• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI meDan Perang

Dalam dokumen reza a a wattimena bahagia kenapa tidak (Halaman 139-147)

S

iapa yang tidak kenal dengan Nelson Mandela? Dialah pemimpin Afrika Selatan, setelah keluar dari kegelapan politik Apartheid yang membelah negara itu, hampir sepanjang abad 20 lalu. Lebih dari dua puluh lima tahun, ia hidup dalam tahanan, karena menentang pembedaan sosial antara orang-orang berkulit putih dan orang-orang berkulit hitam di Afrika Selatan. Yang menakjubkan dari hidupnya adalah, walaupun mengalami kesulitan begitu berat dan begitu lama, ia tetap bisa mengampuni musuh-musuhnya, dan menciptakan perdamaian bagi Afrika Selatan yang baru.

Siapa juga yang tidak kenal dengan Mahatma Gandhi? Ia memimpin revolusi kemerdekaan India dari Kerajaan Inggris. Filsafat yang ia gunakan adalah sikap tanpa kekerasan. Ia juga hidup dalam tahanan untuk jangka waktu lama. Lepas dari penderitaan dan kesulitan yang ia hadapi, ia mampu menanggapi semuanya dengan ketulusan dan ketabahan yang menjadi dasar dari perdamaian.

Siapa yang tidak pernah mendengar Dalai Lama, pimpinan religius asal Tibet? Nama aslinya adalah Tenzin Gyatso. Sebagai pemimpin agama dan juga pemimpin politik Tibet, ia kini hidup dalam pengasingan, karena Pemerintah Cina kini menguasai Tibet. Ia harus menyaksikan ribuan temannya dibunuh tentara Cina. Ia juga harus melihat hancurnya ribuan kuil Buddha di Tibet. Lepas dari penderitaannya tersebut, ia tetap menjadi pribadi yang damai, cerdas dan memberikan kebahagiaan bagi semua orang. Ia bahkan kini menjadi salah satu tokoh terbesar perdamaian dunia.

hich Nhat Hanh mungkin tidak seterkenal tokoh-tokoh di atas. Namun, pengaruhnya tak kalah besar. Ia adalah biksu Buddhis asal Vietnam yang kini tinggal di Prancis. Ia aktif menyuarakan suara melawan perang Vietnam, dan terus berusaha mendorong perdamaian di berbagai belahan dunia. Akibat dari sikapnya itu, ia kini mengalami kesulitan untuk kembali ke Vietnam. Namun, lepas dari segala tantangan tersebut, ia tetap berhasil menemukan kedamaian di dalam dirinya, dan berusaha menyebarkan kedamaian tersebut melalui berbagai tulisan, ceramah maupun cara hidupnya.

Kebahagiaan dan Lotus di Medan Perang  | 131

Dari keempat tokoh di atas, mungkin orang ini yang paling banyak dikenal. Namanya Yesus. Ia adalah pendiri Kristianitas. Setelah hanya sekitar tiga tahun berkarya dengan menyebarkan pemikiran-pemikirannya, ia kemudian mati disalib, akibat iri hati para pemuka Yahudi pada jamannya. Kematian di atas salib adalah kematian yang paling menyakitkan dan memalukan. Namun, Yesus tetap tabah dan sabar serta penuh cinta menghadapi penderitaannya. Ia bahkan bersedia mengampuni orang-orang yang telah memitnah dan kemudian menyiksanya. kedamaian dan Pengampunan

Apa yang sama dari keempat orang ini? Saya melihat ada dua hal yang sama dari keempat orang di atas. Yang pertama adalah kemampuan dan dorongan hati untuk menemukan kebahagiaan setiap saat, terutama pada saat-saat paling berat dalam hidup mereka. Yang kedua adalah kemampuan untuk mengampuni semua orang yang telah berbuat jahat pada mereka, seberapapun besarnya kejahatan tersebut. Mereka adalah bunga Lotus yang indah dan mekar di medan perang, walaupun darah dan penderitaan bercucuran di sekitarnya.

