat. hal ini yang membuat fungsi media sosial sangat besar. Adapun fungsi media sosial Menurut Anderson & Jiang, (2018:18) adalah :

(23)

a) Media sosial mendukung demokratisasi pengetahuan dan informasi.

Mentransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu sendiri.

b) Media sosial adalah media yang didesain untuk memperluar interaksi sosial manusia dengan menggunakan internet dan teknologi web.

c) Media sosial berhasil mentransformasi praktik komunikasi searah media siaran dari dari satu institusi media ke banyak audience ke dalam praktik komunikasi dialogis antara banyak audience.

Selain itu terdapat pendapat lain menurut Yosal. (2015:35), yaitu pengguna media sosial berfungsi sebagai berikut :

a) Keunggulan membangun personal branding mellui sosial media adalah tidak mengenal trik atau popularitas semu, karena audensilah yang menentukan. Berbagai media sosial menjadi media untuk orang berkomunikasi, berdiskusi dan bahkan memberikan sebuah popularitas.

b) Media sosial memberikan sebuah kesempatan yang berfungsi untuk berinteraksi lebih dekat dengan konsumen. Media sosial menawarkan sebuah konten komunikasi yang lebih individual.

b. Karakteristk dan Jenis Media Sosial

Media sosial memiliki ciri-ciri yang tidak lepas dari berbagai ciri-ciri dari media sosial yang banyak digunakan hingga saat ini. Berikut beberapa karakteristik Menurut (Danis, 2013:51) yang terdapat pada media sosial :

(24)

a) Partisipasi Mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik atau berminat menggunakannya, hingga dapat mengaburkan batas antara media dan audience.

b) Keterbukaan Kebanyakan dari media sosial yang terbuka bagi umpan balik dan juga partisipasi melalui sarana-sarana voting, berbagi dan juga komentar. Terkadang batasan untuk mengakses dan juga memanfaatkan isi pesan.

c) Perbincangan Selain itu, kemungkinan dengan terjadinya perbincangan ataupun pengguna secara dua arah.

d) Keterhubungan Mayoritas dari media sosial tumbuh dengan subur lantaran terjadi suatu kemampuan yang dapat melayani keterhubungan antara pengguna, melalui suatu fasilitas tautan (links) ke website, sumber informasi dan bagi pengguna-pengguna lainya.

Lebih lanjut Menurut Rulli (2016: 70) bahwa terdapat tiga macam platform yang utama untuk media sosial, yaitu :

a) Forum dan komunitas online Mereka datang dalam segala bentuk dan ukuran dimana banyak dibuat oleh pelanggan. Sebagian hal ini disponsori oleh perusahaan melalui postingan, instant, messaging, dan juga chatting yang berdiskusi mengenai minat khusus yang dapat berhubungan dengan perusahaan.

b) Blogs Terdapat banyak sekali pengguna blog yang sangat beragam disini dan Blogspot sendiri merupakan salah satu penyedia akun website gratis dimana kita bisa posting, sharing dan lain sebagainya.

(25)

c. Terpaan Media Sosial

Terpaan media adalah suatu perilaku seseorang (audiens) dalam menggunakan media. Terpaan media diartikan sebagai suatu kondisi dimana audiens diterpa oleh suatu isi pesan didalam media atau bagaimana media menerpa audiens. Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media yang di konsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Putrawangsa, 2018:16). Terpaan melalui Media Sosial merupakan kondisi audiens diterpa informasi melalui Media Sosial yang disebut juga komunikasi massa karena secara potensial menjangkau khalayak global melalui jaringan dan koneksi internet.

Media Sosial telah muncul sebagai hasil dari inovasi teknologi. Media Sosial memiliki sifat multi-arah, Media Sosial mendorong bahkan mewadahi respons serta memiliki beragam bentuk dan konten. Media Sosial, media komunikasi yang mengacu pada konten yang dapat diakses kapan saja, dimana saja, pada setia perangkat digital, serta memiliki kemampuan melakukan interaksi antara pemberi informasi dan penerima informasi dan memungkinkan partisipasi kratif dari berbagai pihak. Menurut Elvinaro dalam Nasrullah (2016:47) untuk mengukur terpaan media dapat dilihat dari 3 faktor:

1) Frekuensi, dapat diukur berdasarkan seberapa sering komunikan dari media melihat, membaca, dan mendengarkan media tersebut. Semakin tinggi frekuensi, pesan semakin menempel dalam benak konsumen dan menimbulkan perhatian dari audiens.

(26)

2) Perhatian (atensi), suatu proses mental sesorang dalam menyimak pesan di media. Meliputi melihat, membaca, dan mendengarkan media dengan tidak melakukan kegiatan lain. Unsur audio, video, dan sebagainya berperan dalam hal ini. Karena menentukan ketertarikan dan fokus khalayak ketika menyimak isi pesan.

