• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

a. Letak Geografis, Astronomis, Luas dan Batas Wilayah

Pulau Siompu terletak di Jazirah Selatan Pulau Buton dan bila ditinjau dari peta Kabupaten Buton, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan diantara 4,96o - 6,25o Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur di antara 120,00o - 123,34o Bujur Timur. Pulau Siompu memiliki wilayah daratan seluas ± 112,75 km2 atau sekitar 4,21 % dari total luas wilayah Kabupaten Buton sebesar 2.488,71 km2 dan dilihat dari sudut oceanografi memiliki wilayah perairan laut diperkirakan seluas ± 21.054 km2. Kondisi topografi berbukit dan bergunung, dipenuhi batuan-batuan vulkanis yang menyebar di seluruh wilayah daratan serta kondisi alam, iklim dan curah hujan yang tidak menentu dan merata dimana musim penghujan relatif lebih pendek dibandingkan dengan musim kemarau, namun demikian kondisi alam dan iklim di pulau Siompu dipengaruhi oleh pasang surut, arus musim, dan gelombang (Nine dkk.,2005).

Mata pencaharian masyarakat pada umumnya adalah nelayan dengan sarana penangkapan berupa armada tanpa mesin (dengan dayung) serta armada dengan motor ukuran 3-5 PK, sedangkan alat tangkap yang digunakan seperti bubu, pancing tangan/ulur, panah dan gill net. Juga ada nelayan yang masih menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak (bom) serta Racun ikan (potassium cyanide). Hasil tangkapannya sebagian untuk dikonsumsi sendiri, dijual dalam bentuk segar dan lainnya diolah dalam bentuk ikan kering dan pada saat musim hujan masyarakat berkebun terutama jagung, singkong, dan kacang-kacangan.

commit to user

49 b. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan dapat memberikan gambaran tentang aktivitas penduduk pada suatu wilayah, namun demikian sangat bergantung pada faktor demografi yang menyangkut berbagai kepentingan dan kebutuhan dalam penggunaan lahan. Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk pada suatu wilayah kebutuhan akan penggunaan dan nilai guna lahan semakin tinggi. Penggunaan lahan di lokasi penelitian desa Tongali dan desa Biwinapada secara terperinci luas dan jenis penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :

Tabel 7. Persentase jenis dan luas Penggunaan Lahan (ha) di Lokasi Penelitian.

No Jenis dan Luas Penggunaan Lahan (ha)

Desa Tongali (Lokasi Penelitian) Desa Biwinapada (Lokasi Pembanding) Jumlah % Jumlah % 1 2 3 4 5 6 7 8 Sawa Irigasi Sawah tadah hujan Pemukiman/pekarangan Tegalan Hutan rakyat Perkebunan rakyat Campuran Lainnya - - 20,00 79,00 2,00 2,00 0,2 120,80 - - 8 31,6 0,8 11,2 0,08 48,32 - - 35,00 151,00 1,4 95,40 1,2 70,00 - - 9,89 42,66 0,39 26,95 0,34 19,77 Jumlah 250 100 354 100

Sumber : Kecamatan Siompu Dalam Angka, 2010

Pada tabel 7 di atas terlihat bahwa penggunaan lahan tertinggi di desa Tongali adalah penggunaan lahan bagi peruntukan lainnya seluas 120,80 ha (48,32 %), tegalan seluas 79,00 ha (31,6 %), perkebunan rakyat seluas 28,00 ha (11,2 %), pemukiman dan pekarangan seluas 20,00 ha (8 %), hutan rakyat seluas 2,00 ha (0,8 %), dan yang terendah adalah hutan campuran seluas 0,2 ha (0,08 %), sedangkan di desa Biwinapada persentase terbesar adalah tegalan seluas 151,00 ha (42.66 %), perkebunan rakyat seluas 95,40 ha (26,95 %), penggunaan bagi peruntukan lainnya seluas 70,00 ha (19,77 %), pemukiman dan pekarangan seluas 35,00 ha (9,89 %), hutan rakyat seluas 1,4 ha (0,39 %), dan terendah adalah hutan campuran seluas 1,2 ha (0,34 %).

