• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Deskripsi Variabel Penelitian

4.2.1 Return (Y)

Return merupakan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini. Perhitungan return menggunakan data harga saham penutupan akhir tahun dengan rumus sebagai berikut :

Return saham =

(Harjito dan Aryayoga, 2009) Sebagai contoh digunakan data PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk sebagai berikut:

PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk pada tahun 2008 memiliki closing price Rp. 50,- dan pada tahun 2009 memiliki closing price Rp. 50,- dari data ini return dapat diformulasikan sebagai berikut:

R2009 =

R2009 = 0

Begitu juga perlakuan yang sama dalam menentukan return untuk semua perusahaan dari tahun 2009-2011 yang terdapat pada lampiran 1. Berikut ini hasil ringkasan dari return saham tersebut.

Tabel 4.2 Ringkasan Return Saham Perusahaan tahun 2009-2011

No. Nama Perusahaan Return

2009 2010 2011

1. PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk 0,000 0,000 0,000

2. PT Tunas Baru Lampung Tbk 0,789 0,206 0,439

3. PT Indal Aluminium Industry Tbk 0,792 0,674 0,500

4. PT Surya Toto Indonesia Tbk 0,063 3,588 0,282

5. PT Astra Otoparts Tbk 0,643 1,426 -0,756

7. PT Kimia Farma (Persero) Tbk 0,671 0,252 1,138

8. PT Kedawung Setia Industrial Tbk 0,582 0,516 0,043

9. PT Mustika Ratu Tbk 1,582 0,646 -0,231

10. PT Adhi Karya Tbk 0,519 1,220 -0,363

11. PT Nusantara Infrastructure Tbk 0,375 2,000 -0,379

12. PT Jasa Marga (Persero) Tbk 0,989 0,892 0,226

13. PT Mobile-8 Telecom Tbk 0,000 0,000 0,000

14. Bank Rakyat Indonesia Tbk 0,672 0,373 -0,357

15. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk 3,724 0,752 0,058

16. PT Sinar Mas Multiartha Tbk 4,882 0,200 1,375

17. PT Media Nusantara Citra Tbk -0,494 3,476 0,394

18. PT Ricky Putra Globalindo Tbk -0,204 -0,072 0,017

19. PT Citatah Industri Marmer Tbk 0,360 0,059 -0,014

20. PT Aneka Tambang Tbk 1,018 0,114 -0,339

21. PT Global Land Development Tbk -0,016 0,254 0,747

22. PT Panorama Sentrawisata Tbk 0,600 -0,150 -0,082

23. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk 0,500 0,961 0,280

24. PT Trada Maritime Tbk 9,600 0,170 0,597

25. PT Multi Indocitra Tbk 0,559 0,528 -0,099

Sumber : www.idx.co.id (data diolah)

Berdasarkan pengamatan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa perusahaan yang menghasilkan return saham tertinggi pada tahun 2009 adalah PT Trada Maritime Tbk yaitu sebesar 9,600, pada tahun 2010 yang menghasilkan return saham tertinggi adalah PT Surya Toto Indonesia Tbk yaitu sebesar 3,588 dan pada tahun 2011 yang menghasilkan return saham tertinggi adalah PT Sinar Mas Multiartha Tbk yaitu sebesar 1,375. Perusahaan yang menghasilkan return saham paling kecil pada tahun 2009 adalah PT Media Nusantara Citra Tbk yaitu sebesar -0,494, pada tahun 2010 yang menghasilkan return saham paling kecil adalah PT Panorama Sentrawisata Tbk yaitu sebesar -0,150 dan pada tahun 2011 yang menghasilkan return saham paling kecil adalah PT Astra Otoparts Tbk yaitu sebesar -0,756.

