• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskrpisi Persyaratan Ruang

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK

2.5 Tinjauan fungsi

2.5.2 Deskrpisi Persyaratan Ruang

Sebagai bangunan yang berfungsi untuk kegiatan seni, seharusnya bangunan ini menampilkan citra yang mengekspresikan seni.

Secara umum ruang-ruang dalam sanggar ini mempunyai persyaratan dan kriteria tertentu, adapun kriteria dan persyaratan tersebut adalah :

? Ruang-ruang yang bernuansa informal terhadap pengguna

Secara umum galeri adalah tempat memajangkan atau memamerkan suatu karya seni agar para kolektor seni maupun masyarakat awam dapat menikmati karya seni. Sedangkan fungsi galeri adalah sebagai wadah komunikasi antara konsumen dengan produsen. Pihak produsen yang dimaksud adalah para seniman sedangkan konsumen adalah kolektor dan masyarakat. Fungsi galeri adah sbb:

? Sebagai wadah promosi barang-barang seni.

? Sebagai wadah pembinaan dan pengarahan bagi para seniman dalam mengembangkan dan memasarkan hasil karyanya.

? Sebagai sarana komunikasi antara pengelola dan pengunjung dalam suasana yang rekreatif.

Galeri suatu fasilitas berisi ruang pamer yang mengkomunikasikan karya-karya visual art atau seni visual. Salah satu faktor penting dalam fasilitas galeri adalah membangkitkan suasana dan ritme yang baik. Berdasarkan studi banding hal tersebut dapat dicapai melalui perbedaan luasan ruang.

Faktor-faktor dalam mengkomunikasi karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan manusia harus memperhatikan:

a. Tinggi rrata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup obyek yang dilihat dalam posisi nyaman.

Tabel 2.7 tinggi rata-rata manusia Indonesia

Tinggi rata-rata Pandangan mata

Pria 165 cm 160 cm

Wanita 155 cm 150 cm

Gambar 2.9 Jarak Pandang mata Terhadap Lukisan

Gambar 2.10 Sudut pandang lukisan

Gambar 2.11 kemampuan gerak anatomi manusia Sumber : data arsitek

b. Pencahayaan yang dapat membangkitka emosi pengunjung dan meningkatkan kualitas presentasi suatu karya visual arts yang diterima oleh pengunjung.

Faktor-faktor dalam mengkomunikasikan karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan karya itu sendiri harus memperhatikan environtment control (kontrol terhadap lingkungan galeri) yaitu dengan kunci-kunci komponen environment control sebagai berikut.

a. Climate Control

Adalah meliputi pemeliharaan atmosfir lingkungan yang stabil, yaitu dengan kontrol terhadap temperatur dan kelembapan ruang, kualitas udara dan vibrasi ruang. Implementasi climate control ini meminimalkan resiko kerusakan terhadap karya-karya seni yang ada dan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan pengguna bangunan.

b. Temperature And Relative Humidity

Fluktuasi dalam temperatur dan kelembapan dapat merusak karya-karya seni yang ada, dengan faktor yang paling kritis adalah kelembapan. Perubahan kelembapan ruang/lingkungan dapat mengakibatkan pengerutan dan penyusutan dimana kondisi ligkungan sangat kering, sedangkan dalam kondisi sebaliknya dapat mengakibatkan karya-karya seni yang ada mengembung dan menjamur.

Standart temperatur dan kelembapan pada daerah tropis adalah sebagai berikut :

Temperatur 21ºC ± 1ºC, kelembapan 55% ± 5%.

c. Air Filtration

Udara yang tidak terfilter mengandung polusi, berupa gas dan partikel dimana dapat merusak karya-karya seni dan yang paling penting adalah ketidaknyamanan pengunjung dan pengguna bangunan. Penyaringan udara kotor ini dapat dikontrol melalui suatu sistem ducting dan standart efisiensi penyaringan tersebut 80 % sampai 98%.

d. Light

Pencahayaan adalah faktor paling penting dalam sebuah galeri sebab sangat mempengaruhi pengalaman pengunjung dalam memapresiasikan karya-karya seni yang ada dan penciptaan suatu suasana/atmosfir ruang. Dengan kata lai melalui pencahayaan dapat mengakibatkan emosi pengunjung.

Cahaya buatan maupun alami dapat mengakibatkan kerusakan jika tidak diperhatikan intensitasnya. Untuk cahaya buatan, intensitas cahaya tergantung dari bahan/material dari karya-karya seni tersebut.

