• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.9 Deviance

{ } (2.19)

Sedangkan langkah backfitting terboboti (inner loop) adalah menentukan estimasi

dari fungsi penghalus dalam model untuk

̂ ( ) ( ) { ∑ ̂ ∑ ̂

} (2.20)

dan menentukan nilai rata-rata kuadrat residual terboboti

{( ) ( )} (2.21) hingga diperoleh nilai rata-rata residual yang konvergen

( )

(2.22)

Dengan demikian diperoleh estimasi model regresi logistik nonparametrik aditif

berdasarkan estimator Kernel dengan menggunakan algoritma local scoring

seperti berikut:

( ̂ ̂ ) ∑ ̂

([ ] { ∑ ̂ ̂ }) (2.23)

2.9Deviance

Deviance merupakan salah satu satu uji statistik yang digunakan untuk

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI

MRS

Diberikan data maka bentuk deviance-nya adalah: ∑{ }

(2.24)

(Collet, 2002) Bentuk nilai rata-rata deviance

( ) ∑{ ( )}

(2.25)

dan nilai rata-rata deviance yang konvergen

( ( ) ( ) ) (2.26)

2.10 Cut off Probability

Berdasarkan Kalhori, et al. (2010), Cut off Probability merupakan titik

poin yang digunakan untuk mengukur akurasi model dengan mengklasifikasikan

hasil estimasi status pasien anak penderita ISPA. Misal diberikan data

{( ) }

dengan {

dengan menerapkan persamaan (2.2) pada data tersebut maka akan diperoleh

̂ sebagai bentuk estimator model data in sample. Proses validasi dilakukan dengan menghitung ̂ untuk setiap nilai cut off probability dari 0 sampai 1 dengan increment 0,01 sehingga dapat diperoleh titik poin terbaik, yaitu titik yang

mana jumlah tertinggi klasifikasi yang benar telah dilakukan. Untuk setiap cut off

probability di atas, dapat dihitung nilai error sebagai berikut :

| ∑

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI Untuk ̂ cut off probability maka hasil prediksi adalah 1, dan jika ̂ cut off probability maka hasil prediksi adalah 0.

2.11 Ketepatan Klasifikasi

Apparent Error Rate (APPER) merupakan suatu nilai yang digunakan

untuk melihat peluang kesalahan dalam mengklasifikasi objek. Nilai APPER

adalah :

(2.28) dengan

: banyaknya kejadian gagal hasil pengamatan yang diklasifikasikan gagal dari hasil prediksi.

: banyaknya kejadian gagal hasil pengamatan yang diklasifikasikan sukses dari hasil prediksi.

: banyaknya kejadian sukses hasil pengamatan yang diklasifikasikan gagal dari hasil prediksi.

: banyaknya kejadian sukses hasil pengamatan yang diklasifikasikan sukses dari hasil prediksi.

2.12 Software R

R merupakan salah satu software yang banyak digunakan dalam bidang

statistik atau mengolah data.R adalah proyek GNU yang mirip dengan bahasa S

dan lingkungan yang dikembangkan oleh John Chambers dan rekan di Bell

Laboratories (sebelumnya AT & T, sekarang Lucent Technologies). Lingkungan

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI fasilitas perangkat lunak untuk manipulasi data, perhitungan dan tampilan grafi,

termasuk:

1. Sebuah penanganan data yang efektif dan fasilitas penyimpanan

2. Suite operator untuk perhitungan di array, dalam matriks tertentu

3. Koleksi terpadu dari alat perantara untuk analisis data yang besar dan

koheren

4. Fasilitas grafis untuk analisis data dan tampilan baik di layar atau

hardcopy

5. Perkembangan bahasa pemrograman yang baik, sederhana dan efektif

yangmeliputi conditional, loop, user-defined fungsi rekursif dan fasilitas

inputdanoutput.

