• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

2. Deskripsi Variabel Responden

Pendeskripsian data untuk masing-masing variabel menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Pemilihan PAP tipe II karena skor telah ditetapkan sesuai dengan batas pengujian minimal yang dapat meluluskan (passing score) lebih rendah dari model penilaian yang lainnya (presentil 56). Penghitungan dengan menggunakan PAP tipe II pada

masing-masing variabel dapat dilihat di lampiran. Berikut hasil dari penilaian tiap-tiap variabel responden:

a. Kinerja Dosen

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Kinerja Dosen

No Interval Frekuensi Frekuensi

Relatif Kategori Mean 1 93 – 110 26 33,77% Sangat Tinggi 89,21 2 80 – 92 43 55,84% Tinggi 3 71 – 79 7 9,09% Cukup Tinggi 4 62 – 70 1 1,30% Rendah 5 22 – 61 0 0% Sangat Rendah Jumlah 77 100%

Tabel 5.4 menunjukkan sebanyak 26 mahasiswa atau 33,77% mahasiswa mempunyai persepsi bahwa kinerja dosen pengampu mata kuliah sangat tinggi, sebanyak 43 mahasiswa atau 55,84% mempunyai persepsi bahwa kinerja dosen pengampu mata kuliah tinggi, sebanyak 7 mahasiswa atau 9,09% mempunyai persepsi bahwa kinerja dosen pengampu mata kuliah cukup tinggi, sedangkan 1 mahasiswa atau 1,30% mempunyai persepsi bahwa kinerja dosen pengampu mata kuliah rendah, dan tidak ada mahasiswa atau 0% yang mempunyai persepsi bahwa kinerja dosen sangat rendah. Nilai mean untuk variabel kinerja dosen sebesar 89,21, median sebesar 88, dan modus sebesar 86. Nilai mean sebesar 89,21 dalam tabel distribusi frekuensi masuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa secara umum, sebagian besar responden mempunyai persepsi bahwa kinerja dosen pengampu mata kuliah sudah berlangsung tinggi. b. Keaktifan Mahasiswa dalam Pembelajaran

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Keaktifan Mahasiswa dalam Pembelajaran

No Interval Frekuensi Frekuensi

Relatif Kategori Mean 1 81 – 95 5 6,50% Sangat Tinggi 69,06 2 69 – 80 37 48,05% Tinggi 3 62 – 68 24 31,16% Cukup Tinggi 4 54 – 61 9 11,69% Rendah 5 19 – 53 2 2,60% Sangat Rendah Jumlah 77 100%

Tabel 5.5 menunjukkan sebanyak 5 mahasiswa atau 6,50% mahasiswa mempunyai keaktifan dalam pembelajaran yang sangat tinggi, sebanyak 37 mahasiswa atau 48,05% mempunyai keaktifan dalam pembelajaran yang tinggi, sebanyak 24 mahasiswa atau 31,16% mempunyai keaktifan dalam pembelajaran yang cukup tinggi, sebanyak 9 mahasiswa atau 11,69% mempunyai keaktifan dalam pembelajaran yang rendah, dan sebanyak 2 atau 2,60% mempunyai keaktifan dalam pembelajaran yang sangat rendah. Nilai mean untuk variabel keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran sebesar 69,06, median sebesar 69, dan modus sebesar 73. Nilai mean sebesar 69,06 dalam tabel distribusi frekuensi masuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum, sebagian besar responden mempunyai keaktifan dalam pembelajaran yang tinggi.

c. Gaya Belajar

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Gaya Belajar

Gaya Belajar Frekuensi Frekuensi Relatif Visual 46 59,74% Auditorial 5 6,49% Kinestetik 21 27,27% Visual – Auditorial 2 2,60% Visual – Kinestetik 3 3,90% Auditorial – Kinestetik 0 0% Jumlah 77 100%

Berdasarkan tabel 5.6 mengenai distribusi frekuensi gaya belajar menunjukkan sebanyak 46 mahasiswa atau sebesar 59,74% mempunyai gaya belajar visual, sebanyak 5 mahasiswa atau sebesar 6,49% mempunyai gaya belajar auditorial, sebanyak 21 mahasiswa atau sebesar 27,27% mempunyai gaya belajar kinestetik, sebanyak 2 mahasiswa atau sebesar 2,60% mempunyai gaya belajar visual- auditorial, sebanyak 3 mahasiswa atau sebesar 3,90% mempunyai gaya belajar visual-kinestetik, dan tidak ada mahasiswa atau 0% yang mempunyai gaya belajar auditorial-kinestetik Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan gaya belajar yang paling dominan pada populasi yang diteliti adalah gaya belajar visual, yaitu sebanyak 46 mahasiswa.