? Karya dengan bahan kertas : 50 Lux

? Karya lukisan di atas kanvas : 150-200 Lux

? Metal, keramik, glass dan batu : 300 Lux

Tingkat intensitas cahaya diatas adalah berdasarkan survei galeri-galeri seni profesional di australia. Untuk cahaya alami, penyinaran tidak boleh langsung jatuh pada karya-karya seni yang ada. Caranya adalah dengan penggunaan cahaya alami dari atas (lighting from above) dan penggunaan cahaya alamidari samping (lateral lighting).

Studi Jarak Pengamat Terhadap Objek Lukisan

? Daerah Visual Pandangan Mata

Gambar 2.12 Daerah Visual Pandangan Mata

Dari gambar di atas, disimpulkan bahwa pandangan yang nyaman ke arah objek (lukisan)adalah pandangan di dalam daerah visual 30° ke arah atas, 30° ke arah bawah, 30° ke arah kanan, dan 30° ke arah kiri. Hal tersebut dikarenakan pada daerah tersebut merupakan daerah dimana mata kita dapat mengenali warna atau membedakan warna dengan baik.

? Jarak Pengamat dan Jarak Antar Lukisan Jarak pengamat

= ½ x (t.lukisan) / tg30° Jarak antar lukisan

= (j.pengamat) x tg45°- ½ x (t.lukisan)

Studi Pencahayaan Dalam Ruangan

Pencahayaan di dalam galeri seni lukis dapat berupa cahaya alami [daylaight] dan dapat berupa cahaya buatan (dengan menggunakan spotlight).

? Pencahayaan Alami([Daylight)

Pencahayaan alami harus diperhitungkan agar pengguna ruangan yang berada di dalamnya merasa nyaman dan lukisan terhindar dari sinar matahari. Berikut ini adalah perhitungan-perhitungan bagaimana menyaring sinar matahari.

Sinar dan cahaya yang diterima apabila tidak menggunakan shading dan filter adalah hampir 97% mengakibatkan ruang tidak nyaman. Pada gambar kedua, cahaya yang diterima apabila menggunakan shading adalah 80% mengakibatkan ruang nyaman. Pada gambar

Gambar 2.13 Pencahayaan Alami

ketiga, cahaya yang diterima ruangan apabila menggunakan shading dan dinding menjadi tidak langsung adalah 72% sehingga ruang lebih nyaman.

? Pencahayaan Buatan

Lampu sebagai sumber cahaya artifisial dapat diatur arah cahayanya dengan tata letak tertentu. Inilah kelebihan lampu dibanding matahari, cahaya matahari tidak bisa kita pindahkan atau diatur kekuatannya. Selain itu intensitas dan sudut cahaya matahari selalu berubah-ubah.

a. tujuan pemanfaatan pencahayan buatan:

? menampilkan detail objek, baik dari segi tekstur maupun warna, menampilkan karakter objek seperti yang diharapkan, memberikan penekanan yang merata pada objek pamer.

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam keputusan desain pencahayaan buatan bagi Galeri seni lukis kentemporer adalah:

? dampak aratur dan reflektor, ketidak seragaman penerangan karena sebaran yang terlalu jauh sehingga perlu diperhatikan jarak minimal antar titik lampu dan ketinggian titik lampu.

Dengan demikian dapat dihindari pengaruh negatif dari sistem pencahayaan secara buatan, seperti:

? timbulnya glare (silau), timbulnya bayangan, timbulnya pantulan yang mengganggu. b. Teknik pencahayaan buatan

Secara garis basar, penggunaan teknik pencahayan buatan dalam perencanaan Galeri seni lukis kontemporer disesuaikan dengan berdasarkan objek pamer, dimana bentuk objek yang dipamerkan merupakan objek 2 dimensi. Bentuk pengaturan cahaya sesuai dengan karakter objek, lukisan yaitu:

? cat minyak (tingkat cahaya maksimum adalah 200 lux).

Pencahayaan buatan memberikan pengaruh yang lebih pada perancangan ruang display, terutama untuk menghasilkan efek dramatis dan penekanan pada objek-objek tertentu didalam Galeri seni.

Ada empat macam pencahayaan buatan :

1. pencahayaan langsung, merupakan pencahayaan yang menciptakan bayangan dan refleksi yang jelas. Cocok untuk objek pamer 2 dimensi yang membutuhkan pemfokusan khusus dan cukup murah.

