Mata Kuliah :
Keperawatan Komunitas dan Keluarga Penyusun :
Kelompok Profesi Keperawatan Angkatan 2021/2022 1. Riski Banggai (20210305001)
2. Syanet Lopulalan (20210305002) 3. Imar Tur Rofiqo (20210305003) 4. Novia M. Blegur (20210305004) 5. Diah Ramdan (20210305005) 6. Jaka Edwin (20210305006) 7. Karen Nadilah (20210305007) 8. Tri Lestari (202103050010) Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah : Ns. Abdulrasyid, M. Kep.,Sp. Kep.Kom
Dosen Pembimbing :
1. Ns. Abdulrasyid, M. Kep.,Sp. Kep.Kom 2. Satria Gobel, M. Kep.,Sp.Kep.Kom 3. Dr. Rian Adi Pemungka, M.N.S., P.H.NS Wilayah Kelolaan Studi Kasus :
Kelurahan Duri Kepa, Rt 006/Rw 002 Kota Jakarta Barat
Target Kelolaan Studi Kasus : Komunitas dan Keluarga
Lembaga Pendidikan : Universitas Esa Unggul
KATA PENGANTAR
Segala Puji Bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa, Allah telah menghadirkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul keperawatan komunitas di wilayah kerja puskesmas Duri Kepa, RT 006 RW 002, Kec. Kebun Jeruk Kota Jakarta Barat. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pemberi syafaat dan pembawa kabar gembira.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang bersangkutan dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini penulis mempersiapkan untuk memenuhi tugas yang ditetapkan oleh dosen Keperawatan Komunitas Universitas Esa Unggul. Penulis telah berusaha sangat maksimal untuk memberikan yang terbaik, tapi tidak menutup kemungkinan untuk menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan masa yang akan datang.
Dalam usaha penulisan makalah ini tentu telah melibatkan banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan konstitusi yang positif demi terwujudnya sebuah karya yang baik. Semoga semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini mendapatkan sebaik-baik pahala dari Allah. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya jadi diharapkan dapat dijadikan pedoman dan dapat dijadikan referensi.
Jakarta Barat, 01 April 2022
Penulis
ABSTRAK
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan di RT 06 RW 02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon Jeruk Kota Jakarta Barat bahwa terdapat 75 kepala keluarga yang di dalamnya terdapat 300 orang. Ditemukan bahwa masih ada penduduk RT 06 yang belum vaksin sebanyak 14,7% penduduk di RT 06 belum vaksin Covid-19 dan sebanyak 85,3 % penduduk sudah vaksin Covid-19 dengan 67,7% paling banyak menggunakan jenis vaksin sinovac. Dari penduduk yang sudah vaksin masih banyak penduduk yang belum vaksin lengkap hanya 41,3% penduduk yang sudah melakukan vaksin secara lengkap sisanya sebanyak 7,9 % penduduk baru melakukan vaksin dosis ke 1, sebanyak 50,8% penduduk sudah vaksin dosis ke 2. Didapatkan bahwa di RT 06 kader yang aktif sebanyak 66% dari kader yang ada di RT 06 sisanya 34% kader tidak aktif dilingkungan RT 06 RW 02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon Jeruk Kota Jakarta Barat.
ABSTRACT
Community Nursing is a professional nursing service aimed at the community with an approach to high risk groups, in an effort to achieve optimal health degrees through disease prevention and health improvement by ensuring the affordability of health services needed and involving clients as partners in planning, implementing, and evaluating services. nursing.
Based on a survey conducted in RT 06 RW 02, Kelurahan Duri Kepa Kec, Kebon Jeruk Jakarta Kota Barat, there are 75 heads of families in which there are 300 people. It was found that there were still residents of RT 06 who had not been vaccinated as many as 14.7% of the population in RT 06 had not been vaccinated against Covid-19 and 85.3% of the population had been vaccinated against Covid-19 with 67.7% mostly using the Sinovac vaccine. Of the population who have been vaccinated, there are still many people who have not fully vaccinated, only 41.3% of the population who have fully vaccinated the remaining 7.9% of the population have only received the 1st dose of vaccine, as many as 50.8% of the population have received the 2nd dose of vaccine. It was found that in RT 06 cadres are active as many as 66% of cadres in RT 06, the remaining 34% are inactive cadres in RT 06 RW 02, Kelurahan Duri Kepa Kec, Kebon Jeruk Jakarta Kota Barat.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...2 ABSTRAK ABSTRACT...Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI...Error! Bookmark not defined.
BAB 1...Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN...Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang...Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan...Error! Bookmark not defined.
BAB 2...Error! Bookmark not defined.
TINJAUAN KONSEP...Error! Bookmark not defined.
2.1 Konsep Tumbuh Kembang...Error! Bookmark not defined.
2.2 Populasi Risiko...Error! Bookmark not defined.
2.3 Populasi Rentan...Error! Bookmark not defined.
2.4 Trend dan Isu Kesehatan Masyarakat...Error! Bookmark not defined.
2.5 Kebijakan Kesehatan Masyarakat...Error! Bookmark not defined.
2.6 Intervensi Mandiri Keperawatan untuk Kelompok...Error! Bookmark not defined.
BAB 3...Error! Bookmark not defined.
GAMBARAN AGREGAT DAN ANALISIS MASALAH...Error! Bookmark not defined.
3.1 Gambaran Agregat...Error! Bookmark not defined.
3.2 Analisis Masalah...Error! Bookmark not defined.
Problem...Error! Bookmark not defined.
Masalah...33 3.3 Prioritas Masalah Kesehatan...Error! Bookmark not defined.
3.5 Plan of Action (PoA)...Error! Bookmark not defined.
3.6 Implementasi, Evaluasi, dan Rencana Tindak Lanjut...Error! Bookmark not defined.
BAB 4...Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI...Error! Bookmark not defined.
4.1Pembahasan...Error! Bookmark not defined.
4.2Implikasi...Error! Bookmark not defined.
BAB 5...Error! Bookmark not defined.
SIMPULAN DAN SARAN...Error! Bookmark not defined.
5.1 Simpulan...Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran Referensi...Error! Bookmark not defined.
A. PENGKAJIAN KESEHATAN KOMUNITAS / MASYARAKATError! Bookmark not defined.
1. DATA MASYARAKAT...29
2. INTI KOMUNITAS...29
1) Sejarah :... 29
2) Demografi :...30 3) Suku dan Etnis...Error! Bookmark not defined.
4) Nilai dan Kepercayaan :...Error! Bookmark not defined.
3. SUB SISTEM KOMUNITAS...Error! Bookmark not defined.
1) Lingkungan fisik :...Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
SURAT PERNYATAAN MITRA PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT
Yang bertanda tangan di bawa ini:
1. Nama : Ahmad Yadi, S. Sos
2. Jabatan : Ketua RW 002
3. Instansi/badan/komunitasi : RW 002 Duri Kepa
4. Alamat : Jln. Duri kepa jakarta barat, Jakarta Barat
5. Jumlah sasaran : 10 orang
Kegiatan program pengabdian masyarakat dengan judul kegiatan:
Peningkatan Kapasitas Kader Wilayah Kelurahan Duri Kepa dengan program kerja antara lain1. Perawatan kesehatan diri ditempat kerja pada masa pandemic antara lain:
Melakukan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
Melakukan penyuluhan tentang covid 19
Melakukan penyuluhan tentang komunitas efektif dalam promosi kesehatan
Saya, menyatakan bahwa Program tersebut telah diselenggarakan dan selesai bermitra.
Jakarta, 12 April 2022
Ahmad Yadi, S. Sos
Lampiran 2
FAKULTAS ILMU-ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA BARAT
Jl. Arjuna Utara No.9, Kb. Jeruk, Kec. Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11510
Nomor : 001/XVII/Ners UEU-2022 Lampiran : -
Perihal : Peningkatan Kapasitas Kader Training Of Trainer (TOT)
Dengan Hormat,
Dalam peningkatkan kapasitas kader wilayah kelurahan duri kepa untuk membantu peran pemerintah dalam hal pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah RW 02 kelurahan duri kepa, maka dengan ini kami mengundang Ibi-Ibu kader untuk mengikuti acara yang dimaksud, pada:
Hari, Tanggal : Sabtu, 16 April 2022
Pukul : 10:00 Wib s/d Selesai
Tempat : Karang Taruna RW02
Demikian undanga ini kami sampaikan untuk diketahui dan atas kerjasamanya kami ucapakan terima kasih.