Software ini menyediakan berbagai macam statistik seperti: linier dan pemodelan

nonlinier, uji statistik klasik, analisis time-series, klasifikasi, clustering, dan

teknik grafis. Keunggulan R dibanding software sejenis lainnya adalah

kemudahan yang dirancang dengan baik plot berkualitas publikasi dapat

diproduksi, termasuk simbol matematika dan rumus mana diperlukan

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI Berikut adalah beberapa perintah internal yang digunakan dalam menjalankan

program R:

Tabel 2.1 Perintah Internal dalam Software R

Nama Perintah Fungsi Bentuk

function()

Menunjukkan fungsi

yang akan digunakan

dalam program function(…) Length() Menunjukkan banyaknya data Length(…) Sum() Menjumlahkan semua

bilangan anggota vector Sum(…)

Cat()

Menuliskan argumentasi

dan mencetak file yang

telah ditetapkan

Cat(“…”)

Win.graph() Membuat gambar Win.graph()

Plot() Membuat plot Plot(x,y,…)

Matrix(a,b,c)

Membentuk matriks

dengan jumlah anggota a,

banyak baris b, dan

banyak kolom c

Matrix(…,…,…)

Rep(a,b)

Membentuk vector

dengan jumlah anggota a

sebanyak b

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI

Nama Perintah Fungsi Bentuk

While

Mengulang suatu blok

pernyataan secara terus

menerus selama kondisi

logika while berlaku

benar While { Pernyataan } Repeat Mengulangi eksekusi

pernyataan secara terus

menerus, sehingga perlu

pernyataan lain untuk

menghentikan perulangan eksekusi Repeat { Pernyataan a If (pernyataan b) break } For()

Mengulang suatu blok

pernyataan sesuai dengan

kondisi yang telah

ditentukan

For(kondisi){pernyataan}

If-else

Menjalankan pernyataan

pertama jika kondisi

benar dan menjalankan

kondisi selanjutnya jika

kondisi pertama salah

If (kondisi)

Pernyataan a

Else pernyataan b

26

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data sekunder dari rekam

medis pasien anak penderita ISPA yang dirawat di RSU Haji Surabaya dari

Januari 2015 sampai dengan Mei 2016. Variabel respon adalah kejadian

malnutrisi pada pasien anak penderita ISPA dengan untuk yang mengalami MRS dan untuk yang tidak mengalami MRS. Variabel prediktor yang digunakan dalam skripsi ini terdiri dariusia pasien anak ketika masuk RS , lama perawatan di RS , dan Indeks Masa Tubuh (IMT) .

3.2Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam skripsi ini tersaji pada Tabel

3.1.

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Nama variabel Skala Data Keterangan

Kejadian MRS Nominal

Usia anak ketika masuk

RS

Rasio Tahun

Lama perawatan di RS Rasio Hari

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI 3.3Langkah Pengolahan Data

Model kejadian malnutrisi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kejadian malnutrisi pada pasien anak penderita ISPA di RSU Haji Surabaya dapat

diperoleh dengan beberapa langkah sebagai berikut:

1. Mengestimasi bentuk model kejadian malnutrisi pada pasien anak

penderita ISPA di RSU Haji Surabaya dengan pendekatan regresi

nonparametrik logistik berdasarkan estimator Kernel dengan

langkah-langkah:

a. Menentukan estimasi nilai awal fungsi penghalus pada

masing-masing variabel prediktor dengan langkah sebagai berikut:

1) Menentukan nilai bandwidth optimal dengan GCV pada

masing-masing prediktor

2) Mendefinisikan variabel respon dan variabel prediktor 3) Menentukan fungsi Kernel yaitu fungsi Kernel Gaussian

berdasarkan persamaan (2.10)

4) Menginput nilai bandwidth( ) optimal yang telah diperoleh dari langkah pertama

5) Mendapatkan matriks diagonal berdasarkan persamaan (2.15)

6) Mendapatkan matriks berdasarkan persamaan (2.16) 7) Menghitung nilai ̂ ( ) sebagai nilai awal fungsi