d. Prestasi Belajar AKD II

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar AKD II

No Interval Jumlah

Responden Presentase Kategori Nilai 1. 80 – 100 5 6,49% Sangat Baik A 2. 66 – 79 8 10,39% Baik B 3. 50 – 65 41 53,25% Cukup C 4. 40 – 49 23 29,87% Kurang D 5. < 40 0 0% Gagal E Jumlah 77 100%

Berdasarkan Tabel 5.7 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 5 responden atau sebesar 6,49% mendapatkan nilai sangat baik atau A pada mata kuliah AKD II, sebanyak 8 responden atau sebesar 10,39% mendapatkan nilai baik atau B pada mata kuliah AKD II, sebanyak 41 responden atau sebesar 53,25% mendapatkan nilai cukup atau C pada mata kuliah AKD II, sebanyak 23 responden atau sebesar 29,87% mendapatkan nilai kurang atau D pada mata kuliah AKD II, dan tidak ada responden yang mendapatkan nilai E pada mata kuliah AKD II atau sebesar 0%. Maka berdasarkan data tersebut, mayoritas responden mendapatkan nilai cukup atau C pada mata kuliah AKD II.

B. Pengujian Prasyarat Analisis Pengujian Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data penelitian. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah normalitas bivariat dengan bantuan program SPSS versi17. a. Pengujian normalitas kinerja dosen dan prestasi belajar AKD II

Hasil uji normalitas variabel kinerja dosen dan prestasi belajar AKD II adalah sebagai berikut:

Tabel 5.8

Hasil Uji Normalitas Bivariat Kinerja Dosen dan Prestasi Belajar AKD II

Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:chisquare

Equation

Model Summary Parameter Estimates

R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .572 100.190 1 75 .000 .036 .015

The independent variable is Mahalanobis Distance.

Berdasarkan Tabel 5.8, nilai R Square sebesar 0,572 lebih rendah dari 0,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk kinerja dosen dan prestasi belajar AKD II adalah tidak normal.

b. Pengujian normalitas keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran dan prestasi belajar AKD II

Hasil uji normalitas variabel keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran dan prestasi belajar AKD II adalah sebagai berikut:

Tabel 5.9

Hasil Uji Normalitas Bivariat Keaktifan Mahasiswa dalam Pembelajaran dan Prestasi Belajar AKD II

Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:chisquare

Equation

Model Summary Parameter Estimates

R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .414 53.038 1 75 .000 .041 .010

The independent variable is Mahalanobis Distance.

Berdasarkan Tabel 5.9, nilai R Square sebesar 0,414 lebih rendah dari 0,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran dan prestasi belajar AKD II adalah tidak normal.

c. Pengujian normalitas gaya belajar dan prestasi belajar AKD II

Hasil uji normalitas variabel gaya belajar dan prestasi belajar AKD II adalah sebagai berikut:

Tabel 5.10

Hasil Uji Normalitas Bivariat Gaya Belajar dan Prestasi Belajar AKD II

Model Summary and Parameter Estimates Dependent Variable:chisquare

Equation

Model Summary Parameter Estimates

R Square F df1 df2 Sig. Constant b1

Linear .564 97.054 1 75 .000 .036 .016

Berdasarkan Tabel 5.10, nilai R Square sebesar 0,564 lebih rendah dari 0,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi data untuk gaya belajar mahasiswa dan prestasi belajar AKD II adalah tidak normal.

C. Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian prasyarat analisis, yaitu uji normalitas bivariat diketahui bahwa distribusi data untuk hubungan kinerja dosen, keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran, dan gaya belajar dengan prestasi belajar AKD II tidak normal, sehingga teknik pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan korelasi Spearman Rank dengan bantuan program SPSS for

Windows versi 17.

1. Hubungan Kinerja Dosen dengan Prestasi Belajar AKD II a. Rumusan Hipotesis

Rumusan hipotesis untuk kinerja dosen dengan prestasi belajar AKD II sebagai berikut:

Ho1 : Tidak ada hubungan kinerja dosen dengan prestasi belajar

Akuntansi Keuangan Dasar II

Ha1 : Ada hubungan positif kinerja dosen dengan prestasi belajar

Akuntansi Keuangan Dasar II b. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan korelasi Spearman Rank adalah sebagai berikut:

Tabel 5.11

Hasil Uji Hipotesis Hubungan Kinerja Dosen dengan Prestasi Belajar AKD II

Correlations

kinerjadosen prestasiakd2 Spearman's rho kinerjadosen Correlation Coefficient 1.000 .083

Sig. (2-tailed) . .474

N 77 77

prestasiakd2 Correlation Coefficient .083 1.000

Sig. (2-tailed) .474 .