Return On Assets (X1)

ROA merupakan alat ukur efisiensi dari sautu perusahaan dalam menciptakan laba dari total aktiva yang dimiliki perusahaan. Secara sistematis ROA dirumuskan sebagai berikut:

x100%

(Harjito dan Aryayoga, 2009) Sebagai contoh digunakan data PT Tunas Baru Lampung Tbk sebagai berikut:

PT Tunas Baru Lampung Tbk pada tahun 2009 memiliki laba bersih sebesar Rp. 138.244.778.000 dan total aktiva sebesar Rp.2.786.340.214.000. Dari data ini Return On Assets (ROA) dapat diformulasikan sebagai berikut:

ROA2009 = x100%

ROA2009 = 4,962 %

Begitu juga perlakuan yang sama dalam menentukan ROA untuk semua perusahaan dari tahun 2009-2011 yang terdapat pada lampiran 2. Berikut ini merupakan hasil ringkasan dari ROA:

Tabel 4.3 Ringkasan ROA Perusahaan tahun 2009-2011

No. Nama Perusahaan ROA (%)

2009 2010 2011

1. PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk -71,626 3,457 4,385

2. PT Tunas Baru Lampung Tbk 4,962 6,756 9,921

3. PT Indal Aluminium Industry Tbk -2,726 4,094 4,843

4. PT Surya Toto Indonesia Tbk 18,085 17,754 16,283

5. PT Astra Otoparts Tbk 16,540 20,430 15,818

7. PT Kimia Farma (Persero) Tbk 4,000 8,370 9,573

8. PT Kedawung Setia Industrial Tbk 1,909 3,029 4,021

9. PT Mustika Ratu Tbk 5,748 6,320 6,596

10. PT Adhi Karya Tbk 2,940 3,845 2,989

11. PT Nusantara Infrastructure Tbk -3,391 -2,893 -1,518

12. PT Jasa Marga (Persero) Tbk 6,137 6,297 6,153

13. PT Mobile-8 Telecom Tbk -1,045 -31,265 -19,520

14. Bank Rakyat Indonesia Tbk 2,306 2,838 3,211

15. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk 28,003 19,316 9,375

16. PT Sinar Mas Multiartha Tbk 3,554 4,589 4,391

17. PT Media Nusantara Citra Tbk 5,046 8,909 12,789

18. PT Ricky Putra Globalindo Tbk 0,596 1,764 1,902

19. PT Citatah Industri Marmer Tbk 8,807 6,403 0,420

20. PT Aneka Tambang Tbk 6,080 13,674 0,013

21. PT Global Land Development Tbk 6,124 7,797 2,340

22. PT Panorama Sentrawisata Tbk 1,181 1,037 2,940

23. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk 7,331 10,104 12,130

24. PT Trada Maritime Tbk 61,740 4,849 5,576

25. PT Multi Indocitra Tbk 10,417 7,572 8,408

Sumber : laporan keuangan (data diolah)

Berdasarkan pengamatan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa perusahaan dengan nilai ROA tertinggi pada tahun 2009 adalah PT Adira Dinamika Multifinance Tbk yaitu sebesar 28,003, pada tahun 2010 adalah PT Astra Otoparts Tbk yaitu sebesar 20,430 dan pada tahun 2011 adalah PT Surya Toto Indonesia Tbk yaitu sebesar 16,283. Sedangkan perusahaan dengan nilai ROA terendah pada tahun 2009 adalah PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk yaitu sebesar -71,626 dan pada tahun 2010 dan 2011 adalah PT Mobile8 Telecom Tbk yaitu sebesar -31,265 dan -19,520.

4.2.3 Arus Kas Operasi (X2)

Arus kas yang paling sering dan paling penting adalah arus kas yang berkaitan dengan aktivitas operasi (Niswonger et.al dalam Agustia,

2009:237). Arus kas operasi yang positif mengindikasikan bahwa perusahaan mampu membiayai kegiatan operasionalnya dan menghasilkan dana lebih sehingga investor dapat mengetahui bahwa perusahaan telah dijalankan dengan baik serta memungkinkan menerima dividen kas di masa depan.

