• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

N. Deskriptif Penelitian

Dari fokus penelitian di atas, maka peneliti memberikan deskriptif penelitian untuk mempermudah peneliti. Adapun deskriptif penelitian sebagai berikut:

1. Penyebab keterlambatan pembangunan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Merupakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah atau risiko-risiko yang menyebabkan keterlambatan pada saat pembangunan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Risiko-risiko tersebut memberikan dampak yang buruk yang dapat menyebabkan pelayanan publik terhambat.

2. Prinsip-prinsip pelaksanaan Public Private Partnership a. Adil

Adil dalam kaitannya dengan pelaksanaan Public Private

Partnership dalam pembangunan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju adalah suatu sikap yang tidak mendiskriminasi, tidak memihak kepada siapapun yang meliputi seluruh pihak yang ikut serta harus memperoleh perlakuan yang sama atau seluruh pihak tidak boleh ada yang dirugikan, pendanaan harus memiliki kesepakatan dan pembagian pendanaan dan pembayaran yang adil, resiko harus dibagi secara adil, penyusunan Public Private Partnership harus didasarkan dari hasil identifikasi yang prioritas dalam pembangunan yang adil dan harus memiliki dukungan pemerintah atau jaminan pemerintah serta seluruh persyaratan proses pembangunan dan pengembangan harus adil (terpenuhi) oleh Badan Usaha.

b. Terbuka

Dalam proses kerja sama melalui bentuk Public Private Partnership maka seluruh proses harus bersifat terbuka yang terdiri dari seluruh pihak yang join baik pemerintah maupun swasta dalam proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju saling terbuka satu sama lain dan perlunya peran masyarakat terutama masyarakat.

c. Transparan

Transparan dalam pembangunan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju berkaitan dengan yaitu semua pihak-pihak yang terkait

boleh terlibat, semua pihak bisa mengakses seluruh informasi yang ada tentang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju dalam mewujudkan penyediaan ketersediaan ini dengan berdasar kepada prinsip ini atas cara yang sehat.

d. Bersaing

Hal ini berkaitan dengan pembangunan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) seluruh pihak bisa ikut serta dalam pembangunan sampai pengembangan.

e. Bertanggung-gugat

Bertanggung-gugat dapat diartikan pemilihan Badan Usaha Pelaksana atau pihak swasta yang memenangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) harus dapat dipertanggung jawabkan dalam hal penyediaan ketenagalistrikan dan dampak yang ditimbulakan.

f. Saling menguntungkan

Semua pihak yang terlibat diuntungkan. Baik pihak pemerintah, swasta maupun masyarakat harus mendapatkan keuntungan dari Public Private Partnership dalam pembangunan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju. Dalam hal ini berkaitan dengan Value for Money (VfM) merupakan metode dalam menilai apakah publik menerima semua manfaat secara maksimal dari penyediaan barang atau jasa yang diperolehnya sesuai dengan sumber daya

yang telah tersedia, dalam upaya pemberian pelayanan publik serta dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan.

3. Faktor-faktor pendukung kesuksesan Public Private Partnership

a. Mengembangkan konsensus atau kesepakatan, pembagian pendanaan serta pembayaran

Hal ini berkaitan dengan adanya kesepatan yang dibuat atara kedua belah pihak dalam pembangunan dan pengembangan PLTU Mamuju. Dalam kesepakatan ini berkaitan dengan pembagian pendanaan sampai dengan pembayaran.

b. Kewenangan kuat di aspek legalitas

Bukan hanya dari segi aspek finansial yang baik dan kuat tetapi untuk mendapatkan keberhasilan pembangunan dan pengembangan PLTU Mamuju maka diperlukan legalitas dari pemerintah dalam bentuk peraturan yang berkaitan dengan pembangunan dan pengembangan PLTU yang dianggap sah dan berpengaruh kuat.

c. Swasta yang dipercayai

Artinya bahwa yang melakukan pembangunan dan pengembangan PLTU Mamuju dari Badan Usaha yang handal dalam bidang penyedian listrik nasioanal dan tidak diragukan dalam hal penghargaan yang telah didapat sebagai perusahaan yang handal dan berkompeten.

d. Manajemen Proyek berpengalaman

Yaitu suatu kemampuan yang perlu dimiliki oleh sebuah

perusahaan atau Badan Usaha untuk melakukan pembangunan dan pengembangan PLTU Mamuju.

e. Kewenangan pembuatan keputusan harus tuntas

Sebuah Badan Usaha harus mengambil keputusan-keputusan yang cepat dan tepat dalam melaksanakan pembangunan dan pengembangan PLTU Mamuju sesuai dengan pertimbangan yang matang.