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI b. Mengestimasi model regresi logistik nonparametrik dengan

algoritma local scoring dengan langkah sebagai berikut:

1) Menetukan nilai variable adjusted dependent (z) berdasarkan

persamaan (2.18) serta menentukan matriks dengan diagonal

bobot (B) berdasarkan persamaan (2.19)

2) Mengiterasikan langkah backfitting terboboti (inner loop)

seperti dibawah ini:

i. Untuk iterasi awal , didefinisikan ̂ ( ) ̂ ( ) dan

ii. Menentukan estimasi dari fungsi-fungsi penghalus dalam

model berdasarkan persamaan (2.20)

iii. Menentukan nilai rata-rata jumlah kuadrat residual

terboboti berdasarkan persamaan (2.21)

iv. Mengulangi langkah (ii) dan (iii) untuk hingga nilai rata-rata RSS tidak berubah/konvergen berdasarkan

persamaan (2.22) dengan

3) Didefinisikan ̂ ( ) ̂ ( ), kemudian menetukan nilai rata-rata deviance berdasarkan persamaan

(2.25)

4) Mengulang langkah (1) sampai (3) untuk hingga nilai rata-rata deviance konvergen berdasarkan persamaan

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI 5) Menghitung estimasi model berdasarkan persamaan (2.3)

c. Menentukan cut off probability

d. Memvalidasi data in sample

2. Melakukan validasi data out sample berdasarkan model yang telah

diperoleh untuk kejadian pada pasien anak penderita ISPA di RSU

Haji Surabaya dengan pendekatan regresi nonparametrik logistik

berdasarkan estimator Kernel dengan langkah:

a. Menentukan selang prediksi untuk data out sample dari data in

sample

b. Memperoleh nilai ̂ berdasarkan letak pada selang prediksi c. Menghitung

( )

d. Memvalidasi model data out sample berdasarkan nilai cut off probability yang telah diperoleh sebelumnya.

30

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas cara mengestimasi model kejadian malnutrisi rumah

sakit pada pasien anakpenderita ISPA di RSU Haji Surabaya berdasarkan

pendekatan regresi nonparametrik logistik berdasarkan estimator kernel. Data

yang digunakan adalah data dari 57 pasien anak yang terdiri dari 21 pasien terkena

MRS dan 36 lainnya tidak terkena MRS.

4.1 Estimasi Model Kejadian Malnutrisi dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Logistik Berdasarkan Estimator Kernel

Estimasi model kejadian MRS menggunakan 40 data pasien anak (data in

sample) dari 57 data yang ada, terdiri 15 anak mengalami MRS dan 25 anak tidak

mengalami MRS (Lampiran 1). Pengambilan 40 data ini berdasarkan pada

penentuan peneliti sendiri.

4.1.1 Menentukan Estimasi Nilai Awal Fungsi Penghalus

Langkah-langkah dalam menentukan estimasi nilai awal sesuai dengan

subbab 3.3.

1) Menentukan bandwidth optimum

Nilai bandwidth ini diperlukan untuk menentukan nilai awal fungsi regresi

yang diestimasi. Berdasarkan program pada Lampiran 3 diperoleh

bandwidth optimum dan untuk masing-masing prediktor seperti pada Lampiran 5 yang diringkas pada tabel 4.3 berikut.

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI Tabel 4.1 Bandwidth dan untuk Masing-Masing Prediktor

Prediktor Bandwidth

Usia 0,62 0,250

Lama Rawat 1 0,258

IMT 1 0,266

Supaya lebih jelas, berikut diberikan plot Bandwidth dan untuk masing-masing prediktor. 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.266 0.264 0.262 0.260 0.258 0.256 0.254 0.252 0.250 h1 g c v 1 Scatterplot of gcv1 vs h1

Gambar 4.1 Plot Bandwidth dan untuk Prediktor Usia

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.32 0.31 0.30 0.29 0.28 0.27 0.26 0.25 h2 g c v 2 Scatterplot of gcv2 vs h2