Jakarta, 13 April 2022 Kepada :
Yth. Ibu Kader
Di-RW 02 Kelurahan Duri Kepa
Ketua Kelompok
Imara Tur Rofiqoh NIM 20210305003
Jakarta, 13 April 2022 Sekertaris Kelompok
Novia M. Blegur NIM 20210305004
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perawat sebagai suatu profesi profesional yang merupakan bagian dari tim kesehatan dan harus bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat, untuk tercapainya kebutuhan dasar klien secara optimal. Oleh karna itu di butuhkan cara atau metode dalam memecahkan masalah klien dalam keperawatan.
Metode yang dimaksud adalah proses keperawatan. Dalam keperawatan seharusnya proses ini sangatlah dibutuhkan karena degan melalui proses tersebut perawat akan mampu memberikan pelayanan yang baik untuk klien dalam proses keperawatan komunitas.
Komunitas merupakan sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraki satu sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin, 2011). Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya seperti pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas, Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok. Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu
memelihara dan meningkatkan derajad kesehatannya. Pada proses keperawatan ini sasaran ditunjukan pada kelompok usia dewasa.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan di RT 06 RW 02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon Jeruk Kota Jakarta Barat bahwa terdapat 75 kepala keluarga yang di dalamnya terdapat 300 orang. Ditemukan bahwa masih ada penduduk RT 06 yang belum vaksin sebanyak 14,7% penduduk di RT 06 belum vaksin Covid-19 dan sebanyak 85,3
% penduduk sudah vaksin Covid-19 dengan 67,7% paling banyak menggunakan jenis vaksin sinovac. Dari penduduk yang sudah vaksin masih banyak penduduk yang belum vaksin lengkap hanya 41,3% penduduk yang sudah melakukan vaksin secara lengkap sisanya sebanyak 7,9 % penduduk baru melakukan vaksin dosis ke 1, sebanyak 50,8%
penduduk sudah vaksin dosis ke 2. Didapatkan bahwa di RT 06 kader yang aktif sebanyak 66% dari kader yang ada di RT 06 sisanya 34% kader tidak aktif dilingkungan RT 06 RW 02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon Jeruk Kota Jakarta Barat.
Maka berdasarkan data yang sudah didapatkan oleh penulis maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang peningkatan kapasitas kader RW 02 dalam pennganan Covid-19 dan vaksinasi Covid-19.
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada setiap area pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan diharapkan kegiatan ini dapat mencapai tujuan khusus:
a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas
b. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi
c. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan komunitas
d. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor resiko personal, sosial dan lingkungan
e. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk meningkatkan kesehatan komunitas
f. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
g. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis, belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan di dalam komunitas.
BAB 2
TINJAUAN KONSEP 2.1 Konsep Tumbuh Kembang
2.1.1 Pengertian Tumbuh Kembang
Pertumbuhan berkaitan dengan penambahan jumlah sebuah zat secara kuantitatif.
Indikator fisiologis perumbuhan setiap oang adalah sama, yaitu adanya angka mutlak pada variabel tinggi, berat, luas, panjang atau yang lainnya, namun setiap orang memiliki lajunya masing-masing (Behrman, Kliegman 2011). Artinya proses pertumbuhan seseorang berjalan secara alami sesuai dengan tahap fisiologis dari pertumbuhan masing-masing bergantung pada kondisi gen dan pengaruh lingkungan (Kozier, Erb, Berman, 2011). Istilah pertumbuhan dan perkembangan keduanya mengacu pada proses dinamis. Pertumbuhan dan perkembangan walaupun sering digunakan secara bergantian keduanya memiliki makna yang berbeda. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan, teratur, dan berurutan yang di pengaruhi oleh faktor maturasi, lingkungan, dan genetik (Kozier, Erb, Berman, 2011).
2.2 Populasi Risiko
2.2.1 Definisi Populasi Risiko
Populasi risiko tinggi adalah populasi yang mempunyai faktor yang berkorelasi risiko dibandingkan mekanisme penyebab yang diketahui, bahkan secara statistik dapat
“memprediksi” psikosis di kemudian hari (F. Schultze-Lutter et al., 2015)
2.3 Populasi Rentan
2.3.1 Definisi Populasi Rentan
Populasi rentan didefinisikan sebagai kelompok sosial yang memiliki risiko atau kelemahan yang relatif tinggi sehingga merugikan kesehatan (Flakerud dan Winslow, 1998; Stanhope dan Lancaster, 2012). Faktor resiko dibidang kesehatan merupakan pendekatan di bidang epidemiologi yang terdiri dari triangel epidemiologic yakni agen, host, dan lingkungan. Pada dasarnya populasi rentan merupakan suatu kelompok dari populasi yang cenderung memiliki masalah perkembangan kesehatan sebagai akibat dari paparan beberapa fakor resiko atau memiliki kemungkinan kesehatan lebih buruk daripada kelompok yang lain (Stanhope dan Lancaster, 2012). Kelompok rentan sering
kali memiliki akmulassi dari beberapa atau kombinasi dari faktor resiko (Nichols, Wright, dan Murphy, 1986; Stanhope dan Lancaster, 2012).
Kelompok rentan menurut Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam menikmati standar kehidupan yang layak. Kelompok rentan berhak mendapatkan perlakuan khusus untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut UU No.39 Tahun 1999 Pasal 5 Ayat (3) tentang Hak Asasi Manusia yang menyatakan bahwa setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih. Kelompok rentan tersebut antara lain adalah orang lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil, dan penyandang cacat.
2.4 Trend dan Isu Kesehatan Masyarakat 2.4.1 Definisi Covid-19
Covid (corona virus disease) yaitu penyakit yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau (SARS CoV 2, yaitu virus yang dapat menyerang sistem pernapasan dimulai dari gejala ringan hinggga gejala yang berat pada sistem pernapasan manusia. Penyakit yang disebabkan karena terinfeksi virus ini lebih dikenal dengan sebutan Covid 19 (Nasution, 2020). Covid 19 merupakan penyakit yang menular dan disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan dan tidak dikenal sebelum terjadinya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. Covid-19 ini dapat menular dari orang lain yang terjangkit virus ini. Covid 19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung ataupun mulut yang keluar saat orang yang terjangkit batuk atau mengeluarkan napas.
Percikan-percikan itu kemudian jatuh ke benda-benda disekitar dan ketika ada orang yang menyentuh benda tersebut dan menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dapat terjangkit Covid- 19 (Cucinotta & Vanelli, 2020)
Pandemi COVID-19 telah berlangsung lebih dari satu tahun sejak pemerintah mengumumkan temuan kasus pertama di Indonesia pada Maret 2020 (Berty, 2020).
Situasi kasus berlangsung secara dinamis dan angka kasus pun berfluktuasi. Puncak pertama kasus COVID-19 di Indonesia–ditandai dengan jumlah kasus mingguan yang mencapai 89.902 kasus–terjadi pada Januari 2021. Kemudian, sempat terjadi penurunan kasus selama 15 minggu. Namun, pada Juni 2021, terjadi gelombang lonjakan kedua (Satuan Tugas Penanganan COVID-19, 2021). Angka kasus mingguan pada puncak kedua (125.393 kasus) jauh melampaui angka mingguan pada puncak
pertama (89.902 kasus). Pemerintah dan para epidemiolog memperingatkan masyarakat akan adanya potensi gelombang ketiga COVID-19 (Farmita, 2021).
Pemerintah telah menjalankan berbagai kebijakan pengendalian pandemi. Namun, penerapan keseluruhan protokol kesehatan (prokes) oleh masyarakat masih belum berjalan dengan baik. Misalnya, tingkat kepatuhan menggunakan masker ganda dan menjaga jarak masih rendah apabila dibandingkan dengan kepatuhan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan penyanitasi tangan (hand sanitizer) (Badan Pusat Statistik, 2021). Situasi ini mengindikasikan belum efektifnya komunikasi publik yang dilakukan oleh pemerintah dalam mendukung penanganan pandemi, padahal komunikasi publik merupakan jalan untuk membangun pemahaman masyarakat mengenai risiko yang dihadapi dan perilaku seperti apa yang seharusnya dipraktikkan pada masa pandemi. Selain itu, komunikasi publik berperan dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan dan kemampuan pemerintah untuk menangani pandemi, serta mencegah kekhawatiran masyarakat.
