• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagnosa Keperawatan

Dalam dokumen LAPORAN KELOMPOK fix (Halaman 43-47)

2. Monitor status resiko kesehatan yang sudah diketahui

4.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga. yaitu mengetahui problem (masalah), etiologi (penyebab), support sistem (hal yang mendukung pasien sehingga dilakukan discharge planning).

4.1.3 Perencanaan

Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan pasien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD yaitu:

a. Medication (obat)

Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjukan setelah pulang.

b. Environment (lingkungan)

Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kelanjutan perawatannya

c. Treatment (pengobatan)

Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah pasien pulang, yang dilakukan oleh pasien dan anggota keluarga.

e. Health teaching (pengajaran kesehatan)

Pasien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan, termasuk tanda dan gejala yang mengidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatan tambahan.

f. Outpatient referral

Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan yang berklanjutan.

g. Diet pasien

Sebaiknya pasien dan keluarga diberitahu tentang pembatasan pada dietnya dan pasien sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.

4.1.4 Implementasi

Implementasi dalam discharge planning adalah pelaksanaan rencana pengajaran referal.

Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawatan dan ringkasan pulang (discharge summary). Inturksi tertulis diberikan kepada pasien.

Demonstrasi ulang harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang digunakan di rumah.

4.1.5 Evaluasi

Evaluasi sangat penting dalam proses discharge palanning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai.

Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam evariabel:

a. Derajat penyakit.

b. Hasil yang diharapkan dari perawatan.

c. Durasi perawatan yang dibutuhkan.

d. Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan.

e. Komplikasi tambahan.

f. Ketersediaan sumber-sumber untuk mencapai pemulihan.

4.2 Implikasi

Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan. Berbagai macam rintangan harus dilalui oleh bangsa Indonesia bahkan oleh seluruh dunia. Rintangan yang cukup berat dan dalam jangka waktu cukup lama yang harus dilalui seluruh umat manusia yaitu pandemi Covid-19. Informasi pertama dari munculnya pandemi ini yaitu dari negara China. Menurut pemerintah China, awal mula virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini berasal dari pasar basah yang menjual berbagai macamhewanyang biasa dikonsumsi oleh orang China seperti tikus, kelelawar, dll (Handayani, 2020: 120)

Pemerintah mengeluarkan banyak kebijakan baru yang dikarena kan adanya Covid-19 ini. Hampir seluruh sektor yang digunakan untuk menopang kebutuhan hidup manusia memiliki kebijakan baru. Kebijakan tersebut dibuat oleh pemerintah terutama oleh menteri-menteri yangbersangkutan di bidangnya, termasuk di sektor pendidikan. Di sektor pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia(Kemendikbud RI) membuat kebijakan baru dengan mengeluarkan beberapa surat edaran mengenai aturan-aturan yang harus dilaksanakan oleh sekolah pada masa pandemi Covid-19. Surat edaran tersebut diantaranya yaitu Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor 36962/MPK.A/HK/2020, Surat Edaran Direktorat Jenderal PendidikanTinggi No 302/E.E2/KR/2020, Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020, Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020, Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020, danSurat Edaran Nomor 15 Tahun 2020.

a. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapa menularkan COVID-19). Apabila menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.

b. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).

c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan

sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya.

d. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor risiko penyakit. Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi rentan seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, kondisi immunocompromised/penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia, anak-anak, dan lain lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan fasilitas umum.

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan. Berbagai macam rintangan harus dilalui oleh bangsa Indonesia bahkan oleh seluruh dunia. Rintangan yang cukup berat dan dalam jangka waktu cukup lama yang harus dilalui seluruh umat manusia yaitu pandemi Covid-19, untuk itu sangatlah penting bagi individu keluarga dan masyarakat untuk memahami pentingnya menjaga diri dan lingkungan untuk menyikapi wabah yang sedang terjadi. Beberapa hal yang dapat dilakukan diantara lain; Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapa menularkan COVID-19)., Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer., Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan., dan Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor risiko penyakit 5.2 Saran

Disarankan kepada penulis/peneliti selanjutnya/dimasa yang akan datang untuk kedepannya akan melakukan kegiatan - kegiatan lain dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga pola hidup sehat dan bersih serta penyakit umum yang sering terjadi ditengah masyarakat, dengan pengembangan pengetahuan dan kemampuan kemampuan yang perlu diajarkan guna meningkatkan derajat kesehatan dilingkuran masyarakat, terkhususnya lingkungan masyarakat padat penduduk yang rentan akan bahaya penyakit yang disebabkan oleh lingkungan maupun melalui penularan penyakit.

Dalam dokumen LAPORAN KELOMPOK fix (Halaman 43-47)

Dokumen terkait