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 4 3 2 1 0 h3 g c v 3 Scatterplot of gcv3 vs h3

Gambar 4.3 Plot Bandwidth dan untuk Prediktor IMT

2) Mendefinisikan variabel respon dan variabel prediktor

Variabel respon terdiri dari Variabel respon adalah kejadian malnutrisi

pada pasien anak penderita ISPA dengan untuk yang terkena MRS dan untuk yang tidak terkena MRS. Variabel prediktor terdiri dari untuk usia, untuk lama rawat, dan untuk IMT.

3) Menentukan fungsi Kernel

Fungsi kernel yang digunakan adalah fungsi kernel Gaussian berdasarkan

persamaan (2.10) untuk semua prediktor.

4) Menginput nilai bandwidth( )

Nilai bandwidth yang diinputkan adalah nilai bandwidth pada Tabel 4.1.

5) Mendapatkan matriks diagonal

Matriks diagonal sesuai dengan persamaan (2.15) dapat diperoleh berdasarkan program pada Lampiran 3.Berikut merupakan bentuk matriks

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI prediktor. Prediktor usia dengan diperoleh Mtriks sebagai berikut. [ ]

Prediktor lama rawat dengan diperoleh Mtriks sebagai berikut. [ ]

Prediktor IMT dengan diperoleh Mtriks sebagai berikut.

[ ] 6) Mendapatkan matriks

Matriks sesuai dengan persamaan (2.16) dapat diperoleh berdasarkan program pada Lampiran 3.Berikut merupakan bentuk matriks

dengan dimensi untuk setiap prediktor. Prediktor usia dengan diperoleh Mtriks sebagai berikut.

[ ] Prediktor usia dengan diperoleh Mtriks sebagai berikut.

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI [ ] Prediktor usia dengan diperoleh Mtriks sebagai berikut. [ ] 7) Menghitung nilai ̂ ( )

Berdasarkan program pada Lampiran 3 dengan masing-masing bandwidth

pada Tabel 4.1, diperoleh estimasi awal fungsi regresi untuk

masing-masing prediktor seperti pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Estimasi Awal Fungsi Regresi untuk Setiap Prediktor No m1topi(0) m2topi(0) m3topi(0)

1 0,425 0,430 0,40 2 0,437 0,383 0,266 3 0,376 0,399 0,642 4 0,245 0,383 0,116 5 0,425 0,408 0,651 6 0,355 0,430 0,060 7 0,218 0,399 0,202 8 0,376 0,059 0,454 9 0,468 0,383 0,399 10 0,425 0,408 0,652 11 0,355 0,408 0,546 12 0,468 0,399 0,176 13 0,355 0,383 0,653 14 0,376 0,399 0,244 15 0,355 0,384 0,153 16 0,355 0,408 0,148

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI No m1topi(0) m2topi(0) m3topi(0)

17 0,245 0,430 0,000 18 0,425 0,430 0,179 19 0,355 0,383 0,400 20 0,376 0,399 0,630 21 0,425 0,384 0,565 22 0,376 0,430 0,573 23 0,376 0,383 0,308 24 0,355 0,399 0,624 25 0,376 0,399 0,618 26 0,425 0,384 0,640 27 0,376 0,383 0,655 28 0,437 0,383 0,555 29 0,355 0,399 0,137 30 0,355 0,059 0,284 31 0,355 0,399 0,514 32 0,332 0,384 0,451 33 0,425 0,383 0,653 34 0,218 0,383 0,310 35 0,218 0,430 0,081 36 0,376 0,383 0,542 37 0,355 0,430 0,163 38 0,355 0,221 0,156 39 0,376 0,430 0,378 40 0,437 0,430 0,548

8) Menghitung nilai ( ) berdasarkan persamaan (2.12)

