PENGARUH
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25
DAN
DETERMINAN
INTERNAL
TERHADAP
DIVIDEND PAYOUT RATIO
PADA
PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
SINDI OKTAVIANA
105731101416
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
PENGARUH
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25
DAN
DETERMINAN
INTERNAL
TERHADAP
DIVIDEND PAYOUT RATIO
PADA
PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
OLEH
SINDI OKTAVIANA
NIM 105731101416
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
iii
2020
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk
1. kedua orang tuaku tercinta 2. Saudara-saudaraku tercinta 3. Teman-teman seperjuangan 4. Almamater Unismuh Makassar
MOTTO HIDUP Sabar, Ihlaks dan bersyukur.
Sabar ketika harus berjuang, Ikhlas ketika harus memberi dan kehilangan, dan
selalu bersyukur atas apa yang dimiliki.
Ingatlah kamu kepada-Ku, niscay aku akan ingat kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku dan jangnlah kamu kufur (ingkar) kepada-Ku
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis di beri kemudahan dalam menyelesaikan skripsi
ini. Penulis menyadari skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik tanpa bantuan
dari segala pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismali Badollahi, SE.,M.Si, Ak.,CA.,CSP, selaku ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Agus Salim HR, SE.,MM, selaku pembimbing I yang senangtiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Mira, SE.,M.Ak.Ak, selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu
selama dalam penyusunan Skripsi hingga Ujian.
6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah menuangkan Ilmunya kepada
viii
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuan dan dorongannya dalam aktivitas studi penulis.
9. Terima Kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya
sehingga penulis dapat merangpungkan Skripsi ini.
Hanya ucapan Terima kasih dan doa yang bisa diucapkan penulis.
Semoga apa yang telah di berikan dicatat sebagai amal baik dan mendapat
balasan dari Allah SWT. Dengan segala keterbatasan yang di miliki, penulis
menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata Sempurna. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang
berkepentingan.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabikul Khairat. Wassalamualaikum Wr,. Wb
Makassar, 5 November 2020
ix
ABSTRAK
Sindi Oktaviana. 2020. “Pengaruh Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Determinan Internal terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Skripsi Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembibing I. Agus Salim, II. Mira
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pajak Penghasilan Pasal 25, Current Ratio, Return On Assets, Return On Equity, Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Kuantitatif dengan pendekatan ekplanatory dan menggunakan tehnik Analisis Regresi Linear Berganda. Jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah 54 perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penentuan sampel dengan menggunakan metode Purpose Sampling dan memperoleh sampel sebanyak 13 perusahaan dengan periode pengamatan 4 tahun (2014-2017).
Hasil penelitian ini secara parsial Variabel Current Ratio, Return On Assets, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan Pajak Penghasilan 25 tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
x
ABSTRACK
Sindi Oktaviana. 2020. "The Effect of Income Tax Article 25 and Internal Determinants on the Dividend Payout Ratio in Real Estate and Property Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI)". Accounting Department Thesis. Faculty of Economics and Business. Muhammadiyah University of Makassar. Advisor I Agus Salim. Supervisor II Mira.
The study aims to determine the income tax article 25, Current Ratio, Return On Assets, Return On Equity, Debt to Equity Ratio to Dividend Payout Ratio. The Method used is a quantitative method withab explanatory approach and multiple linear regression analysis techniques. The population in this study were 54 Real Estate dan Property companies listed on The Indonesian stock exchange. Detrmination of the sample using the purpose sampling method and obtained a sample of 13 companies with an observation period of 4 years (2014-2017)
The results of this study partially Variable Current Ratio, Return On Assets, Return On Equity and Debt to Equity Ratio have a significant effect on
the Dividend Payout Ratio. Meanwhile, PPh 25 has no significant effect on the Dividend Payout Ratio.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... I
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Pajak ... 9
B. Determinan Internal ... 10
C. Dividen ... 15
D. Penelitian Terdahulu ... 20
xii
F. Hipotesis ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Jenis penelitian ... 28
B. Waktu dan Tempat penelitian ... 28
C. Metode Pengumpulan Data ... 28
D. Populasi dan Sampel ... 29
E. Defenisi Variablel ... 29
F. Defenisi Operasional ... 31
G. Metode Analisis Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Gambaran Umum Perusahaan ... 36
1. Bursa Efek Indonesia ... 36
2. Deskriptik Objek Penelitian ... 43
B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) ... 44
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 44
2. Uji Asumsi Klasik ... 46
3. Analisis Regresi Linear Berganda ... 48
4. Uji Ketetapan Model ... 51
C. Analisis dan Interpretasi (Pembahasan) ... 54
1.Pengaruh Pph pasal 25 terhadap Dividend Payout Ratio ... 54
2. Pengaruh Current Ratio terhadapa Dividend Payout Ratio ... 55
3. Pengaruh Return On Assest terhadap Dividend Payout Ratio ... 56
4.Pengaruh Return On Equity terhadap Dividend Payout Ratio ... 57
5. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Paayout Ratio .... 58
xiii
A.Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Grafik Dividen Payout Ratio ... 3
Gambar 2.1. Kerangka pikir ... 24
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 42
xv
DAFTAR TABEL
Table 2.1 penelitian terdahulu ... 20
Table 3.1 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variable ... 31
Tabel 4.1 Kriteria sampel ... 43
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ... 44
Tabel 4.3 One Sampel Kolmogorov-Smirnov Test ... 48
Tabel 4.4 Regresi Linear Berganda ... 49
Tabel 4.5 Uji Koefisien Determinasi ... 51
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Data Laporan Keuangan ( Data Sebelum Diolah) ... 66
1. Variabel Pph pasal 25 ... 66
2. Variable CR ... 67
3. Variabel ROA ... 68
4. Variabel ROE ... 69
5. Variabel DPR ... 70
Data Setelah Diolah ... 72
Data Output SPSS 22 ... 74
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 75
2. Uji Asumsi Klasik ... 76
3. Regresi Linear Berganda... 76
3. Uji Ketetapan Model ... 77
Hasil Uji Turniting ... 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada kegiatan investasi di pasar modal ,investor banyak memerlukan
informasi tentang perusahaan yang akan di jadikan sebagai tempat untuk
berinvestasi. Informasi yang di butuhkan oleh para investor di peroleh melalui
penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan dan perkembangan saham . .
Hal ini berguna sejauh mana prestasi perusahaan yang akan di pilih serta
keuntungan yang di peroleh. Manajemen perusahaan yang membagikan
devidennya, mempunyai sinyal untuk para investor bahwa perusahaan berhasil
mendapatkan laba yang tinggi. Investor yang akan melakukan investasi di pasar
modal mndapatkan tujuan untuk mendapatkan laba atau tngkat kembalian
invests (return), baik berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital again).