3) Durasi, dalam hal ini diartikan sebagai kondisi dimana seberapa sering seseorang menggunakan sosial media atau seberapa lama media dilihat, didengarkan dan dibaca oleh khalayak.

3. Facebook sebagai Media Sosial

Jejaring sosial merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna. ejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga (Henri, 2012:17).

Setiap situs jejaring sosial memiliki daya tarik yang berbeda. Namun pada dasarnya tujuannya sama yaitu untuk berkomunikasi dengan mudah dan lebih menarik karena ditambah fitur-fitur yang memanjakan penggunanya. Dengan beberapa penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa situs jejaring sosial merupakan layanan berbasis web dimana digunakan untuk bersosialisasi dan

(27)

berkomunikasi dengan pihak lain baik dengan teman, keluarga, maupun suatu komunitas yang memiliki tujuan yang sama. Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial dan situs web yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran yang pada awal masa kuliahnya, situs jejaring sosial ini keanggotaannya masih dibatasi untuk mahasiswa dari Harvard College (Mardiana, 2015:63).

Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Universitas Boston, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Sampai akhirnya, pada September 2006, Facebook mulai membuka pendaftaran bagi siapa saja yang memiliki alamat email. Media sosial Facebook memiliki karakteristik khusus untuk membedakannya dengan media lainnya, karena media sosial dibentuk dari pemahaman bagaimana suatu media dapat digunakan sebagai sarana sosial di dunia virtual.

Bukan berarti media sosial tidak memiliki karakter umum maupun makro, hanya pembahasan karakteristik media sosial ini diperlukan untuk melihat perbedaannya dengan media lain Castella dalam Nasrullah (2016:55). Adapun karakteristik media sosial secara umum, yaitu:

1) Jaringan (Network), antar pengguna kata “jaringan” bisa dipahami dalam terminologi yang berarti infrastruktur yang menghubungkan antara komputer maupun perangkat keras lainnya. Koneksi ini diperlukan antar pengguna karena komunikasi bisa terjadi jika antar komputer terhubung

(28)

2) Informasi (Information), informasi menjadi bagian penting dari media sosial, karena pengguna media sosial dapat mengkreasi representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi yang dibuat dan diterima sesama pengguna media sosial.

3) Arsip (Archieve), bagi pengguna media sosial, arsip menjelaskan bahwa informasi yang telah diakses akan tersimpan melalui perangkat apapun.

Informasi yang diunggah tidak akan hilang begitu saja dan dengan mudahnya bisa diakses kapanpun.

4) Interaksi (Interactivity), jaringan antar pengguna tidak sekedar diperlukan untuk memperluas hubungan pertemanan tetapi harus dibangun interaksi sesama pengguna media sosial, seperti memberi komentar pada halaman Facebook, menyukai konten Youtube, dan saling membagikan momen atau kejadian pada akun masing-masing.

5) Simulasi (Simulation), sosial kesadaran yang nyata di benak khalayak semakin berkurang dan tergantikan dengan realitas semu. Khalayak terkadang tidak bisa membedakan antara yang nyata dan yang ada di layar.

6) Konten Oleh Pengguna (User Generated Content), konten yang dimiliki media sosial sepenuhnya milik dan berdasarkan pengguna atau pemilik akun. Jadi apapun yang ditampilkan oleh akun tersebut, berupa informasi dan lain sebagainya itu merupakan tanggung jawab pemilik akun tersebut.

7) Penyebaran (Share/Sharing), penyebaran merupakan karakter lainnya dari media sosial, hal ini menjadikan ciri khas karena menunjukkan bahwa khalayak aktif dalam menyebarkan konten sekaligus mengembangkannya.

(29)

a) Fitur-fitur Facebook yang dapat dijadikan sebagai Media Pembelajaran

Banyak fitur yang ditawarkan Facebooksebagai layanan yang dapat digunakan oleh user dalam rangka memudahkan interaksi. Jika ditelaah lebih dalam, beberapa diantaranya dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran fitur-fitur tersebut adalah :

1) Fitur Group, layanan situs jejaring sosial Facebookdalam bentuk fitur groupini memudahkan dalam mengelompokkan sebuah kelas atau mata pelajaran tertentu. Kelompok yang sudah ada dalam satu groupdapat dengan mudah berdiskusi karena kesamaan tujuan. Selain itu, dengan adanya fitur group, memudahkan dalam hal koordinasi, dan bertukar informasi mengenai pelajaran.

2) Fitur update status dan comment wall-to-wall, fitur ini merupakan interaksi asynchronous, yaitu interaksi dua arah secara tidak langsung dimana komunikasi ini akan terdokumentasi berdasar topik dan terurut waktu.

3) Fitur note atau docs pada grup, fitur ini sangat memudahkan guru dalam membuat dokumen baru pada Facebook, baik berupa resume mengenai materi yang sedang dipelajari atau menyampaikan informasi dengan lebih terstruktur dan rapi tanpa perlu membuka link baru.