Nilai ( ) dapat diperoleh dari persamaan (2.12) dengan masing-masing bandwidth pada Tabel 4.1 yang selanjutnya digunakan untuk

menghitung . Diberikan penjelasan untuk prediktor usia, penjelasan ini berlaku untuk prediktor lama rawat dan IMT. Pada prediktor usia,

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI ∑ ( ̂( ))

Berdasarkan program pada Lampiran 3 nilai untuk masing-masing prediktor seperti pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Mean Square of Error (MSE) Prediktor MSE

Usia 0,183

Lama Rawat 0,222

IMT 0,168

Setelah melewati tujuh langkah di atas maka diperoleh nilai awal fungsi

regresi beserta error seperti pada Lampiran 6.

4.1.2 Mengestimasi Model Regresi Logistik Nonparametrik Aditif

Mengestimasi model regresi logistik nonparametrik aditif dapat dilakukan

dengan menggunakan algoritma local scoring. Algoritma ini terdiri dari scoring

(outer loop) yang diiterasikan sampai nilai rat-rata deviance konvergen dan

backfitting terboboti (inner loop) yang diiterasikan sampai nilai rata-rata Residual

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI 1) Menentukan nilai variabel adjusted dependent (z)

Variabel adjusted dependent (z) dapat diperoleh berdasarkan persamaan

(2.18). Diberikan penjelasan untuk z pengamatan pertama, penjelesan ini

akan berlaku pada pengamatan selanjutnya.

( )

2) Mengiterasikan langkah backfitting terboboti (inner loop)

Langkah backfitting ini diiterasikan hingga diperoleh rata-rata RSS yang

konvergen dan berdasarkan program pada Lampiran 3 dengan diperoleh rata-rata RSS konvergen 1,824847.

3) Mengiterasikan langkah scoring (outer loop)

Langkah backfitting ini diiterasikan hingga diperoleh rata-rata deviance

yang konvergen dan berdasarkan program pada Lampiran 3 dengan di peroleh rata-rata deviance konvergen 0,7794558.

4) Memperoleh estimasi model

Estimasi model dengan fungsi logit dapat diperoleh berdasarkan

persamaan (2.3) dan program pada Lampiran 3. Diberikan penjelasan

untuk pengamatan pertama, penjelasan ini berlaku untuk pengamatan

selanjutnya. Estimasi fungsi regresi untuk pengamatan pertama pada setiap

prediktor adalah ̂ , ̂ , dan ̂ , sehingga

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI ̂

Estimasi model pada pengamatan selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran

7.

Selain estimasi model untuk keseluruhan prediktor, berikut ini ditampilkan

plot estimasi peluang kejadian untuk masing-masing prediktor dengan

menganggap prediktor lain bernilai konstan. Nilai estimasi model untuk

setiap prediktor dapat dilihat pada Lampiran 9.

13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 0.64 0.62 0.60 0.58 0.56 0.54 0.52 Usia P e lu a n g

Scatterplot of Peluang vs Usia

Gambar 4.4 Plot Estimasi Peluang Kejadian Berdasarkan Usia

Dari Gambar 4.4 diketahui bahwa peluang kejadian MRS berdasarkan usia

pasien bersifat fluktuatif. Pasien anak dengan resiko paling tinggi

mengalami MRS adalah pasien anak yang berusia 11 tahun dan yang

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI 8 7 6 5 4 3 2 0.60 0.58 0.56 0.54 0.52 Lama Rawat P e lu a n g *

Scatterplot of Peluang* vs Lama Rawat

Gambar 4.5 Plot Estimasi Peluang Kejadian Berdasarkan Lama Rawat

Dari Gambar 4.5 diketahui bahwa semakin lama pasien anak dirawat di RS

atau pasien anak yang dirawat lebih dari satu minggu memiliki peluang

kejadian mengalami MRS semakin kecil. Hal ini bisa saja terjadi karena

proses adaptasi dari anak itu sendiri.