Data arus kas operasi diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yaitu pada bagian laporan arus kas. Keseluruhan data arus kas operasi perusahaan dari tahun 2009-2011 terdapat pada lampiran 3. Berikut ini merupakan ringkasan arus kas operasi:

Tabel 4.4 Ringkasan Arus Kas Operasi Perusahaan tahun 2009-2011

No. Nama Perusahaan Return

2009 2010 2011

1. PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk 1.105.889.492 -536.704.443 5.259.260.431

2. PT Tunas Baru Lampung Tbk -325.051.889.000 380.781.982.000 838.469.000.000

3. PT Indal Aluminium Industry Tbk 84.367.262.804 -90.023.374.137 19.866.212.087

4. PT Surya Toto Indonesia Tbk 227.527.798.490 156.057.916.260 233.247.021.169

5. PT Astra Otoparts Tbk 595.745.000.000 374.748.000.000 258.576.000.000

6. PT Sekar Laut Tbk 11.689.827.584 8.089.259.673 17.708.603.858

7. PT Kimia Farma (Persero) Tbk 120.369.595.992 139.119.874.007 81.552.753.104

8. PT Kedawung Setia Industrial Tbk 7.543.040.735 -22.474.112.908 45.615.668.873

9. PT Mustika Ratu Tbk 2.437.835.047 4.613.811.149 1.143.065.750

10. PT Adhi Karya Tbk -150.791.957.628 -30.755.924.856 519.465.969.524

11. PT Nusantara Infrastructure Tbk 17.024.082.334 48.408.033.500 1.997.828.164

12. PT Jasa Marga (Persero) Tbk 1.074.805.701.000 1.533.256.109.000 1.785.731.479.000

13. PT Mobile-8 Telecom Tbk 11.859.141.482 -974.532.718.735 -759.729.620.041

14. Bank Rakyat Indonesia Tbk 1.277.129.000.000 46.517.667.000.000 15.975.074.000.000

15. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk -1.377.367.000.000 -9.504.615.000.000 -9.906.904.000.000

16. PT Sinar Mas Multiartha Tbk 920.622.000.000 1.142.806.000.000 269.981.000.000

17. PT Media Nusantara Citra Tbk 145.829.000.000 385.654.000.000 868.224.000.000

18. PT Ricky Putra Globalindo Tbk 60.599.677.429 32.999.035.530 15.787.878.475

19. PT Citatah Industri Marmer Tbk 11.210.244.738 13.312.038.528 9.400.684.373

20. PT Aneka Tambang Tbk 1.004.174.188.000 2.004.573.531.000 1.567.957.001.000

21. PT Global Land Development Tbk 12.038.249.588 13.167.401.400 17.365.391.244

22. PT Panorama Sentrawisata Tbk 45.400.808.000 58.709.911.000 42.268.787.000

24. PT Trada Maritime Tbk 54.171.982.975 126.783.594.143 203.397.819.330

25. PT Multi Indocitra Tbk 43.389.273.024 -813.252.031 46.143.809.345

Sumber : www.idx.co.id (data diolah)

Berdasarkan pengamatan pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa perusahaan yang mempunyai arus kas operasi paling positif pada tahun 2009-2011 adalah Bank Rakyat Indonesia Tbk yaitu sebesar

Rp.1.277.129.000.000; Rp.46.517.667.000.000 dan

Rp.15.975.074.000.000. Sedangkan perusahaan yang mempunyai arus kas operasi paling negatif pada tahun 2009-2011 adalah PT Adira Dinamika Multifinance Tbk yaitu sebesar -Rp. 1.377.367.000.000; -Rp.9.504.615.000.000 dan -Rp.9.906.904.000.000.