37 BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi

Waktu penelitian ini yaitu selama 2 (dua) bulan mulai dari 08 Mei sampai dengan 08 Juli 2021. Lokasi penelitian ini berada di PT Rekind Daya Mamuju sebagai pengelolah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju yang tepatnya di Dusun Talaba, Desa Belang-belang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2016), metode kualitatif merupakan metode penelitian yang dilandaskan filsafat postpositivisme. Dalam metode ini, peneliti harus bertindak menjadi instrumen kunci. Analisis datanya biasa bersifat induktif atau kualitatif kemudian hasil dari penelitian akan menggunakan metode kualitatif yang menekankan pada makna dari pada sebuah generalisasi. Dari penjelasan tersebut maka peneliti mengambil jenis penelitian kualitatif yang sesuai dengan judul penelitian Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju. Oleh karena itu, masalah masih bersifat sementara, masih akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan atau tempat penelitian.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan yaitu tipe penelitian deskriptif.

Dalam penelitian deskriptif hasil dari penelitian akan memberikan gambaran-gambaran tentang kondisi atau fenomena yang terjadi secara terperinci atau detail mengenai Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju. Sehingga peneliti berusaha menggambarkan dan menejalaskan hal-hal yang telah didapatkan di lapangan selama proses penelitian dalam skripsi ini. Maka dari itu penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif karena tipe ini yang lebih cocok untuk fokus dari penelitian ini.

C. Informan

Dalam sebuah penelitian, informan adalah orang-orang yang dapat memberikan sebuah informasi terkait yang dibutuhkan oleh peneliti. Adapun informasi yang dibutuhkan peneliti sesuai dengan judul penelitian yaitu Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju dan segala hal yang menyangkut fokus penelitian tersebut. Dalam penentuan informan dari penelitian ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan cara memilih informan yang betul-betul memahami Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju agar bisa mendapatkan data yang akurat, adapun informan penelitian ini yaitu:

Tabel 3

Data Informan Penelitian

No Informan Inisial Jabatan Keterangan

1 Amri Ekasakti.

ST

AE Kepala Dinas Pertambangan, Energi dan Sumber Daya

FA Kepala Seksi Konservasi Energi Dinas Energi dan 8 Najamuddin N Masyarakat Dusun Talaba 1 orang 9 Rahmadi R Masyarakat Dusun Talaba 1 orang Sumber : Data Primer yang diolah, 2021

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah-langkah yang paling utama atau penting dalam sebuah penelitian. Tujuan utama dari penelitian yaitu mendapatkan data-data penelitian tentang Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju. Dengan menentukan teknik pengumpulan data apa yang akan digunakan maka peneliti akan mudah untuk mendapatkan data yang sesuai standar yang telah ditetapkan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu:

1. Teknik Observasi

Menurut Marshal (Sugiyono, 2016) menyatakan bahwa “through

observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Maka dengan teknik observasi, peneliti bisa belajar mengenai perilaku, arti ataupun makna dari perilaku yang akan ditelitinya. Tujuan peneliti mengambil teknik observasi untuk melakukan pengamatan kondisi PLTU Mamuju, desain serta pengoperasian PLTU Mamuju, dampak akibat dari adanya PLTU Mamuju, lokasi PLTU Mamuju, sarana dan prasarana, masyarakat yang berada di sekitar PLTU Mamuju serta lingkungan sosialnya.

2. Teknik Interview/ Wawancara

Teknik pengumpulan data kedua yang akan digunakan yaitu teknik interview/ wawancara. Teknik wawancara digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara yaitu tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait tentang Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju. Peneliti akan menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang telah disusun peneliti sebelumnya. Setiap informan atau responden akan diberi pertanyaan yang sama dan peneliti akan mencatat dan merekamnya.

3. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan-catatan tentang kejadian ataupun peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya. Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen atau data-data dari literature, media online, koran dan dokumen yang diberikan oleh

Data

Collection Data

Display Data

Reduction

Conclussions:

Drawing

informan tentang Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju yang masih relevan dengan penelitian. Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2016), teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi bisa dilakukan dengan cara pengumpulan data dokumen yang berbentuk tulisan atau gambar-gambar dan karya-karya yang dirasa berasal dari sumber yang terpercaya dan ada kaitannya semisal dengan public private partnership dalam pembangunan dan pengembangan PLTU Mamuju.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data model Miles dan Huberman, dalam teknik analisis ini menjelaskan tentang analis data kualitatif dilakukan melalui cara interaktif dan terus menerus berlangsung yang dilakukan sampai tuntas serta menyebabkan datanya menjadi jenuh (Sugiyono, 2016). Berikut langkah-langkah teknik analisis data di bawah.

