• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Epidemiologi NPB 1. Distribusi NPB

2.4.2. Determinan Nyeri punggung bawah 9, 20, 21, 22, 25

Faktor resiko untuk NPB antara lain adalah: usia, jenis kelamin, obesitas, merokok, pekerjaan, faktor psikososial, dan cedera punggung sebelumnya.

a. Usia

Usia merupakan faktor yang memperberat terjadinya NPB, sehingga biasanya diderita oleh orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulangnya sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda. Penelitian telah memperlihatkan bahwa resiko dari NPB meningkatkan pada pasien yang semakin tua, tetapi sekali waktu ketika mencapai usia sekitar 65 tahun resiko akan berhenti meningkat. Tetapi saat ini sering ditemukan orang berusia muda sudah terkena NPB. Penelitian yang dilakukan Klooch (2006) terhadap murid sekolah di

Skandinavia menemukan 41,6% yang menderita NPB selama duduk di kelas, terdiri dari 30% yang duduk selama satu jam dan, 70% yang duduk selama lebih dari satu jam.

b. Jenis Kelamin

Beberapa penelitian menunjukkan laki-laki lebih besar terkena resiko untuk terkena NPB, sedangkan penelitian yang lain menunjukkan bahwa perempuan lebih mungkin untuk terkena NPB. Wanita yang mempunyai dua kehamilan atau lebih mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk terkena NPB.

c. Obesitas

Beberapa penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan NPB bagi obesitas, terutama pada wanita.

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih, risiko timbulnya NPB lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya NPB.

Obesitas dapat diukur dengan menggunakan IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan rumus BB(kg)/TB2(m). WHO telah menetapkan standar obesitas pada orang Asia yaitu dengan ukuran IMT ≥ 25kg/m2

. d. Merokok

Penelitian telah menunjukkan bahwa perokok memiliki resiko 1,5-2,5 kali lebih besar untuk terkena NPB dibandingkan dengan yang bukan perokok. Diperkirakan hal ini disebabkan oleh penurunan pasokan oksigen ke cakram dan berkurangnya oksigen darah akibat nikotin terhadap penyempitan pembuluh darah arteri.

Dalam penelitian experimental pada hewan, Holm dan Nachemson (1988) mengusulkan bahwa merokok tidak hanya mempengaruhi sistem peredaran di luar cakram intervertebral secara signifikan, dimana efek yang paling jelas adalah pengurangan kapasitas pertukaran solute, tetapi juga secara signifikan memperburuk laju pembentukan perbaikan sel dan produksi metabolisme di dalam cakram. Hambly dan Mooney (1992) mengevaluasi efek merokok terhadap pH intradiscal kelinci, dan melaporkan bahwa merokok adalah peristiwa merugikan serta akan menciptakan pengurangan pH dalam cakram intervertebral kelinci.

Battie dan rekan (1991) mengevaluasi perokok dan degenerasi cakram lumbal intervertebral pada kembar identik, ditunjukkan bahwa degenerasi cakram 18% lebih besar di tulang belakang lumbal pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok.

e. Pekerjaan

Pekerjaan dengan kondisi berdiri yang lama, duduk lama, mengangkat benda-benda berat dan bekerja dengan alat yang bergetar menjadi faktor kontribusi terjadinya masalah NPB.

Sebanyak 60% orang dewasa mengalami NPB karena masalah duduk yang terjadi pada mereka yang bekerja atau yang aktivitasnya lebih banyak dilakukan dengan duduk. Duduk lama dengan posisi yang salah dapat menyebabkan otot-otot punggung menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak disekitarnya. Jika kejadian ini berlanjut akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang menyebabkan Hernia nukleus pulposus.Pada pekerjaan tertentu,

misalnya seorang kuli pasar yang biasanya memikul beban di pundaknya setiap hari akan memperbesar risiko timbulnya keluhan NPB.

f. Faktor Psikososial

Berbagai faktor psikologis dan sosial dapat meningkatkan risiko NPB. Penelitian telah menunjukkan bahwa kecemasan, depresi, stress, tanggung jawab, ketidakpuasan kerja, mental, stress di tempat kerja dapat menempatkan orang-orang pada peningkatan risiko NPB kronis. Takut sakit, keyakinan negative, pelecehan seksual, ketakutan, penghindaran dan gejala somatization (merasa sakit tanpa adanya penyakit) juga dapat menimbulkan risiko.

g. Riwayat cedera/trauma

Satu-satunya alat prediksi terbaik NPB adalah riwayat cedera/trauma. Seseorang yang pernah mengalami cedera/trauma sebelumnya beresiko untuk mengalami NPB dikarenakan faktor kekambuhan atau karena cedera tersebut berlangsung kronis.

2.5. Pencegahan Nyeri Punggung Bawah 2.5.1. Pencegahan Primer 23

Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan:

a. Memperbaiki sikap badan

1) Berdiri dengan punggung lurus dan kepala menghadap ke depan serta menghindari sikap membungkuk.

2) Bila bekerja di bangku pastikan bangku tersebut cukup tinggi untuk menjaga sikap badan tetap baik dan nyaman dalam bekerja.

3) Tinggi meja tulis sebaiknya cukup dan ada ruang cukup untuk kaki sehingga dapat duduk tegak lurus dan bekerja dengan nyaman.

4) Tidak diam dalam posisi yang sama dalam waktu yang lama. b. Mengemudi dengan nyaman

1) Mengemudi dalam waktu lama dengan menahan punggung dalam posisi membungkuk dapat menyebabkan NPB yang hebat.

2) Menggunakan jok mobil dengan sandaran yang dapat disesuaikan serta tinggi dan sandaran kursi dapat diubah sesuai tubuh pengemudi.

c. Duduk dengan benar yaitu dengan menghindari duduk di kursi dengan sandaran tangan yang rendah dan kursi yang menahan punggung dalam posisi melengkung. d. Mengangkat dengan benar

1) Menempatkan kaki berjauhan, masing-masing pada sudut yang tepat dan kaki mengarah ke arah benda yang akan diangkat.

2) Membungkuk, menekuk pinggul dan lutut tetapi tetap menjaga punggung lurus. Seluruh tulang belakang akan condong ke depan untuk menghindari punggung menekuk. Pada posisi ini lutut tetap berjauhan dan benda ditempatkan diantaranya namun tetap dekat pada tubuh.

3) Setelah tubuh tegak, harus membawa beban dekat pada tubuh tanpa memutar punggung. Letakkan pelan-pelan, menggunakan prosedur yang sama secara kebalikannya.

e. Tidur dengan benar

1) Menggunakan tempat tidur ideal yaitu yang memiliki kasur dan alas yang kuat dan berpegas baik, walaupun tidak terlalu keras.

2) Pilihan lain adalah dengan meletakkan papan yang kuat dibawah kasur yang sama panjang dengan tempat tidur, cukup tebal sekitar 3,5 cm agar tidak melengkung dibawah berat tubuh.

3) Tidak tidur menyamping agar tidak menimbulkan tekukan ke samping yang dapat menimbulkan sakit dan kekakuan yang hebat.

4) Gunakan satu bantal tidur agar dapat berbaring dengan tubuh selurus mungkin agar kepala dan leher sejajar dengan tubuh ketika berbaring pada sisi tubuh. f. Kondisi tubuh yang baik

1) Menjaga berat badan tubuh tetap ideal karena berat badan berlebih memberikan tambahan ketegangan pada punggung dan juga akan mempunyai sikap badan yang buruk.

2) Melakukan latihan fisik yang dapat menguatkan otot punggung dan perut.23

Dokumen terkait