Pertanyaan yang kemudian menggantung adalah, bagaimana mencapai pemahaman semacam itu? Bagaimana kita bisa menemukan kedamaian di tengah penderitaan hidup yang terus datang menerpa? Bagaimana kita bisa mengampuni dan bahkan mencintai orang-orang yang telah membuat kita menderita? Bagaimana kita bisa menjadi lotus di tengah medan perang? Inilah, menurut saya, pertanyaan- pertanyaan terpenting di dalam hidup manusia.

kesadaran dan meditasi

Berpijak pada pemahaman para pemikir besar di Barat dan di Timur, saya melihat setidaknya ada dua langkah sederhana yang bisa ditempuh. Yang pertama adalah dengan menyadari, bahwa segala hal yang kita anggap penting dalam hidup ini adalah sesuatu yang rapuh dan terus berubah. Kita juga perlu menyadari, bahwa segala hal yang kita takutkan dan benci di dalam hidup juga rapuh dan terus berubah. Tidak ada yang tetap dan abadi. Semuanya berubah, tanpa henti (Pantha Rei-Herakleitos).

Kesadaran ini juga mencakup diri kita sendiri. Apa yang kita sebut sebagai identitas (baik identitas pribadi maupun identitas sosial) adalah sesuatu yang sifatnya rapuh dan terus berubah. Ia adalah ilusi, dalam arti seolah tampak nyata, tetapi sebenarnya seperti kabut, yakni begitu rapuh dan cepat sekali berubah. Jadi, ketakutan (dan juga benda-benda yang kita takutkan) adalah ilusi. Cinta (dan benda-benda yang kita anggap berharga) adalah ilusi. Bahkan, diri kita adalah ilusi.

Dengan kesadaran ini, kita bisa menemukan kedamaian di tengah penderitaan berat.

Bagaimana kita bisa mencapai dan mempertahankan kesadaran ini? Ini terkait dengan cara kedua, yakni meditasi (Zen-Bodhidharma). Meditasi adalah upaya untuk hidup di sini dan saat ini. Masa lalu tidak ada. Masa depan tidak ada. Aku tidak ada. Dunia tidak ada. Yang ada hanyalah saat ini, disini.

Banyak orang mengira, bahwa meditasi itu hanya duduk dan berdiam diri berjam-jam. Ini salah kaprah yang amat besar. Meditasi itu berarti melakukan apa yang kita lakukan dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa kita. Misalnya, ketika kita memasak, kita harus berada sepenuh hati dan sepenuh jiwa kita untuk memasak. Kita tidak boleh berpikir tentang hari kemarin. Kita juga tidak boleh berpikir tentang apa yang akan kita lakukan besok. Dunia luar pun harus kita abaikan. Yang ada adalah satu: kita yang memasak. Titik.

Saya bisa memberikan jutaan contoh lainnya. Kuncinya adalah menyadari semua hal yang kita rasakan melalui indera kita. Misalnya udara yang melewati hidung kita. Suara dari kejauhan yang kita dengar. Udara dingin yang mengenai muka kita, dan sebagainya. Semua ini membantu pikiran dan tubuh kita menjadi satu.

Sumber dari segala penderitaan adalah keterpisahkan pikiran dari tubuh. Misalnya, kita mandi, tetapi pikiran kita sedang khawatir akan ujian hari esok. Akhirnya, kita cemas dan gelisah. Ketika kita belajar, pikiran kita ingat pacar kita. Akhirnya, kita pun tidak belajar. Ketika tubuh dan pikiran bisa dijadikan satu, misalnya melalui meditasi, maka kedamaian pun akan ditemukan.

Jadi, kesadaran akan kehampaan dari segala sesuatu dan meditasi akan membawa kita menemukan kedamaian, apapun yang sedang kita lakukan, dan apapun yang terjadi pada kita. Keduanya akan mendorong kita untuk masuk apa yang disebut oleh para ilsuf politik modern sebagai kondisi alamiah (Naturzustand), yakni keadaan diri manusia, sebelum masyarakat ada. Di dalam keadaan alamiah ini, manusia adalah mahluk yang penuh cinta dan kedamaian. Ia tak mengenal takut dan tak mengenal pula kemarahan. Ia sepenuhnya berada disini dan saat ini (hic et nunc-Latin).