Pemerintah kembali mengupayakan untuk memutus penyebaran virus Covid-19 dengan menghimbau masyarakat Indonesia untuk melakukan vaksinasi guna memberi perlindungan kepada masyarakat terhadap virus Covid-19 dan tentunya untuk menstabilkan dan meningkatkan system kekebalan tubuh masyarakat Indonesia.
Vaksin adalah suatu cairan yang dimasukkan kedalam tubuh untuk menjaga daya tahan tubuh seseorang agar terhindar dari virus dan penyakit. Sedangkan vaksinasi adalah langkah untuk memasukkan cairan vaksin kedalam tubuh seseorang. Adapun manfaat vaksin adalah sebagai berikut: 1) Mencegah terkena atau terpapar sebuah virus 2) Melindungi orang lain agar tidak terpapar virus 3) Menghentikan penyebaran virus 4) Membantu melindungi generasi selanjutnya Merujuk himbauan yang diberikan oleh presiden, yang menginstruksikan seluruh jajarannya untuk melakukan vaksin virus Covid-19 dan tak boleh ada stok yang ditimbun. Vaksinasi pertama diberikan dan dilakukan pertama kali oleh presiden Joko Widodo pada Rabu 13 januari 2021, beliau menjadi orang pertama yang melakukan vaksinasi di Indonesia selanjutnya diikuti oleh staf jajaran pemerintahannya dan nakes. Dan setelahnya vaksinasi diperkenalkan dan diselenggarakan di berbagai daerah tanah air lainnya.
Jokowi menegaskan agar vaksinasi dipercepat dan diselesaikan untuk 8,5 juta rakyat Indonesia sebelum akhir tahun 2021 ini.5 Intruksi vaksinasi ini juga tercantum dalam Peraturan Presiden (PENPRES) Nomor 14 Tahun 2021 yang berjudul Peraturan Presiden (PENPRES) tentang perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun
2020 tentang Pengadaan Vaksinasi dan Pelaksanaan Vasinasi dalam rangka penaggulangan pandemic Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Indonesia sebelum akhir tahun 2021 ini.5 Intruksi vaksinasi ini juga tercantum dalam Peraturan Presiden (PENPRES) Nomor 14 Tahun 2021 yang berjudul Peraturan Presiden (PENPRES) tentang perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksinasi dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka penaggulangan pandemic Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
2.4.2 Penyebab Covid-19
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Terdapat dua jenis corona virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab Covid-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan Covid-19 ini masih belum diketahui (Kemenkes RI, 2020).
Sedangkan yang menjadi sumber penularan Covid-19 dalam penyebaran virus ini yaitu manusia yang hidup berdekatan atau mengkonsumsi hewan salah satunya kelelawar yang dianggap sebagai inang/host alami SARS-CoV-2, sedangkan trenggiling dan ular dianggap sebagai host perantar. Selanjutnya, studi melaporkan bahwa infeksi SARS- CoV-2 mungkin disebabkan oleh ular. Namun, penelitian selanjutnya menemukan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ular adalah host alami SARS-CoV-2.
Kesamaan urutan gen antara SARS-CoV-2 dan kelelawar koronavirus setinggi 96,2%
dengan teknologi sequencing yang menyiratkan kelelawar kemungkinan sumber SARS-CoV-2. Kesamaan SARS-CoV-2 yang diisolasi dari trenggiling dan jenis virus yang saat ini menginfeksi manusia setinggi 99% menggunakan sekuensing makrogenomik, deteksi biologis molekuler, dan analisis mikroskopis elektron.
Sehingga trenggiling adalah host perantara potensial dari SARS-CoV-2 (Atmojo et al., 2020).
2.4.3 Tanda dan Gejala Covid-19
Menurut (WHO, 2020). Covid-19 mempengaruhi orang yang berbeda dengan cara yang berbeda. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan mengembangkan penyakit ringan hingga sedang dan pulih tanpa dirawat di rumah sakit. Gejala yang paling umum: Demam, batuk kering, kelelahan. Gejala yang kurang umum: sakit dan sakit.
Sakit tenggorokan, diare, konjungtivitis, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari atau jari tangan. Gejala serius: kesulitan bernapas atau sesak napas, nyeri dada atau tekanan, kehilangan ucapan atau gerakan.
Orang dengan gejala ringan yang sehat harus mengelola gejalanya di rumah. Rata-rata dibutuhkan 5-6 hari dari ketika seseorang terinfeksi virus untuk menunjukkan gejala, namun itu bisa memakan waktu hingga 14 hari.
Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus Covid-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru (Tosepu, 2020).
2.4.4 Macam-Macam Transmisi Penularan Covid-19 a. Transmisi Kontak Dan Droplet
Transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui kontak langsung, kontak tidak langsung, atau kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi seperti air liur dan sekresi saluran pernapasan atau droplet saluran napas yang keluar saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau menyanyi.
Transmisi droplet saluran napas dapat terjadi ketika seseorang melakukan kontak erat (berada dalam jarak 1 meter) dengan orang terinfeksi yang mengalami gejala-gejala pernapasan (seperti batuk atau bersin) atau yang sedang berbicara atau menyanyi;
dalam keadaan- keadaan ini, droplet saluran napas yang mengandung virus dapat mencapai mulut, hidung, mata orang yang rentan dan dapat menimbulkan infeksi.
b. Transmisi Melalui Udara
Transmisi melalui udara didefinisikan sebagai penyebaran agen infeksius yang diakibatkan oleh penyebaran droplet nuclei (aerosol) yang tetap infeksius saat melayang di udara dan bergerak hingga jarak yang jauh. Transmisi SARS-CoV-2
melalui udara dapat terjadi selama pelaksanaan prosedur medis yang menghasilkan aerosol (“prosedur yang menghasilkan aerosol”).
Proses normal bernapas dan berbicara menghasilkan aerosol yang diembuskan. Oleh Karena itu, orang lain rentan menghirup aerosol dan dapat menjadi terinfeksi jika aerosol tersebut mengandung virus dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan infeksi pada orang yang menghirupnya. Sebuah model eksperimen lain menemukan bahwa orang yang sehat dapat menghasilkan aerosol dengan cara batuk dan berbicara, dalam ruangan yang padat mengindikasikan kemungkinan transmisi aerosol, yang disertai transmisi droplet, misalnya pada saat latihan paduan suara, di restoran, atau kelas kebugaran.
Dalam kejadian-kejadian ini, kemungkinan terjadinya transmisi aerosol dalam jarak dekat, terutama di lokasilokasi dalam ruangan tertentu seperti ruang yang padat dan tidak berventilasi cukup di mana orang yang terinfeksi berada dalam waktu yang lama.
c.Transmisi Fomit
Sekresi saluran pernapasan atau droplet yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi dapat mengontaminasi permukaan dan benda, sehingga terbentuk fomit (permukaan yang terkontaminasi). Virus dan/atau SARS-CoV-2 yang hidup dapat ditemui di permukaanpermukaan tersebut selama berjam-jam hingga berhari-hari, tergantung lingkungan sekitarnya (termasuk suhu dan kelembapan) dan jenis permukaan (WHO et al., 2020).
Kemudian Sesorang dapat terpapar virus Covid-19 ini dari orang lain yang sudah terinfeksi virus. Virus Penyakit ini menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut yang dikeluarkan ketika orang yang sudah terpapar virus Covid-19 batuk, bersin atau berbicara. Orang lain dapat terkena Covid-19 jika mereka menghirup tetesan-tetesan ini dari seseorang yang terinfeksi virus. Tetesan ini dapat mendarat di benda dan permukaan di sekitar orang seperti meja, gagang pintu, dan pegangan tangan. Orang dapat terinfeksi dengan menyentuh benda atau permukaan ini, kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka. Inilah sebabnya mengapa penting untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air atau membersihkannya dengan mengguanakan alkohol (Sismondo, 2020).