4) Fitur share link/photo/video, tujuan dari fitur ini adalah memudahkan user dalam berbagi informasi. Guru dapat dengan mudah berbagi link/photo/video yang memuat content mengenai pelajaran yang diampunya. Hal ini memudahkan murid untuk mendapatkan sumber belajar yang terpercaya.

(30)

5) Fitur Group Chatting, aktivitas yang dilakukan pada fiturini merupakan interaksi dua arah secara langsung atau yang disebut dengan synchronous yang terjadi pada sebuah group. Fitur ini merupakan layanan yang paling memudahkan proses diskusi maupun bertukar informasi dengan cepat karena anggota group dapat berinteraksi secara langsung dengan sesama anggota grup tersebut yang sedang online.

b. Dampak Positif dan Negatif Media Sosial Facebook

Banyaknya pengguna media sosial khususnya Facebook, menjadikan Facebook sebagai Tuhan. Tuhan dalam arti monoteisme yaitu tempat bergantungnya manusia. Semua pengguna Facebook sangat tergantung kehidupannya pada media sosial tersebut. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, diantara mereka membuka Facebook walaupun hanya sekedar mengubah status, mengomentari status teman dan mengunggah foto agar para pengguna bisa berkomunikasi secara interaktif. Pengguna bermedia sosial tidak kenal waktu dan tempat. Hal ini yang menyebabkan kurangnya produktivitas (Nurudin, 2014: 34).

Sebagai media sosial yang banyak diakses oleh masyarakat. Facebook memiliki dampak positif dan dampak negatif. Seseorang yang “maniak” atau ketergantungan menggunakan Facebook akan mengorbankan apa saja demi media sosial tersebut. Bagi mereka yang tergolong pengangguran yang tidak akan menyita waktunya akan menggunakan Facebook untuk hiburan dan tidak akan mengganggu aktivitas. Media sosial ini memiliki dampak lain seperti akan merugikan orang lain dalam menyita waktu, awal dari perselingkuhan denganmodus iseng, dan lain-lain.

(31)

Tetapi di balik banyaknya dampak negatif, Facebook dapat berguna bagi seseorang yang ingin bertemu dengan teman lama untuk menjaga silahturahmi dan dapat berguna bagi yang ingin berbisnis online serta membuat komunitas online untuk menggalang dana ke lembaga sosial yang membutuhkan. Mennurut (Anderson & Jiang, 2018:19) adanya dampak positif dari penggunaan Facebook, yaitu:

1) Memberikan kemudahan dalam menjalin tali silahturahmi kepada teman maupun keluarga.

2) Sebagai media diskusi dan ajang promosi barang dan jasa.

3) Melatih diri untuk berkomunikasi dan mengeluarkan pendapat melalui pembaharuan status dan berkomentar mengenai hal yang terjadi masa kini.

4) Sebagai sarana belajar, karena mudah untuk mendapatkan informasi yang belum pernah diketahui.

5) Fitur yang disediakan pun dapat menyimpan berbagai foto, video kenangan bersama teman serta keluarga.

Kemudian leih lanjut berkenaan dengan dampak dampak negatif yang diperoleh dari ketergantungan menggunakan Facebook, yaitu:

1) Banyak yang memiliki teman baru di dunia maya dan melupakan kehidupan sosialnyasertainteraksidi kehidupan nyata.

2) Dapat mengurangi kinerja dan menyita waktu para penggunanya.

3) Terdapat beberapa bentuk pemalsuan profil pengguna yang dapat merugikan pengguna lain.

(32)

4) Dapat mengganggu privasi berupa informasi seseorang dari pengguna yang tidak dikenal.

Facebook merupakan salah satu bukti bahwa perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat. Menolak dengan mengenyahkan akan adanya media sosial baru bukannlah hal yang bijak, begitu juga dengan menerima dan membiarkannya begitu saja dengan mengorbankan diri dan orang lain itu bukan hal yang baik. Dengan berkembangnya media sosial, manusia seharusnya mampu untuk membendung ketergantungan itu menjadi sebuah cermin ketidakberdayaan manusia. Manusia harus dapat mengantisipasi akan perkembangan teknologi yang modern. Dibalik berkembangnya teknologi yang pesat, itu semua merupakan ciptaan manusia. Pengguna media sosial bisa dikatakan sebagai masyarakat maya yang bisa diartikan sebagai sebuah kehidupan masyarakat yang tidak bisa secara langsung berhubungan dengan penginderaan manusia, namun bisa dirasakan dan disaksikan sebagai sebuah realitas.

4. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar terdiri atas dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh. Prestasi belajar merupakan hasil evaluasi pendidikan yang dicapai oleh siswa setelah menjalani proses pendidikan secara formal dalam jangka waktu tertentu dan hasil belajar tersebut berupa angka-angka (Arikunto, 2013:77).

Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajardan tindak mengajar. Dari sisi guru mengajar diakhiri denganproses evaluasi hasil belajar.

(33)

Dari sisi peserta didik merupakanberakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Putrawangsa, 2018:17). Prestasi belajar adalah tingkatan keberhasilan siswa dalammempelajari materi pembelajaran di sekolah dalam bentuk skor yangdiperoleh dari test mengenai sejumlah materi tertentu.

Selain itu prestasi belajar juga diartikan sebagai suatu hasil dari perubahan yang meliputi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif berisi hal –hal yang menyangkut aspek intelektual (pengetahuan), aspek afektif (nilai dan sikap), aspek psikomotorik (keterampilan). Prestasi belajar juga diartikan sebagai kesempurnaan yang dicapai seseorangdalam berfikir, merasa dan berbuat.

a. Fngsi dan Ranah Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat peremnia (berlangsung terus-menerus) dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang hidupnya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuanya masing-masing, prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan karena mempunyai fungsi utama anatara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas, pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang rasa keingintahuan.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam dimensipendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dalaminstitusi pendidikan

(34)

Prestasi belajar dapat dijadikan indikator sebagai daya serap (kecerdasan) anak. Dalam mendidik proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapakan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Ada tiga ranah yang harus dilihat dalam tingkat keberhasilan yang dapat dicapai siswa yaitu :

1) Ranah kognitif, ranah kognitif bertujuan mengukur pengembangan penalaransiswa, pengukuran ini dapat dilakukan setiap saat dengan cara test tertulis maupun test lisan atau perbuatan.

2) Ranah afektif, pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif, pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena perubahan tingkah laku siswa dapat berubah sewaktu–waktu, sasaran pengukuran penilaian ranah afektif adalah perilaku siswa bukan pada pengetahuan siswa.

3) Ranah psikomotorik, pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil–hasil belajar yang berupa keterampilan. Cara yang paling tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar psikomtorik adalah observasi, observasi dalam hal ini dapat diartikan jenis test mengenai peristiwa, tingkah laku atau fenomena lain sebagai penempatan langsung.

Lebih lanjut berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar yang menggunaan ranah kognitif dapat ditetahui setiap saat untuk mengukur penalaran siswa, sedangkan ranah afektif tidak bisa diketahui setiap saat, pengukuran ini berdasarkan perilaku siswa dan ranah psikomotorik yang

(35)

dilakukan terhadap hasil belajar. Jadi, dengan menggunakan tiga ranah tersebut prestasi belajar dapat diketahui dengan baik, artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.

Padanan kata evaluasi adalah assessment adapula kata yang searti dan relatif lebih dikenal dalam dunia pendidikan kita yakni tes, ujian, atau ulangan (Arikunto, 2013:79). Dalam setiap kegiatan pasti dilaksanakan penilaian untuk mengukur tingkat keberhasilan dari kegiatan yang telah dilaksanakan.

Begitu pula dengan kegiatan pembelajaran di sekolah, perlu diketahui seberapa jauh prestasi belajar yang telah dicapai siswa. Jadi prestasi belajar adalah merupakan kemampuan yang dimiliki siswa yang telah mengalami perubahan baik keterampilan, pemahaman nilai-nilai, pola tingkah laku, setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.

Pada hakekatnya, belajar untuk mencapai sesuatu yang pada akhirnya mencapai suatu hasil hasil belajar, dan hasil belajar sering disebut dengan prestasi belajar.

Keberhasilan seorang siswa dalam kegiatan pembelajaran salah satunya dapat dilihat melalui nilai–nilai yang diperoleh dalam bentuk rapor secara periodik, angka–angka tersebut telah mencerminkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian dan pengukuran, tingkah laku yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang menggambarkan kemampuan seseorang dalam menguasai mata pelajaran ertentu selama masa tertentu serta merupakan urutan keberhasilan seseorang dalam proses belajar tersebut.

(36)

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang didefinisikan sebagai masalah yang penting. Pada masa pademi Covid-19 guru SMAN 17 Luwu Utara memanfaatkan facebook sebagai media pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagian besar siswa sudah sangat familiar dengan facebook dan kuota yang dihabiskan untuk mengakses facebook juga tergolong sedikit dibandikan dengan aplikasi yang lain. Dikarenakan penggunaan media sosial dengan bijak akan memberikan dampak positif, tentunya dibawah pantauan orang tua di rumah.