Gambar 4

Komponen-Komponen Tekik Analisis Data (Interactive Model)

1. Data Reduction

Data yang telah diperoleh yang jumlahnya bisa dikatakan banyak perlu dilakukan pencatatan yang teliti dan terperinci. Ketika peneliti melakukan penelitian yang semakin lama, maka jumlah data akan semakin banyak dan kompleks serta menjadi rumit. Sehingga harus dilakukan penganalisaan data yang dinamakan dengan reduksi data.

Mereduksi kata diartikan sebagai merangkum, memilih-milih hal-hal yang dirasa penting lalu dicari tema yang sesuai dan pola tepat. Dengan demikin data yang direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju agar bisa mempermudah peneliti untuk pengumpulan data.

2. Data Display (penyajian data)

Setelah data direduksi kemudian mendisplaykan data terkait tentang Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju. Dengan melakukan pendisplayan data dapat mempermudah dan merencanakan sesuatu.

3. Conclusion Drawing/ Verification

Langkah selanjutnya adalah langkah analisis kualitatif, menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2020) adalah penarikan sebuah kesimpulan dan akan dilakukan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan bisa dikatakan bersifat sementara dan bisa berubah jika belum didapatkan bukti-bukti yang kuat sehingga mendukung penelitian ditahap pengumpulan data selanjutnya. Sebaliknya, jika kesimpulan telah dikemukakan pada tahap awal dan kemudian didukung oleh bukti-bukti yang telah valid dan tetap konsisten ketika peneliti kembali untuk melakukan penelitian, sehingga kesimpulan tentang Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju yang telah diambil dikatakan kesimpulan yang dianggap kredibel.

F. Teknik Pengabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian begitu penting dilakukan, bertujuan untuk menentukan validitas dan reliabilitas data yang telah didapatkan pada saat penelitian Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju. Dalam penelitian ini, teknik pengabsahan data yang digunakan yaitu teknik triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data-data tentang Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju dari semua sumber yang telah diambil oleh peneliti dengan menggunakan macam-macam cara dan berbagai waktu tertentu (Sugiyono, 2016).

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber yaitu teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian kredibilitas dengan mengecek data penelitian tentang Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju yang telah diperoleh dari semua sumber yang telah didapatkan oleh si peneliti.

2. Triangulasi Teknik

Kedua yaitu triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data-data terhadap sumber data-data tentang Public Private Partnership dalam Pembangunan dan Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju di Kabupaten Mamuju yang telah didapatkan peneliti dengan teknik yang berbeda dari cara sebelumnya.

3. Triangulasi Waktu

Salah satu yang mempengaruhi kredibilitas sebuah penelitian yaitu waktu. Data yang telah dikumpulkan sebelumnya melalui teknik wawancara contoh pada pagi hari, narasumber masih dalam keadaan jasmani yang segar, belum terjadi banyak masalah, maka data yang dia berikan akan lebih valid dan data akan lebih kredibel. Sehingga dalam pengujian krediabilitas hasil uji tersebut menghasilkan sebuah data penelitian yang berbeda, maka peneliti harus melakukannya secara berulang-ulang untuk dapat menemukan kepastian data.

45 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Mamuju a. Geografi dan Iklim

Dalam buku yang diterbitkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju, secara astronomis, Mamuju terletak di antara 10 38’ 110’’ - 20 54’ 552’’ LS dan 110 54’ 47’’ – 130 5’ 35’’ BT atau berada di bagian selatan dari garis ekuator atau yang disebut garis khatulistiwa.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju, 2021 Gambar 5

Peta Wilayah Kabupaten Mamuju

Sebagian besar wilayah Kabupaten Mamuju terletak di Pulau Sulawesi. Sedangkan kecamatan Kepulauan Bala Balakang berada di

Kepulauan Bala Balakang. Kepulauan Bala Balakang terdiri dari gugusan pulau yang ada di Selat Makassar berbatasan antara perairan Kalimantan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju, 2021).

Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Mamuju memiliki batas-batas yaitu:

Selat Makassar; Timur - Provinsi Sulawesi Selatan

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju, 2021

Kabupaten Mamuju memiliki luas wilayah sebesar 4.954,57 km² dan secara administratif terbagi menjadi 11 kecamatan dan kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah kecamatan Kalumpang dengan luas 1.792,55 km² atau 36,18 persen dari luas wilayah kabupaten Mamuju.

