• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

D. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

D. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

1. Pengertian Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah9. Dengan kata lain tugas DPS adalah melakukan pengawasan atas produk-produk perbankan syariah yang ditawarkan, maupun operasional bank syariah dalam menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat, agar sesuai dengan prinsip syariah, oleh karena itu anggota DPS harus terdiri dari pakar bidang syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum dibidang perbankan, tujuannya adalah untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam operasional perbankan syariah itu sendiri secara maksimal dan tidak termanipulasi dengan kontrak-kontrak yang dilakukan bank syariah.

Di beberapa Negara yang menetap sistem perbankan syariah, fungsi DPS tercantum dalam Banks Articles and momerandum associtation, yang di mana dalam dunia perbankan syariah tidak mempunyai standarisasi DPS yang baku, secara umum fungsi DPS dapat di katagorisasikan kedalam tiga hal:

a. Mempersiapkan garis pedoman dan memberikan masukan atau saran kepada bank

       9

Peraturan Bank Indonesia .No.11/10/PBI/2009.Pasal. 10, Teantang Unit Usaha Syariah.

b. Memimpin audit syariah

c. Membuat keputusan terhadap berbagai masalah akibat hukum syara. Semua itu tertuang dalam surat keputusan DSN. No1/DSN-MUI/2000, tentang pedoman rumah tangga Dewan Syariah Nasional (DSN) selaku induk DPS itu sendiri dijelaskan “ untuk mengefektifkan peran DSN pada lembaga keuangan syariah dibentuklah DPS, sebagai perwakilan DSN pada lembaga keuangan syariah yaitu:

a. Melakukan pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan syariah yang berada dibawah pengawsannya

b. Berkewajiban mengajukan usul-usul pengembangan lembaga keuangan syariah kepada pemimpin lembaga yang bersangkutan dan kepada dewan pengawas syariah nasional.

c. Melaporkan perkembangan produk dan operasional lembaga keuangan syariah yang diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun anggaran.

d. Merumuskan permasalahan-permasalahan yang memerlukan pembahasan DSN10

Dalam hal menjalanlankan Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS, dijelas pada peraturan bank Indonesia (PBI) No.11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah (UUS) yaitu meliputi antara lain:.

       10

. Dewan Syariah nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (tangerang;

21   

a. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan UUS

b. Mengawasi proses pengembangan produk baru UUS; sejak awal sampai dikeluarkan produk tersebut

c. Memberikan opini syariah terhadap produk pembiayaan yang direstrukturisasi;

d. Meminta fatwa kepada DSN untuk produk baru UUS yang belum ada fatwanya;

e. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa UUS

f. Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja UUS dalam rangka pelaksanaan tugasnya. 11

Adapun kewajiban Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus dilakasanakan dalam mengawasi perbankan Syariah yaitu:

a. Mengikuti fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI)

b. Mengawasi kegiatan usaha lembaga keuangan syariah (LKS) agar tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan DSN.

       11

c. Melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan LKS (perbankan syariah) yang diawasi secara rutin kepada DSN, sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun.

Adapun wewenang DPS meliputi:

a. Memberikan pedoman atau garis-garis besar syariah, baik untuk pengerahan maupun untuk penyaluran dana serta kegiatan bank lainnya. b. Mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang telah atau sedang

dijalankan nilai bertentangan dengan syariah12

2. Struktur dan keanggotan Dewan Pengawas Syariah (DPS) a. Struktur DPS

1) Kedudukan DPS dalam Struktur perusahaan berada setingkat dengan Fungsi Komisaris Sebagai pengawas direksi

2) Jika fungsi komisaris adalah pengawas dalam kaitan dengan kinerja manajemen, maka DPS melakukan pengawasan kepada manajemen dalam kaitan dengan implementasi sistem dan produk-produk agar tetap sesuai dengan syariah

3) Bertanggung jawab atas pembinaan keislaman yang telah dirprogramkan setiap tahun nya.

4) Ikut mengawasi pelanggaran nilai-nilai keislamaan di ligkungan perusahaan tersebut.

       12

Ibid, DSN-MUI dan Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah

23   

5) Bertanggung jawab atas seleksi syariah karyawan baru yang dilaksanakan oleh biro syariah.13

b. Keanggotaan DPS

1) Setiap lembaga keuangan syariah harus memiliki setidaknya tiga orang anggota DPS

2) Salah satu dari jumlah tersebut ditetapkan sebagai ketua.

3) Masa tugas keanggotaan DPS adalah 4 (empat) tahun dan akan mengalami pergantian antar waktu apabila meninggal dunia, minta behenti, disusulkan oleh lembaga keuangan syariah yang bersangkutan, atau termasuk telah merusak citra DSN.

Dari keterangan di atas maka dapat disimpulkan, adanya DPS bertujuan untuk memastikan dalam operasional perbankan syariah harus mentaati prinsip-prinsip syariah (syaria compliance) yang terdapat dalam fatwa DSN. oleh karena itu, ada beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai ukuran kualitatif untuk menilai kepatuhan syariah dalam bank syariah, antara lain sebagai berikut:

1. Akad atau kontrak yang digunakan untuk pengumpulan dan penyaluran dana sesuai dengan prinsip-prinsip dan aturan syariah yang berlaku.

2. Dana zakat dihitung dan dibayar serta dikelola sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip

       13

       

3. Seluruh transaksi dan aktifitas ekonomi dilaporkan sesuai dengan standar akuntasi syariah yang berlaku.

4. Lingkungan kerja dan corporate culture sesuai dengan prinsip syariah 5. Bisnis dan usaha yang dibiayai tidak bertentangan dengan syariah.

6. Sumber dana berasal dari sumber dana yang sah dan halal menurut syariah.14

Dari indikator di atas, merupakan prinsip-prinsip umum yang menjadi acuan bagi manajemen bank syariah dalam operasionalnya. dan hal itu, merupakan alat ukur pengawasan DPS terhadap operasional bank syariah, untuk memastikan bahwa dalam operasional bank syariah sudah benar-benar mentaati peraturan yang berlaku.

  14

Andirian Sutedi, Perbankan Syariah tinjauan dari beberapa segi hukum,Jakarta :

25   

       

BAB III

Dokumen terkait