4.2.4 Economic Value Added (X3)

Economic Value Added (EVA) merupakan salah satu variabel bebas dalam penelitian ini. Berikut disajikan contoh perhitungan EVA pada PT Indal Aluminium Industry Tbk tahun 2009.

4.2.4.1 Menghitung Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

PT Indal Aluminium Industry Tbk pada tahun 2009 menghasilkan laba operasi sebesar Rp. 38.171.739.642 dengan biaya bunga Rp.35.296.989.755. Dari data tersebut NOPAT dapat diformulasikan sebagai berikut:

NOPAT = laba operasi + biaya bunga

NOPAT2009 = Rp. 38.171.739.642 + Rp. 35.296.989.755 NOPAT2009 = Rp 73.468.729.397

4.2.4.2 Menghitung Invested Capital

PT Indal Aluminium Industry Tbk pada tahun 2009 mempunyai total hutang sebesar Rp. 406.634.957.862 dengan ekuitas pemegang saham sebesar Rp. 79.200.000.000. Dari data tersebut Invested Capital dapat diformulasikan sebagai berikut:

Invested Capital = Total hutang + Ekuitas Pemegang Saham Invested Capital2009= Rp. 406.634.957.862 + Rp. 79.200.000.000 Invested Capital2009 = Rp. 485.834.957.862

4.2.4.3 Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC)

Data mengenai komponen WACC dapat dilihat pada lampiran 11. PT Indal Aluminium Industry Tbk pada tahun 2009 memiliki tingkat modal (Pd) sebesar 0,303210279 kemudian memiliki cost of debt (kd) sebesar 0,247463807, tingkat pajak (T) sebesar 0,20272472, cost of equity (ke) sebesar -0,201065168 dan tingkat modal dari ekuitas (Pe) sebesar 0,13558429. Dari data tersebut WACC dapat diformulasikan sebagai berikut:

WACC = [(Pd x kd) (1-T)] + [Pe x ke]

WACC2009 = [(0,303210279x0,247463807)(1-0,20272472)]+ [0,13558429x -0,201065168]

4.2.4.4 Menghitung Capital Charges

Data tentang Invested Capital dapat dilihat pada lampiran 5, sedangkan data WACC dapat dilihat pada lampiran 11. Pada lampiran tersebut terlihat untuk PT Indal Aluminium Industry Tbk pada tahun 2009 memiliki nilai Invested Capital sebesar Rp. 485.834.957.862 dan nilai WACC sebesar -0,00163084. Dari data tersebut untuk tahun 2009 pada PT Indal Aluminium Industry Tbk perhitungan Capital Charges dapat diformulasikan sebagai berikut:

Capital Charges = Invested Capital x WACC

Capital Charges2009 = Rp. 485.834.957.862 x -0,00163084 Capital Charges2009 = -Rp. 792.316.803,6

Sebagai pengurang NOPAT, capital charges sangat mempengaruhi nilai EVA. Jika nilai capital charges lebih besar daripada nilai NOPAT akan menghasilkan nilai EVA yang negatif. Hal ini menandakan bahwa nilai perusahaan berkurang sebagai akibat dari tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah daripada tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor. Sebaliknya jika nilai capital charges lebih kecil dari nilai NOPAT, maka akan menghasilkan nilai EVA yang positif. Hal ini menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal.

4.2.4.5 Menghitung Economic Value Added (EVA)

Dari perhitungan sebelumnya diketahui bahwa nilai NOPAT PT Indal Aluminium Industry Tbk tahun 2009 sebesar Rp. 73.468.729.397

dan nilai Capital Charges sebesar -Rp. 792.316.803,6 maka perhitungan EVA dapat diformulasikan sebagai berikut:

EVA = NOPAT –Capital Charges

EVA2009 = Rp. 73.468.729.397 - (-Rp. 792.316.803,6) EVA2009 = Rp. 74.261.046.200,644