Berikut ini uraian dari kerangka pikir pada penelitian : Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Sumber : Diolah oleh peneliti (2021) Penggunaan Media Sosial Facebook di Kalangan Pelajar

Terpaan

Penggunaan Media Sosial

1) Frekuensi

2) Perhatian (Atensi) 3) Durasi

Elvinaro dalam Nasrullah (2016:47)

Dampak Penggunaan

1) Dampak Positif 2) Dampak Negatif

Siswa Kelas X SMAN 17 Luwu Utara

(37)

D. Fokus Penelitian

Fokus pada penelitian ini adalah mengenai Penggunaan Media Sosial Facebook dan Dampaknya terhadap Prestasi Belajar Siswa dengan menggunakan indikator : (1) Frekuensi, (2) Perhatian (atensi) dan (3) Durasi yang kemudian akan dikembangkan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan baik dampak positif maupun dampak negatifnya.

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Deskripsi fokus penelitian merupakan uraian lebih lanjut tentang oenjabaran indikator yang menjadi tolok ukur utama dalam kerangka pikir, dimana pada penelitian ini menggunakan indikator :

1) Frekuensi, dapat diukur berdasarkan seberapa sering seseorang menggunakan media sosial, membaca, dan mendengarkan media sosialtersebut. Semakin tinggi frekuensi, informasi yang diterima akan semakin melekat didalam benak seseorang dan menimbulkan perhatian.

2) Perhatian (atensi), suatu proses mental sesorang dalam menyimak pesan di media sosial. Meliputi melihat, membaca, dan mendengarkan media sosial dengan tidak melakukan kegiatan lain. Unsur audio, video, dan sebagainya berperan dalam hal ini. Karena menentukan ketertarikan dan fokus seseorang ketika menyimak informasi dari sosial media.

3) Durasi, dalam hal ini diartikan sebagai kondisi dimana seberapa sering seseorang menggunakan sosial media atau seberapa lama media dilihat, didengarkan dan dibaca oleh seseorang.

(38)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Penelitian digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan informan dilakukan secara purpossive sampling, teknik penggumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/

kualitatif, dimana hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

B. Lokasi dan WaktuPenelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 17 Luwu Utara, sekolah menjadi lokasi penelitian karena sebagian besar siswanya menggunakan facebook sebagai media sosial. Pengumpulan data berfokus pada siswa kelas X SMAN 17 Luwu Utara.

Penelitian dilakukan mulai 1 Februari sampai 2 Maret 2021.

C. Informan Penelitian

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan informan penelitian ini.Purposive sampling merupakan penentuan informan tidak berdasarkan atas strata, kedudukan pedoman atau wilayah tetapi didasarkan pada adanya tujuan dan pertimbangan tertentu sesuai dengan kebutuhan peneliti maka Informan dalam penelitian ini yaitu:

(39)

Tabel 3.1 : Data Informan Penelitian

No Informan Penelitian Ket

1 Guru SMAN 17 Luwu Utara 2 Orang

2 Siswa SMAN 17 Luwu Utara 2 Orang

3 Orang Tua Siswa SMAN 17 Luwu Utara 2 Orang

Jumlah 6 Orang

Sumber : Diolah oleh peneliti (2021) D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian, untuk melihat dari dekat proses kegiatan yang dilakukan dengan cara mengamati, mencatat, menganalisa secara sistematis terhadap gejala atau objek yang akan diteliti. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu observasi partisipatif yang berarti penelti melakukan dan mengamati secara langsung.

2) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses in teraksi antara pewawancara dan sumber informasi atau yang diwawancarai melalui komunikasi langsung. Dimana dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan kepada informan yang telah dipaparkan sebelumnya.

(40)

3) Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah suatu teknik dimana data diperoleh dari dokumen yang ada pada benda-benda tertulis, buku-buku, yang berkaitan dengan objek penelitian. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret mengenai komunikasi pemasaran produk kecantikan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini disebabkan, data akan menuntun kita ke arah temuan ilmiah, bila di analisis. Analisis data ialah langkah selanjutnya untuk mengolah data dari hasil penelitian menjadi data, dimana data diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang di ajukan dalam menyusun hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model of analysis). Dalam model ini terdapat 3 komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014:54) ketiga komponen tersebut yaitu :

1) Reduksi Data merupakan komponen pertama analisis data yang mempertegas, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan dapat dilakukan.

2) Sajian Data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.

(41)

3) Penarikan Kesimpulan dalam awal pengumpulan data peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui dengan mencatat peraturan-peraturan sebab akibat, dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat di pertanggung jawabkan.

F. Teknik Pengabsahan Data

Pengabsahan data ialah bentuk batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang, adapun bentuk triangulasi yaitu :

1) Triangulasi Sumber

Membandingkan cara mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membanding apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi.

2) Triangulasi Teknik

Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

(42)

3) Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan pengecekan berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu kewaktu sehingga untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian perlu diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja.

(43)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Luwu Utara adalah salah satu daerah kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Ibu kota Kabupaten Luwu Utara terletak di Masamba.

Masamba sebagai Ibu kota Kabupaten berjarak 430 Km kearah utara dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kabupaten Luwu Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 tahun 1999 dengan ibukota Masamba merupakan pecahan dari Kabupaten Luwu.

