• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Wilayah Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1º - 4º Lintang Utara dan 98º - 100º Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh, sebelah Timur dengan negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 km2 , sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, pulau-pulau batu serta beberapa pulau kecil di bagian barat maupun di bagian timur pantai pulau Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 km2 atau sekitar 9,24 persen dari total luas Sumatera Utara, diikuti kabupaten Langkat dengan luas 6.263,29 km2 atau 8,74 persen, kemudian kabupaten Simalungun dengan luas 4.386,60 km2 atau sekitar 6,09 persen. Sedangkan luas daerah terkecil adalah kota Sibolga dengan luas 10,77 km2 atau sekitar 0,02 persen dari total lus wilayah Sumatera Utara.

Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi ke dalam 3 kelompok wilayah/kawasan yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi, dan Pantai Timur. Kawasan Pantai Barat meliputi Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten

Tapanuli Tengah, Kabupaten Nias Selatan, Kota Padang Sidempuan, Kota Sibolga dan Kota Gunung Sitoli.

Kawasan dataran tinggi meliputi Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Barat, Kabupaten Samosir dan Kota Pematang Siantar.

Kawasan Pantai Timur meliputi Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, dan Kota Binjai.

Iklim

Karena dekat dengan garis khatulistiwa, Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 34,2 º C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, ebriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 20º C.

Sebagimana provinsi lainnya di Indonesia, Provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan September sampai dengan bulan Maret, di antara kedua musim ini diselingi dengan musim pancaroba.

Kondisi Penduduk Provinsi Sumatera Utara

Penduduk Sumatera Utara tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 berjumlah 12,98 juta jiwa, atau 5,46 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 237,64 juta jiwa dan merupakan urutan terbesar keempat secara nasional. Sedangkan tahun 2011 penduduk Sumatera Utara mencapai 13,10 juta jiwa, ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk bertambah sebesar 120 ribu jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,92 persen.

Indeks pembangunan Manusia (IPM) terus menunjukkan peningkatan dari 68,6 pada tahun 2002 menjadi 74,19 pada tahun 2010, lebih tinggi dibandingkan angka IPM nasional mencapai 72,27 atau berada pada peringkat kedelapan secara nasional. Tingkat kemiskinan berhasil ditekan dari 15,89 persen pada tahun 2003 menjadi 10,83 persen pada tahun 2011. Tingkat kemiskinan Sumatera Utara berada dibawah tingkat kemiskinan secara nasional yang sebesar 12,36 persen.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 – 2010 (Jiwa)

Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009 2010 01. N i a s 442.019 442.548 443.492 444.502 131.377 02. Mandailing Natal 413.750 417.590 423.712 429.889 404. 945 03. Tapanuli Selatan 629.212 637.312 263.812 265.855 263.815 04. Tapanuli Tengah 297.843 305.922 314.632 323.563 311.232 05. Tapanuli Utara 256.444 263.750 267.595 271.474 279.257 06. Toba Samosir 169.116 169.299 171.833 174.453 173.129 07. Labuhan Batu 987.157 1.007.185 1.027.964 417.584 415.110 08. A s a h a n 1.038.554 676.605 688.529 700.606 668.272 09. Simalungun 841.198 846.329 853.112 859.879 817.720 10. D a i r i 267.629 268.780 271.983 273.851 270.053 11. K a r o 342.555 351.368 360.880 370.619 350.960 12. Deli Serdang 1.634.115 1.686.366 1.738.431 1.788.351 1.790.431 13. L a n g k a t 1.013.849 1.027.414 1.042.523 1.057.768 967.535 14. Nias Selatan 271.026 271.944 272.848 273.733 289.708 15. Humbang Hasundutan 152.757 153.837 155.290 158.070 171.650 16. Pakpak Bharat 34.822 38.726 41.062 42.814 40.505 17. Samosir 130.662 131.205 131.549 132.023 119.653 18. Serdang Bedagai 605.630 618.656 630.728 642.983 594.383 19. Batu Bara X 373.836 382.474 389.510 375.885

20. Padang Lawas Utara X X 193.278 194 774 223.531

21. Padang Lawas X X 185.209 186 643 225.259

22. Labuhan Batu Selatan X X x 280.562 277.673

23. Labuhan Batu Utara X X x 351.620 330.701

24. Nias Utara X X x x 127.244 25. Nias Barat X X x x 81.807 26. S i b o l g a 91. 941 93.207 94.614 96.034 84.481 27. Tanjungbalai 156.475 159.932 163.679 167.500 154.445 28. Pematangsiantar 235.372 236.607 238.773 240.939 234.698 29. Tebing Tinggi 137.959 139.409 141.059 142.717 145.248 30. M e d a n 2.067.288 2.083.156 2.102.105 2.121.053 2.097.610 31. B i n j a i 244.256 248.256 252.652 257.105 246.154 32. Padangsidimpuan 181.865 185.132 188.499 191.912 191.531 33. Gunung Sitoli X X x x 126.202 Jumlah/Total 12.643.494 12.834.371 13.042.317 13.248.386 12.982.204 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2011

Dari Tabel 4. di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 1,5 persen, pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 1,6 persen, pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 1,58 persen, dan pada tahun 2010 mengalami

penurunan sebesar 2 persen. Ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara mengalami fluktuasi.