Begitu juga perlakuan yang sama pada masing-masing komponen perhitungan yang membentuk nilai EVA. Perhitungan untuk membentuk nilai EVA semua perusahaan dari tahun 2009-2011 terdapat pada lampiran 13. Berikut ini ringkasan nilai EVA:

Tabel 4.5 Ringkasan EVA Perusahaan tahun 2009-2011

No. Nama Perusahaan EVA

2009 2010 2011

1. PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk -95702712764,115 14161469834,360 16943893341,058

2. PT Tunas Baru Lampung Tbk 356686004790,637 439000724232,290 700318440561,730

3. PT Indal Aluminium Industry Tbk 74261046200,644 63471532643,052 59174882539,912

4. PT Surya Toto Indonesia Tbk 221860419189,851 266493055574,490 311997949276,927

5. PT Astra Otoparts Tbk 434132006677,658 599266595189,198 572188038753,812

6. PT Sekar Laut Tbk 4706634995,517 8536364625,027 12519138257,301

7. PT Kimia Farma (Persero) Tbk 137012968933,841 159917272327,292 233540420178,775

8. PT Kedawung Setia Industrial Tbk 47066626372,018 47585075868,648 55358421130,159

9. PT Mustika Ratu Tbk 42579801297,752 37849370317,787 42278498294,968

10. PT Adhi Karya Tbk 643055592928,760 656034053926,411 499443588372,492

11. PT Nusantara Infrastructure Tbk 198437368269,993 180796789115,092 184683179690,299

12. PT Jasa Marga (Persero) Tbk 2250505329308,330 2743422126717,240 3016250962040,470

13. PT Mobile-8 Telecom Tbk -202210007768,726 -197930081932,601 -1972120411769,550

14. Bank Rakyat Indonesia Tbk 20546890228370,100 25622241276104,800 30553528735400,800

15. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk 2891672399929,500 2235980284635,130 3304471034594,000

16. PT Sinar Mas Multiartha Tbk 1258445083574,850 1858484751989,990 4149942608706,440

17. PT Media Nusantara Citra Tbk 819175814241,406 1368928803101,640 1711583189464,380

18. PT Ricky Putra Globalindo Tbk 35577925870,591 39977233907,842 46008726284,556

19. PT Citatah Industri Marmer Tbk 6207295481,228 11070829415,757 4106304152,128

20. PT Aneka Tambang Tbk 633980474686,111 1958624519115,550 2035090887883,930

21. PT Global Land Development Tbk 10827897809,652 28156013759,899 29484380214,528

22. PT Panorama Sentrawisata Tbk 44404788152,567 48441751826,631 76386954046,940

24. PT Trada Maritime Tbk 130768655325,687 182910783685,340 244292739660,300

25. PT Multi Indocitra Tbk 44519320025,492 48662531367,723 57412231986,825

Sumber : laporan keuangan (data diolah) 4.2.5 Market Value Added (MVA)

MVA merupakan akumulasi kinerja perusahaan dari berbagai investasi dengan alokasi sumber daya yang tepat. Secara sistematis Market Value Added dirumuskan sebagai berikut:

MVA = nilai pasar dari saham - ekuitas modal yang diberikan oleh pemegang saham

(Brigham dan Houston, 2004:68) Berikut merupakan contoh perhitungan Market Value Added pada PT Surya Toto Indonesia Tbk tahun 2009.

Data nilai pasar dari saham pada PT Surya Toto Indonesia Tbk tahun 2009 adalah Rp. 421.056.000.000 dan ekuitas modal yang diberikan pemegang saham pada tahun 2009 adalah Rp. 49.536.000.000.