Sedangkan kecamatan luas wilayah terkecil adalah kecamatan Kepulauan Bala Balakang dengan luas 1,47 km² atau 0,03%.

Kecamatan paling jauh dari ibukota Kabupaten Mamuju adalah kecamatan Kepulauan Bala Balakang yaitu sekitar 188,62 km.

Sementara curah hujan di suatu tempat didasarkan keadaan iklim sehingga, curah hujan beragam sesuai dengan bulan. Selama tahun 2020, curah hujan yang tertinggi terjadi bulan Desember sebanyak 457,9 mm yang bersumber dari Badan Meteoroligi, Kilmatologi, dan Geofisika majene (BMKG) / Meteorological, Climatological, and

Geospacial Agency (BMKG) Majene. Berikut tabel tentang kecamatan di Sulawesi Barat (Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju, 2021).

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju, 2021

Gambar 6

Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamuju (%), 2020

Luas daerah dan jumlah pulau menurut kecamatan pada tahun 2019 yang ada di kabupaten Mamuju terdiri dari 11 kecamatan yaitu Tapalang, Tapalang Barat, Mamuju, Simboro, Kepulauan Balabalakang, Kalukku, Papalang, Sampaga, Tommo, Kalumpang, Bonehau, berikut penejelasan secara rinci.

Tabel 5

Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Kecamatan Kecamatan Ibukota

Kalumpang Kalumpang 1 792,55 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju, 2021 b. Penduduk

Data penduduk tahun 2020 yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mamuju pada saat tahun 2021 adalah hasil perapihan dari data sensus penduduk September tahun 2020. Jumlah penduduk pada tahun 2020 yaitu sebesar 278.764 jiwa dengan rasio jenis kelamin yaitu 107. Rasio jenis kelamin penduduk di Kabupaten Mamuju yaitu 100 yang artinya bahwa jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Pada saat tahun 2020, kepadatan penduduk di Kabupaten Mamuju berjumlah 56,26 jiwa per km2. Berikut penjelasannya.

Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju, 2021 Gambar 7

Persentase Penduduk Menurut Kecamatan (%), 2020

2. Profil Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Barat

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral atau disingkat dengan Dinas ESDM adalah salah satu instansi yang mempunyai tugas untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Secara umum dinas daerah dalam melaksanakan tugas yaitu:

1. Melakukan perumusan kebijakan teknis sesuai lingkup tugasnya;

2. Melakukan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

Kalukku

sesuai lingkup tugasnya;

3. Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai lingkup tugasnya;

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Gubernur berdasarkan tugas dan fungsinya.

Adapun susunan organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Barat terdiri dari:

1. Kepala Dinas adalah pucuk pimpinan paling atas yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap semua aktivitas di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Barat dan juga membawahi beberapa bagian untuk menjalankan fungsinya.

2. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

3. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan 4. Kepala Sub Bagian Keuangan

5. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan program dan pelaporan pengelolaan administrasi umum, perlengkapan, kerumah tanggaan, administrasi keuangan serta pengelolaan administrasi kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas pokok terdapat Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai fungsi.

6. Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan 7. Sub Bagian Keuangan

8. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 9. Bidang Pertambangan Umum

10. Rincian tugas Seksi Pengusahaan Pertambangan

11. Bidang Ketenagalistrikan

Bidang Ketenagalistrikan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu.

a. Seksi Pengusahaan dan Pemanfaatan Ketenagalisrikan mempunyai b. Seksi Aneka Energi Baru Terbarukan

c. Seksi Bimbingan Pengawasan Konservasi Energi 12. Bidang Geologi

Bidang Geologi terbagi menjadi beberapa bagian yaitu.

a. Seksi Sumber Daya Geologi

b. Seksi Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Kegeologian

c. Seksi Sumber Daya Air Bawah Tanah dan Geologi Lingkungan d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

3. Profil Perusahaan PT Rekind Daya Mamuju

PT. Rekind Daya Mamuju (RDM) merupakan perusahaan yang lahir dengan tujuan untuk membangun, memiliki dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2X25 MW di Mamuju yang berada di kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat untuk disalurkan kepada PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN). PT.

Rekind Daya Mamuju didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 6 Tanggal 21 Februari 2013 dibuat dihadapan Notaris Nurul Larasati, SH di Jakarta, disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan Nomor Keputusan AHU-56700.AH.01.01 tanggal 7 November 2013.