30 25 20 15 10 5 0.66 0.64 0.62 0.60 0.58 0.56 0.54 0.52 0.50 IMT P e lu a n g * *

Scatterplot of Peluang** vs IMT

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI Dari Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa peluang kejadian MRS untuk anak

yang memiliki IMT dibawah 18,5 kg/m2 dan diatas normal 23 kg/m2

beresiko mengalami MRS lebih besar dibandingkan dengan anak yang

memiliki IMT normal yaitu antara 18,5 kg/m2 - 22,9 kg/ m2 yang pada

umumnya memiliki resiko mengalami MRS lebih kecil.

4.1.3 Menentukan nilai cut off probability dan menghitung ketepatan klasifikasi

data in sample

Esimasi model regresi aditif memiliki kriteria selang yaitu yang dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan program pada Lampiran 4 diperoleh nilai cut off probability seperti pada Tabel 4.8.

Tabel 4.4 Ketepatan Klasifikasi Nilai Cut off Probability

No Treshold Ketepatan Klsasifikasi No Treshold Ketepatan Klasifikasi 1 0,00 37,5 11 0,73 70 2 0,10 37,5 12 0,74 72,5 3 0,20 37,5 13 0,75 80 4 0,30 37,5 14 0,76 82,5 5 0,40 37,5 15 0,77 85 6 0,50 37,5 16 0,78 85 7 0,60 37,5 17 0,79 75 8 0,70 65 18 0,80 77,5 9 0,71 67,5 19 0,90 62,5 10 0,72 70 20 1,00 62,5

Berdasarkan output pada Lampiran 8 dapat dilihat plot dari nilai cut off

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 90 80 70 60 50 40 tresshold k k Scatterplot of kk vs tresshold

Gambar 4.7 Plot Ketepatan Klasifikasi Cut off Probability

Dari Gambar 4.7 diketahui bahwa nilai cut off probability terbaik terletak pada

ketepatan klasifikasi tertinggi 85% yaitu pada titik 0,78. Proses validasi dilakukan

dengan menghitung ̂ untuk setiap nilai cut off probabilityterbaik. Berdasarkan output pada Lampiran 7 diperoleh estimasi model pada setiap

pengamatan sehingga dapat diklasifikasian berdasarkan nilai cut off probability =

0,78.

Tabel 4.5 Ketepatan Klasifikasi Data In Sample

Prediksi Jumlah MRS Tidak MRS Pengamatan MRS 12 2 14 Tidak MRS 4 22 26 Jumlah 16 24 40

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dihitung nilai APPER sebagi berikut:

Jadi,

Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa ketepatan klasifikasi untuk

estimasi model logistik nonparametrik aditif berdasarkan estimator kernel untuk

data in sample adalah . Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa model sudah cukup valid.Berikut ini adalah Tabel validasi data in sample.

Tabel 4.6 Validasi Data In Sample

No Y Peluang Kejadian Kejadian Estimasi Kejadian Validasi

1 1 0,789 MRS MRS Valid

2 0 0,769 Tidak MRS Tidak MRS Valid

3 1 0,811 MRS MRS Valid

4 0 0,657 Tidak MRS Tidak MRS Valid

5 1 0,833 MRS MRS Valid

6 0 0,683 Tidak MRS Tidak MRS Valid

7 0 0,662 Tidak MRS Tidak MRS Valid

8 0 0,717 Tidak MRS Tidak MRS Valid

9 1 0,783 MRS MRS Valid

10 1 0,833 MRS MRS Valid

11 0 0,774 Tidak MRS Tidak MRS Valid

12 0 0,745 Tidak MRS Tidak MRS Valid

13 1 0,788 MRS MRS Valid

14 0 0,743 Tidak MRS Tidak MRS Valid

15 0 0,693 Tidak MRS Tidak MRS Valid

16 0 0,697 Tidak MRS Tidak MRS Valid

17 0 0,642 Tidak MRS Tidak MRS Valid

18 1 0,760 MRS Tidak MRS Tidak Valid

19 0 0,743 Tidak MRS Tidak MRS Valid

20 1 0,810 MRS MRS Valid

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI No Y Peluang Kejadian Kejadian Estimasi Kejadian Validasi