MVA2009 = Rp. 421.056.000.000 - Rp. 49.536.000.000 MVA2009 = Rp. 371.520.000.000

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 PT Surya Toto Indonesia Tbk mampu mengalokasikan sumber-sumber yang sesuai untuk kemakmuran pemegang sahamnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai MVA yang menunjukkan nilai positif. Data perhitungan untuk semua perusahaan dari tahun 2009-2011 terdapat pada lampiran 14. Berikut merupakan ringkasan nilai MVA:

Tabel 4.6 Ringkasan MVA Perusahaan tahun 2009-2011

No. Nama Perusahaan MVA

2009 2010 2011

1. PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk -92856775000 -92856775000 -92856775000

2. PT Tunas Baru Lampung Tbk 896623215620 1349493046840 2298076374010

3. PT Indal Aluminium Industry Tbk -45144000000 -22176000000 6336000000

4. PT Surya Toto Indonesia Tbk 371520000000 1882368000000 2427264000000

5. PT Astra Otoparts Tbk 4048575360000 53402641280000 12724094760000

6. PT Sekar Laut Tbk 34537025000 27629620000 27629620000

7. PT Kimia Farma (Persero) Tbk 149958000000 327686000000 1332960000000

8. PT Kedawung Setia Industrial Tbk -139725000000 -107325000000 -103275000000

9. PT Mustika Ratu Tbk 115560000000 224700000000 160500000000

10. PT Adhi Karya Tbk 558409200000 1459069200000 864633600000

11. PT Nusantara Infrastructure Tbk 759642857175 3520604285935 1848211103935

12. PT Jasa Marga (Persero) Tbk 8863612465000 19806007351575 25160000000000

13. PT Mobile-8 Telecom Tbk -1011793621350 -1011793621350 -1011793621350

14. Bank Rakyat Indonesia Tbk 88158445625000 123345809500000 160349552500000

15. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk 6750000000000 11900000000000 12600000000000

16. PT Sinar Mas Multiartha Tbk 7954237292500 9882322798800 25322724193675

17. PT Media Nusantara Citra Tbk 1512500000000 11569744230000 16754535130000

18. PT Ricky Putra Globalindo Tbk -195723840550 -204708247690 -202783101160

19. PT Citatah Industri Marmer Tbk -375386874272 -370463514988 -371694354809

20. PT Aneka Tambang Tbk 20030765475000 22415380412500 14498458820000

21. PT Global Land Development Tbk -652289557500 -370218397500 669919005000

22. PT Panorama Sentrawisata Tbk 180000000000 144000000000 127200000000

23. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk 6749654410100 13786527830000 17807598542400

24. PT Trada Maritime Tbk 3756092086250 4549502750000 8661161153940

25. PT Multi Indocitra Tbk 99000000000 183000000000 159000000000

Sumber : laporan keuangan (data diolah)

4.3 Uji Normalitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Normalitas

Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikan sebesar 0,738. Hal ini artinya bahwa nilai tersebut signifikan karena nilainya lebih besar dari nilai signifikan sebesar 0,05 atau 0,738 > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa nilai residual telah terdistribusi secara normal.

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order atucorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Jika nilai DW berada diantara du dan 4-du maka menunjukkan

One -Sam ple Kolm ogorov-Sm irnov Te st

75 .0000000 .46150682 .079 .079 -.059 .684 .738 N Mean Std. Dev iation Normal Parametersa,b

A bs olute Positive Negative Mos t Ex treme Dif f erences Kolmogorov-Smirnov Z A sy mp. Sig. (2-tailed) Unstandardiz ed Residual

Test dis tribution is Normal. a.

Calc ulated f rom data. b.

tidak adanya masalah autokorelasi dalam model regresi (Ghozali, 2011:110).

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi

Hasil penelitian ini memperoleh nilai DW sebesar 1,773 lebih besar dari batas atas (du) 1,739 dan kurang dari 4-1,739 = 2,261 (4-du). Hasil tersebut berarti menunjukkan bahwa model regresi ini tidak mempunyai masalah autokorelasi.