Dari Tabel 4. dapat dilihat ada daerah yang jumlah penduduknya yang semakin berkurang yaitu Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Asahan. Penurunan jumlah penduduk yang paling tinggi di Kabupaten Labuhan Batu adalah pada tahun 2009 yaitu menjadi 417.584 jiwa ini berkurang 59,37 persen dari tahun 2008. Penurunan jumalah penduduk yang paling tinggi Kabupaten Asahan adalah pada tahun 2007 yaitu menjadi 676.605 jiwa ini berkurang 34,85 persen dari tahun 2006.

Dari seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar kemudian diikuti oleh Kabupaten Deli Serdang dan dari Tabel juga dapat dilihat bahwa Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan dari tahun 2006 – 2010 selalu mengalami peningkatan jumlah penduduk. Sedangkan daerah yang memiliki jumlah penduduk yang paling sedikit adalah kabupaten Pakpak Bharat, pada tahun 2010 jumlah penduduknya hanya 40. 505 jiwa.

Tabel 3. Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010

Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin (%) 01. N i a s 64 .057 67 .320 131 .377 95,15 02. Mandailing Natal 199 .037 205 .908 404 .945 96,66 03. Tapanuli Selatan 131 .200 132 .615 263 .815 98,93 04. Tapanuli Tengah 156 .377 154 .855 311 .232 100,98 05. Tapanuli Utara 138 .156 141 .101 279 .257 97,91 06. Toba Samosir 86 .101 87 .028 173 .129 98,93 07. Labuhan Batu 209 .924 205 .186 415 .110 102,31 08. A s a h a n 335 945 332 .327 668 .272 101,09 09. Simalungun 407 .838 409 .882 817 .720 99,50 10. D a i r i 135 .004 135 .049 270 .053 99,97 11. K a r o 174 .418 176 .542 350 .960 98,80 12. Deli Serdang 901 .915 888 .516 1 .790 .431 101,51 13. L a n g k a t 487 .676 479 .859 967 .535 101,63 14. Nias Selatan 143 .988 145 .720 289 .708 98,81 15. Humbang Hasundutan 85 .344 86 .306 171 .650 98,89 16. Pakpak Bharat 20 .468 20 .037 40 .505 102,15 17. Samosir 59 .504 60 .149 119 .653 98,93 18. Serdang Bedagai 298 .614 295 .769 594 .383 100,96 19. Batu Bara 189 .328 186 .557 375 .885 101,49

20. Padang Lawas Utara 112 .357 111 .174 223 .531 101,06

21. Padang Lawas 112 .987 112 .272 225 .259 100,64

22. Labuhan Batu Selatan 141 .765 135 .908 277 .673 104,31 23. Labuhan Batu Utara 167 .154 163 .547 330 .701 102,21

24. Nias Utara 63 .061 64 .183 127 .244 98,25 25. Nias Barat 39 .146 42 .661 81 .807 91,76 71. S i b o l g a 42 .408 42 .073 84 .481 100,80 72. Tanjungbalai 77 .933 76 .512 154 .445 101,86 73. Pematangsiantar 114 .561 120 .137 234 .698 95,36 74. Tebing Tinggi 71 .892 73 .356 145 .248 98,00 75. M e d a n 1. 036 .926 1 .060 .684 2 .097 .610 97,76 76. B i n j a i 122 .997 123 .157 246 .154 99,87 77. Padang Sidimpuan 93 .434 98 .097 191 .531 95,25 78. Gunung Sitoli 61 .839 64 .363 126 .202 96,08 Jumlah/Total 6. 483 .354 6 .498 .850 12 .982 .204 99,76

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan jumlah laki-laki dibagi dengan jumlah perempuan dikali 100 persen di dalam suatu daerah. Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah laki-laki di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2010

adalah 6.483.354 jiwa (49,94 persen) dan perempuan adalah 6.498.850 jiwa (50,06 persen). Rasio jenis kelamin di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2010 adalah 99,76 persen ini menunjukkan bahwa jumlah perempuan lebih banyak dari jumlah laki-laki.