2.4.5 Akibat Tertular Covid-19
Akibat terpapar virus covid-19 ini pada awal penularan lebih menunnjukkan gejala yang mungkin bagi sebagian orang itu adalah gejala yang sangat ringan seperti demam
yang lebih dari 38 derajat celcius, kemudian disertai dengan batuk dan sesak nafas, bahkan bisa menyebabkan kematian karena Virus Corona dapat meybabkan infeksi pada saluran pernapasan. Dalam hal ini yang menjadi sorotan utama dalam pemnularan ini yaitu pada kelompok-kelompok yang sangat bersiko tinggi terinfeksi virus corona antar lain kelompok lansia, penderita penyakit kronis, perokok danpenghisap vape, kemudian kaum pria yang memiliki golongan darah A (Siagian, 2020).
2.4.6 Bentuk-Bentuk Pencegahan Dan Pengendalian
Pada 27 Januari 2020, Kebijakan yang pertama dilakukan oleh Indonesia yaitu mengeluarkan pembatasan perjalanan dari pusat covid-19 yaitu provinsi Hubei. Pada saat yang sama Indonesia juga mengevakuasi 238 orang Indonesia dari Wuhan.
Setelah ada laporan awal kasus yang terinfeksi, Indonesia mulai menyadari bahwa situasi saat itu sangat berbahaya kemudian pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dan tindakan untuk mengatasi pandemi covid-19, termasuk menunjuk 100 rumah sakit umum dalam negeri yang akan menjadi Rumah Sakit Rujukan pada 3 Maret 2020. Sedangkan pada 8 Maret 2020, Indonesia meningkatkan kembali jumlah Rumah Sakit Rujukan menjadi 227 untuk mengatasi jumlah pasien Covid-19 yang terus meningkat di berbagai daerah. Akan tetapi, upaya tersebut tidak dapat mengatasi permasalahan pandemi covid-19, dikarenakan jumlah korban terus meningkat dengan cepat (Cucinotta & Vanelli, 2020). Cuci tangan/hand sanitizer, jaga jarak/hindari kerumunan, meningkatkan daya tahan tubuh, konsumsi gizi seimbang Dalam mencegah penularan virus corona, seorang Dokter Umum menyampaikan bahwa semua orang harus menjaga gaya hidup bersih dan sehat, makanan yang seimbang, istrahat yang cukup, rutin olahraga, jangan panik dan stres agar daya tahan tubuh tidak menurun dan melakukan banyak kegiatan positif didalam rumah. Dalam keseharian perlu memperhatikan kelompok rentan serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (Zendrato, 2020). Kemudian ditegasakan lagi oleh (Moudy & Syakurah, 2020).
Mengenai Beberapa usaha yang dilakukan dalam mencegah penularan covid-19 ialah dengan mengkonsumsi vitamin, olah raga rutin, berdoa, lebih sering konsumsi makanan bergizi dan minum air putih, konsumsi sayur dan buah, mayoritas responden telah melakukan bentuk usaha peningkatan kesehatan tubuh untuk menghindari Covid- 19.
Menurut (Ahyar, 2020), pembatasan sosial (social distancing) berarti menciptakan jarak antara diri sendiri dengan orang lain untuk mencegah penularan penyakit tertentu, social distancing bertujuan menekan potensi penyebaran penyakit menular, di mana social distancing bertujuan untuk membatasi kegiatan sosial orang untuk menjauh dari kontak fisik dan keramaian. Dalam penerapan social distancing, seseorang tidak diperkenankan untuk berjabat tangan serta senantiasa memperhatikan dan menjaga jarak setidaknya 1-2 meter saat berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan seseorang yang sedang sakit atau beresiko tinggi menderita Covid-19.
Kemudian dalam pengendalian infeksi coronavirus terdapat beberapa cara pencegahan dan pengendalian antara lain :
a.Strategi pencegahan dan pengendalian infeksi berkaitan dengan pelayanan kesehatan. Mencegah dan membatasi penularan di tempat laynan keshatan seperti:
Menjalankan langkah-langkah untuk mencegah standar untuk semua pasien, Memastikan identifikasi awal dan pengendalian sumber, Menerapkan pengendalian administratif, Menggunakan pengendalian lingkunagan dan rekayasa, Menerapkan langkahlangakah pencegahan tambahan atas kasus pasien dalam pengawasan konfirmasi covid-19.
b.Pencegahan dan pengendalian untuk isolasi di rumah (perawtan di rumah) Isolasi di rumah atau perawatan di rumah dilakukan terhadap orang yang bergejala ringan seperti orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi yang bergejala dengan tetap memperhatikan kemungkinan terjadinya perburukan.
c.Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Observasi (karantina). dilakukan terhadap kontak erat dalam mewaspadai munculnya gejala sesuai definisi operasional. Lokasi observasi dapat dilakukan di rumah, fasilitas umum, atau alat angkut dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi setempat. Penting untuk memastikan bahwa lingkungan tempat pemantauan kondusif untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan medis yang diperlukan orang tersebut.
d.Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) Pra Rujukan. Isolasi dan Penanganan Kasus Awal yang sudah dilakukan wawancara dan anamnesa dan dinyatakan sebagai pasien dalam pengawasan segera dilakukan isolasi di RS rujukan untuk mendapatkan tatalaksana lebih lanjut.
e.Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Pemulasaran Jenazah Petugas kesehatan harus menjalankan kewaspadaan standar ketika menangani pasien yang
meninggal akibat penyakit menular dan tetap menaati aturan yang sudah di buat guna menanggulangi penularan virus (Kemenkes.RI, 2020).
2.5 Kebijakan Kesehatan Masyarakat 2.5.1 Pengertiang Kebijakan
Kebijakan pada dasarnya adalah suatu keputusan yang dimaksud untuk mengatasi permasalahan tertentu, untuk melakukan kegiatan tertentu, yang melakukan kegiatan tertentu, atau untuk mencapai tujuan tertentu, yang dilakukan oleh lembaga pemerintah yang berwenang dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan negara dan pembangunan bangsa. Batasan tentang kebijakan publik diberikan oleh Thomas R. Dye dalam Ayuningtyas (2014). Menurut Fredrich dalam Agustino (2017) kebijakan adalah serangkaian tindakan atau kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinankemungkinan (kesempatan-kesempatan) dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
2.5.2 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pusat kesehatan masyarakat atau sering disebut dengan Puskesmas adalah salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan (PERMENKES Nomor 75 Tahun 2014).
Puskesmas sebagai ujung tombak dan sekaligus sebagai tolok ukur pelayanan publik di bidang kesehatan, merupakan salah satu pilar dalam memenuhi tuntutan masyarakat.
Agar Puskesmas menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan.
Penilaian keberhasilan Puskesmas dapat dilakukan oleh internal organisasi Puskesmas itu sendiri, yaitu dengan “Penilaian Kinerja Puskesmas” yang mencakup manajemen sumber daya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan (PERMENKES RI No. 46 Tahun 2015)
2.6 Intervensi Mandiri Keperawartan Untuk Kelompok
Secara makro, psikologi klinisdapat menyumbangkan konsep yang ada pada sistem yang akan dituju untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Banyak sekali konsep dalam psikoterapi yang dapat dialihkan untuk unit di luar perorangan. Misalnya psikodrama yang dapat diterapkan pada organisasi. Salah satu ciri psikologis klinis makro adalah penggunaan konsep dalam psikologi klinis untuk unit yang lebih besar seperti organisasi, masyarakat, sistem yang ada dan kebijakan. Ciri lain yang tidak kalah penting adalah kerjasama dengan disiplin lain, birokrat, dan masyarakat itu sendiri. psikologis klinis makro juga dapat disamakan dengan psikologi komunitas.
Persamaanya adalah pada sistem di luar individu yang menjadi unit kerja dan unit analisis.
2.6.1 Intervensi Individual
Plante (2011) mengemukakan bahwa intervensi individual merupakan metode yang terlatih dan metode yang paling umum dalam psikoterapi. Intervensi individual merupakan kegiatan psikoterapi yang melibatkan seorang ahli terapi yang menjadi penolong bagi kliennnya yang mengalami masalah, tingkah laku, kualitas hidup dan lainlain. Psikoterapi individual digunakan untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan melibatkan interaksi antara seorang ahli terapi dan si klien.
Mappiare (2010) mengemukakan bahwa psikoterapi individual adalah penempatan individual pasien/klien sebagai sasaran penyembuhan dalam seting hubungan antarpribadi dengan terapis.