Kesadaran akan kehampaan dan meditasi akan mengantar orang untuk hidup di sini dan saat ini. Masa lalu tidak berarti baginya. Masa depan juga tidak berarti. Dunia luar tidak memiliki arti penting baginya. Ia pun hidup dalam kedamaian dan cinta yang tumbuh secara alamiah dari dalam dirinya. Inilah kekuatan besar yang bisa pergunakan untuk menemukan kedamaian di saat-saat berat, dan mengampuni serta mencintai musuh-musuh kita. Semua orang, tanpa kecuali, me milikinya.

Kebahagiaan dan Lotus di Medan Perang  | 133

lotus di medan Perang

Semua ini berpijak pada satu pemahaman yang dikembangkan oleh Sakyamuni Buddha (orang yang sudah ”bangun”, atau yang telah tercerahkan), bahwa surga dan neraka tidak terletak di luar diri manusia, melainkan di dalam pikiran. Pikiranlah yang menciptakan dunia. Apa yang kita lihat dan rasakan dibentuk oleh pikiran kita.

Ketika pikiran berada dalam kesadaran akan kehampaan, maka ia akan tenang. Ketika pikiran berada di sini dan saat ini, ia akan menemukan kedamaian. Dan ketika pikiran tenang dan damai, maka dunia pun tenang dan damai. Kita akan memperoleh kekuatan batin dari dalam diri kita sendiri untuk melampaui penderitaan hidup. Kita akan menjadi lotus di tengah medan perang.

Tenang dan tidak tenang juga adalah ilusi. Damai dan tidak damai juga adalah ilusi. Yang ada hanyalah disini dan saat ini. Di luar itu. Kosong. Sungguh-sungguh kosong….. Tidak ada kata untuk meng gambarkannya…. Kata Wittgenstein, pemikir asal Austria, ”Untuk hal-hal yang tidak bisa dikatakan, orang harus menutup mulutnya.”

134

M

engapa kenaikan harga BBM selalu membuat cemas? Yang mem buat cemas bukanlah kenaikan BBM itu sendiri, melainkan dampaknya, yakni kenaikan hampir semua harga barang. Ketidakpastian yang ditimbulkan kenaikan harga BBM mendorong beragam demonstrasi yang seringkali berakhir pada kekacauan. Harga susu untuk bayi sampai dengan harga celana dalam juga berubah naik, ketika harga BBM naik.

Segala hal di Indonesia mudah sekali berubah. Ceria kemenangan Jokowi-JK pada Pemilu 2014 lalu segera ditutup dengan terciptanya susunan kepemimpinan Dewan Perwakilan Rakyat yang jauh dari keinginan rakyat banyak. Segera pasar saham Jakarta bergolak bereaksi negatif atas perubahan ini. Bagaimana dengan harga barang kebutuhan sehari-hari? Anda sudah tahu jawabannya.

kekebalan sosial

Tugas utama dari berbagai institusi politik adalah menciptakan rasa aman bagi semua warga, tanpa kecuali. Ketika masyarakat hidup dalam rasa khawatir terus menerus, akibat dari berbagai ketidakpastian yang ada, ini satu tanda, bahwa kinerja sistem politik kita jauh dari harapan. Semua bidang kehidupan mudah sekali digoyang oleh satu peristiwa. Yang dibutuhkan sekarang ini adalah model politik yang mampu men ciptakan kekebalan sosial.