commit to user

50 Selain penggunaan lahan untuk wilayah daratan, penggunaan lahan perairan di desa Tongali peruntukannya terutama digunakan sebagai daerah penangkapan ikan (fishing ground) dan tidak ada pembagian secara resmi tentang wilayah penangkapan ikan dari berbagai jenis alat tangkap. Penggunaan lahan perairan laut biasanya ditetapkan berdasarkan kesepakatan masyarakat atau peraturan daerah, atau peraturan lain yang lebih tinggi, untuk perairan desa Tongali, ada kesepakatan bersama antara pemerintah desa, masyarakat dan tokoh masyarakat sehingga ada pembagian secara resmi wilayah penangkapan ikan dari berbagai jenis alat tangkap.

c. Keadaan Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi merupakan indikator yang sangat penting untuk dijadikan dasar bagi perumusan kebijakan dalam pengambilan keputusan. Mengingat pulau Siompu merupakan pulau kecil yang berpenghuni dan dijadikan sebagai daerah penangkapan ikan yang utama bagi nelayan tradisional, akses yang dapat ditimbulkan dari aktivitas nelayan tersebut memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kondisi daerah tangkapan ikan sehingga 8 (delapan) desa yang ada di Kecamatan Siompu pulau Siompu hanya 2 (dua) desa yang diambil sebagai nelayan responden dan dijadikan desa sampel pengambilan data sosial ekonomi, kedua desa tersebut adalah Desa Tongali yang mewakili masyarakat di Pulau Siompu bagian Utara dan desa Biwinapada yang dapat mewakili masyarakat di bagian Barat Pulau Siompu.

d. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Pada umumnya penduduk dapat diartikan sebagai manusia yang hidup dan mendiami tempat/lahan tertentu pada suatu kawasan baik sebagai individu maupun kelompok yang membentuk suatu ikatan serta tatanan kehidupan yang nyata (Thalib, 1992 dalam Hussein, 2000). Sedangkan pengertian umum dari kependudukan adalah banyaknya penduduk per satuan

commit to user

51 unit wilayah. Dengan demikian maka jumlah penduduk yang dikemukakan ini merupakan gambaran umum tentang keadaan penduduk secara kasar.

Jumlah penduduk pada lokasi penelitian di Desa Tongali sebesar 1,420 jiwa dengan luas wilayah 2,50 km² serta kepadatan penduduk sebesar 568 jiwa/km². Selanjutnya jumlah penduduk di Desa Biwinapada sebesar 1,210 jiwa dengan luas wilayah 3,54 km² serta kepadatan penduduk sebesar 342 jiwa/km². Jumlah penduduk di lokasi penelitian desa Tongali dan desa Biwinapada, dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini :

Tabel 8. Jumlah Penduduk di Lokasi Penelitian Desa Tongali dan Desa Biwinapada

No Jumlah Penduduk

Desa Tongali Desa Biwinapada

Jumlah Jumlah

1 Luas Wilayah (km²) 2.50 3.54

2 Jumlah Penduduk/jiwa 1.420 1.210

3 Jumlah laki-laki /jiwa 690 600

4 Jumlah perempuan/jiwa 730 610

5 Rasio jenis kelamin 95 98

6 Kepadatan penduduk/km² 568 342

7 Jumlah KK 378 338

8 Rata-rata anggota keluarga 4 4

Sumber : Kecamatan Siompu Dalam Angka, 2010.