Para pemegang saham tidak suka dengan resiko, mereka akan lebih
memilih dividen dibandingkan dengan capital again, karena dividen mempunyai nilai yang tinggi saat ini dibandingkan capital again yang di terima di masa yang akan datang (Hardiatmo, 2013). Hal ini sesuai dengan teori Bird in Hand, yang menyatakan bahwa dividen mempunyai kepastian yang tinggi di bandingkan
dengan capital again.
Perusahaan seharusnya menentukan kebijakan yang tepat dalam
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan dividen. Kebijakan tersebut
perusahaan untuk memutuskan membayarkan sebagai keuntungan dari
perusahaan kepada pemegang saham dibandingkan menahannya sebagai laba
di tahan yang diinvestasikan kembalikan untuk mendapatkan capital again (Ambarwati, 2010:64). Kebijakan dividen tersebut di perlukan perusahaan untuk menentukan besarnya laba yang akan dibagikan kepada investor atau biasa
yang di sebut Dividend Payout Ratio. Dividend Payout Ratio merupakan perhitungannya besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan
sebagai dividen kepada para pemegang saham (Sudana, 2011:167). Semakin
besar laba yang di bagikan dalam bentuk dividen, maka calon investor semakin
tertarik untuk berinvestasi di perusahaan itu. Hal ini meyakinkan para investor
untuk menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi sehat dan memiliki
prospek yang baik di masa yang akan datang.
Dari berbagai sector usaha yang ada di Indonesia Sub sector Real
Estate dan Property merupakan salah satu sector usaha yang mengalami
fruktuasi yang signifikan dalam pembayaran dividennya yang di ukur dengan
Divident Payout Ratio.. Semakin banyak perusahaan yang bergerak di bidang sector Real Estate dan Property berarti semakin berkembang perekonomian
Negara tersebut. Investasi di bidang Real Esate dan Property merupakan
investasi yang bersifat jangka panjang dan bertumbuh sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi. Berikut ini merupakan data Divident Payout Ratio
3
Gambar 1.1
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Berdasarkan grafik di atas, pembagian dividen oleh perusahaan sub
sector Real Estate dan Property pada tahun 2014 sangat menjanjikan dengan
persentase Dividen Payout Ratio (DPR) sebesar 33,99%. Pada tahun 2015 persentae DPR mencapai angka 6,99% mengalami penurunan yang signifikan
sebesar 27% dari tahun 2014. Pada tahun 2016 rasio pembagian dividen
kembali mengalami kenaikan sebesar 2,01% dari tahun 2015 menjadi 9,00%.
Tapi sayangnya di tahun 2017, persentase DPR kembali mengalami penurunan
1,99% dari tahun sebelumnya menjadi 7,01%.
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi perusahaan dalam
menjalankan kebijkan dividennya antara lain likuiditas,profitabilitas dan laverage
Salah satu ukuran likuiditas adalah current ratio, yang merupakan ukuran yang paling umum terhadap kesanggupan perusahaan membayar hutang dalam
0 5 10 15 20 25 30 35 40 2014 2015 2016 2017 %
grafik dividen Payout Ratio (%) tahun 2014-2017
jangka pendek. Apabila semakin besar perbandingan aktiva lancar dan
kewajiban lancar, maka semakin tinggi kemmpuan perusahaan untuk menutupi
kewajiban jangka pendeknya. Namun current ratio yang rendah akan di anggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena dapat menunjukkan dana yang
menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan
dalam menghasilankan laba (Sawir, 2010:10)
Return On Assest di gunakan untuk mengukur tingkat pengambilan modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan bersih dari sebuah bisnis yang di jalankan oleh perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini berarti perusahaan semakin mendayagunakan assest
dengan baik untuk memperoleh keuntungan, begitu pun sebaliknya
(Sugiono,2010:79). Begitupun dengan Return On Equity digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian modal yang di investasikan dalam keseluruhan
lialibilitas untuk menghasilkan keuntungan bersih dri sebuah bisnis yang di
jalankan perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti perusahaan semakin
mendayagunakan egquity dengan baik untuk memperoleh keuntungan,
begitupun sebaliknya.
Sedangkan Debt to Equty Ratio menunjukkan perbandingan utang dan modal.Selain itu ratio ini dinilai paling penting karena member pengaruh positif
dan negatifnya terhadap rentabilitas modal sendiri dari perusahaan tersebut.
Semakin tinggi ratio ini maka semakin tinggi kemampuan modal sendiri dalam
menjaminkemampuan hutang jangka panjangnnya maka akan semakin beresiko
5
Selanjutnya ada variable pajak penghasil pasal 25 yang menunjukkan
besar Pph terutang yang harus di bayarkan dalam masa satu tahun pajak yang
merupakan pendapatan dan menerimaan Negara yang bersifat jangka pendek
dan jangka panjang.(Mardiasmo, 2016).
Kajian atas Dividend Payout Ratio dapat di lakukan dengan melihat kondisi seperti Pph Pasal 25, Current Ratio, Return on Assest, Return on Equity dan Debt to Equty Ratio . Beberapa penelitian mengenai factor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio telah dilakukan diantaranya Andi Rustam dan Amran (2019),menyetakan bahwa Pph Pasal 25 tidak berpengaruh terhadap
Dividend Payout Ratio.Hasil yangberbeda dengan Nur Hikmah (2018) menyatakan bahwa Pph Pasal 25 berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
Amah (2012), Harianja et al (2013) dan Zulkifli (2015) mengemukakan bahwa Current Ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.Sebaliknya Odawo (2015),Mertayaniet al. (2015) dan Sunarya (2013) menyatakan bahwa current ratio berpengaruh negative dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.Hasil yang berbeda dengan Rehman, Takumi (2012), Meladjian (2014) yang mengemukakan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
Amah (2012), Halim (2013),Lioew (2014) mengemukakan bahwa Return On Assest berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Sebaliknya Hasan etal (2015) dan Utami (2015) mengemukakan bahwa Return On Assest berpengaruh negative dan signifikan terhadap dividend payout ratio.Hasil empiris yang lain Laim et al (2015) menyatakan return on assest tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
Harianja (2013) mengemukakan bahwa Return On Equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sebaliknya Maladjian dan Khoury (2014) menyatakan Return On Equity berpengaruh negative dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.Hasil yang berbeda dengan Lioew (2014) menyatakan Return On Equity tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
Amah (2012), Rehman dan Takumi (2012), Marietta dan Sampurno
(2013) mengemukakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.Sebaliknya Mertayani et al. (2015) dan zulkifli (2015) mengemukakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negative dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Hasil yang berbeda dengan Utami (2015) mengemukakan bahwa Debt To Equty Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah di jelaskan
sebelumnya dan ketidakonsistenan dari peneliti-peneliti sebelumnya. Maka
peneliti merumuskan judul “Pengaruh Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Determinan Internal terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”
7
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pokok masalah dari penulisan
ini adalah
1. Bagaimana pengaruh pajak penghasilan pasal 25 terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesioa (BEI) ?
2. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?