Rekadaya Elektrika (RE) adalah salah satu anak perusahaan dari PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) yang mempunyai hubungan bisnis antara

sesama anak perusahaan PJB lainnya dan tergabung dalam kelompok usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), berikut penjelasan dalam gambar.

Sumber : Annual Report (Laporan Tahunan) PT Pembangkit Jawa Bali (RE, 2018)

Gambar 8

Struktur Grup Perusahaan

Saat ini RE sudah memiliki 1 (satu) anak perusahaan adalah PT Rekadaya Elektrika Consult (Reconsult) bergerak dalam bidang yaitu jasa konsultasi dan konstruksi di sektor ketenagalistrikan dan (satu) perusahaan patungan PT Rekind Daya Mamuju (RDM) yang bergerak dalam bidang pembangkit Listrik (RE, 2018).

Berdasarkan akta nomor 1 tanggal 31 Desember 2015 ditetapkan

adanya perubahan total modal disetor RE dari semula Rp 712,8 Miliar menjadi sebesar Rp 718,6 Miliar atas setoran modal PJB sebesar Rp5,8 Miliar untuk keperluan PLTU Mamuju kapasitas 2x25 MW, RE merupakan salah satu pemegang saham pada PT Rekind Daya Mamuju.

Atas tambahan modal disetor tersebut total setoran modal PJB di RE berubah dari semula sebesar Rp704,9 miliar menjadi Rp710,7 miliar (PJB, 2015), berikut gambar PLTU Mamuju.

Sumber : Company Profile PT Rekind Daya Mamuju, 2021 Gambar 9

PT Rekind Daya Mamuju

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju dikembangkan oleh PT Rekind Daya Mamuju sebagai Independent Power Producer (IPP) dengan nama proyek sesuai Rencana Usaha Pengadaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2012 – 2021 adalah PLTU Mamuju.

PLTU ini berlokasi di Desa Belang-Belang, Kecamatan Kalukku,

Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat termasuk dalam daftar proyek-proyek FTP II dengan kapasitas kontrak (2x25 MW) dan kapasitas terpasang (2x30 MW). Adapun susunan Pemegang Saham PT. Rekind Daya Mamuju sebagai berikut.

Sumber : Company Profile PT Rekind Daya Mamuju, 2021 Gambar 10

Susunan Pemegang Saham PT. Rekind Daya Mamuju

Adapun jajaran Direksi Dan Dewan Komisaris PT Rekind Daya Mamuju sebagai berikut.

Sumber : Company Profile PT Rekind Daya Mamuju, 2021 Gambar 11

Jajaran Direksi dan Dewan Komisaris

Nilai investasi pembangunan PLTU Mamuju ini sebesar kurang lebih US $ 96 Juta. Sebagai informasi, kebutuhan tenaga listrik Provinsi Sulawesi Barat saat ini dipasok dari 3 gardu induk 150 KV yaitu Polewali, Majene dan Mamuju yang terinterkoneksi dengan sistem Sulawesi Selatan. Gardu induk tersebut mendapat pasokan dari pembangkit-pembangkit yang ada di sistem kelistrikan interkoneksi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar). Kapasitas ketiga gardu induk tersebut saat ini sebesar 90 MVA.

Sistem isolated yang belum tersambung ke sistem masih dipasok dari PLTD. Beban puncak seluruh Provinsi Sulbar adalah 47 MW yang meliputi beban puncak sistem dan sistem isolated tersebar. Provinsi Sulawesi Barat dengan Mamuju sebagai Ibu Kotanya merupakan daerah yang sedang berkembang. Kondisi ekonomi Sulawesi Barat dalam tiga tahun terakhir tumbuh mengesankan mencapai rata-rata 10,4%. Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2022, di Provinsi Sulawesi Barat direncanakan akan dibangun pembangkit kapasitas total hingga 734 MW yang akan tersambung ke sistem 150 KV sistem Sulselbar. Pembangkit tersebut adalah PLTU batubara 2x25 MW (proyek FTP2) yang akan dibangun oleh swasta dan PLTA Poko 117 MW serta PLTA Karama.

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju ini diharapkan akan mampu memberikan pasokan listrik yang cukup dalam memenuhi kebutuhan listrik di kabupaten Mamuju pada khususnya dan

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mamuju ini diharapkan akan mampu memberikan pasokan listrik yang cukup dalam memenuhi kebutuhan listrik di kabupaten Mamuju pada khususnya dan

Dokumen terkait