Kekebalan sosial semacam ini haruslah menyentuh setidaknya tiga bidang, yakni kesehatan, pendidikan dan gizi dari masyarakat. Artinya, gejolak politik dan ekonomi tidak boleh sampai menggoyang stabilitas kesehatan, pendidikan dan gizi masyarakat. Harga BBM boleh naik setinggi langit. Namun, harga makanan tidak boleh berubah. Ongkos dokter dan harga obat juga tak boleh berubah. Uang sekolah dan kuliah beserta harga buku pelajaran juga tak boleh naik.

Kebahagiaan dan Kekebalan | 135

beberapa langkah

Bagaimana cara membangun model politik semacam itu? Saya melihat setidaknya tiga langkah. Yang pertama adalah perlindungan Undang-undang atas tiga bidang tersebut, yakni kesehatan, pendidikan dan gizi. Untuk kesehatan perlu dibuat sistem asuransi kesehatan universal. Harga yang harus dibayar per bulan oleh tiap warga negara haruslah masuk akal, setidaknya 6-7 persen penghasilan per bulan. Negara harus menutup kekurangan biayanya, bila berlebihan.

Harga obat-obatan dan pelayanan kesehatan juga harus diatur oleh Undang- undang. Harga tidak boleh melonjak seenaknya saja, tanpa aturan. Untuk menjamin kesehatan masyarakat, gizi juga amatlah penting. Negara haruslah membeli semua hasil panen petani dengan harga yang masuk akal sebagaimana yang telah ditentukan oleh Undang-undang. Ini membuat harga bahan pangan di pasaran bisa tetap terkontrol, apapun yang terjadi.

Pendidikan juga harus diatur sepenuhnya oleh Undang-undang. Sekolah swasta juga perlu untuk dibantu oleh pemerintah, walaupun mungkin tidak sepenuhnya, seperti sekolah negeri. Semua buku untuk kepentingan pembelajaran juga harus dibuat semurah mungkin, jika perlu bebas biaya. Uang untuk menunjang kesehatan, pendidikan dan gizi diperoleh dari pajak rakyat dan pemasukan negara lainnya.

Maka, berbagai sistem politik, mulai dari jaminan kesehatan sampai dengan pajak, haruslah terhubung secara koheren satu sama lain, sehingga bisa saling menunjang. Sistem politik tidaklah boleh dilihat terpisah satu sama lain. Yang satu bertugas untuk menarik uang dari rakyat dan dari pemasukan lainnya. Yang lain bertugas untuk mengeluarkan uang, guna memberikan hidup yang layak dan aman untuk rakyat.

Kekebalan bidang kesehatan, pendidikan dan gizi tidak dapat terjadi hanya dengan penciptaan Undang-undang saja, tetapi juga dari gerak kinerja berbagai institusi politik dan hukum yang ada. Kementrian dan Badan Usaha Milik Negara adalah ujung tombak dari proses penciptaan kekebalan semacam ini. Kinerja mereka harus mengalami apa yang Jokowi sebut sebagai revolusi mental.

Semua ini perlu didukung oleh aparat hukum yang tegas dan bersih. Jajaran jaksa, polisi dan hakim harus cermat memastikan, bahwa Undang-undang yang telah ditetapkan dilaksanakan di lapangan. Segala pe langgaran harus ditindak secepat dan seadil mungkin. Ini akan men ciptakan suasana kepatuhan hukum yang penting untuk menciptakan kekebalan sosial di dalam politik.

Peran rakyat

Lalu, di mana peran rakyat? Peran rakyat adalah yang terpenting, yakni melaku- kan kontrol terus menerus pada berbagai kebijakan yang diambil. Rakyat juga perlu

melakukan kontrol yang cermat terhadap aparat hukum yang ada. Peran berbagai LSM amat penting di dalam semua proses ini.

Rakyat perlu menekan terus menerus, supaya sistem kekebalan politik atas kesehatan, pendidikan dan gizi bisa tercipta. Kehendak politik sebagai api yang membakar semua proses ini haruslah terus dilestarikan. Peran universitas sebagai obor pengetahuan dan kebijaksanaan juga amat besar untuk menjaga kehendak politik rakyat. Universitas tidak boleh hanya sibuk mencari proyek penelitian yang tak punya kaitan langsung dengan kemaslahatan rakyat banyak.

