• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Internal

Dalam dokumen PENGARUH PAJAK PENGHASILAN PASAL (Halaman 26-36)

TINJAUAN PUSTAKA

B. Determinan Internal

Manajemen berinteraksi dengan faktor yang menentukan lingkungan internal perusahaan melalui informasi. Informasi tersebut di tuangkan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat yang paling penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah di capai perusahaan. Vis hanani dan Shah (2008) menentukan rasio-rasio yang di turunkan dalam laporan keuangan memiliki hubungan dengan indicator pembayaran dividen. Para pemegang saham

11

umumnya menginginkan pembagian deviden yang relative stabil. Sementara perusahaan membutuhkan sumber dana untuk meningkatkan pertumbuhan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Apabilan perusahaan memilih untuk membagikan deviden, maka akan mengurangi laba yang di tahan dan mengurangi sumber dana internal. Kebijakan deviden di pengaruhi oleh faktor-faktor internal diantaranya posisi likuiditas perusahaan,kebutuhan danauntuk membayar utang, tingkat pertumbuhan perusahaan, Pengawasan terhadap perusahaan (Riyanto,2010). Profitabilitas juga mencerminkan kemampuan oerusahaan memperoleh laba yang memiliki hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan berkepentingan dengan analisis profitabilityas ini missal bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan di terima dalam bentuk deviden. Berikut ini adalah faktor-faktor dari determinan internal dalam hubungannya dengan rasio keuangan :

1. Likuiditas

Adalah salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividend sebab dividend bagi perusahaan ialah arus kas keluar, maka makin besar posisi kas dan Likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan makin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayar dividend (Sartono, 2010). Likuiditas di ukur dengan proksi Current Ratio.

Current ratio menurut kasmir (2012:134) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayarkan kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat di tagih secara keseluruhan .dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar

yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau utang yang segra jatuh tempo.

Rumus untuk mencari rasio lancer atau current ratio yang dapat di gunakan sebagai berikut:

2. Profitabilitas

Merupakan keahlian perusahaan mendapatkan keuntungan yang memiliki hubungan antara penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.Profitabilitas di ukur menggunakan proksi Return On Assest, Return On Equity.

a. Return On Assest (ROA)

Return on assets ialah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on assets ialah ratio yang mengukur keahlian perusahaan secara menyeluruh dalam menghasilkan laba yang jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi ratio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan.Return on assest ialah rasio yang menujukkan seberapa besar keuntungan bersih di peroleh perusahaan apabila di liha dari nilai aktiva.

Rumus untuk mencari return on assets menurut syamsuddin (2011:64) adalah sebagai berikut:

13

b. Return on Equity (ROE)

Menurut Sutisno dan Supanto (2010) ROE adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilakan keuntungan dengan modal sendiri yang di miliki , sehinggan return on equity ini ada yang menyebutnya rentabilitas modal sendiri. Return on equity mampu menghasilkan laba dari perusahaan ,laba yang di peroleh perusahaan pertama di pakai untuk membayar bunga hutang, kemudian saham preferens , baru kemudian di berikan kepada pemegang saham biasa. Menurut Fahmi (2012:137) ROE adalah rasio sejauh mana investasi yang telah di tanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang di harapkan. Return on equity merupakan salah satu profitabilitasyang menunjukkan perbandingan dengan modal sendiri. Semakin besar nilai return on equity belum tentu perusahaan di anggap menguntungkan , sehingga perusahaan yang memiliki peluang investasi yang menguntungkan belum tentu akan memberikan reward berupa PER yang tinggi. Return on Equity merupakan salah satu indicator penting dalam melakukan investasi. Dalam return on equitykan di temukan tiga hal yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitability), efisiensi perusahaan dalam mengelolah asset (assest management) dan hutang yang di pakai dalam mengelolah usaha.

Adapun rumus untuk mencari return on equity menurut Fahmi (2012:137) ialah sebagai berikut:

3. Leverage

Merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2010). Laverage di ukur menggunakan Debt To Equity Ratio. Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan keahlian perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya.Oleh sebab itu, semakin besar Debt ToEquity Ratiosemakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam membayarkan deviden.Hal tersebut di karenakan adanya hutang yang harus di bayarkan oleh perusahaan. Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan akan menyebabkan perusahaan harus menanggung resiko tetap berupa bunga dan cicilan hutang. Semakin besar hutang yang di gunakan dalam struktur modal maka semakin besar pula kewajiban (resiko tetap) yang akandi tanggung perusahaan. Peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk deviden yang akan di terima , karena kewajiban (beban tetap) lebih di prioritaskan dari pada pembagian deviden kepada sekutu.

Rumus untuk mencaro debt to equity ratio menurit harahap (2010:306) ialah sebagai berikut:

15

C. Diveden

1. Definisi Dividen

Dividen merupakan bagian laba yang di peroleh pemegang saham atau pemegang polis asuransi atau pembagian sisa hasil usaha koperasi yang diperoleh anggota koperasi.