2. Pencahayaan langsung oleh beberapa titik lampu, sistem pencahayaan ini dapat menimbulkan bayangan yang lembut. Kendala terletak pada biaya yang agak mahal. 3. Pencahayaan tidak langsung oleh lampu reflektor pada plafon untuk menciptakan

bayangan yang lemah. Cocok untuk sirkulasi pada ruangan. Biaya mahal

4. pencahayaan tidak langsung oleh titik lampu dengan menggunakan perantara plafon yang berfungsi sebagi bahan pemfokus cahaya. Sistem ini hampir tidak menghasilkan efek bayangan. Biaya pemasangan lebih mahal karena banyaknya lampu yang dipasang.

Arah pencahayaan secara garis besar dapat dibagi menjadi 5 katagori yaitu: downlight, uplight, sidelight, backlight, dan frontlight.

1. Pencahayaan kebawah (downlight).

Arah pencahayaan datang dari atas dan menyinari objek dibawahnya. Hampir setiap ruang dirumah memerlukan pencahayaan downlight, yang berfungsi sebagai pencahayaan secara merata. Cahaya berasal dari lampu yang ditanam pada langit-langit dengan bangunan lampu yang menjorok keluar, masuk kedalam, menempel pada tembok atau berupa lampu gantung. Melalui pengaturan sudut jatuh cahaya, lampu dengan arah downlight dapat menumbuhkan suasana yang berbeda apabila difungsikan sebagai pencahayaan setempat dan dekoratif, salah satunya adalah mengarahkan cahaya kedinding sehingga tekstur dan warna dinding muncul.

2. Pencahayaan keatas (Uplight).

Dimana posisi lampu dihadapkan keatas jenis pencahayaan lebih cenderung ke pencahayaan dekoratif ,contoh umum adalah kolom rumah, kesan yang ditimbulkan adalah kemegahan.

3. Pencahayaan dari belakang (backlight).

Backlight bararti cahayanya berasal dari belakang objek hal ini dilakukan untuk memberikan aksentuasi pada objek,misalnya untuk memunculkan siluet. Pada objek tertentu, pencahayaan backlight ini memberikan cahaya pinggir yang mempesona membuat Gambar (bcklight) bentuk-bentuk objek lebih jelas terlihat.

4. Pencahayaan samping (sidelight).

Sama halnya seperti pada pencahayaan backligt, arah cahaya dari samping (sidelight) dimaksud untuk memberikan tekanan pada elemen-elemen Interior tertentu yang menjadi aksen. Kebanyakan arah cahaya ini dipakai artwok, atau (sidelight) benda-benda seni lainnya.

5. Pencahayaan dari depan (Frontlight).

Untuk lukisan dan foto yang berwujud dua dimensional, frontlight diaplikasikan. Cahaya yang datangnya dari depan objek ini sebaiknya rata, cahaya yang tersebar rata membuat foto/lukisan tersebut terlihat apa adanya.

jarak nyaman pengamat lukisan terhadap objek lukisan (baik bagi para orang normal dan para difabel, yakni sebagai berikut.

a. Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Kecil (ukuran 50cm x 50cm)

Jarak lukisan dengan pengamat [orang normal] adalah X sin30°/sin60°=(1/2 t.lukisan)/X

sin30°/sin60°=25cm/X X=43,3cm 44cm

Jarak lukisan dengan pengamat [difabel

sin30°/sin60°=((t.m.normal-t.m.pengguna kursi roda)+1/2 t.lukisan)/X sin30°/sin60°=((148-

X’=109,11cm 110cm

Gambar 2.14 Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Kecil Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero

jarak nyaman pengamat lukisan terhadap objek lukisan (baik bagi para orang normal , yakni sebagai berikut.

Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Kecil (ukuran 50cm x 50cm)

Jarak lukisan dengan pengamat [orang normal] adalah X

sin30°/sin60°=25cm/X

difabel] adalah X’

t.m.pengguna kursi roda)+1/2 t.lukisan)/X’ -110)+25)/X’

=109,11cm 110cm

Gambar 2.14 Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Kecil Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero

b. Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Sedang 1 (ukuran 100cm x 100cm)

Jarak lukisan dengan pengamat [orang normal] adalah X sin30°/sin60°=(1/2 t.lukisan)/X

sin30°/sin60°=50cm/X X=86,6cm 87cm

Jarak lukisan dengan pengamat [difabel] adalah X’

sin30°/sin60°=((t.m.normal-t.m.pengguna kursi roda)+1/2 t.lukisan)/X’ sin30°/sin60°=((148-110)+50)/X’