Kabupaten Luwu Utara berada pada posisi jalan trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara.

Kondisi wilayah Kabupaten Luwu Utara bervariasi terdiri dari daerah pegunungan/dataran tinggi, dataran rendah. Saat pembentukannya daerah ini memiliki luas 14.447,56 km2 dengan jumlah penduduk 442.472 jiwa. Dengan terbentuknya Kabupaten Luwu Timur maka saat ini luas wilayahnya adalah 7.502,58 km2. Secara Geografis Kabupaten Luwu Utara terletak pada 010 53’ 19”

– 020 55’ 36” lintang selatan, dan 1190 47’ 46” - 1200 37’ 44 Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Sulawesi Utara b) Sebelah Timur berbatasan dengan Luwu Timur

c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Teluk bone d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja dan Sulawesi

Barat.

(44)

Luas wilayah Kabupaten Luwu Utara tercatat 7.502,58, 75 Km2 dengan jumlah penduduk 321.979 jiwa dan secara administrasi pemerintahan terbagi menjadi 11 Kecamatan dengan 169 Desa yang merupakan desa definitif. Dari 169 desa tersebut terdapat 4 (empat) desa sudah termasuk dalam klasifikasi daerah perkotaan atau sudah dalam bentuk kelurahan. Keempat kelurahan yaitu, kelurahan Kappuna, Kelurahan Bone, Kelurahan Kasimbong dan kelurahan Baliase. Kecamatan Sukamaju merupakan Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak, yaitu 26 desa dan UPT sedangkan Kecamatan Rampi adalah paling sedikit jumlah desanya, yaitu hanya 6 desa.

Kemudian terdapat 7 Kelurahan dan 4 unit pemukiman Transmigrasi.

Terdapat pula sekitar 8 (delapan) sungai besar yang mengaliri wilayah Kabupaten Luwu Utara. Sungai yang terpanjang adalah sungai Rongkong dengan panjang 108 km yang melewati 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta dan Kecamatan Malangke.

Tabel 4.1 Rincian Sebaran Wilayah Kecamatan Kabupaten Luwu Utara

No Kecamatan

Ibukota Kecamatan

Desa Kel. Dusun Nama Jarak Ke Ibukota

Kabupaten (Km)

1 Sabbang Marobo 15 19 1 97

2 Baebunta Salassa 12 20 1 113

3 Malangke Tolada 38 14 0 59

4 Malangke Barat Pao 44 13 0 61

5 Sukamaju Sukamaju 21 26 0 100

6 Bone-Bone Bone-Bone 28 20 1 72

7 Masamba Kasimbong 0 17 4 61

8 Mappadeceng Kapidi 15 15 0 49

9 Rampi Onondowa 88 6 0 18

10 Limbong Limbong 165 7 0 22

11 Seko Padang Balua 193 12 0 52

Sumber : Dokumen Rencana Strategis Kabupaten Luwu Tahun 2019-2024

(45)

1. Profil Singkat SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara

Sebagai sebuah institusi pendidikan, sekolah memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas Sumber Daya Manusia atau SDM. Maka dari itu untuk meningkatkan mutu SDM Indonesia, pemerintah Indonesia berulang kali mengganti dan menyempurnakan kurikulum pendidikan yang merupakan salah satu faktor penting penentu mutu pendidikan di sekolah. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran Serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Maka dari itu, kurikulum pendidikan yang berlaku dalam sebuah sekolah akan sangat menentukan kegiatan serta sarana prasarana yang ada pada sekolah tersebut. Kegiatan pembelajaran pada Sekolah Menengah Atas (SMA) ditentukan oleh kurikulum yang diberlakukan pada sekolah tersebut. Dimana, Standar Isi yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, beban belajar serta kalender pendidikan merupakan pedoman utama dalam penyusunannya.

Dengan pemberlakuan kurikulum baru yaitu KTSP, maka tiap SMA memiliki kurikulum yang berbeda-beda sehingga sarana dan prasarana didalamnya pun akan berbeda.

SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SMA di Tandung, Kec. Malangke, Kab. Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Dalam menjalankan kegiatannya. SMA Negeri 17 Luwu Utara berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara beralamat di Lorong Bali Tandung Kecamatan

(46)

Malangke Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan dengan Kode Pos 92953.

SMA Negeri 17 Luwu Utara menyediakan listrik untuk membantu kegiatan belajar mengajar. Sumber listrik yang digunakan oleh SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara berasal dari PLN.

SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara menyediakan akses internet yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar menjadi lebih mudah. Provider yang digunakan SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara untuk sambungan internetnya adalah Telkomsel Flash. Pembelajaran di SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara dilakukan pada Pagi. Dalam seminggu, pembelajaran dilakukan selama 6 hari. SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara memiliki akreditasi B, berdasarkan sertifikat 614/BAN-SM/SK/2019.