Pomerantz (2013) mengemukakan bahwa intervensi individual merupakan terapi yang berfokus pada hubungan interpersonal.
Kaplan, Sadock, dan Grebb (2010) mengemukakan bahwa psikoterapi individual adalah dalam terapi individual pasangan yang menikah diperiksa oleh ahli terapi yang berbeda, yang tidak berkomunikasi satu sama lain dan mungkin tidak saling mengetahui satu sama lainnya. Tujuan dari terapi ini adalah untuk memperkuat kapasitas adaptif masing-masing pasangan.
2.6.2 Keuntungan Terapi Individu
Terapi individu menawarkan beberapa keuntungan, diantaranya ialah : a. Kerahasiaan masalah klien paling mudah dijaga dalam terapi individu.
b. Klien menerima perhatian satu-satu dari terapis, dan ini memungkinkan terapis untuk sangat teliti dalam memahami masalah spesifik klien dan dalam mengembangkan pendekatan individual untuk membantu klien.
c. Tingkat analisis dan pengobatan bisa jauh lebih intens dan komprehensif dalam terapi individu dibandingkan dengan terapi kelompok.
d. Kecepatan terapi dapat disesuaikan dengan klien tertentu. Ini dapat dipercepat dalam kasus di mana klien dapat menangani intervensi yang lebih fokus dan intens, atau dapat diperlambat dalam kasus di mana klien membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dan bergerak perlahan.
e. Aliansi terapeutik, yang mengacu pada hubungan kerja antara klien dan terapis, paling kuat dalam terapi individu. Penelitian yang menyelidiki komponen terapi yang efektif secara konsisten menunjukkan bahwa aliansi terapeutik adalah komponen kunci dari intervensi terapi yang berhasil.
f. Terapi individu memungkinkan pengembangan kesadaran diri dengan mendiskusikan masalah dan mendapatkan umpan balik dari terapis.
g. Klien dapat mengatur waktu untuk sesi terapi yang paling sesuai dengan jadwal mereka.
h. Sesi terapi bisa diatur lebih cepat, jika diperlukan.
i. Terapi individu memungkinkan pengembangan keterampilan komunikasi pada individu yang membutuhkan bantuan dengan keterampilan ini.
2.6.3 Intervensi Kelompok
Intervensi atau terapi kelompok adalah suatu bentuk perawatan di mana orang-orang yang mengalami gangguan emosi ditempatkan dalam sebuah kelompok, dipandu oleh satu atau lebih terapis dengan tujuan membantu individu untuk membawa perubahan pada diri mereka.
Joseph Hersey Pratt dikenal sebagai bapak terapi kelompok. Pada tahun 1905, ia memulai pekerjaannya dengan sekelompok pasien yang terdiri dari delapan pasien tuberkulosis paru di Greater Boston. Dia mengadakan kelas instruksi perawatan umum untuk pasien tuberculosis. Dia memperhatikan dampak dari pengalaman ini pada keadaan emosi mereka dan memungkinkan mereka untuk mendiskusikan masalah umum mereka. Pratt melaporkan hasil yang sangat positif dari jenis pengobatan baru ini. Ini dikenal sebagai kelompok terapeutik pertama yang terorganisir secara formal dalam literatur.
Terapi kelompok dianggap sebagai salah satu modalitas perawatan psikososial yang menjanjikan yang dipraktikkan dalam pengaturan klinis untuk orang dengan masalah emosional atau masalah kesehatan mental oleh profesional kesehatan mental yang berkualifikasi seperti psikiater, psikolog klinis, perawat psikiatris, pekerja sosial psikiatri dan terapis okupasi yang mengkhususkan diri dalam bidang mental.
kesehatan. Terapi kelompok bertujuan untuk mengurangi gejala seperti gejala negatif, motivasi yang buruk, serta peningkatan fungsi sosial, penyesuaian yang lebih baik dan peningkatan keterampilan hubungan interpersonal.
2.6.4 Jenis Grup dalam terapi Kelompok
Jenis grup yaitu grup terbuka dan grup tertutup tergantung pada apakah anggota grup yang sama melanjutkan sesi, atau apakah ada anggota yang dapat bergabung ke dalam grup. Selain itu, kelompok dapat didefinisikan sebagai homogen (anggota dengan karakteristik serupa) atau heterogen (karakteristik variabel).
2.6.5 Tujuan Terapi Kelompok
Terapi kelompok dapat memiliki berbagai fungsi. Mereka bisa menjadi:
a. Perbaikan b. Pembangunan c. Edukatif d. Pencegahan e. Rekreasi f. Terapeutik
BAB 3
GAMBARAN AGREGAT DAN ANALISIS MASALAH
3.1 Gambaran Agregat
MODEL COMMUNITY AS PARTNER No Pokok
Kajian Komponen Item Pertanyaan Sumber data Metode
Variable Sub Variable 1 Community
Core: Sejarah desa (wawancara TOMA)
Apa yang dapat dikumpulkan dengan melihat lingkungan yang akan diobservasi (Bentuk bangunan apakah ada bangunan lama atau tua)?
1. Bagaimana asal usul daerah/ desa?
2. Sudah berapa lama anda tinggal disini?
3. Siapa tokoh pendiri daerah/ desa ?
4. Apakah ada perubahan terhadap daerah ini?
5. Apakah penyakit yang paling banyak dialami oleh warga ?
6. Apakah terdapat penduduk datangan di wilayah ini?
Data Primer dan
Data Sekunder Winshield Survey
Demografi Jumlah penduduk Jumlah KK
1. Berapa jumlah keseluruhan warga di daerah ini ? 2. Berapa usia rata - rata penduduk di daerah ini ? 3. Berapa jumlah kepala keluarga yang tercatat
dalam daerah ini?
Data Sekunder dan Tersier
Winshield Survey
Etnik/suku Ras atau suku sebagaian besar masyarakat Aktifitas kesukuan
4. Apa saja tanda yang terlihat dari kelompok budaya yang berbeda?
5. Apa saja suku yang terdapat di lingkungan penduduk ?
Data Primer dan Data Sekunder
Winshield Survey
Nilai dan kepercayaan
Rumah ibadah Tempat kegiatan keagamaan Kebiasaan masyarakat Persepsi masyarakat tentang sakit
1. Apakah ada gereja, masjid, kuil, atau tempat peribadatan lain?
2. Apakah umumnya keyakinan yang dianut homogen atau heterogen? Bagaimana keadaan lingkungan di sekitarnya?
3. Apakah ada taman dengan bunga?
4. Apakah ada budaya atau kebiasaan yang umumnya dilakukan keluarga di daerah ini untuk mengatasi masalah kesehatan
5. Pada umumnya warga di lingkungan tersebut memiliki keyakinan apa?
Data Sekunder dan Tersier
Winshield Survey
2 Sub
sistem: Lingkungan Lingkungan fisik Mapping area (batas wilayah) Fasilitas umum Lingkungan terbuka
1. Apakah lingkungan rumah warga berada dekat daerah pabrik, kali/sungai/tanggul/waduk atau sejenisnya?
2. Apakah ada tempat pembuangan sampah umum bagi warga dan bagaimana cara warga mengelola tempat pembuangan sampah tersebut ?
3. Apakah terdapat warga yang merokok dan berapa banyak persentase perokok di daerah ini ?
4. Apakah terdapat saluran air di lingkungan ini?
Dan apakah saluran air tersebut berfungsi dengan baik untuk mencegah banjir ?
5. Apakah lingkungan rumah terpapar asap rokok.?
Data primer
Winshield Survey
Pelayanan kesehatan dan
sosial Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia didesa
1. Apakah ada pusat pelayanan kesehatan masyarakat terdekat di lingkungan ini?
2. Jika ada, apakah warga sudah dapat
Data Primer dan Data Sekunder
Interview dan
Aktivitas sosial yang terlihat Struktur POKJA Kes yang ada didesa
Tersedianya dana untuk penanggu- langan keadaan darurat bagi warga
Jaminan Kesehatan
menggunakan fasilitas kesehatan dengan baik ? 3. Apakah pernah ada petugas kesehatan yang
melakukan penyuluhan tentang kesehatan dilingkungan ini?