Pada tabel 8 di atas terlihat bahwa jumlah penduduk di Desa Tongali sebesar 1,420 jiwa, yang terdiri dari 690 laki-laki dan 730 perempuan, dengan jumlah kepala keluarga (kk) sebesar 378, jumlah kepadatan penduduk sebanyak 568, serta rata-rata anggota keluarga sebesar 4 orang. Selanjutnya jumlah penduduk di Desa Biwinapada sebesar 1,210 jiwa yang terdiri dari 600 laki-laki dan 610 perempuan dengan jumlah kepala keluarga (kk) sebesar 338, jumlah kepadatan penduduk sebanyak 342, serta rata-rata anggota keluarga 4 orang

commit to user

52 e. Agama

Lokasi kedua desa penelitian merupakan desa yang dihuni oleh masyarakat yang secara keseluruhan ber agama Islam.

f. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat di kedua desa penelitian ini tergolong rendah hal ini desebabkan kerena jumlah persentase penduduk yang berpendidikan SD (Sekolah Dasar) lebih banyak dibandingkan yang berpendidikan SMP hingga Perguruan Tinggi, sedangkan indikator tingkat pendidikan sering dianggap sebagai indikator yang sangat penting dalam mempengaruhi indikator sosial lainnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin tinggi tingkat pengetahuan, dengan demikian respon masyarakat terhadap lingkungan dan sumberdaya akan lebih baik dengan membentuk suatu pola interaksi dan pola perilaku atau budaya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendidikan sangat berpengaruh pada budaya dan pola perilaku masyarakat (Su Ritohardoyo, 2003).

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di desa Tongali dan desa Biwinapada dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini :

Tabel 9. Komposisi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Lokasi Penelitian Desa Tongali dan Desa Biwinapada.

No Tingkat Pendidikan

Responden

Desa Tongali Desa Biwinapada Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) 1 Tidak Sekolah 8 16 - - 2 Tidak Tamat SD 5 10 - - 3 Tamat SD 30 60 31 62 4 Tamat SLTP 3 6 10 20 5 Tamat SLTA 2 4 5 10 6 Tamat Akademi/PT 2 4 4 8 Jumlah 50 100 50 100

commit to user

53 Dari tabel 9 di atas menggambarkan bahwa komposisi responden menurut tingkat pendidikan di Desa Tongali yang diambil dari 50 orang nelayan sebagai responden, menunjukkan bahwa responden yang tidak pernah sekolah sebesar (16 %), tidak tamat SD (10 %), dan yang tamat SD (60 %), sedangkan tamat SLTP, SLTA dan Akademi /PT sangat kecil dengan persentase SLTP (6%), sedangkan SLTA dan Akademi /PT masing-masing (4 %), sehingga dapat diasumsikan bahwa sebagian besar penduduk desa Tongali berpendidikan rendah.

Hal yang sama dijumpai pula di desa Biwinapada, dimana dari 50 orang nelayan yang dijadikan responden, menunjukkan bahwa yang tamat SD lebih besar dari yang tamat SLTP, SLTA dan Akademi/Perguruan Tinggi dengan tingkat presentase adalah tamat SD (62 %), SLTP (20 %), SLTA (10%) dan Akademi/Perguruan Tinggi (8 % ), sehingga dapat diasumsikan pula bahwa sebagian besar penduduk desa Biwinapada berpendidikan rendah.

g. Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk pada kedua desa penelitian dari sejumlah responden yang diambil sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan, ada juga sebagian penduduk yang bermata pencaharian lain, secara rinci komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini :

Tabel 10. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Lokasi Penelitian Desa Tongali dan Desa Biwinapada.