Pada tingkat pribadi, kita juga perlu membangun kekebalan mental. Kita tidak boleh goyah oleh berbagai kesulitan dan tantangan kehidupan yang muncul. Kita perlu untuk membangun hati yang imun, yakni hati yang kebal dari segala macam kesulitan dan emosi negatif, sehingga bisa terus berjuang untuk kebaikan bersama dengan hati yang tenang dan penuh cinta. Bagaimana cara membangun hati yang kebal semacam ini?

kekebalan Pribadi

Syarat utama dari kekebalan batin adalah kesadaran. Kesadaran tersebut melingkupi dua hal, yakni kesadaran tentang arti sesungguhnya dari diri kita sebagai manusia, dan kesadaran akan arti sesungguhnya dari segala yang ada di dalam dunia. Untuk mencapai tingkat kesadaran semacam ini, kita perlu untuk belajar dari pelbagai tradisi Spiritualitas dan Filsafat yang tersebar di berbagai peradaban dunia.

Salah satu tradisi besar di dalam Filsafat dan Spiritualitas adalah idealisme. Paham ini menegaskan, bahwa segala apa yang ada, termasuk diri kita, adalah ide ciptaan dari pikiran. Yang ada hanyalah pikiran yang memberi makna pada dunia. Dunia adalah dunia sebagaimana kita tangkap dengan pikiran.

Pandangan ini banyak mengundang perdebatan dan kritik. Namun, argumen utamanya tidak pernah dapat dipatahkan, bahwa kita memahami dan sekaligus memberi arti pada dunia sesuai dengan isi dan cara berpikir kita. Seperti dinyatakan oleh temuan isika modern, mulai dari Fisika Kuantum, Teori Dawai sampai dengan Teori M, bagian terkecil dari segala yang ada, termasuk tubuh kita, adalah ruang hampa. Ruang hampa itu diisi oleh suntikan ide dari pikiran kita, sehingga ia mewujud menjadi sesuatu yang tampak nyata di dalam dunia, seperti mobil, rumah, hubungan sosial, karir, kecantikan, kesuksesan dan segalanya.

Ketika kita menyadari, bahwa segala yang ada adalah sesungguhnya ruang hampa, maka cara berpikir kita tentang dunia, tentang hidup dan tentang diri kita sendiri akan berubah. Perubahan cara berpikir akibat pemahaman akan hakekat segala yang ada inilah inti dari kesadaran yang bisa mengantar kita pada kekebalan pribadi di dalam setiap keadaan. Ketika segala sesuatu pada dasarnya adalah hampa, dan kita yang memberinya makna, maka kita tidak perlu tegang lagi dalam hidup,

Kebahagiaan dan Kekebalan | 137

misalnya dengan terobsesi pada satu tujuan tertentu. Kita bisa berjuang untuk hal-hal baik dalam hidup, tanpa menjadi ngotot dan fanatik dengan hal-hal baik tersebut.

Inilah yang disebut sebagai kebebasan yang sejati. Kita menjadi kebal terhadap segala situasi, karena hati kita bebas. Kita tidak memiliki keterikatan dengan apapun. Hidup menjadi ringan, dan kita bisa berkarya sesuai dengan panggilan nurani kita, demi kebaikan diri kita, dan kebaikan orang di sekitar kita.

Kekebalan sosial patut untuk diperjuangkan di Indonesia. Bidang kesehatan, pendidikan dan gizi harus menjadi kebal dari segala bentuk gejolak politik, ekonomi maupun sosial. Peran kita sebagai rakyat amat besar dalam hal ini. Ini dapat kita lakukan secara baik dengan hasil yang maksimal, jika kita juga memiliki kekebalan batin di dalam hidup pribadi kita yang lahir dari kesadaran akan hakekat dari segala sesuatu dan kebebasan hati.

138

Dalam dokumen reza a a wattimena bahagia kenapa tidak (Halaman 139-147)