4. Apakah ada pelayanan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk warga di lingkungan ini?
5. Bila ada, kapan dilakukannya?
6. Apakah mudah untuk warga dapat memperoleh obat – obatan ketika warga mengalami sakit ?
Literatur Review
Ekonomi Industri yang ada Toko, pasar, pedagang keliling Pekerjaan
mayoritas Pengangguran
1. Apa saja mata jenis pencaharian masyarakat di lingkungan ini ?
2. Bagaimanakah pandangan masyarakat terhadap lingkungan sekitar dan keluarga.
3. Seberapa sering masyarakat mengikuti kegiatan sosial di lingkungan ini ?
4. Seberapa banyak masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan dilingkungan ini ?
Data Primer Interview
Transportasi dan
Keamanan Transportasi yang digunakan masyarakat didesa pada umumnya
Ketersediaan transportasi
1. Transportasi apakah yang biasanya digunakan masyarakat ?
2. Apakah lingkungan ini memiliki unit keamanan dan bagaimana sistem kerjanya ?
3. Adakah ketersediaan transportasi umum untuk masyarakat dan bagaimanakah akses jalan yang
Data Primer dan data Sekunder
Winshield Survey
publik
Unit Keamanan yang ada di desa
dilalui oleh kendaraan tersebut?
Politik dan pemerintahan
Ditemukan adanya tanda- tanda aktivitas politik
Keterlibatan masyarakat dalam pengam- bilan keputusan Fasilitas
pemerintahan yang terdapat di desa
1. Bagaimna masyarakat lingkungan ini menyikapi perbedaan pendapat atau golongan politik dilingkungan ini ?
2. Apakah masyarakat dilingkungan ini menggunakan suaranya dengan baik ?
3. Apakah warga (aktif) ikut serta dalam setiap proses pemilihan yang diselenggarakan di daerah ini ?
4. Apakah ada sekretariat atau kantor yang digunakan untuk memfasilitasi urusan pemerintahan (Rw,Rt,dll) di lingkungan ini
Data Primer Survey Data dan Interview
Komunikasi Tempat berkumpulnya masyarakat Media komunikasi Formal Informal Cara masyarakat mendapatkan informasi kesehatan
1. Apakah terdapat sarana komunikasi bagi masyarakat dalam memperoleh informasi tentang kesehatan?Jika ada, dalam bentuk apa?
2. Adakah tempat yang digunakan sebagai sarana/prasarana yang digunakan masyarakat untuk kegiatan sosial/penyuluhan?
Data Primer
Survey Data
Pendidikan Fasilitas pendidikan formal Fasilitas
1. Adakah fasilitas pendidikan formal untuk masyarakat dilingkungan ini? Jika ada, apa saja jenis fasilitas pendidikan yang disediakan dan adakah fasilitas kesehatan yang
disediakan didalamnya ?
pendidikan informal Fasilitas pelayanan
kesehatan pendidikan
2. Adakah fasilitas pendidikan informal yang tersedia dilingkungan ini ?
Rekreasi Fasilitas tempat bermain bagi anak
Tempat masyarakat menghabiskan waktu luang Lapangan yang dapat digunakan
1. Apakah ada tempat rekreasi bagi warga masyarakat untuk menghabiskan waktu luang dan kumpul bersama ?
2. Apakah tempat rekreasi tersebut dimanfaat dengan baik oleh warga masyarakat dilingkungan ini ?
Data Primer dan Data Sekunder
Survey Data
3 Persepsi Warga 1. Bagaimana perasaan warga masyarakat tentang
komunitas?
2. Apa yang warga identifikasi sebagai kekuatannya?
3. Tanyakan beberapa orang dari kelompok masyarakat yang berbeda (misalnya, berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan) dan catat siapa yang memberikan jawaban apa.
Data Primer Interview
Persepsi Perawat/Petugas Pernyataan umum tentang “kesehatan masyarakat”
di wilayah ini. Apa kekuatannya? Masalah atau
potensi masalah apa yang dapat diidentifikasi? Data Primer -
Data Statistik Kesehatan Penduduk di Wilayah Rt 006/Rw 002 Duri Kepa Kecamatan Kebon Jeruk
Data statistik diperoleh melalui hasil survey dalam bentuk Quesioner/Angket yang disebarkan kepada seluruh penduduk (masing - masing keluarga) yang tinggal dan memiliki rumah di wilayah Rt 006/Rw 002 Duri Kepa Kecamatan Kebon Jeruk. Pertanyaan - Pertanyaan yang digunakan didalam survey mengacu pada Gambaran Agregat;seperti yang telah dijabarkan pada poin 3.1. Hasil data survey yang terkumpul akan digunakan dalam menganalisa data terkait masalah kesehatan yang ada di tengah masyarakat wilayah Rt 006/Rw 002 Duri Kepa Kecamatan Kebon Jeruk untuk kemudian digunakan dalam penentuan prioritas masalah dan penyusunan rencana/intervensi untuk penanganannya
Data Pengkajian Kesehatan Komunitas/ Masyarakat yang diperoleh, Sbb : 1. DATA MASYARAKAT
Nama Ketua RW : Bapak Ahmad Yadi, S.Sos RW : 02
Jumlah RT: 8
Kelurahan : Duri Kepa Kecamatan : Kebon Jeruk Kabupaten/Kota : Jakarta Barat 2. INTI KOMUNITAS
a. Sejarah
Duri Kepa adalah Salah satu kelurahan yang berada diwilayah kecamatan kebon jeruk kota Jakarta barat provinsi dki Jakarta,kelurahan duri kepa terdiri dari 14 RW dan 135 RT,Adapun batas wilayahnya adalah bagian utara kedoya utara, bagian timur tanjong duren utara, bagian selatan kebon jeruk, bagian barat kedoya utara dan kedoya selatan.
Di kelurahan duri kepa tepatnya di RW 02 terdapat beberapa universitas seperti Universitas ukrida, universitas esa unggul. Ketua RT 06 mengatakan dahulu lingkungan RT 06 selalu mengalami kebanjiran setinggi 1 meter, banjir tersebut berasal dari sungai yang ada di dekat pemukiman warga. Tetapi sekarang setelah ada perbaikan saluran drainase banjir tidak pernah masuk kedalam lingkungan RT 06 hanya masuk ke daerah pinggir sungai saja walaupun air masuk paling tidak hanya setinggi 30 cm dan cepat surut. Lingkungan wilayah RT 06 memiliki risiko dan pernah mengalami kebakaran karena posisi rumah warga saling berdekatan satu sama lain dan
memiliki akses jalan yang sangat sempit yang hanya bisa dilalui 2-4 orang saja dalam waktu bersamaan.
b. Demografi :
RT 06 memiliki jumlah populasi Kepala Keluarga sebanyak 300 KK dengan perolehan tersebut responden yang didapat menggunakan rumus lovin ialah:
Dari perhitungan diatas diketahui; telah terkaji 75 Keluarga dari total keseluruhan 300 warga penduduk yang tinggal di wilayah Rt 06 Rw 02 Duri Kepa. Data ini diperoleh dari wawancara bersama tokoh masyarakat (ketua Rt) serta data demografi masyarakat dari pihak puskesmas wilayah Duri Kepa.
Persentase data yang akan diuraikan dibawah ini berdasarkan data yang diperoleh dari survey yang ditujukan kepada setiap kepala keluarga dari 75 keluarga yang ada untuk menggambarkan kondisi dan kesehatan keluarga yang dipegang serta gambaran lingkungan dan masyarakat melalui jawaban yang diberikan pada setiap pertanyaan yang ada pada lembar survey/angket yang telah disebarkan.
n =N.(dN2)+1 n =300.(0,1)+1300
300 300.(0,1)+1
300
300.(0,1)+1= 300300300444 = 75
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari total 75 kepala keluarga, 82,67% peran kepala keluarga dijalankan oleh laki - laki dengan rata rata usia terbanyak yaitu 36 - 45th; 20 kk (26,67%)., dan 17,33% peran sebagai kepala keluarga dijalankan oleh wanita dengan rata rata usia terbanyak yaitu 46 - 55th; 5 kk (6,67%).
Seperti yang terlihat pada diagram diatas, pekerjaan yang paling banyak dikerjakan oleh para kepala keluarga di wilayah Rt 06 Rw 02 Duri Kepa adalah sebagai Buruh dengan persentase 30,67%.