3. Bagaimana pengaruh Raeturn On Assets (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Real Estate dan Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?
4. Bagaimana pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?
5. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Divident Payout Ratio pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. untuk mengetahui pengaruh pajak penghasilan pasal 25 terhadap
2. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) terhadap
Dividend Payout Ratio.
3. Untuk mengetahui pengaruh Raeturn On Assets (ROA) terhadap
Dividend Payout Ratio.
4. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap
Dividend Payout Ratio,.
5. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER)
terhadap Dividend Payout Ratio.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat terhadap :
a. Peneliti, Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan serta
pemahaman penulis mengenai topik pengaruh pajak penghasilan pajak
pasal 25 dandeterminan internal terhadapDividend Payout Ratio pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI)
b. Bagi pihak perusahaan, Sebagai bahan masukan untuk perusahan baik
untuk pihak manajemen dalam mengelola perusahaan maupun pihak
pemegang saham dalam pengamblan keputusan investasi.
c. Penelitian lain, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang ingin
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PAJAK
1. Pajak penghasilan pasal 25
Menurut Mardiasmo (2016:300) pajak penghasilan 25 ialah
undang-undang pajak penghasilan yang mengatur perhitungan besar
angsuran bulanan yang harus dibayarkan sendiri oleh wajib pajak
dalam satu tahun pajak.
Menurut Waluyo dan ilyas (2007:206) pajak penghasilan pasal 25
ialah angsuran pajak penghasilan yang mesti di bayar sendiri oleh
wajib pajak dalam 1 bulan selama tahun pajak berjalan .Angsuran
pajak penghasilan pasal 25 dapat di jadikan sebagai kredit pajak yang
terutang atas semua penghasilan wajib pajak pada akhir tahun pajak
yang di laporkan dalam surat pemberitahuan (SPT) tahun pajak
penghasilan.
Dari defenisi di atas dapat di simpulkan bahwa pajak penghasilan
pasal 25 ialah perhitungan besarnya angsuran bulanan yang harus
dibayar wajib pajak dalam tahun berjalan yang I laporkan dalam surat
pemberitahuan (SPT) Tahun pajak penghasilan.
2. Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan yang mengatur pajak penghasilan
pasal 25 di Indonesia adalah UU NO.7 Tahun 1983 yang sudah di
1994 dan yang terakhir adalah UU NO.17 Tahun 2000, selanjutnya
aturan yang di perbaharui adalah sebagai berikut :
a. Keputusan mentri nomor 522/kmk.04/2000 tanggal 14 desember
2000 tentang besarnya perhitungan angsuran pajak penghasilan
dalam tahun pajak berjalan yang harus di bayar sendiri oleh wajib
pajak baru, bank, sewa guna ,usaha dengan Hak
Opsi.BUMN,BUMD, dan wajib pajak lainnya termasuk wajib pajak
Orang Pribadi, Pengusaha tertentu. Keputusan ini telah di ubah
oleh menteri keuangan nomor 394/kmk.032/2001. Terakhir
diadakan perubahan kembali dengan keputusan menteri keuangan
Nomor 84/kmk.03/2002 tanggal 08 Mare 2002.
b. Keputusan Direktur Jendral Pajak (DJP) Nomor 210/pj/2001
Tanggal 12 Maret 2001 mengatur masalah besarnya pembayaran
angsuran transisi tahun pajak 2001
c. Ketentuan Direktur Jendral Pajak No.Kep 537/pj/2000 tanggal 29
Desember 2002 tentang besarnya perhitungan Angsuran Pajak
dalam tahunberjalan dalam hal-hal tertentu.
B. Determinan Internal
Manajemen berinteraksi dengan faktor yang menentukan lingkungan
internal perusahaan melalui informasi. Informasi tersebut di tuangkan dalam
laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat yang paling penting
untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan
hasil-hasil yang telah di capai perusahaan. Vis hanani dan Shah (2008)
menentukan rasio-rasio yang di turunkan dalam laporan keuangan memiliki
11
umumnya menginginkan pembagian deviden yang relative stabil. Sementara
perusahaan membutuhkan sumber dana untuk meningkatkan pertumbuhan
untuk kelangsungan hidup perusahaan. Apabilan perusahaan memilih untuk
membagikan deviden, maka akan mengurangi laba yang di tahan dan
mengurangi sumber dana internal. Kebijakan deviden di pengaruhi oleh
faktor-faktor internal diantaranya posisi likuiditas perusahaan,kebutuhan
danauntuk membayar utang, tingkat pertumbuhan perusahaan, Pengawasan
terhadap perusahaan (Riyanto,2010). Profitabilitas juga mencerminkan
kemampuan oerusahaan memperoleh laba yang memiliki hubungan dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor
jangka panjang akan berkepentingan dengan analisis profitabilityas ini missal
bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan di
terima dalam bentuk deviden. Berikut ini adalah faktor-faktor dari determinan
internal dalam hubungannya dengan rasio keuangan :
1. Likuiditas
Adalah salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividend
sebab dividend bagi perusahaan ialah arus kas keluar, maka makin
besar posisi kas dan Likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan makin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayar dividend
(Sartono, 2010). Likuiditas di ukur dengan proksi Current Ratio.
Current ratio menurut kasmir (2012:134) merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayarkan kewajiban
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat di tagih
yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau utang yang
segra jatuh tempo.
Rumus untuk mencari rasio lancer atau current ratio yang dapat di
gunakan sebagai berikut:
2. Profitabilitas
Merupakan keahlian perusahaan mendapatkan keuntungan yang
memiliki hubungan antara penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri.Profitabilitas di ukur menggunakan proksi Return On Assest, Return On Equity.
a. Return On Assest (ROA)
Return on assets ialah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on assets ialah ratio yang
mengukur keahlian perusahaan secara menyeluruh dalam
menghasilkan laba yang jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di
dalam perusahaan. Semakin tinggi ratio ini semakin baik keadaan
suatu perusahaan.Return on assest ialah rasio yang menujukkan seberapa besar keuntungan bersih di peroleh perusahaan apabila di
liha dari nilai aktiva.