2. Visi Misi SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara

Visi SMA Negeri 17 Kabupaten Luwu Utara ialah : Terwujudnya sekolah berkualitas untuk memberdayakan seluruh warga sekolah menjadi pribadi unggul yang berakhlak mulia, berprestasi, berbudaya, menjunjung tinggi asas kekeluargaan dan berwawasan lingkungan. Dengan Misi : Untuk mewujudkan visi SMA Negeri 17 Luwu Utara, maka dijabarkan misi sebagai berikut :

a) Menumbuh kembangkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai luhur Pancasila bagi seluruh warga sekolah sehingga dalam perilaku menjadi manusia yang luhur dalam berbudi berguna bagi bangsa dan negara.

b) Menumbuh kembangkan Pemahaman dan Penghayatan Agama bagi seluruh warga sekolah sehingga dalam berperilaku menjadi arif dan bijaksana.

(47)

c) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara optimal.

d) Mendayagunakan Sarana Prasarana secara optimal untuk mendukung Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

e) Menumbuh kembangkan masyarakat ilmiah melalui Penelitian.

f) Menumbuh kembangkan motivasi seluruh warga sekolah agar dapat berkembang sesuai dengan kemampuan.

g) Meningkatkan prestasi akademik melalui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien.

h) Meningkatkan apresiasi seni, ketrampilan, berbahasa & olahraga.

i) Menumbuh kembangkan Manajemen partisipatif dari seluruh warga sekolah dan stokeholder (pelanggan/sekolah).

j) Menumbuhkembangkan kesadaran lingkungan hidup.

B. Hasil Penelitian

1. Penggunaan Facebook oleh Siswa Kelas X SMAN 17 Luwu Utara

Kemudahan mengakses internet saat ini menjadikan setiap orang dapat dikatakan memiliki akun facebook, tak terkecuali para remaja. Dikalangan remaja, facebook dimanfaatkan sebagai wadah berkespresi. Namun, ada juga diantaranya yang menggunakan facebook sebagai salah catu sarana untuk berkirim tugas sekolah, diskusi materi pelajaran antar siswa dan guru. Peneliti kemudian lebih lanjut akan membahas mengenai penggunaan Facebook Siswa SMA Negeri 17 Luwu Utara, dengan beracuan pada indikator : (a) Frekuensi, (b) Perhatian (Atensi) dan (c) Durasi. Adapun penjabaran lebih lanjut terkait dengan indikator- indikator tersebut, akan diuraikan sebagai berikut :

(48)

a) Frekuensi

Frekuensi, dapat diukur berdasarkan seberapa sering seseorang menggunakan media sosial, membaca, dan mendengarkan media sosialtersebut.

Semakin tinggi frekuensi, informasi yang diterima akan semakin melekat didalam benak seseorang dan menimbulkan perhatian. Berkaitan dengan indikator frekuensi penggunaan media sosial ini, peneliti kemudian mewawancarai RM salah seroang Guru SMA Negeri 17 Luwu Utara yang mengatakan bahwa :

“Menurut saya dalam hal frekuensi penggunaan media sosial facebook, apa lagi dimasa pandemi seperti sekarang dimana proses belajar mengajar dipusatkan melalui handphone. Untuk pembelajaran, kita menggunakan facebook untuk berkomunikasi dengan para siswa dengan membentuk grup. Kami menggunakan facebook karena pertimbangan kemudahan siswa untuk mengakses dan dilakukan disetiap hari seperti sekolah tatap muka pada umumnya” (Hasil Wawancara Selasa 15 Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat diketahui dan disimpulkan bahwa berkaitan dengan indikator frekuensi, dalam hal frekuensi penggunaan media sosial facebook seperti dimasa pandemi sekarang dimana proses belajar mengajar dipusatkan melalui handphone. Untuk pembelajaran digunakan facebook untuk berkomunikasi dengan para siswa dengan membentuk grup. Facebook digunakan karena pertimbangan kemudahan siswa untuk mengakses dan dilakukan disetiap hari selama 60 per matapelajaran menit siswa mengisi draf absen yang di sebara dan menyimak penjelesan gruru dan saling berinterkasi di dalam groub belajarar seperti sekolah tatap muka pada umumnya.