Tipe - tipe deluargadi wilayah Rt 06 Rw 02 Duri Kepa., n = 75
Berdasarkan perhitungan diagram diatas, dapat diketahui sebagian besar keluarga di Rt 06 berada pada tahap keluarga dengan anak dewasa yaitu sebanyak 40,0% (30 keluarga).
Kualitas kebersihan lingkungan dan rumah
Pemanfaatan Fasilitas layanan Kesehatan
Tingkat kesehatan keluarga dari ke-75 keluarga
3.2 Analisa Masalah
No Data Problem (S , O) Masalah
1 DS :
Dari hasil pengkajian 8 agregat untuk agregat usia dewasa didapatkan data :
Berdasarkan karakteristik usia responden memiliki rata rata usia terbanyak yaitu 36 - 45th (26,67%); untuk j.k laki laki dan ., dan rata rata usia wanita terbanyak yaitu 46 - 55th;(6,67%).
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Di lingkungan RW 02 memiliki saluran pembuangan tertutup lancar. Jarak sumber air dari pemukiman lebih dari 10 meter. Setiap Rumah warga memiliki saluran pembuangan air. Pembuangan limbah pada lingkungan ini di selokan
Jumlah warga RT 006 yang telah di vaksin terbanyak Sinovac (68.9%),
Perilaku Kesehatan cenderung beresiko
Astra-zineca (20.3%), moderna;(5.4%) dan Pfizer (5.4%)
Persentase jumlah warga RT 006 yang teridentivikasi telah mendapatkan vaksin untuk ketiga vaksin, diantaranya: Vaksin dosis pertama sebanyak (1,4%), Vaksin dosis kedua (77%) dan untuk vaksin dosis ketiga ialah (21,6%)
DO :
Observasi yang dilakukan terkait dengan hasil survey ditemukan masih ada warga yang membuang sampah tidak pada tempat sampah yang sudah disediakan.
Kurangnya kepatuhan warga
menerapkan protocol Kesehatan yaitu tidak memakai masker, tidak menjaga jarak.
Saat dilakukan observasi di RT 06 ditemukan banyak warga yang mulai abai terhadap penerapan protocol Kesehatan
Tidak semua rumah menyediakan fasilitas kebersihan tangan
2 DS:
Fasilitas pelayanan kesehatan yang di miliki RT 06 adalah Posyandu Guji Baru, Masjid, dan Warga biasanya melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Kelurahan Duri Kepa
DO :
Berdasarkan observasi ditemukan data bahwa masih ada warga yang tidak melakukan pemeriksaan di puskesmas bila sakit dengan alasan takut
Masih ditemukan warga/keluarga yang memilih membeli obat di warung Ketika sakit
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
3.2.1 Daftar Diagnosis
1. Perilaku Kesehatan cenderung beresiko.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan.
3.3 Prioritas Masalah Kesehatan
Diagnosis Komponen Jumlah Prioritas
1 2 3 4 5 6 Ke
1 3 3 3 4 3 3 19 1
2 2 2 3 3 3 2 15 2
3
Komponen penilaian skoring tersebut meliputi:
1. Kesadaran masyarakat terhadap masalah
2. Motivasi masyarakat untuk menyelesaiakan masalah 3. Kemampuan masyarakat untuk menyelesaikan masalah 4. Tersedianya fasilitas di masyarakat
5. Derajat keparahan masalah (Bobot = 7) 6. Waktu untuk menyelesaiakan masalah
Bobot: 1-10
1 = Sangat Rendah 10 = Sangat Tinggi
3.4 Perencanaan Keperawatan
DEFINISI DIAGNOSIS NOC NIC
KODE DIAGNOSA KODE KRITERIA HASIL KODE INTERVENSI
Hambatan kemampuan untuk mengubah gaya hidup/perilaku dalam cara yang memperbaiki tingkat kesejahteraan
00188 Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
1602 160201
160202
Prevensi Primer
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam waktu 1 kali pertemuan, kelompok / populasi memiliki kemampuan prevensi primer dengan luaran (outcome) dan kriteria hasil sebagai berikut:
Domain (IV):
Pengetahuan tentang kesehatan Kelas (Q):
Perilaku Sehat Outcome:
Perilaku promosi kesehatan di tingkatkan ke perilaku sering menunjukkan dengan indikator:
1. Masyarakat Agregat dapat menggunakan perilaku untuk menghidari risiko seperti program pencegahan dengan 5 M
2. Masyarakat Agregat dapat mengidentifikasi risiko yang diakibatkan oleh lingkungan yang
5510
Prevensi Primer Domain 3:
Perilaku Kelas S:
Pendidikan Pasien Intervensi:
Pendidikan Kesehatan
1. Targetkan sasaran kelompok risiko yaitu agregat dewasa yang akan diberikan edukasi
2. Identifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk berperilaku sehat misalnya tidak menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak serta perilaku tidak sehat lainnya
3. Gunakan strategi penyuluhan penyuluhan dalam memberikan edukasi
4. Gunakan sarana pendukung
160207
kotor
3. Masyarakat Agregat dapat menerapkan program 5 M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) untuk menurunkan risiko terinfeksi covid-19
yang dibutuhkan dalam edukasi 5. Berikan edukasi terkait
pencegahan penyebaran covid- 19
6. Ajarkan cara mencuci tangan 6 langkah
1908 190801
190805
Prevensi Sekunder
Setelah dilakukan pembinaan 1x diharapkan masyarakat agregat usia anak sekolah mampu mengontrol resiko penularan covid-19
Domain (IV):
Pengetahuan tentang kesehastan dan perilaku
Kelas (T):
Kontrol Resiko dan keamanan Outcome:
Deteksi resiko ditingkatkan ke sering menunjukkan
1. Masyarakat Agregat mampu mengenali tanda dan gejala yang mengidikasikan resiko covid-19 2. Masyarakat Agregat mampu
mengikuti skrinning kesehatan yang dianjurkan untuk mengidentifikasi covid-19
3. Masyarakat dapat memanfaatkan
6610
Prevensi Sekunder Domain 4:
Keamanan Kelas V:
Manajemen Resiko Intervensi:
Identifikasi Resiko
1. Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu yang menunjukkan adanya penyakit atau masalah kesehatan keperawatan serta perawatannya
2. Kaji ulang data yang menunjukkan risiko terjadinya penularan covid-19
3. Anjurkan kepada masyarakat untuk menerapkan 3 M untuk mencegah tertularnya covid-19
190809
190812
sumber-sumber untuk dapat mengetahui resiko kesehatan pribadi seperti pelayanan kesehatan
4. Mendapatkan informasi terkait perubahan gaya hidup untuk kesehatan
1632
163201
163202
163207
Prevensi Tersier
Setelah dilakukan pembinaan 1x diharapkan masyarakat mampu menerapkan program yang diberikan
Domain (IV):
Pengetahuan tentang kesehatan dan perilaku
Kelas (Q):
perilaku sehat Outcome:
Perilaku patuh: aktivitas yang disarankan ditingkatkan ke sering menunjukkan perilaku patuh
1. Masyarakat mampu membahas aktivitas rekomendasi professional kesehatan
2. masyarakat mampu mengiden- tifikasi manfaat dari aktivitas fisik
Mampu mengidentifikasi gejala
6484
Prevensi Tersier Domain 6:
Sistem Kesehatan Kelas (B):
Manajemen Informasi Intervensi:
Rujukan
1. Diskusikan bersama masyarakat terkait dengan aktivitas yang dapat dilakukan seperti aktivitas olah raga dan kebersihan lingkungan serta fasilitas yang dapat dimanfaatkan.
2. Diskusikan dengan masyarakat terkait dengan tanda dan gejala yang perlu dilaporkan kepada petugas kesehatan.
3. Sarankan kepada masyarakat untuk mengunjungi atau melakukan konsultasi ke fasilitas kesehatan penanganan covid-19.
yang perlu dilaporkan Ketidakmampuan
mengidentifikasi, mengelola, dan atau mencari bantuan untuk mempertahanka
kesejahteraan.