Perbandingan rasio jenis kelamin antara kabupaten/kota dapat dilihat bahwa terdapat 14 kabupaten/kota yang memiliki rasio jenis kelamin di atas 100 sedangkan sisanya berada di bawah 100. Rasio jenis kelamin terbesar adalah Kabupaten Labuhan Batu Selatan (104,31 persen) diikuti oleh Kabupaten Labuhan Batu (102,31 persen), dan Kabupaten Labuhan Batu Utara (102,21 persen).

Deskripsi Variabel yang Diteliti

Pada bagian ini akan membahas perkembangan luas lahan dan produksi beras, dan impor beras Sumatera Utara.

Perkembangan Luas Areal Dan Produksi Padi Di Sumatera Utara

Perkembangan luas areal padi di Sumatera Utara pada periode tahun 2002- 2011 secara umum terus berfluktuasi. Pada tahun 2004 luas areal penanaman padi merupakan yang paling tinggi yaitu seluas 826.091 Ha. Dan pada tahun 2006 merupakan luas areal penanaman padi yang paling rendah yaitu seluas 705.023 Ha. Penurunan luas areal penanaman padi yang paling besar terjadi pada tahun 2005 ke tahun 2006 yaitu dari 822,073 Ha menjadi 705,023 Ha atau mengalami penurunan luas lahan sebesar 14,24%.

700.000 725.000 750.000 775.000 800.000 825.000 850.000

Ha

total luas lahan

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara 2010

Gambar 3. Perkembangan Luas Areal Padi Di Sumatera Utara , 2002-2011 Rata-rata peningkatan luas areal penanaman padi dari tahun 2002 - 2011 yaitu sebesar 0,39%. Peningkatan luas areal penanamam padi paling besar yaitu dari tahun 2002-2003 yaitu sebesar 7,85%, namun peningkatan luas areal untuk tahun berikutnya hanya mengalami peningkatan yang sangat kecil. Dan pada tahun 2006 terjadi penurunan luas areal yang sangat besar yaitu 14,24 %, Terjadinya Penurunan luas lahan padi pada periode tersebut disebabkan oleh pembukaan pabrik dan pemukiman masyarakat serta pengalihan fungsi lahan sawah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit yang dianggap masyarakat lebih memberikan keuntungan yang lebih besar daripada menanam padi. Akan tetapi peningkatan luas areal pada tahun- tahun berikunya kembali mengalami peningkatan dengan pembukaan lahan sawah baru yang dilakukan oleh pemerintah.

Perkembangan produksi beras di Sumatera Utara pada periode tahun 2002–2011 cenderung mengalami peningkatan walaupun sempat mengalami penurunan jumlah produksi pada tahun 2006 . Hal ini disebabkan menurunnya luas areal penanaman padi pada periode tersebut dan tak kunjung meningkatnya

produktifitas padi. Namun demikian produksi padi untuk tahun –tahun berikutnya mulai membaik dan sedikit demi sedikit mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan luas areal dan produktifitaasnya. Penurunan produksi padi yang paling tinggi terjadi pada tahun 2005 ke tahun 2006 yaitu dari 3.447.394 ton menjadi 3.007.636 ton atau mengalami penurunan produksi sebesar 12,76%. Penurunan produksi padi yang begitu tinggi pada tahun 2005 ke tahun 2006 disebabkan karena terjadinya penurunan luas areal penanaman padi yang sangat tinggi yaitu sebesar 117.050 Ha yang disebabkan oleh pembukaan perumahan penduduk , alih fungi lahan sawah menjadi lahan perkebunan dan pembukaaan pabrik. Dan peningkatan produksi padi yang paling tinggi terjadi dari tahun 2006 ke tahun 2007 yaitu sebesar 3.007.636 ton menjadi 3.277.524 ton atau mengalami peningkatan produksi sebesar 8,97%, . Peningkatan rata-rata produksi padi dari tahun 2002 – 2011 yaitu sebesar 1,66%.

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2011

Gambar 4. Perkembangan produksi padi di sumatera utara , 2002-2011

Perkembangan Impor Beras Sumatera Utara

Perkembangan impor beras di Sumatera Utara pada periode bulan Januari 2007 – Desember 2011 cenderung mengalami fluktuasi. Impor beras tertinggi

terjadi pada bulan April 2011 yaitu sebesar 79.782,20 ton. Besarnya Impor beras yang dilakukan BULOG Sumatera Utara disebabkan karena menurunnya persediaan beras pada bulan sebelumnya yaitu dari 399.712,79 ton menjadi 302.523,28 ton dan rendahnya harga beras internasional dibandingakan harga beras yang berlaku dipasar domestik yaitu sebesar 500,57 U$/ Ton atau sekitar