Rumus untuk mencari return on assets menurut
syamsuddin (2011:64) adalah sebagai berikut:
13
b. Return on Equity (ROE)
Menurut Sutisno dan Supanto (2010) ROE adalah
kemampuan perusahaan dalam menghasilakan keuntungan dengan
modal sendiri yang di miliki , sehinggan return on equity ini ada yang menyebutnya rentabilitas modal sendiri. Return on equity mampu menghasilkan laba dari perusahaan ,laba yang di peroleh
perusahaan pertama di pakai untuk membayar bunga hutang,
kemudian saham preferens , baru kemudian di berikan kepada pemegang saham biasa. Menurut Fahmi (2012:137) ROE adalah
rasio sejauh mana investasi yang telah di tanamkan mampu
memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang di
harapkan. Return on equity merupakan salah satu profitabilitasyang menunjukkan perbandingan dengan modal sendiri. Semakin besar
nilai return on equity belum tentu perusahaan di anggap menguntungkan , sehingga perusahaan yang memiliki peluang
investasi yang menguntungkan belum tentu akan memberikan
reward berupa PER yang tinggi. Return on Equity merupakan salah satu indicator penting dalam melakukan investasi. Dalam return on equitykan di temukan tiga hal yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitability), efisiensi perusahaan dalam mengelolah asset (assest management) dan hutang yang di pakai dalam mengelolah usaha.
Adapun rumus untuk mencari return on equity menurut Fahmi (2012:137) ialah sebagai berikut:
3. Leverage
Merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan
harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih
besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan
yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2010). Laverage di ukur menggunakan Debt To Equity Ratio. Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan keahlian perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya.Oleh sebab itu, semakin besar Debt ToEquity Ratiosemakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam membayarkan deviden.Hal
tersebut di karenakan adanya hutang yang harus di bayarkan oleh
perusahaan. Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan akan
menyebabkan perusahaan harus menanggung resiko tetap berupa bunga
dan cicilan hutang. Semakin besar hutang yang di gunakan dalam struktur
modal maka semakin besar pula kewajiban (resiko tetap) yang akandi
tanggung perusahaan. Peningkatan utang akan mempengaruhi besar
kecilnya laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk
deviden yang akan di terima , karena kewajiban (beban tetap) lebih di
prioritaskan dari pada pembagian deviden kepada sekutu.
Rumus untuk mencaro debt to equity ratio menurit harahap (2010:306)
15
C. Diveden
1. Definisi Dividen
Dividen merupakan bagian laba yang di peroleh pemegang saham
atau pemegang polis asuransi atau pembagian sisa hasil usaha koperasi
yang diperoleh anggota koperasi.
Ada lima jenis-jenis dividen yaitu:
a. Dividen tunai merupakan cara membayaran dividen yang di lakukan
perusahaan secara tunai ,terkadang perusahaan membayarkan
secara tunai sebanyak 2 atau 4 kali dalam setahun. Dana dari
dividen tunai ini di ambil dari laba di tahan yang di miliki oleh
perusahaan sehingga secara otomatis berkurang.
b. Dividen saham , dividen bisa juga di bagikan dalam bentuk
saham,jika perusahaan membagikan dividen jenis ini, maka jumlah
saham yang di miliki pemilik akan bertambah. Pembagian saham
dividen ini tidak mengubah kapasitalisasi saham pasar karena cara
pembagiannya mirip seperti stock split di mana pembayaran dividen
saham di lakukan dengan cara menambah jumlah saham sambil
mengurangi tiap-tiap saham.
c. Dividen property, ini merupakan pembayaran dividenmelalui
asset/aktiva selain kas. Ini di lakukan perusahaan karena
perusahaan terkadang mengalami kekurangan kas untuk membayar
dividen tunai. Metode ini jarang di lakukan karena selain rumit, cara
d. Dividen skrip ,pembayaran dividen dengan menggunakan metode
ini dilakukan melalui surat janji hutang oleh perusahaan kepada
pemegang saham . perusahaan melalui surat ini menyatakan
bahwa yang akan datang akan membayar dividen dengan jumlah
tertentu kepada para pemegang saham . dengan di keluarkan
dividen skrip ini ,secara otomatis perusahaan akan mengakui
adanya utang baru ,dan hutang ini juga perlu di catat dalam neraca,
dan juga divine jenis ini juga di kenai Bungan sehingga perusahaan
juga harus membayar Bungan hingga hutang tersebut di bayarkan
kepada pemegang saham.
e. Dividen likuidasi ,sesuai dengan namanya lkuidasi bentuk
pembubaran dan kebangkrutan perusahaan , sehingga jika ada
perusahaan yang melakukan pembayaran likuidasi sebenarnya itu
hanya pengembalian modal yang di lakukan perusahaan kepada
pemegang saham , jika dividen ini dilakukan pembayaran karena
perusahaan ini mengalami kebangkrutan , maka pembagian ini tidak
mencerminkan kinerja perusahaan yang baik. Pembayaran ini pun
di lakukan jika perusahaan masih memiliki kekayaan (sisa kekayaan
setelah digunakan untuk membayar hutang-hutangnya) ,jika tudak
ada sisa maka pemegang saham tidak akan mendapatkanapa-apa
atau zonk .
2. Kebijakan dividen
Kebijakan dividen merupakan salah satu dari tiga keputusan keuangan menyangkut pembagian laba yang akan di berikan kepada
17
pemegang saham ,apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba
sebagai dividen ,maka akan mengurangi laba yang akan di tahan dan
selanjtnya mengurangi total sumber dana intern dan internal financing.
Kebijakan deviden memengaruhi masalah penggunaan keuntungan
yang menjadi hak investor dan keuntungan tersebut dapat di bagi dalam
bentuki deviden atau laba di tahan untuk di investasikan kembali.Dengan
demikian, di mungkinkan membagi dividend dan pada saat yang
bersamaan diterbitkannya saham yang baru. Kebijakan deviden juga di
pengaruhi oleh pembagian penentuan penghasilan untuk di bayarkan
kepada investor sebagai deviden atau di gunakan oleh perusahaan. Laba
di tahan merupakan salah satu sumber dana yang penting untuk
membiayai pertumbuhan perusahaan. Sedangkan deviden merupakan
aliran kas yang di bayarkan kepada para investor, sehingga apabila di
lihat latar belakang berbagai teori utama tentang kebijakan deviden yang
terjadi ialah dikotomi konflik kepentingan antara investor dan pihak
perusahaan yang seharusnya menjadi tantangan bagi stakeholder
perusahaan dalam mengelolah kepentingan yang ada.
Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya perkembangan i
perusahaan dan juga dapat membayarkan deviden kepada para investor
di pihak lain, namun ke dua rencana tersebut selalu bertentangan karena
semakin tinggi deviden yang di bayarkan , berarti semakin kecil
keuntungan yang di tahan dan sebagai akibatnnya dapat memperhambat
tingkat perkembangan dan penghasilan serta harga sahamnya.