X’=152,42cm 153cm

Gambar 2.15 Jarak Pengamat Ukuran Sedang 1

c. Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Sedang 2 (ukuran 200cm x 200cm)

Jarak lukisan dengan pengamat [orang normal] adalah X sin30°/sin60°=(1/2 t.lukisan)/X

sin30°/sin60°=100cm/X X=173,20cm 174cm

Jarak lukisan dengan pengamat [difabel] adalah X’

sin30°/sin60°=((t.m.normal-t.m.pengguna kursi roda)+1/2 t.lukisan)/X’ sin30°/sin60°=((148-110)+100)/X’

X’=239,02cm 240cm

Gambar 2.16 Jarak Pengamat Ukuran Sedang 2

d. Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Besar (ukuran 300cm x 300cm)

Jarak lukisan dengan pengamat [orang normal] adalah X sin30°/sin60°=(1/2 t.lukisan)/X

sin30°/sin60°=150cm/X X=259.80cm 260cm Jarak lukisan dengan pengamat [di

sin30°/sin60°=((t.m.normal-t.m.pengguna kursi roda)+1/2 t.lukisan)/X sin30°/sin60°=((148-

X’=325,62cm 326cm Jarak antar lukisan

a. Jarak Antar Lukisan Ukuran Kecil (ukuran 50cm x 50cm) Jarak antar lukisan

= jarak pengamat X tg45° = 44cm X tg45° - (25cm) = 19cm

Gambar 2.17

Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Besar (ukuran 300cm x 300cm)

Jarak lukisan dengan pengamat [orang normal] adalah X

sin30°/sin60°=150cm/X X=259.80cm 260cm

difabel] adalah X’

t.m.pengguna kursi roda)+1/2 t.lukisan)/X’ -110)+150)/X’

=325,62cm 326cm

Jarak Antar Lukisan Ukuran Kecil (ukuran 50cm x 50cm)

= jarak pengamat X tg45° – (1/2 t.lukisan) (25cm)

Gambar 2.17 Jarak Pengamat Ukuran Besar

b. Jarak Antar Lukisan Ukuran Sedang 1 (ukuran 100cm x 100cm)

Jarak antar lukisan

= jarak pengamat X tg45° – (1/2 t.lukisan) = 87cm X tg45° - (50cm)

= 37cm

c. Jarak Antar Lukisan Ukuran Sedang 2 (ukuran 200cm x 200cm) Jarak antar lukisan

= jarak pengamat X tg45° – (1/2 t.lukisan) = 174cm X tg45° - (100cm)

= 74cm

d. Jarak Antar Lukisan Ukuran Besar (ukuran 300cm x 300cm) Jarak antar lukisan

= jarak pengamat X tg45° – (1/2 t.lukisan) = 260cm X tg45° - (150cm)

Besaran Modul Ruang Pameran

a. Ruang Pameran Lukisan Ukuran Kecil (ukuran 50cm x 50cm)

b. Ruang Pamer Lukisan Ukuran Sedang 1 (ukuran 100cm x 100cm) Gambar 2.18 Ruang Pameran Lukisan Ukuran Kecil

Gambar 2.19 Ruang Pameran Ukuran Sedang 1

Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero

c. Ruang Pamer Lukisan Ukuran Sedang 2 (ukuran 200cm x 200cm)

d. Ruang Pamer Lukisan Ukuran Besar (ukuran 300cm x 300cm) Gambar 2.20 Ruang Pamer Lukisan Ukuran Sedang 2

Gambar 2.21 Ruang Pamer Lukisan Ukuran Besar

Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero

Besaran Modul Ruang Workshop a. Standart Besaran Ruang Workshop

Gambar di atas adalah standart mengenai ruang fasilitas untuk melukis. Space untuk 1 orang adalah 275cmX183cm, namun standart yang adalah bukan bagi para difabel.

Gambar 2.22 Besaran Ruang Workshop

Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero

Tabel 2.8 standart mengenai ruang fasilitas untuk melukis

b. Analisis Besaran Ruang Workshop Bagi Difabel

Gambar di atas ini adalah besaran modul ruang workshop bagi pengguna kursi roda, space yang dibutuhkan lebih luas [dibanding standart yang ada], yakni 244cmX336cm.

Dokumen terkait