22 1 0,806 MRS MRS Valid

23 0 0,752 Tidak MRS Tidak MRS Valid

24 1 0,786 MRS MRS Valid

25 0 0,808 Tidak MRS MRS Tidak Valid

26 0 0,820 Tidak MRS MRS Tidak Valid

27 1 0,811 MRS MRS Valid

28 1 0,816 MRS MRS Valid

29 0 0,693 Tidak MRS Tidak MRS Valid

30 0 0,650 Tidak MRS Tidak MRS Valid

31 0 0,767 Tidak MRS Tidak MRS Valid

32 0 0,734 Tidak MRS Tidak MRS Valid

33 0 0,829 Tidak MRS MRS Tidak Valid

34 0 0,683 Tidak MRS Tidak MRS Valid

35 0 0,642 Tidak MRS Tidak MRS Valid

36 0 0,793 Tidak MRS MRS Tidak Valid

37 0 0,705 Tidak MRS Tidak MRS Valid

38 0 0,658 Tidak MRS Tidak MRS Valid

39 1 0,773 MRS Tidak MRS Tidak Valid

40 1 0,822 MRS MRS Valid

4.2 Memvalidasi Data Out Sample Berdasarkan Model yang Telah Diperoleh Estimasi model pada data out sample dilakukan menggunakan model yang

telah diperoleh berdasarkan data in sample dengan cut off probability sebesar

0,78. Data out sample yang digunakan adalah 17 data pasien anak dari 57 data

yang ada, terdiri 6 anak terkena MRS dan 11 anak tidak terkena MRS (Lampiran

2). Langkah pertama untuk memperoleh ̂ ( ) dari data out sample adalah dengan melihat selang prediksi pada Lampiran 10, sehingga dapat ditentukan

estimasi model berdasarkan letak selang tersebut. Diberikan penjelasan

perhitungan data out sample pengamatan pertama, untuk pengamatan lainnya

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI Data pada pengamatan ke-1 prediktor ke-1 yaitu . Data tersebut berada pada selang , sehingga ̂ . Data pada pengamatan ke-1 prediktor ke-2 yaitu 6. Data tersebut berada pada selang

, sehingga ̂ . Data pada pengamatan ke-1 prediktor ke-3 yaitu 17,93. Data tersebut berada pada selang , sehingga ̂ . Setelah didapat seluruh nilai ̂ ( ) untuk masing – masing prediktor, kemudian ̂ ( ) tersebut dijumlahkan, Pada data pengamatan ke-1 jumlahan yaitu 0,837122. Langkah terakhir yaitu

menghitung ̂. ̂ ( )

Jadi, nilai untuk ̂ , sehingga dengan cut off probability sebesar 0,78 pengamatan ke-1 diklasifikasikan tidak mengalami MRS .

Berdasarkan output pada Lampiran 11 diperoleh estimasi model pada

setiap pengamatan sehingga dapat diklasifikan berdasarkan nilai cut off

probability = 0,78.

Tabel 4.7 Ketepatan Klasifikasi Data out Sample

Prediksi Jumlah MRS Tidak MRS Pengamatan MRS 2 4 6 Tidak MRS 2 9 11 Jumlah 4 13 17

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dihitung nilai APPER sebagi berikut:

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI Jadi,

Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa ketepatan klasifikasi untuk

estimasi model logistik nonparametrik aditif berdasarkan estimator kernel untuk

data out sample adalah 65%. Nilai ketepatan klasifikasi ini lebih besar

dibandingkan jika menggunakan metode regresi logistik biner (parametrik) yang

mempunyai ketepatan klasifikasi 64,7%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan

bahwa model sudah cukup valid.Berikut ini diberikan Tabel 4.8 Untuk melihat

validasi estimasi model data out sample.

