• Tidak ada hasil yang ditemukan

Percobaan kedua dilakukan untuk melihat laju kemunduran buatan menggunakan metode pengusangan cepat (devigorasi) dengan perendaman ke dalam etanol 20%

selama 30, 60, 90, 120, 150, dan 180 menit terhadap kelima lot benih caisin. Tahap awal dari pelaksanaan percobaan yaitu meningkatkan kadar air setiap lot benih. Peningkatan kadar air dilakukan dengan melembabkan benih pada kertas CD lembab selama 12 jam dalam refrigerator suhu 5 °C sehingga kadar air meningkat menjadi ± 30%. Benih yang telah mengalami peningkatan kadar air secara merata selanjutnnya direndam ke dalam larutan etanol 20% sebanyak 25 ml untuk setiap 2 g benih (Lampiran 6). Benih yang telah direndam kemudian dikecambahkan menggunakan metode uji di atas kertas (UDK) di dalam alat pengecambah benih tipe IPB 73-2A. Pada setiap ulangan 50 butir benih caisin dikecambahkan untuk pengamatan vigor daya simpan pada tolok ukur daya berkecambah setelah pengusangan dengan perendaman ke dalam etanol 20% ( ), indeks vigor setelah pengusangan dengan perendaman ke dalam etanol 20% ( ), dan kecepatan tumbuh setelah pengusangan dengan perendaman ke dalam etanol 20% ). Pengecambahan dilakukan selama 7 hari.

Analisis Data

Percobaan I menggunakan rancangan acak lengkap tersarang. Lot benih tersarang dalam periode simpan. Faktor pertama adalah lot benih caisin yang terdiri atas 5 taraf yaitu DRA, KML, TSK, GLR, dan STJ. Faktor kedua adalah periode simpan dengan tiga taraf yaitu 0, 3, dan 6 bulan. Percobaan ini terdiri atas 15 perlakuan. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali dan menghasilkan 60 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas 50 butir benih yang digunakan sebagai pengamatan vigor daya simpan pada tolok ukur daya berkecambah setelah penyimpanan ), indeks vigor setelah penyimpanan ( , dan kecepatan tumbuh setelah penyimpanan ). Model aditif yang digunakan adalah:

dengan : rataan umum

: faktor periode simpan ke-i (0, 3, dan 6 bulan)

: faktor lot benih ke-j (DRA, KML, TSK, STJ, GLR) yang tersarang pada

faktor periode simpan ke-i (0, 3, dan 6 bulan)

: pengaruh acak dari faktor periode simpan ke-i, faktor lot benih ke-j, dan

ulangan ke-k (1, 2, 3, dan 4)

Percobaan II menggunakan rancangan acak lengkap tersarang. Lot benih tersarang dalam waktu perendaman. Faktor pertama adalah lot benih caisin yang terdiri atas 5 taraf yaitu DRA, KML, TSK, GLR, dan STJ. Faktor kedua adalah waktu perendaman ke dalam etanol 20% dengan enam taraf yaitu 30, 60, 90, 120, 150, dan 180 menit. Percobaan ini terdiri atas 30 perlakuan. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali dan menghasilkan 120 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas 50 butir benih yang digunakan sebagai pengamatan vigor daya simpan pada tolok ukur daya berkecambah setelah pengusangan dengan perendaman ke dalam etanol 20% ( ), indeks vigor setelah pengusangan dengan perendaman ke dalam etanol 20% ( ), dan kecepatan tumbuh setelah pengusangan dengan perendaman ke dalam etanol 20% ).

Model aditif yang digunakan adalah:

dengan : rataan umum

: faktor lama deraan ke-i (30, 60, 90, 120, 150, dan 180 menit)

: faktor lot benih ke-j (DRA, KML, TSK, STJ, GLR) yang tersarang pada

faktor waktu perendaman ke-i (30, 60, 90, 120, 150, dan 180 menit) : pengaruh acak dari waktu perendaman ke-i, faktor lot benih ke-j, dan

ulangan ke-k (1, 2, 3, 4)

Data hasil kedua percobaan yang diperoleh diuji dengan analisis ragam. Apabila terdapat pengaruh yang nyata, maka akan diuji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf α = 5%.