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Berikut ini adalah hasil dari uji Glejser:

Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas Model Sum m aryb

4 70 .001 1.773

Model 1

df 1 df 2 Sig. F Change

Change Statistics Durbin-Wats on

Dependent Variable: Return Saham b. Coe fficientsa .362 .041 8.837 .000 .002 .004 .047 .396 .694 6.37E-006 .000 .049 .409 .683 (Cons tant) ROA

A rus Kas Operas ii Model 1 B Std. Error Unstandardiz ed Coef f icients Beta Standardized Coef f icients t Sig.

Berdasarkan Tabel 4.9 tersebut nilai variabel ROA 0,694 > 0,05, variabel Arus Kas Operasi 0,683 > 0,05, variabel EVA 0,852 > 0, 05 dan variabel MVA 0,926 > 0,05. Keseluruhan variabel bebas (independen) memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.4.3 Uji Multikolinieritas

Ghozali (2011:105), uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini dengan menggunakan tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,10 maka model regresi dapat dikatakan bebas dari masalah multikolineritas. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.10 Uji Multikolineritas

Coe fficientsa .986 1.014 .992 1.008 .998 1.002 .977 1.023 ROA

A rus Kas Operas ii EV A MV A Model 1 Toleranc e V IF Collinearity Statistics

Berdasarkan Tabel 4.10 tersebut hasil perhitungan nilai tolerance ROA 0,986 > 0,10, Arus Kas Operasi 0,992 > 0,10, EVA 0,998 > 0,10 dan MVA 0,977 > 0,10 menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Nilai VIF ROA 1,014 < 10, Arus Kas Operasi 1,008 < 10, EVA 1,002 < 10 dan MVA 1,023 < 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel independen dalam model regresi.

Dari hasil uji asumsi klasik di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa data untuk penelitian ini layak untuk diolah lebih lanjut ke analisis regresi linier berganda.

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) yaitu Return On Assets (X1), Arus Kas Operasi (X2), Economic Value Added (X3) dan Market Value Added (X4) terhadap variabel terikat yaitu Return Saham. Hasil perhitungan dengan program Statistic Package For Social Science (SPSS) versi 15, adapun hasil seperti pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil analisis regresi di atas, maka dapat ditulis persamaan sebagai berikut:

R=0,253+0,014ROA+0,0000581AKO-0,00000787EVA+0,0000262MVA Dimana:

R : Return

ROA : Return On Assets AKO : Arus Kas Operasi EVA : Economic Value Added MVA : Market Value Added

Persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 0,253 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap sama dengan nol, maka rata-rata return saham sebesar 0,253 rupiah.

2. Koefisien untuk regresi ROA (X1) adalah 0,014 berarti apabila ROA mengalami kenaikan 1 persen sedangkan variabel lain dianggap

Coe fficientsa .253 .071 3.549 .001 .014 .007 .227 2.152 .035 5.81E-005 .000 .225 2.144 .036 -7.87E-006 .000 -.076 -.726 .470 2.62E-005 .000 .310 2.925 .005 (Cons tant) ROA

A rus Kas Operas ii EV A MV A Model 1 B Std. Error Unstandardiz ed Coef f icients Beta Standardized Coef f icients t Sig.

Dependent Variable: Return Saham a.

konstan, maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,014 persen.

3. Koefisien untuk regresi Arus Kas Operasi (X2) adalah 0,0000581 berarti apabila Arus Kas Operasi mengalami kenaikan 1 rupiah sedangkan variabel lain dianggap konstan, maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,0000581 rupiah.

4. Koefisien untuk regresi EVA (X3) adalah –0,00000787 berarti apabila EVA mengalami penurunan 1 rupiah sedangkan variabel lain dianggap konstan, maka return saham akan mengalami penurunan sebesar –0,00000787 rupiah.

5. Koefisien untuk regresi MVA (X4) adalah 0,0000262 berarti apabila MVA mengalami kenaikan 1 rupiah sedangkan variabel lain dianggap konstan, maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,0000262 rupiah.

Dokumen terkait