III. METODE PENELITIAN
3.3. Deskripsi Variabel dan Pengukurannya
Deskripsi variabel ini merupakan hipotesis yang digunakan dalam penelitian. Penetapan variabel bebas atau independent (Xi) yang mempengaruhi variabel dependent (Yi) ini mengaju pada studi literatur dari hasil penelitian Kuntjoro (1983), Prasetyo (1996), Renggani (1998), Hidayati (2003), dan Priarnani (2005). Namun, variabel yang dimasukkan dalam model disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan, sehingga tidak semua variabel independent
yang terdapat dalam penelitian terdahulu dimasukkan dalam model penelitian yang dilakukan. Adapun variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah pinjaman, tingkat suku bunga, penghasilan bersih usaha, pengalaman usaha, usia, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan, dummy
bencana (force Major), dan dummy penghasilan di luar usaha.
3.3.1. Tingkat pengembalian kredit
Tingkat pengembalian kredit merupakan kemampuan mitra binaan dalam membayar kembali kreditnya. Tingkat pengembalian kredit yang telah
dikembalikan oleh mitra binaan dilihat dari pokok pinjaman kredit beserta bunganya serta waktu pengembalian kredit. Mitra binaan yang diambil adalah mitra binaan PT. Telkom Divre II Jakarta yang masih akses terhadap kredit. Tingkat pengembalian kredit dalam penelitian ini dilihat berdasarkan lancar dan tidak lancarnya pengembalian kredit yang dilakukan oleh mitra binaan. Dimana dalam penelitian ini nilai 1 untuk tingkat pengembalian kredit lancar dan nilai 0 untuk tingkat pengembalian kredit tidak lancar.
3.3.2. Jumlah Pinjaman
Jumlah pinjaman merupakan besarnya kredit yang diberikan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta kepada pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan. Pinjaman beruapa kredit dana bergulir ini diberikan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta pada program kemitraan CSR dilakukan dalam rangka membantu permodalan bagi pengusaha kecil. Besarnya jumlah pinjaman yang diberikan kepada pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan maka akan meningkatkan produktifitas usaha yang dijalankannya. Dengan meningkatnya produktifitas mitra binaan akan meningkatkan pengembalian kredit. Dengan demikian jumlah pinjaman diduga berhubungan positif terhadap pengembalian kredit. Satuan yang digunakan untuk jumlah pinjaman adalah Rupiah.
3.3.3. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga mempengaruhi pengembalian kredit, semakin besar tingkat suku bunga maka kemampuan pengembalian kredit semakin rendah.
Dengan demikian tingkat suku bunga diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian. Satuan yang digunakan adalah persen.
3.3.4. Penghasilan Bersih Usaha
Penghasilan bersih usaha adalah penghasilan yang diperoleh mitra binaan dalam menjalankan usahanya setelah disisihkan dengan biaya-biaya lainnya. Semakin tinggi penghasilan bersih yang diterima maka semakin besar pula bagian yang dapat disisihkan setelah memenuhi segala keperluan keluarga atau rumah tangga. Dengan demikian, diduga semakin besar penghasilan bersih maka akan berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit. Satuan yang digunakan adalah Rupiah per bulan.
3.3.5. Pengalaman Usaha
Pengalaman usaha yang dimaksud adalah pengalaman mitra binaan dalam menjalankan usahanya. Semakin lama pengalaman usaha mitra binaan dalam menjalankan usahanya maka dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam menjalankan usahanya. Keberhasilan ini pada akhirnya akan dapat meningkatkan tingkat pengembalian kreditnya. Dengan demikian pengalaman usaha diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit. Satuan yang digunakan adalah tahun.
3.3.6. Usia
Usia mempengaruhi keberanian mitra binaan dalam mengambil keputusan, dengan meningkatnya usia akan mempengaruhi kematangan dalam berpikir dan bertindak, sehingga dapat mengambil keputusan secara rasional. Dengan demikian meningkatnya usia mitra binaan, diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit. Satuan yang digunakan adalah tahun.
3.3.7. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga yang dimaksud adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan keluarga mitra binaan. Jumlah tanggungan keluarga akan mempengaruhi pengeluaran keluarga, karena berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan anggota keluarga. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga pengusaha akan semakin tinggi pengeluaran untuk keluarga. Sehingga hal ini diduga akan mengurangi bagian dari penghasilan yang dialokasikan untuk pembayaran kredit. Dengan demikian jumlah tanggungan keluarga diduga akan berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian kredit. Jumlah tanggungan keluarga diukur berdasarkan jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan pengusaha, satuan yang digunakan adalah orang.
3.3.8. Tingkat Pendidikan
Tingginya tingkat pendidikan pengusaha menjadi landasan atau dasar untuk memahami dan berpikir, hal ini akan mempengaruhi kemampuan dalam mengelola usahanya. Dengan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh
pengusaha maka akan semakin baik dalam mengelola usahanya. Dengan demikian tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit. Satuan yang digunakan adalah tahun. Dimana untuk SD=6 tahun, SMP=9 tahun, SMA=12 tahun,, D3=15 tahun, S1=16 tahun, S2=18 tahun dan S3=22 tahun.
3.3.9. Bencana (Force Major)
Bencana (force major) adalah musibah yang menimpa mitra binaan yang mempengaruhi jalannya usaha, dan akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh pengusaha. Penurunan yang diperoleh akibat adanya bencana yang menimpa mitra binaan akan mempengaruhi kelancaran dalam pengembalian kredit. Bencana yang dimaksud seperti kebakaran, kebanjiran, pencurian atau perampokan, sakit, kematian, dan lain- lain. Faktor bencana ini diduga berpengaruh negatif terhadap pengembalian kredit. Variabel dummy diukur dari ada atau tidaknya bencana yang menimpa mitra binaan, D1i akan bernilai 1 jika mitra binaan tertimpa bencana dan D1i akan bernilai 0 jika mitra binaan tidak tertimpa bencana.
3.3.10. Penghasilan Lain di Luar Usaha
Penghasilan lain di luar usaha merupakan penghasilan yang diperoleh mitra binaan diluar usaha ya ng dijalankan oleh mitra binaan. Penghasilan di luar usaha yang diperoleh mitra binaan dianggap dapat mempengaruhi tingkat pengembalian kredit karena semakin banyaknya sumber pendapatan yang
diperoleh mitra binaan maka akan semakin kecil kemungkinan untuk menunggak. Variabel ini diukur dari ada atau tidaknya pendapatan lain diluar usaha yang dijalankan oleh mitra binaan, D2i akan bernilai satu apabila mitra binaan memiliki pendapatan diluar usaha yang dijalankannya, dan D2i akan bernilai nol jika mitra binaan tidak memiliki pendapatan di luar usaha yang dijalankan.