Sebaliknya , kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari laba
dengan pembayaran deviden. Dengan demikian dapat di katakana bahwa
semakin tinggi Dividend Payout Ratio yang di tetapkan maka semakin sedikit yang bersedia untuk di tanamkan kembali di dalam perusahaan
dan ini akan menjadi penghalang perkembangan perusahaan.
3. Dividend Payout Ratio
Menurut darmaji dan fahkruddin (2013:142),dividen payout ratio
merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan yang di bayarkan
sebagai dividen kas kepada pemegang saham.
Devidend Payout Ratio merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan yang di bayarkan sebagai dividend kas kepada pemegang
saham dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dari defenisi di atas dapat di simpulkan bahwa dividen payout
ratio bagian dari persentase dari laba perusahaan yang berupa dividen
kas yang menjadi hak para pemegang saham ,untuk memperoleh
persentasi hasil perhitungan devidend payout ratio . a. Earning per share (EPS)
Menurut fahkrudin dan hariyanto (2001:66) “Earning per share(EPS) modal saham “ yang di hitung dengan rumus sebagai berikut:
19
b. Dividend per share (DPS)
Deviden per share menunjukkan seluruh pembayaran dividen
dalam rangka persaham untuk melihat besarnya dividen per share di
peroleh dari hasil bagi antra dividen yang di umumkan dengan modal
perusahaan.Besarnya deviden yang di umumkan di peroleh dari
keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS). Sedangkan modal
saham untuk setiap tahunnya adalah sama. Fahkrudin dan harianto
(2013:66) “deviden per share menunjukkan seluruh pembayaran deviden dalam angka saham” dengan rumus sebagai berikut:
D. Penelitian terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama
penelitian
Judul Metode Hasil penelitian
1 Andi Rustam dan Amran (2019) Pengaruh Pajak Penghasilan Pasal 25 terhadap dividend payout ratiopada PT. Telkom (persero)Tbk. Kuantitatif ilmiah Menunjukkan bahwa Pajak Penghasilan di
ambil langsung dari laporan keuangan
laba rugi,
sedangkan modal
saham dari data laporan keuangan tersebut di peroleh dari kantor daerah Telkom (Persero) Tbk. Makassar kemudian di olah untuk melihat Dividend Payout Ratio yang di hasilkan oleh PT. Telkom (Persero) Tbk. Hasil analisi dividend selama 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2012 Pph Pasal 25 sebesar 33,11% dengan dividend Payout Ratio sebesar61,42%, tahun 2013 Pph Pasal 25 sebesar 33,47% dengan DPR sebesar 49,66%, tahun 2014 Pph Pasal 25 sebesar 35,22% dengan DPR sebesar 73,59%, dan tahun 2015 Pph Pasal 25 sebesar 32,27% dengan DPR sebesar 39,98% sedangkan pada tahun 2016 Pph
21 Pasal 25 sebesar 28,26% dengan DPR sebesar 39,53% 2 Suroto dan Asta Nugraha (2017) Determinan Dividend Payout Ratio (studi empiris pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BursaEfek Indonesia periode 2012-2016) Kualitatif Menunjukkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi rasio pembelanjaan Dividend Payout Ratio seperti Insider Owership,Firm Size, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, dan Dividend Payout Ratio menunjukkan rata-rata IOS selama periode pengamatan bedasarkan perhitungan sebesar 4,999 dengan standar devisiasisebesar 10,491. Hasil tersebut menunjukkan bahwa standar devisiasi lebih besar dari rata-rata ios , hal tersebut menunjukkan bahwa data IOS mengindikasi hasil
yang tidak
terdistribusi dengan baik. Hasil yang sama dengan IOs
adala DER dan
ROE, sedangkan FS dan DR mengindikaikan hasil yang terdistribusi baik. 3 Rowland Bismark, dkk (2014) Determinana Dividend Payout Ratio pada emiten Kualitatif Menunjukkan
bahwa posisi kas memiliki implikasi negative dan tidak
LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. berpengaruh terhadap kebijakan dividend, tingkat pengembalian investasi berpengaruh posotif dan signifikan secara statis terhadap kebijakan deviden, sebaliknya Net
Profit Margin justru berimplikasi
negative dan tidak berpengaruh signifikan secara statis terhadap Dividend Payout Ratio. Tingkat perputaran aktiva Assets TurnOver berpengaruh negative dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Debt to Toal
Assets Ratio
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Dividend Payut Ratio. Debt to Equity Ratio berpengaruh negative dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Ukuran perusahaan ternyata berimplikasi
negative dan yidak berpengaruh signifikan secara statis terhadap Dividend Payout Ratio. Secara simultan seluruh Variabel berpengaruh signifikan terhadap
23 kebijajan dividend 4 Zulkifli, dan Endridan Augustina (2017) Determinan Internal Divided Payout Ratio perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI Kepustakaan Menunjukkanbahwa
estimasi dan analisi terhadap penelitian
ini menggunakan
Fixed Effect yang memiliki nilai R-squard 0.857 lebih baik jika di bandingkan dengan Pooled Least Squares dan Random Effect. Penelitian ini mengistemsi dan menganalisasi Determninan internal yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio yaitu Current Ratio, Return on Assest, Debt to
Equity Ratio,
Earning Growth, Return on Equity, Earning per Share dan Markt Too Book Value. 5 Anggita Satria Pribadi (2012) Analisis pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth, Opportunity, Owership, dan Return On Assets terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur Go public yang terdatar di BEI tahun 2008-2011 Kuantiatif Menunjukkan bahwa variable
Owership dan ROA
berpengaruh positif
terhadap DPR.
Sedangkan Cash
Position Dan Firm Size berpengaruh negative signifikan terhadap DPR. SEMENTARA Growt Opportunity tidak berpengaruh terhadap DPR.
E. Kerangka pikir
X3
Gambar 2.1 kerangka pikir
Pph pasal 25 (X1) Determinan Internal : Curren ratio (X2) Return on assest (X3) Return on equity (X4) Debt to equity ratio (X5) Dividend payout ratio (Y)
25
F. Hipotesis
1. Pengaruh Pajak Penghasilan Pasal 25 terhadap dividend payout ratio.
Literasi hasil empiris andi rustam dan amran (2019) menyatakan
bahwa pajak penghasilan di ambil langsung dari laporan laba
rugi,sedangkan modal saham dari data laporan keuangan tersebut di
peroleh dari perusahaan kemudian di olah untuk melihat deviden
payout ratio yang di hasilkan perusahaan. Apabila terjadi peningkatan
laba yang di peroleh mengakibatkan pajak penghasilan yang akan di
keluarkan akan semakain besar dan deviden yang akan di bagikan
kepada pemegang saham akan semakin kecil. Berdasarkan hasil
kajian empiris maka hipotesis pertama yaitu:
H1 :pajak penghasilan pasal 25 berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio
2. Pengaruh Determinan Internal terhadap Dividend Payout Ratio a. Likuiditas
Menurut Hanafi dan Halim (2010) Likuiditas mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancarnya, semakin tinggi Likuiditas
perusahaan maka seharusnya semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan untuk membayarkan dividend. Rahmawati (2008)
mengemukakan bahwa Likuiditas (Current Ratio) suatu perusahaan yang besar akan memberikan gambaran kepada pemegang saham
bahwa perusahaan tersebut mempunyai kewajiban dalam memenuhi
saham untuk menanamkan modalnya dengan tujuan memperoleh
keuntungan berupa dividend.