4.766.928 Rp/ton sedangkan harga beras yang berlaku dipasar domestik pada bulan April 2011 mencapai 7.320.000 Rp/Ton. Total impor Sumatera Utara pada tahun 2007 sebesar 95.929 ton dan mengalami penurunan pada tahun 2008 yaitu sebesar 18.628 ton. Pada tahun 2009 BULOG Sumatera Utara tidak melakukan impor sama sekali. Hal ini disebabkan karena total produksi beras yang mencapai 3.527.898,00 Ton dan masih tersedianya persediaan beras yang ada di depot BULOG Sumatera Utara untuk mencukupi kebutuhan penduduk Sumatera Utara pada tahun tersebut dimana persediaan beras pada tahun 2009 mencapai 369.088,33 ton dan harga beras internasional yang terlalu tinggi pada tahun tersebut dimana harga rata-rata beras internasional mencapai 589,38 U$ dollar/Ton atau sekitar 5.640.343Rp/Ton .

Pada tahun 2010 BULOG Sumatera Utara kembali melakukan impor beras pada bulan November dan Desember, hal ini dilakukan untuk menjaga persedian beras untuk menghadapi hari Natal dan tahun baru. Pada tahun 2011 Badan Urusan Logistik Sumatera Utara hampir setiap bulan melakukan impor beras. Hanya pada bulan Juni-Agustus impor beras tidak dilakukan oleh BULOG Sumatera Utara dimana pada bulan Juni-Agustus merupakan musim panen padi dan persediaan beras pada bulan Juni-Agustus mencapai 172.541,13 Ton sehingga impor tidak dilakukan karena dikhawatirkan terjadinya kelebihan penawaran yang

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 100000 jan u ar i fe b ru ari m ar et ap ri l m ei juni ju li agus tus sep tem b er okt obe r nove m be r d es em b er impor beras 2007 impor beras 2008 impor beras 2009 impor beras 2010 impor beras 2011 dapat menyebabkan anjloknya harga beras di pasar. Beras impor yang didatangkan ke pelabuhan belawan yang di lakukan oleh BULOG Sumatera Utara berasal dari Thailand dan Vietnam.

Sumber : Badan Urusan Logistik Sumatera Utara 2011

Gambar 5. Perkembangan Volume Impor Sumatera Utara, 2007 – 2011

Harga Beras

Perkembangan harga beras rata-rata tingkat produsen di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Perkembangan Harga Rata-Rata Tingkat Produsen Untuk Beras Di Sumatera Utara (Rp/Ton)

Bulan Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Januari 5118000,0 5553000,0 5931000,0 6360000,0 8314000,0 Februari 5475000,0 5583000,0 6008000,0 6379000,0 8714000,0 Maret 5245000,0 5593000,0 6014000,0 6427000,0 8143000,0 April 5323000,0 5493000,0 6027000,0 6108000,0 7320000,0 Mei 5266000,0 5743000,0 6116000,0 6070000,0 7925000,0 Juni 5041000,0 6056000,0 6046000,0 6167000,0 6976000,0 Juli 5015000,0 5922000,0 5925000,0 6377000,0 7206000,0 Agustus 5300000,0 5919000,0 6055000,0 6127000,0 7832000,0 September 5500000,0 5719000,0 6034000,0 6431000,0 7955000,0 Oktober 5100000,0 5870000,0 5964000,0 6615000,0 7802000,0 November 5200000,0 5819000,0 5840000,0 7146000,0 7818000,0 Desember 5250000,0 5905000,0 5897000,0 7565000,0 8010000,0 Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara

4000000,0 4500000,0 5000000,0 5500000,0 6000000,0 6500000,0 7000000,0 7500000,0 8000000,0 8500000,0 9000000,0 harga beras 2007 harga beras 2008 harga beras 2009 harga beras 2010 harga beras 2011 Perkembangan harga beras di Sumatera Utara sejak Januari 2007 hingga Desember 2011 secara umum mengalami fluktuatif . Akan tetapi harga rata-rata setiap tahunya selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2007 rata-rata harga beras sebesar Rp5.236.083,3/Ton, tahun 2008 yaitu sebesar Rp5.764.583,3/Ton atau mengalami kenaikan sekitar 10,09%, tahun 2009 yaitu sebesar Rp 5.988.083,3/Ton atau mengalami kenaikan sekitar 3,87%, tahun 2010 yaitu sebesar Rp 6.481.000,0/Ton atau mengalami kenaikan sebesar 8,23% dan tahun 2011 harga rata-rata beras yaitu sebesar 7.834.583,3 atau mengalami kenaikan sekitar 20,88%. Hal ini disebabkan oleh kondisi iklim yang tidak menentu yang mengakibatkan terjadinya penurunan produktifitas padi yang berdampak pada produksi padi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini.

Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara, diolah

Gambar 6. Grafik Harga Rata-Rata Beras Tingkat Produsen Di Sumatera Utara tahun 2007 - 2011

Dokumen terkait