Tabel 4.8 Ketepatan Klasifikasi Data Out Sample

No Y Peluang Kejadian Kejadian Estimasi Kejadian Validasi

1 0 0,698 Tidak MRS Tidak MRS Valid

2 0 0,757 Tidak MRS Tidak MRS Valid

3 0 0,718 Tidak MRS Tidak MRS Valid

4 0 0,740 Tidak MRS Tidak MRS Valid

5 0 0,765 Tidak MRS Tidak MRS Valid

6 0 0,766 Tidak MRS Tidak MRS Valid

7 0 0,783 Tidak MRS MRS Tidak Valid

8 1 0,732 MRS Tidak MRS Tidak Valid

9 0 0,813 Tidak MRS MRS Tidak Valid

10 0 0,651 Tidak MRS Tidak MRS Valid

11 0 0,703 Tidak MRS Tidak MRS Valid

12 0 0,772 Tidak MRS Tidak MRS Valid

13 1 0,771 MRS Tidak MRS Tidak Valid

14 1 0,807 MRS MRS Valid

15 1 0,730 MRS Tidak MRS Tidak Valid

16 1 0,726 MRS Tidak MRS Tidak Valid

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI Data in sample di atas jika diolah menggunakan metode regresi logistik

biner (parametrik) dengan bantuan software SPSS, maka diperoleh nilai

dan masing masing sebesar 0,869; -0,018; -0,200; dan -0.025 (Output pada Lampiran 13), sehingga diperoleh model logistik biner sebagai

berikut

̂

̂ (4.1)

Berdasarkan hasil estimasisesuai dengan persamaan (4.1) diperoleh ketepatan

klasifikasi sebesar 62,5%. Berikut ini diberikan plot estimasi model untuk

masing-masing prediktor dengan menganggap variabel prediktor yang lain konstan pada

Gambar 4.8, Gambar 4.9, dan Gambar 4.10 sebagai berikut:

13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 0.40 0.39 0.38 0.37 0.36 0.35 0.34 0.33 x1 p 1 Scatterplot of p1 vs x1

Gambar 4.8 Plot Estimasi Model Kejadian MRS Berdasarkan Usia dengan Metode Logistik Biner Parametrik

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI 8 7 6 5 4 3 2 0.50 0.45 0.40 0.35 0.30 0.25 0.20 x2 p 2 Scatterplot of p2 vs x2

Gambar 4.9 Plot Estimasi Model Kejadian MRS Berdasarkan Lama Rawat dengan Metode Logistik Biner Parametrik

30 25 20 15 10 5 0.50 0.45 0.40 0.35 0.30 x3 p 3 Scatterplot of p3 vs x3

Gambar 4.10 Plot Estimasi Model Kejadian MRS Berdasarkan IMT dengan Metode Logistik Biner Parametrik

Dari Gambar 4.5, Gambar 4.6, dan Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa semua plot

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI semakin lama anak dirawat serta semakin tinggi IMT anak maka peluang pasien

anak penderita ISPA mengalami MRS semakin kecil.

Ketepatan klasifikasi sebesar 85% diperoleh dari pendekatan model regresi

nonparametrik aditif berdasarkan estimator Kernel, sedangkan berdasarkan

pendekatan logistik biner parametrikdiperoleh ketepatan klasifikasi sebesar

62,5%, sehingga disimpulkan bahwa estimasi model dengan pendekatan logistik

nonparametrik aditif lebih baik daripada estimasi model dengan pendekatan

49

SKRIPSI PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI... MAKSYUFATUL ILMI BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang elah dilakukan, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan 4.1 adalah sebagai

berikut:

a. Pertama, peluang kejadian MRS berdasarkan usia bersifat fluktuatif

dan yang mempunyai risiko paling tinggi terkena MRS adalah pasien

anak yang berusia 11 tahun dan terendah adalah pasien anak dengan

usia 9 tahun. Kedua, berdasarkan lama rawat, semakin lama pasien

Dokumen terkait