H2: Current Ratio berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio
b. Profitabilitas
Profitabilitas yang di ukur dengan proksi Return On Assest yaitu ratio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan
dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva
yang tersedia di dalam perusahaan semakin tinggi ratioini semakin
baik keadaaan suatu perusahaan ( Syamsuddin, 2011)
H3 : Return On Assest berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
Selanjutnya rasio Profitabilitas yang di ukur dengan Return On Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur dari penhasilan atau income yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa atau preferen) atas modal yang mereka
investasikan di dalam perusahaan, semakin tinggi return yang di hasilkan semakin baik kedudukan perusahaan. Hal ini berarti
perusahaan mampu mengukur dari penghasilan yang tersedia
bagipara pemilik perusahaan berapa persentase atas modal yang
mereka investasikan (Syamsuddin,2011).
H4: Return On Equity berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio
c. Laverage
Dari segi Laverage yang di ukur dengan proksi Debt To Equity Ratio (DER)yang apabila angka ratio ini semakin besar maka semakin besar pula resiko yang di tanggung perusahaan dalam membayar
27
rendahProfitabilitasdan semakin kecil pula dividend yang menjadi milik para investor.
H5: Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan
metode kuantitatif dan pendekatan eksplanatori (explanatory research).Eksplanatory yaitu menguji kasualitas sebab akibat antara variable independent dan variable dependent.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam proses penelitian ini peneliti akan mengadakan penelitian pada
perusahaan Real Estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2017, yang di akses melalui situs web Bursa Efek Indonesia
atau website masing-masing perusahaan
. Adapun waktu yang digunakan di mulai dari bulan septerber sampai
bulan oktober.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam metode penelitian ini penulis mengumpulkan data serta
keterangan yang di perlukan dalam penyusunan proposal ini, maka di
lakukan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Tinjauan pustaka (library research) adalah membaca, mengamati dan mempelajari dengan cara mengumpulkan data yang di perlukan
melalui sumber-sumber tertulis seperti uraian teori dalam
29
masalah yang di teliti serta mengunduh data dan informasi dari
situs-situs internet yang relevan.
2. Dokumen adalah pengumpulan data-data sekunder yang di peroleh
untuk mendukung penelitian ini.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi menurut dergibson (2010:9) adalah seluruh unit atau individu
dalam ruang lingkup yang ingin di teliti. Populasi penelitian ini adalah 54
perusahaan Real Estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2017.
2. Sampel
Menurut dergibson (2010:9) sampel ialah sebagian anggota populasi
yang di ambil melalui prosedur tertentu sehingga dapat mewakili
populasinya.“Teknik pengambilan sampel dalam populasi ini adalah menggunakan purposive sampling”.
Berdasarkan kriteria yang telah di tentukan di temukan 13 perusahaan
Real Estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang di
E. Defenisi Variable
Penelitian ini menggunakan dua variable utama yaitu variable independen
dan dependen. Adapun defenisi masing-masing di jelaskan sebagai berikut :
1. Variable independen / bebas
Merunut sugiono (2015:96), variable independen (bebas) merupakan
variable yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variable dependen (terikat).Variable independent/ bebas
dalam penelitian ini adalah pajak penghasilan pasal 25 (X1), Current Ratio (x2), Return On Assets (x3), Return On Equity (x4) dan Debt to Equity Ratio) (x5).
2. Variable dependent menurut Sugiono (2015:97) merupakan variable yang di pengaruh sebab adanya variable independent/bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variable dependent ialah Dividend Payout Ratio (Y).
F. Defenisi operasional variable
Menurut Sugiyono (2015, h.38) operasional variable adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu
yang telah di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya.
Berdasarkan judul penelitian yaitu pengaruh pajak penghasilan pasal 25
dan Determinan internal terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). maka operasional
31
Table 3.1
Defenisi operasional dan skala pengukuran variable
Variable Defenisi operasional Pengukuran Dependent : Dividend payout ratio (Y) (Santoso 2010:491) deviden perlembar
saham dengan laba
persaham DPR = x100% Independent : Pph pasal 25 (X1) Mardiasmo (2016:161)
Pajak yang harus di
bayar sendiri oleh
wajib pajak dalam 1
tahun pajak Pph pasal 25 = X100% Determinan internal : Current Ratio (x2) (Harahap 2010:306) Return on Assets (x3) (Syamsuddin 2011:64) Return on Equity (x4) (Syamsuddin 2011:66)
Aktiva lancar dibagi
kewajiabn lancar
Laba bersih di bagi
dengan total aktiva
Laba bersih dibagi
dengan total modal
CR =
ROA =
Debt to Equity
Ratio (x5)
(Harahap
2010:306)
Total kewajiban di
bagi dengan modal
DER =G. Metode Analisis Data
a. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistic deskriptif di gunakan untuk menjelaskan data dari
keseluruhan variable dalam penelitan yang di lihat dari nilai minimum,
nilai maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Menurut Ghozali
(2012) dalam Gemilang (2017) analisis statistic deskriptif bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data sampel
penelitian.
b. Pengujian asumsi klasik
Proses pengujian asumsi klasik terlebih dahulu di lakukan sehingga hasil
yang di peroleh layak untuk di gunakan .uji asumsi klasik ada 4yang di
gunakan yaitu:
a) Uji normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi,variable dependen,
variable independen apakah ke-2 memiliki distribusi yang normal
atau tidak. Menurut Danang Suryoto (2016:92) menjelaskan bahwa
uji normalitas ialah akan menguji data variable independent (X) dan data variable dependent (Y) pada persamaan regresi yang di hasilkan. Berdistribusi normal atau tidak normal. Persamaan regresi
33
di katakana baik jika mempunyai data variable bebas dan variable
terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali.
Pengujian normalitas data digunakan grafik yaitu normal probability plot, dan Tabel Test Of Normality Kolmogorof-smimov.
c. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda di gunakan penelitimeramalkan
keadaan (naik turunnya) variable dependen , bila 2 atau lebih variable
independen sebagai factor predictor di manipulasi ( di naik turunkannya
nilai). Jika analisis regresi berganda akan di lakukan bila jumlah variable
independennyaminimal 2 (sugiyono 2017:275).