Ada lima jenis-jenis dividen yaitu:

a. Dividen tunai merupakan cara membayaran dividen yang di lakukan perusahaan secara tunai ,terkadang perusahaan membayarkan secara tunai sebanyak 2 atau 4 kali dalam setahun. Dana dari dividen tunai ini di ambil dari laba di tahan yang di miliki oleh perusahaan sehingga secara otomatis berkurang.

b. Dividen saham , dividen bisa juga di bagikan dalam bentuk saham,jika perusahaan membagikan dividen jenis ini, maka jumlah saham yang di miliki pemilik akan bertambah. Pembagian saham dividen ini tidak mengubah kapasitalisasi saham pasar karena cara pembagiannya mirip seperti stock split di mana pembayaran dividen saham di lakukan dengan cara menambah jumlah saham sambil mengurangi tiap-tiap saham.

c. Dividen property, ini merupakan pembayaran dividenmelalui asset/aktiva selain kas. Ini di lakukan perusahaan karena perusahaan terkadang mengalami kekurangan kas untuk membayar dividen tunai. Metode ini jarang di lakukan karena selain rumit, cara ini juga tidak begitu di sukai oleh pemegang saham

d. Dividen skrip ,pembayaran dividen dengan menggunakan metode ini dilakukan melalui surat janji hutang oleh perusahaan kepada pemegang saham . perusahaan melalui surat ini menyatakan bahwa yang akan datang akan membayar dividen dengan jumlah tertentu kepada para pemegang saham . dengan di keluarkan dividen skrip ini ,secara otomatis perusahaan akan mengakui adanya utang baru ,dan hutang ini juga perlu di catat dalam neraca, dan juga divine jenis ini juga di kenai Bungan sehingga perusahaan juga harus membayar Bungan hingga hutang tersebut di bayarkan kepada pemegang saham.

e. Dividen likuidasi ,sesuai dengan namanya lkuidasi bentuk pembubaran dan kebangkrutan perusahaan , sehingga jika ada perusahaan yang melakukan pembayaran likuidasi sebenarnya itu hanya pengembalian modal yang di lakukan perusahaan kepada pemegang saham , jika dividen ini dilakukan pembayaran karena perusahaan ini mengalami kebangkrutan , maka pembagian ini tidak mencerminkan kinerja perusahaan yang baik. Pembayaran ini pun di lakukan jika perusahaan masih memiliki kekayaan (sisa kekayaan setelah digunakan untuk membayar hutang-hutangnya) ,jika tudak ada sisa maka pemegang saham tidak akan mendapatkanapa-apa atau zonk .

2. Kebijakan dividen

Kebijakan dividen merupakan salah satu dari tiga keputusan keuangan menyangkut pembagian laba yang akan di berikan kepada

17

pemegang saham ,apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen ,maka akan mengurangi laba yang akan di tahan dan selanjtnya mengurangi total sumber dana intern dan internal financing.

Kebijakan deviden memengaruhi masalah penggunaan keuntungan yang menjadi hak investor dan keuntungan tersebut dapat di bagi dalam bentuki deviden atau laba di tahan untuk di investasikan kembali.Dengan demikian, di mungkinkan membagi dividend dan pada saat yang bersamaan diterbitkannya saham yang baru. Kebijakan deviden juga di pengaruhi oleh pembagian penentuan penghasilan untuk di bayarkan kepada investor sebagai deviden atau di gunakan oleh perusahaan. Laba di tahan merupakan salah satu sumber dana yang penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Sedangkan deviden merupakan aliran kas yang di bayarkan kepada para investor, sehingga apabila di lihat latar belakang berbagai teori utama tentang kebijakan deviden yang terjadi ialah dikotomi konflik kepentingan antara investor dan pihak perusahaan yang seharusnya menjadi tantangan bagi stakeholder perusahaan dalam mengelolah kepentingan yang ada.

Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya perkembangan i perusahaan dan juga dapat membayarkan deviden kepada para investor di pihak lain, namun ke dua rencana tersebut selalu bertentangan karena semakin tinggi deviden yang di bayarkan , berarti semakin kecil keuntungan yang di tahan dan sebagai akibatnnya dapat memperhambat tingkat perkembangan dan penghasilan serta harga sahamnya. Sebaliknya , kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari laba yang tersedia dengan apapun motivasinya , hal ini berkaitan langsung

dengan pembayaran deviden. Dengan demikian dapat di katakana bahwa semakin tinggi Dividend Payout Ratio yang di tetapkan maka semakin sedikit yang bersedia untuk di tanamkan kembali di dalam perusahaan dan ini akan menjadi penghalang perkembangan perusahaan.

3. Dividend Payout Ratio

Menurut darmaji dan fahkruddin (2013:142),dividen payout ratio merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan yang di bayarkan sebagai dividen kas kepada pemegang saham.

Devidend Payout Ratio merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan yang di bayarkan sebagai dividend kas kepada pemegang saham dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dari defenisi di atas dapat di simpulkan bahwa dividen payout ratio bagian dari persentase dari laba perusahaan yang berupa dividen kas yang menjadi hak para pemegang saham ,untuk memperoleh persentasi hasil perhitungan devidend payout ratio .

a. Earning per share (EPS)

Menurut fahkrudin dan hariyanto (2001:66) “Earning per share(EPS) modal saham “ yang di hitung dengan rumus sebagai berikut:

19

b. Dividend per share (DPS)

Deviden per share menunjukkan seluruh pembayaran dividen dalam rangka persaham untuk melihat besarnya dividen per share di peroleh dari hasil bagi antra dividen yang di umumkan dengan modal perusahaan.Besarnya deviden yang di umumkan di peroleh dari keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS). Sedangkan modal saham untuk setiap tahunnya adalah sama. Fahkrudin dan harianto (2013:66) “deviden per share menunjukkan seluruh pembayaran deviden dalam angka saham” dengan rumus sebagai berikut:

Dalam dokumen PENGARUH PAJAK PENGHASILAN PASAL (Halaman 26-36)

Dokumen terkait