Hubungan antara Vigor Daya Simpan Setelah Deteriorasi dengan Devigorasi

Penelitian ini menggunakan analisis korelasi dan analisis regresi linier sederhana. Analisis korelasi digunakan untuk melihat keeratan antara vigor daya simpan pada tolok ukur daya berkecambah benih setelah penyimpanan ( ), dengan vigor daya simpan pada tolok ukur setelah pengusangan dengan perendaman ke dalam etanol 20% ( , , ). Nilai koefisien korelasi (r) yang mendekati 1 atau −1 menunjukkan semakin erat hubungan antara vigor daya simpan pada tolok ukur daya berkecambah setelah penyimpanan ( ) dengan vigor daya simpan pada tolok ukur daya berkecambah, indeks vigor dan kecepatan tumbuh setelah pengusangan dengan perendaman ke dalam etanol 20% ( , , ). Analisis regresi linier sederhana bertujuan untuk mengetahui dan menduga hubungan antara vigor daya simpan pada tolok ukur daya berkecambah benih setelah penyimpanan dengan vigor daya simpan pada tolok ukur daya berkecambah, indeks vigor dan kecepatan tumbuh setelah pengusangan dengan perendaman ke dalam etanol 20% ( , ,

). Persamaan regresi yang diperoleh dari analisis tersebut:

Verifikasi Model Pendugaan Vigor Daya Simpan

Verifikasi model dimaksudkan sebagai tahapan kegiatan pemodelan yang bertujuan untuk menilai kesesuaian hasil simulasi dengan hasil aktual (Qadir 2012). Hasil simulasi diperoleh dengan mensubstitusikan input hasil pengujian pada percobaan kedua berdasarkan tolok ukur dan waktu perendaman terpilih pada analisis korelasi ke dalam model persamaan hasil analisis regresi. Hasil aktual diperoleh dari hasil

dengan y : vigor daya simpan pada tolok ukur daya berkecambah setelah penyimpanan (3 dan 6 bulan)

a : intersep

b : koefisien regresi

x : vigor daya simpan pada tolok ukur setelah pengusangan dengan perendaman ke dalam etanol 20% ( , , ).

pengujian percobaan pertama pada tolok ukur daya berkecambah setelah penyimpanan 3 dan 6 bulan. Verifikasi model secara kualitatif di antaranya dengan menggunakan grafik yang dapat memvisualisasikan output model. Berdasarkan hasil verifikasi kualitatif, nilai dugaan dinyatakan berkesesuaian jika nilai hasil dugaan (simulasi) berada dalam nilai selang standar deviasi dari hasil aktual. Verifikasi model secara kuantitatif menggunakan uji statistik dilakukan dengan membandingkan secara berpasangan (uji-t) hasil simulasi dengan hasil aktual pada periode simpan yang sama. Berdasarkan verifikasi kuantitatif, hasil simulasi dinyatakan sesuai atau tidak berbeda dengan hasil aktual jika p-value lebih besar dari α (0.05).

Pengamatan

Pengamatan pada kedua percobaan dilakukan terhadap beberapa tolok ukur yaitu: 1. Daya berkecambah (DB)

Daya berkecambah adalah kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman normal yang berproduksi normal dalam keadaan yang optimum (Sadjad 1993). Pengamatan dilakukan terhadap kecambah normal (KN) yang mampu tumbuh pada kondisi optimum pada hari ke-5 dan ke-7 hari setelah tanam (HST). Keragaan kecambah normal terdapat pada Lampiran 3. Satuan yang digunakan pada tolok ukur daya berkecambah adalah persen (%).

DB (%) =

dengan

KN I : jumlah kecambah normal pada pengamatan pertama (hari ke-5) KN II : jumlah kecambah normal pada pengamatan kedua (hari ke-7) 2. Indeks vigor (IV)

Indeks vigor adalah nilai dari perkecambahan benih yang berkecambah normal pada hitungan pertama (hari ke-5). Keragaan kecambah normal terdapat pada Lampiran 3. Satuan pengamatan indeks vigor adalah persen (%).

IV (%) =

3. Kecepatan tumbuh (KCT)

Kecepatan tumbuh dihitung melalui jumlah pertambahan kecambah setiap hari selama periode perkecambahan pada kondisi yang optimum (Sadjad et al. 1999). Pengamatan kecepatan tumbuh untuk setiap kecambah normal dilakukan setiap hari hingga 7 HST. Keragaan kecambah normal terdapat pada Lampiran 3. Kecepatan tumbuh dihitung dalam satuan persen per etmal (% etmal-1).

dengan

N : persentase kecambah normal setiap waktu pengamatan (%) t : waktu pengamatan (etmal)

4. Kadar air (KA)

Pengujian kadar air benih dilakukan dengan metode oven suhu rendah yaitu 105 °C selama 17 ± 1 jam. Satuan yang digunakan pada tolok ukur kadar air adalah persen (%).

KA (%) =

dengan

M1 : bobot cawan + tutup (g)

M2 : bobot cawan + tutup + benih caisin sebelum dioven (g) M3 : bobot cawan + tutup + benih caisin setelah dioven (g)

Dokumen terkait