Peliti menggunakan regresi linear berganda karena variable bebas
dalam penelitian ini lebih dari satu. Adapun persamaan regresi linear
berganda menurut Sugiyono (2017:275) yaitu :
Y = α + β1 X1 + β2 X2 +β3 X3 +β4 X4 +β5 X5,……….. + e di mana :
Y = Dividen payout ratio
α = konstanta
β = koefisien regresi
X1 = Pajak Penghasilan Pasal 25
X2 = Current Ratio
X3: Return On Assets
X4: Return On Equity X5: Debt to Equity Ratio e = error term
d. Pengujian Hipotesis Penelitian
a) Uji Koefisien Determinan (R²)
Mengukur seberapa baik kemampuan model dalam menjelaskan
varianceterhadap variableterikat. Nilai R² berkisar antara 0 samapi 1, jadi jika R² lebih mendekati 0,berarti kemampuan variable bebas
dalam menjelaskan variable terikat sangat terbatas. Namun
sebaliknya jika nilai R² lebih mendekati 1 berarti variable bebas
hampir memberikan semua informasi terkait dengan variance
variable terikat.
b) Uji statistik T
Bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari
masing-masing variable bebas terhadap variable terikat dengan
langkah-langkah:
1) Merumuskan masalah
H0 : β1,β2,β3,β4,β5,β6,β7,β8 = 0, Maka masing-masing variable bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
variable terikat.
Ha : β1,β2,β3,β4,β5,β6,β7,β8 ≠ 0 , maka masing-masing variable bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variable
terikat.
2) Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang di pilih ialah 5% ( α=0,05) dan derajat bebas (db) = n-k-1 untuk memperoleh nilai T table sebagai daerah penerima dan penolak hipotesis.
35
3) Menghitung T hitung bertujuan untuk mengetahui apakah variable bebas secara menyeluruh memeberikan pengaruh
signifikansi terhadap variable terikat. Maka dapat di analisis
menggunakan rumus menurut Sugiyono (2017:231) ialah sebagai
berikut: √ √ Di mana , T = nilai uji T n = jumlah sampel
r = koefisian korelasi hasil R hitung
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Bursa Efek Indonesia
a. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Dari sisi historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka.Pasar modal telah hadir sejak jaman colonial belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia.Pasar modal ketika itu didirikan
oleh penrintahan Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintahan
colonial atau VOC.
Meskipun pasar modal sudah ada sejak 1912 perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti apa yang di
harapkan , bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal
mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa
factor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaaan dari
pemerintah colonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi Bursa Efek tidak dapat
berjalan sebagaiman mestinya.
Pemerintahan Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar
modal pada tahun 1977, dan beberapa tahunkemudian pasar modal
mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan
regulasi yang di keluarkan pemerintah. Secara singkat, tongkat
perkembanganpasar modal di Indonesia dapat di lihat sebagai
37
1) Desember 1912: Bursa Efek pertama di bentuk di Batavia oleh
pemerintahan Hindia Belanda.
2) Tahun 1914-1918: Bursa Efek di Batavia ditutup selama perang
Dunia I.
3) Tahun 1925-1942: Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama
dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
4) Awal tahun 1939: Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek
di Semarang dan Surabaya ditutup.
5) Tahun 1942-1952: Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama
perang dunia II.
6) Tahun 1956: Program nasionalisasi perusahaan Belanda, Bursa
Efek semakin tidak aktif.
7) Tahun 1656-1977: Perdagangan di Bursa Efek vakum.
8) 10 Agustus 1977: Bursa Efek di resmikan kembali oleh presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan
Pelaksanaan Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini
juga di tandai dengan go public PT. Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
9) Tahun 1977-1987: Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu.
Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 42. Masyarakat lebih
memilih instrument perbankan di bandingkan instrument pasar
modal.
10) Tahun 1987: Ditandai dengan hadirnya paket Desember
perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor
asing menanamkn modal di Indonesia.
11) Tahun 1988-1990; Paket deregulasi dibidang perbankan dan
pasar modal di luncurkan, pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas
Bursa terlihat meningkat.
12) 02 Juni 1988: Bursa Pararel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
di kelola oleh Persatuan Perdagangang Uang dan Efek (PPUE),
sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dialer.
13) Desember 1988: Pemerintahan mengeluarkan paket Desenber 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
14) 16 juli 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) Mulai beroperasi dan
dikelola oeleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa
Efek Surabaya.
15) 13 Juni 1992: Swastanisasi BEJ, BAPEPAM berubah menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini di peringati sebagai
HUT BEJ.
16) 21 Desember 1992: Pendirian PT. Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO).
17) 22 Mei 1995: Sistem Otomatis Perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan system computer JATS (Jakarta Automated Trading System).
39
18) 10 November 1995: Pemerintah Mengeluarkan Undang-Undang
No. 8 Tahun 1995 tentang pasar Modal, Undang-undang ini mulai
diberlakuakn januari 1996
19) Tahun 1995: Bursa Efek Pararel Indonesia merger dengan Bursa
Efek Surabaya.
20) 06 Agustus 1996: Pendirian Kliring Penjaminan Efek Indonesia
(KPEI).
21) 23 Desember 1997: Pendirian Kustodian Sentra Efek Indonesia
(KSEI).
22) 21 Juli 2000: Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scripless Trading) mulai di aplikasikan di pasar modal indonsia.
23) 28 Maret 2002: BEJ mulai mengaplikasikan system perdagangan
jarak jauh (Remote Trading).
24) 09 September 2002: Penyelesaian transaksi T+4 menjadi T+3.
25) 06 Oktober 2004: Perilisan Stock Option.
26) 30 November 2007: Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES)
ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa
Efek Indonesia.
27) 08 Oktober 2008: Pemberlakuan Subpensi perdagangan.
28) 10 Agustus 2009: Pendirian Penilain Harga Efek Indonesia (PHEI).
29) 02 Maret 2009: Peluncuran Sistem perdagangan Baru PT. Bursa
Efek Indonesia JAST-NextG.
30) Agustus 2011: Pendirian PT Indonesian capital Market Electronik Library (ICaMEL).
32) Desember 2002: Pembentukan Securities Investor Protection Fund (SIPF).
33) Tahun 2012: Peluncuran Prinsip Syariah dan Mekanisme
Perdagangan Syariah.
34) 02 Januari 2012: Pembaruan jam Perdagangan.
35) 06 Januari 2014: Penyesuaian kembali Lot Size dan Trick Price.
36) 12 November 2015: Launching Kampaye Yuk Nabung Saham.
37) 10 November 2015: TICMI bergabung dengan ICaMEL
38) Tahun 2015: Tahun di resmikannya LQ-45 Index Futures.
39) 02 Mei 2016: Penyesuaian kembali Tick Size.