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu AS salah seorang orang tua Siswa SMA Negeri 17 Luwu Utara, mengatakan :

“Saya melihat untuk frekuensi anak saya saat dalam menggunakan facebook, untuk belajar cukup baik meskipun kadang saya harus

(49)

mengingatkan. Apa lagi sekarang ini dimana media sosial menjadikan anak-anak kecanduan untuk bermain medsos sehingga tentunya kita orang tua harus selalu mengingatkan anak-anak untuk tetap memanfaatkan medsos untuk belajar” (Hasil Wawancara Kamis 17 Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat diketahui dan disimpulkan bahwa berkaitan dengan indikator frekuensi, dalam menggunakan media sosial facebook untuk belajar terbilang cukup baik dengan catatan orang tua memiliki kewajiban untuk mengingatkan. Apa lagi sekarang ini sangat beragamnya media sosial menjadikan ketergantungan bagi kalangan remaja untuk bermain media sosial sehingga tentunya orang tua memiliki peran yang penting mengingatkan untuk memanfaatkan media sosial untuk belajar. Selanjutnya hasil wawancara dengan informan berikutnya yaitu NA salah seorang orang Siswa SMA Negeri 17 Luwu Utara, mengatakan :

“Kalau saya berpendapat Kak soal ini (frekuensi penggunaan facebook), untuk di sekolah itu biasa kita kasih informasi untuk belajar, pertama lewat grup WA dulu di tanyakki semua, baru pi dilanjut ke facebook.. itu biasa kita sekolah (belajar melalui facebook) 5 hari kaya sekolah biasa (senin s/d jumat)” (Hasil Wawancara Kamis 17 Februari 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat diketahui dan disimpulkan bahwa berkaitan dengan indikator frekuensi, penggunaan facebook untuk keperluan pembelajaran di sekolah terlebih dahulu diiinformasikan untuk melalui pesan grup whatsapp yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dengan para siswa melalui facebook dengan pertimbangan bahwa siswa cenderung lebih aktif di facebook. Kemudian pembelajaran yang dilakukan disetiap hari Senin sampai dengan Jumat selama 60 menit dalam satu mata pelajaran layaknya proses pembelajaran seperti biasa namun intensitasnya yang berkurang di ambil dari hasil wawan cara 2020.

(50)

Kemudian berdasarkan dari beberapa keterangan dari informan yang bersangkutan terkait dengan indikator frekuensi, untuk pembelajaran digunakan facebook untuk berkomunikasi dengan para siswa dengan membentuk grup.

Facebook digunakan karena pertimbangan kemudahan siswa untuk mengakses dan dilakukan disetiap hari seperti sekolah tatap muka pada umumnya. Dalam menggunakan media sosial facebook untuk belajar sewajarnya dapat menjadi hal yang baik dengan catatan orang tua memiliki kewajiban untuk mengingatkan. Apa lagi sekarang ini sangat beragamnya media sosial menjadikan ketergantungan bagi kalangan remaja untuk bermain media sosial. Kemudian informasi seputar pembelajaranterlebih dahulu melalui pesan grup whatsapp yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dengan para siswa melalui facebook dengan pertimbangan bahwa siswa cenderung lebih aktif di facebook. Kemudian pembelajaran yang dilakukan disetiap hari Senin sampai dengan Jumat layaknya proses pembelajaran seperti biasa namun intensitasnya yang berkurang.

b) Perhatian (Atensi)

Perhatian (atensi), suatu proses mental sesorang dalam menyimak pesan di media sosial. Meliputi melihat, membaca, dan mendengarkan media sosial dengan tidak melakukan kegiatan lain. Unsur audio, video, dan sebagainya berperan dalam hal ini. Karena menentukan ketertarikan dan fokus seseorang ketika menyimak informasi dari sosial media. Berkaitan dengan indikator perhatian (atensi) penggunaan media sosial ini, peneliti kemudian mewawancarai RD salah seroang Guru SMA Negeri 17 Luwu Utara yang mengatakan bahwa :

“Saya melihat bahwa, anak-anak (siswa) saat menerima pembelajaran materi dari kami Guru ataupun menyimak tugas yang akan diberikan

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu  No  Nama dan
Tabel 3.1 : Data Informan Penelitian
Tabel 4.1 Rincian Sebaran Wilayah Kecamatan Kabupaten Luwu Utara

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi penggunaan sosial media sosial facebook terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran biologi kelas XI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi penggunaan sosial media sosial facebook terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran biologi kelas XI

Metode ini menggunakan korelasi untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu motivasi belajar desain busana (X) dengan penggunaan media sosial facebook (Y)

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mencari apakah ada hubungan lama penggunaan media sosial Facebook dengan penurunan tajam penglihatan1. Metode : Penelitian ini

8) Rasa kepuasan, modul disusun dengan cermat sehingga memudahkan siswa belajar untuk menguasai bahan pelajaran menurut metode yang sesuai bagi murid yang

Persamaan dan perbedaan dengan yang saya teliti terletak pada penggunaan facebook jika di skripsi di atas dampak sosial yang ditimbulkan, sedangkan penelitian

Hasil belajar antara kelas dengan pemanfaatan fitur wall, group dan chatt media.. sosial facebook dalam strategi belajar learning start with a question dari

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan sejauh mana perilaku penggunaan Facebook di kalangan siswa sekolah dasar dilihat dari berapa banyak siswa