N 77 77

Tabel 5.11 menunjukkan bahwa nilai probabilitas Sig. (2-tailed) untuk hubungan kinerja dosen dengan prestasi belajar AKD II sebesar 0,474. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari α = 0,05. Hal itu berarti rumusan hipotesis yang diterima adalah Ho1. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan kinerja dosen dengan prestasi belajar AKD II.

2. Hubungan Keaktifan Mahasiswa dalam Pembelajaran dengan Prestasi Belajar AKD II

a. Rumusan Hipotesis

Rumusan hipotesis untuk keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar AKD II sebagai berikut:

Ho1 : Tidak ada hubungan keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran

Ha1 : Ada hubungan positif keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran

dengan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II b. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan korelasi Spearman Rank adalah sebagai berikut:

Tabel 5.12

Hasil Uji Hipotesis Hubungan Keaktifan Mahasiswa dalam Pembelajaran dengan Prestasi Belajar AKD II

Correlations

keaktifan prestasiakd2 Spearman's rho keaktifan Correlation Coefficient 1.000 .355**

Sig. (2-tailed) . .002

N 77 77

prestasiakd2 Correlation Coefficient .355** 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .

N 77 77

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 5.12 menunjukkan bahwa nilai probabilitas Sig. (2-tailed) untuk hubungan keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar AKD II sebesar 0,002. Nilai probabilitas tersebut lebih rendah dari α = 0,05. Hal itu berarti rumusan hipotesis yang diterima adalah Ha2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar AKD II. Sementara itu, nilai koefisien korelasi Spearman sebesar (+) 0,355. Tanda plus menunjukkan bahwa hubungan keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar AKD II mempunyai korelasi

positif. Korelasi positif bermakna jika semakin tinggi keaktifan mahasiswa, maka semakin tinggi prestasi belajar AKD II yang didapat mahasiswa. Sebaliknya jika keaktifan mahasiswa semakin rendah, maka semakin rendah prestasi belajar AKD II yang didapat mahasiswa. Nilai 0,355 dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel tersebut mempunyai keeratan korelasi yang lemah karena berada di interval 0,21 – 0,40.

3. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar AKD II a. Rumusan Hipotesis

Rumusan hipotesis untuk gaya belajar dengan prestasi belajar AKD II sebagai berikut:

Ho1 : Tidak ada hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar

Akuntansi Keuangan Dasar II

Ha1 : Ada hubungan positif gaya belajar dengan prestasi belajar

Akuntansi Keuangan Dasar II b. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan korelasi Spearman Rank adalah sebagai berikut:

Tabel 5.13

Hasil Uji Hipotesis Hubungan Gaya Belajar Visual dengan Prestasi Belajar AKD II

Correlations

GBvisual PrestasiAKD2 Spearman's rho GBvisual Correlation Coefficient 1.000 .050

Sig. (2-tailed) . .740

N 46 46

PrestasiAKD2 Correlation Coefficient .050 1.000

Sig. (2-tailed) .740 .

N 46 46

Tabel 5.13 menunjukkan bahwa nilai probabilitas Sig. (2-tailed) untuk hubungan gaya belajar visual dengan prestasi belajar AKD II sebesar 0,740. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan gaya belajar visual dengan prestasi belajar AKD II

Tabel 5.14

Hasil Uji Hipotesis Hubungan Gaya Belajar Auditorial dengan Prestasi Belajar AKD II

Correlations

GBauditori prestasiAKD2 Spearman's rho GBauditori Correlation Coefficient 1.000 .410

Sig. (2-tailed) . .493

N 5 5

prestasiAKD2 Correlation Coefficient .410 1.000

Sig. (2-tailed) .493 .

Tabel 5.14 menunjukkan bahwa nilai probabilitas Sig. (2-tailed) untuk hubungan gaya belajar auditorial dengan prestasi belajar AKD II sebesar 0,493. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan gaya belajar auditorial dengan prestasi belajar AKD II

Tabel 5.15

Hasil Uji Hipotesis Hubungan Gaya Belajar Kinestetik dengan Prestasi Belajar AKD II

Correlations

GBkinestetik prestasiAKD2 Spearman's rho GBkinestetik Correlation Coefficient 1.000 .002

Sig. (2-tailed) . .993

N 21 21

prestasiAKD2 Correlation Coefficient .002 1.000

Sig. (2-tailed) .993 .

N 21 21

Tabel 5.15 menunjukkan bahwa nilai probabilitas Sig. (2-tailed) untuk hubungan gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar AKD II sebesar 0,993. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar AKD II

Dokumen terkait