No Mata Pencaharian Desa Tongali Desa Biwinapada

Jumlah % Jumlah % 1 PNS/ABRI/POLRI 12 2,26 6 1,09 2 Petani 258 48,50 306 55,66 3 Nelayan 109 20,49 102 18,62 4 Peternak 72 13,53 60 10,95 5 Pedagang 5 0,94 2 0,36 6 Industri Kerajinan 13 2,44 29 5,29 7 Pensiunan - - 1 0,18 8 Lainnya 63 11,84 43 7,85 Jumlah 532 100 548 100

commit to user

54 Pada tabel 10 di atas terlihat bahwa sebagian penduduk di Desa Tongali dan Desa Biwinapada bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan dengan persentase mata pencaharian tertinggi dari total jumlah penduduk yang bekerja di Desa Tongali adalah di bidang pertanian sebesar 48,50 %, perikanan (nelayan) 20,49 %, sebagian masyarakat bermata pencaharian yang lain selain pertanian dan perikanan (nelayan) seperti peternak, pedagang, pengrajin dan lainnya. Desa Biwinapada 55,66 % bermata pencaharian sebagai petani, 18,62 % bermata pencaharian sebagai nelayan (perikanan), pengrajin, pensiunan dan sisanya bermata pencaharian yang lain.

Masyarakat kedua desa ini merupakan petani peralihan yaitu petani separuh waktu bekerja mencari penghasilan di laut dan sebagian di darat. Pada bulan-bulan tertentu (bulan Desember, Januari, Pebruari dan Maret) terjadi musim Barat dan angin kencang, nelayan paruh waktu ini akan beralih pada pertanian tanaman pangan dan tanaman semusim seperti jagung, dan kacang-kacangan. Masyarakat di kedua desa ini menggantungkan harapan hidupnya pada pertanian, perikanan, peternakan, dan pekerjaan lainnya.

Sebagian besar masyarakat kedua desa ini bermata pencaharian sebagai nelayan yaitu nelayan yang mempergunakan alat tangkap separti : bahan peledak (bom), pancing tonda, jala troll, pancing lainnya, panah, jaring insang dan alat tangkap lainnya. Secara rinci jenis alat tangkap oleh nelayan tradiasional di kedua desa ini dapat disajikan pada tabel 11 di bawah ini :

Tabel 11. Jenis Alat Penangkapan Ikan di Lokasi Penelitian Desa Tongali dan Desa Biwinapada.

No Jenis Alat Tangkap Desa

Tongali % Biwinapada % 1 Alat Peledak (bom) 63 28,38 47 26,40 2 Jaring insang 41 18,47 36 20,22 3 Pancing Lainnya 42 18,92 31 17,42 4 Pancing tonda 27 12,16 29 16,29 5 Alat Tangkap Lainnya 49 22,07 35 19,66

Jumlah 222 100 178 100

commit to user

55 Pada tabel 11 di atas terlihat bahwa kedua desa tersebut sebagian masyarakat merupakan nelayan tradisional yang menggunakan alat tangkap yang bervariasi, dan nelayan yang menggunakan alat tangkap bahan peledak (bom) dengan persentase masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan di desa Tongali 28,38 % dan desa Biwinapada 26,40 % menjadi gambaran tingginya tekanan ekologis terhadap ekosistem perairan akibat kegiatan masyarakat, sehingga dengan demikian secara langsung atau tidak langsung kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem terumbu karang.

Setiap rumah tangga memiliki perahu yang digunakan sebagai alat bantu utama untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut. Alat bantu utama penangkapan ikan adalah sampan, perahu papan dan perahu motor/motor katinting berkekuatan mesin 3,5 PK sampai dengan 6,00 PK. Secara lengkap banyaknya perahu (sampan), perahu motor yang dimiliki nelayan di desa Tongali dan desa Biwinapada dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini :

Tabel 12. Jenis dan Jumlah Perahu di Lokasi Penelitian Desa Tongali dan Desa Biwinapada

No Jenis Perahu Desa Jumlah (Unit) Tongali % Biwinapada % 1. Sampan 65 56,63 38 52,77 103 2 Perahu Papan 42 36,21 30 41,67 72 3 Motor Katinting 7 6,04 3 4,17 10 4 Perahu Motor 2 1,72 1 1,39 3 Jumlah 116 100 72 100 188 Sumber : Data Primer yang diolah, 2011

Dokumen terkait