00099 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
2808 280801
280808 280809
Prevensi Primer
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam waktu 1 kali pertemuan, kelompok / populasi memiliki kemampuan prevensi primer dengan luaran (outcome) dan kriteria hasil sebagai berikut : Domain (VII)
Kesehatan komunitas Kelas (BB)
Kesejahteraan komunitas Outcame :
Keefektifan program komunitas 1. Tujuan program konsisten dengan
pengkajian komunitas meningkat 2. Tingkat partisipan meningkat 3. Pengurangan resiko kesehatan
bagi masyarakat RW 02 RT 06 kelurahan duri kepa
8510
6484
Prevensi Primer Domain 7 : Komunitas Kelas c :
Peningkatan kesehatan komunitas Intervensi :
Dukungan kesehatan komunitas Bantu Keluarga agregat untuk melakukan control kesehatan secara rutin
Manajemen lingkungan : Masyarakat
1. Lakukan program edukasi untuk kelompok agregat
2. Monitor status resiko kesehatan yang sudah diketahui
Prevensi Sekunder
Setelah dilakukan pembinaan 1x diharapkan masyarakat mampu melakukan tindakan skrining pemeriksaan kesehatan
Domain VII
Kesehatan Komunitas
Outcame 6520
Prevensi Primer Domain 7 : Komunitas Kelas d :
Skrining kesehatan Intervensi
Skrining Kesehatan
1. Tentukan populasi pemeriksaan
2807
280701 280702
280706
Keefektifan skrining kesehatan komunitas
1. Identifikasi kondisi berisiko tinggi yang umum di masyarakat 2. Identifikasi kondisi yang bisa
mendapatkan dari deteksi dini dan pengobatan
3. Identifikasi kebutuhan skrining untuk masyarakat rw02 rt 06
kesehatan pada masyarakat 2. Jadwalkan pertemuan untuk
meningkatkan efisiensi
3. Ukur tekanan darah, suhu badan, tinggi badan, berat badan,
2808 280810
Prevensi Tersier
Setelah dilakukan pembinaan 1x diharapkan agregat usia anaka sekolah mampu menerapkan program yang diberikan :
Domain VII :
Kesehatan Komunitas Outcome
Kefektifan program komunitas Peningkatan status kesehatan masyarakat rw02 rt06
7970
Prevensi Primer Domain 7
Komunitas Kelas c
Peningkatan Kesehatan komunitas Intervensi
Monitor kebijakan kesehatan 1. Tentukan dampak positif dari
kebijakan kesehatan terhadap standar prktek keperawatan 2. Bantu masyarakat untuk men-
dapatkan informasi mengenai perubahan saat ini dan yang diusulkan dalam kebijakan mendatang serta standar dan implikasi terkait dengan hasil akhir mengenaik kesehatan
3.5 Implementasi, Evaluasi, dan Rencana Tindak Lanjut
No Hari/tgl/Jam Diagnosis Kegiatan Evaluasi Analisis
1 Sabtu, 16 April
2022/ 10:00 Defisensi Kesehatan Komunitas
Training of Trainer
dalam rangka
Peningkatan Kapasitas Kader RW 02
1. Jumlah peserta 16 orang 2. Hasil yang dicapai:
proses, hasil
3. Nilai yang dapat diukur;
misalnya hasi pre test
dan post tes,
kemampuan yang
dicapai, presentasi keberhasilan
S (Kekuatan):
W (Kelemahan):
O (Peluang):
T (Ancaman):
BAB 4
PEMABAHASAN DAN IMPLIKASI
4.1 Pembahasan
Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas.
Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ratih Dwi Ariani, 2015) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat episodik. (Effendi &
Makhfudli, 2010)
Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada proses keperawatan komunitas di klinik keperawatan yaitu: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, pembahasan inipun mengacupada analisis SWOT (Strength atau kakuatan, Weakness atau kelemahan, Oppurtunity atau kesempatan dan Threat atau ancaman).
4.1.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien menurut Lyer et al (1996, dalam Setiadi, 2012).
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya (Manurung, 2011). Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan menurut Effendy (1995, dalam Dermawan, 2012)
Analisa SWOT (Gürel & Tat, 2017):
a. Strength atau kekuatan
Strength merupakan sumber daya dengan kata lain resources, kemampuan atau skill, serta keunggulan perusahaan yang memiliki hubungan dengan kompetitor suatu perusahaan. Kekuatan merupakan keunggulan kompetitif untuk organisasi di pasar.
b. Weakness atau kelemahan
Weakness yaitu keterbatasan sumber daya dalam perusahaan baik dalam kemampuan, serta kapabilitas yang secara lamgsung menurunkan tingkat kinerja perusahaan.
Kelemahan tersebut berupa fasilitas yang tidak baik, sumber daya keuangan yang kurang memadai, kemampuan dalam manajemen serta kemampuan pemasaran yang lemah.
c. Opportunities atau peluang
Opportunities yaitu suatu kondisi yang menguntungkan perusahaan. Meningkatnya teknologi, semakin baiknya hubungan perusahaan dengan pembeli menjadi salah satu gambaran opportunities untuk perusahaan.
d. Threats atau ancaman
Threats yaitu suatu kondisi yang tidak baik atau tidak memberi keuntungan untuk perusahaan. Ancaman adalah pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan Peraturan baru dari pemerintah atau yang telah diganti dapat menjadi salah satu ancaman perusahaan dalam meraih tujuan.
4.1.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga. yaitu mengetahui problem (masalah), etiologi (penyebab), support sistem (hal yang mendukung pasien sehingga dilakukan discharge planning).
4.1.3 Perencanaan
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan pasien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD yaitu:
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjukan setelah pulang.
b. Environment (lingkungan)
Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kelanjutan perawatannya
c. Treatment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah pasien pulang, yang dilakukan oleh pasien dan anggota keluarga.
e. Health teaching (pengajaran kesehatan)
Pasien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan, termasuk tanda dan gejala yang mengidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatan tambahan.
f. Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan yang berklanjutan.
g. Diet pasien
Sebaiknya pasien dan keluarga diberitahu tentang pembatasan pada dietnya dan pasien sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4.1.4 Implementasi
Implementasi dalam discharge planning adalah pelaksanaan rencana pengajaran referal.
Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawatan dan ringkasan pulang (discharge summary). Inturksi tertulis diberikan kepada pasien.
Demonstrasi ulang harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang digunakan di rumah.
4.1.5 Evaluasi
Evaluasi sangat penting dalam proses discharge palanning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai.
Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam evariabel:
a. Derajat penyakit.
b. Hasil yang diharapkan dari perawatan.
c. Durasi perawatan yang dibutuhkan.
d. Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan.
e. Komplikasi tambahan.
f. Ketersediaan sumber-sumber untuk mencapai pemulihan.
4.2 Implikasi
Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan. Berbagai macam rintangan harus dilalui oleh bangsa Indonesia bahkan oleh seluruh dunia. Rintangan yang cukup berat dan dalam jangka waktu cukup lama yang harus dilalui seluruh umat manusia yaitu pandemi Covid-19. Informasi pertama dari munculnya pandemi ini yaitu dari negara China. Menurut pemerintah China, awal mula virus yang menyebabkan penyakit Covid- 19 ini berasal dari pasar basah yang menjual berbagai macamhewanyang biasa dikonsumsi oleh orang China seperti tikus, kelelawar, dll (Handayani, 2020: 120)
Pemerintah mengeluarkan banyak kebijakan baru yang dikarena kan adanya Covid-19 ini. Hampir seluruh sektor yang digunakan untuk menopang kebutuhan hidup manusia memiliki kebijakan baru. Kebijakan tersebut dibuat oleh pemerintah terutama oleh menteri-menteri yangbersangkutan di bidangnya, termasuk di sektor pendidikan. Di sektor pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia(Kemendikbud RI) membuat kebijakan baru dengan mengeluarkan beberapa surat edaran mengenai aturan-aturan yang harus dilaksanakan oleh sekolah pada masa pandemi Covid-19. Surat edaran tersebut diantaranya yaitu Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor 36962/MPK.A/HK/2020, Surat Edaran Direktorat Jenderal PendidikanTinggi No 302/E.E2/KR/2020, Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020, Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020, Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020, danSurat Edaran Nomor 15 Tahun 2020.
a. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapa menularkan COVID-19). Apabila menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.
b. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan
sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor risiko penyakit. Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi rentan seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, kondisi immunocompromised/penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia, anak-anak, dan lain lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan fasilitas umum.