40) 18 April 2016: Peluncuran IDX Channel.
41) Tahun 2016: Penyesuaian kembali batas Autorejection, selain itu pada tahun 2016 BEI ikut menyukseskan kegiatan Amnesty pajak
serta dkresmikannya go public Informasi Center.
42) 23 Maret 2017: Peresmian IDX Incubator.
43) 06 Februari 2017: Relaksasi Marjin.
44) Tahun 2017: Tahun peresmian Indonesian security Fund.
45) 07 Mei 2018: Pembaruan Sistem Perdagangan dan New Data Center.
46) 28 November 2018: Launching Penyelesaian Transaksi T+2 (T+2
Settlement).
47) 27 Desember 2018: Penambahan Tampilan Informasi Notasi
41
b. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia
Visi
Menjadi Bursa yang kompetitif dengan Kredibilitas tingkat dunia.
Misi
Menyediakan Infrastruktur untuk mendukung terselenggaranya
perdagangan Efek yang teratur, wajar, dan efisien serta mudah di
42 c. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia Direktur Utama
Divisi Hukum Divisi Pengelolaan Strategi Perusahaan dan Anak Usaha
Satuan Pemeriksa Internal Sekretaris Perusahaan Direktorat Pengembangan Direktorat Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko Direktorat Keuangan dan Sumber Daya
manusia Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Direktorat Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Direktorat Penilaian Perusahaan Divisi Riset Divisi Pengembangan Bisnis Divisi Inkubasi Bisnis Divisi Pengembangan Pasar Divisi Pasar Modal Syariah Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat Divisi Penilaian Perusahaan 1 Divisi Penilaian Perusahaan 2 Divisi Penilaian Perusahaan 3 Divisi Pengaturan dan Pemantauan Anggota Bursa dan Partisipan Divisi Layanan Data Divisi Operasional Perdagangan Divisi kepatuhan Anggota Bursa Divisi Pengawasan transaksi
Divisi Strategi dan Transformasi Digital Divisi Pengembangan TI Divisi Operasional TI (Perdagangan dan Pendukungnya Divisi Operasional TI (Bisnis dan Perkantoran) Manajemen Risiko Divisi Keuangan dan Akuntansi Divisi Sumber Daya Manusia Divisi Umum
43
2. Deskripsi Objek penelitian
Penelitian ini akan mengkaji perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini, yaitu perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempublikasikan laporan
keuangannya dari tahun 2014-2017 serta memiliki kriteria-kriteria yang di
butuhkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penentuan sampel
dengan metode Purposive Sampling maka di peroleh sampel sebanyak 13 perusahaan, sampel total dengan periode penelitian sebanyak 54
perusahaan. Berikut ini daftar perusahaan Real Estate dan Property
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menjadi sampel setelah
lolos di uji kriteria.
Tabel 4.1 Kriteria Sampel
Total Populasi 54
No Kriteria
1 Yang tidak Menyediakan laporan keuangan periode
2014-2017
(16)
2 Yang tidak melakukan audit laporan keuangan
periode 2014-2017
(25)
Total perusahaan sampel 13
Tahun pengamatan 4
Total sampel berdasarkan kriteria 52
Total data outlier (11)
Variable yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu pajak
penghasilan pasal 25 (x1), Current Ratio (x2), Return On Assest (x3), Return On Equity (x4) dan Debt to Equity Ratio (x5) sebagai variable independent. Sedangkan yang menjadi variable Dependent adalah
Divident Payout Ratio yang akan di pengaruhi oleh variable-variabel independent.
B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) 1. Analisis Statistic Deskriptif
Analisis Statistik deskriptif dilakukan untuk melihat sebaran nilai
dari variable-variabel penelitiian. Hal-hal yang akan di kaji dalam
pembahasan analisis ini ialah nilai minimum, nilai maxsimum dan nilai
rata-rata dari masing-masing variable. Berikut ini hasil output perhitungan
statistic deskriptip menggunakan SPSS 22 pada table 4.2,
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PPH 41 ,00 198,00 46,3659 50,98615 CR 41 19,47 691,00 247,2898 147,48666 ROA 41 ,00 16,00 6,1846 3,83784 ROE 41 1,00 16,00 6,3646 3,78927 DER 41 10,97 183,00 87,6068 49,82915 DPR 41 1,50 35,00 9,6073 7,69407 Valid N (listwise) 41
45
Sumber: data sekunder dari output SPSS 22
Berdasarkan hasil pengolahan statistic deskriptif di atas
menunjukkan bahwa Pph pasal 25 memiliki nilai minimum 0,00, nilai
maksimum 198,00, dan nilai mean sebesar 46,36. serta nilai standar deviasi
Current Ratio memiliki nilai minumun 19,47, nilai maxsimum 691,00 dan mean sebesar 247,28. Hal ini menunjukkan bahwan rata-rata
rasio likuiditas (Current Ratio) yang di miliki perusahaan sebesar 247,28 %. Yang menandakan bahwa rata-rata sampel mampu menutupi setiap
Rp. 1,00 kewajiban lancar dengan Rp. 2,47 aset lancar yang dimilikinya.
Return On Assest memiliki nilai minimum 0,00, nilai maxsimum 16,00 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 6,18. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata profit atau keuntungan yangdimiliki perusahaan sampel sebesar
6,18 %.
Return On Equity memiliki nilai minimum sebesar 1,00, nilai maxsimum sebesar 16,00 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 6,36. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata profit atau keuntungan yang di milki
perusahaan sampel sebesar 6,36 %.
Debt To Equity Ratio memiliki nilai minimum 10,97, nilai maximum sebesar 183,00 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 87,60. Hal tersebut menunjukkan rata-rata Rasio Laverageperusahaan sebesar 87,60 %.
Dividend Payout Ratio memiliki nilai minimum 1,50, nilai maximum sebesar 35,00 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 9,60. Hal menunjukkan rata-rata dividend yang harus di bagikan kepada para
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
1) Analisis Grafik
Data yang terdistribusi dengan normal akan membentuk
garis diagonal. Kriteria pengujian normalitas adalah sebagai
berikut:
a) jika data atau titik-titik didistribusikan disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau
histogram yang menunjukkan pola sebaran normal, maka
dapat di simpulkan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
b) jika data atau titik-titik tersebar disekitar garis diagonal
dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau histogram,
maka dapat disimpulkan tidak menunjukkan pola sebaran
normal. Maka model regresi tersebut tidak memenuhi
syarat asumsi normal.
Adapun hasil pengolahan data uji normalitas adalah
47
Gambar 4.2
Uji Normalitas dengan P-Plot
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa titik-titik
plot mengikuti dan mendekati garis diagonal, maka dapat di
simpulkan bahwa seluruh data pada penelitian ini terdistribusi