• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Diagnosis Diare 10

Diagnosis diare akut berdasarkan gejala klinis yang muncul. Dibutuhkan informasi tentang kontak dengan penderita gastroenteritis, frekuensi dan

konsistensi buang air besar dan muntah, intake cairan dan urine output, riwayat perjalanan, penggunaan antibiotika, dan obat-obatan lain yang bisa menyebabkan diare.7,25

Pemeriksaan fisik pada diare akut untuk menentukan beratnya penyakit dan derajat dehidrasi yang terjadi. Evaluasi lanjutan berupa tes laboratorium tergantung lama dan beratnya diare, gejala sistemik, dan adanya darah di feses. Pemeriksaan feses rutin untuk menemukan lekosit pada feses yang berguna untuk mendukung diagnosis diare. Jika hasil tes negatif, kultur feses tidak diperlukan. 24

2.6. Prinsip Tatalaksana Penderita Diare

Elemen esensial untuk penanganan anak dengan diare adalah terapi rehidrasi, melanjutkan pemberian makanan, dan menggunakan antimikroba hanya untuk diare berdarah, kolera berat, atau infeksi non-intestinal berat. Pemberian makanan dan menjaga higiene sanitasi mengurangi angka kesakitan diare. 5,34,35

Menurut ketentuan World Health Organization (WHO) dalam revisi keempat tahun 2005 mengenai tatalaksana diare akut pada anak menyebutkan, tujuan pengobatan diare akut pada anak adalah :5

1. Pencegahan dehidrasi bila tidak dijumpai tanda - tanda dehidrasi. 2. Pengobatan dehidrasi bila dijumpai tanda – tanda dehidrasi.

3. Mencegah timbulnya kurang kalori protein dengan cara memberikan makanan selama diare berlangsung dan setelah diare berhenti. 4 Mengurangi lama dan beratnya diare dan mengurangi kekambuhan

diare pada hari - hari mendatang dengan memberikan zink dosis 10 mg sampai 20 mg selama 10 sampai 14 hari.

Dalam tatalaksana ini terlihat yang menjadi prioritas dalam pengobatan diare akut pada anak adalah mengganti cairan tubuh yang hilang, karena penderita diare dapat meninggal akibat penyulit yang ditimbulkannya (dehidrasi dengan segala akibatnya, gangguan keseimbangan elektrolit dan asam-basa).35,36 WHO menganjurkan pemberian oralit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui diare, untuk mencegah dehidrasi (preventif), mengobati dehidrasi (terapi) dan mencegah dehidrasi kembali (maintenance) pada penderita yang dehidrasinya sudah teratasi. Bila pemberian oralit gagal harus diberikan pengganti cairan yang hilang secara intravena dan penderita harus dirawat di rumah sakit. Pemberian cairan didasarkan pada derajat dehidrasi yang terjadi. 5,38,39 Penentuan derajat dehidrasi dapat dilihat pada Tabel 2.1

Setelah rehidrasi selesai, makanan segera diberikan walaupun diare masih terus berlangsung. Tujuannya untuk mencegah terjadinya kurang kalori protein karena anak dengan diare akan kehilangan berat badan sebanyak 1% setiap harinya, mempercepat rehabilitasi mukosa usus yang

rusak dan mengurangi pemecahan lemak dan protein tubuh, sehingga mengurangi pembentukan asam-asam organik dan mencegah terjadinya asidosis metabolik. ASI pada anak yang menderita diare harus tetap diberikan.36,39

Tabel 2.1 Penentuan derajat dehidrasi pada diare 5

GEJALA/ TANDA

KLASIFIKASI DEHIDRASI*

TANPA DEHIDRASI RINGAN-SEDANG BERAT

Keadaan umum Baik, Sadar Gelisah Letargi/Tidak sadar

Mata Normal Cekung Cekung

Rasa haus Minum biasa, tidak

haus

Sangat haus Tidak bisa minum

Turgor kulit Kesimpulan Kembali cepat Tanpa dehidrasi Kembali lambat Dehidrasi ringan-sedang

Kembali sangat lambat

Dehidrasi berat

 Pembacaan tabel dari kanan ke kiri

Kesimpulan: derajat dehidrasi ditentukan bila dijumpai ≥ dua gejala/ tanda pada kolom yang sama.

Folat (pteroylmonoglutamic acid) adalah salah satu vitamin B yang larut dalam air dan terdapat dalam makanan. Asam folat adalah bentuk sintetis dari folat dan dapat ditemukan pada suplemen yang ditambahkan untuk fortifikasi makanan. Asupan folat dapat diperoleh dari makanan, sayuran hijau, buah-buahan, serta produk hati. Kebanyakan folat pada makanan lebih mudah teroksidasi sehingga tidak stabil pada kondisi aerob dari penyimpanan atau proses pengolahan.40,41

Bioavaibilitas folat berupa jumlah folat yang diabsorpsi di usus dan yang digunakan untuk proses metabolik. Bioavaibilitas folat pada makanan hanya sebesar 30% sampai 80% dibandingkan dengan suplemen asam folat.41,42

Folat diabsorpsi sebagai asam folat yang secara transport aktif melewati duodenum dan jejunum oleh proses Na+ coupled carrier mediated

dengan melibatkan brush-border folate binding protein(FBP). Asam folat juga diabsorpsi secara pasif melalui proses difusi, dimana mekanisme ini dapat mengabsorpsi folat sebanyak 20% sampai 30%. Malabsorpsi vitamin ini terjadi pada penyakit yang mempengaruhi mukosa usus.15,42

Sebagian besar folat di tubuh direduksi menjadi polyglutamate, sehingga untuk diabsorpsi harus diubah menjadi bentuk mono atau

di-glutamate. Proses konjugasi ini membutuhkan enzim folyl conjugase.

Konjugasi ini terjadi di mukosa dari proksimal usus halus dan brush border. Aktifitas konjugasi berkurang pada kondisi defisiensi zink atau terpapar

dengan inhibitor makanan. Hilangnya aktifitas konjugasi menyebabkan kerusakan absorpsi folat.15,42

Folat ditransport ke jaringan sebagai derivate monoglutamate dalam bentuk bebas di plasma. Uptakesel pada folat membutuhkan energi dan Na+. Dalam jaringan, FBP yang mengikat folat memainkan peranan yang penting untuk stabilisasi folat dengan mengurangi pemakaian metabolik dan meningkatkan retensi intraseluler.43

Folat memiliki fungsi sebagai kofaktor enzim untuk sintesis

deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA) yang berperan

dalam replikasi sel dan juga dibutuhkan untuk mengubah homosistein menjadi metionin, serta membantu mempertahankan nilai normal asam amino.40,44 Baik dewasa maupun anak-anak membutuhkan folat untuk mempertahankan sel darah merah dan mencegah anemia.42,43

Asam folat juga dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan epitel sel baru dari mukosa usus halus melalui percepatan regenerasi normal dari sel-sel yang rusak akibat diare. Selain itu perbaikan cell-mediated dan imunitas humoral juga membutuhkan asam folat . Defisiensi asam folat tidak hanya menyebabkan diare akibat rotavirus yang bertambah berat pada tikus tapi juga menghambat kenaikan berat badan selama proses penyembuhan.15 Pengobatan defisiensi asam folat dengan pemberian asam folat 5 mg per hari selama empat bulan.12,

Bila mengkonsumsi asam folat secara berlebihan, maka tubuh akan membuangnya melalui sistem urin. Karena keterbatasan serapan asam folat dari makanan sehari-hari, maka disarankan untuk menambahkan asam folat dari sumber makanan lainnya. Sumber tersebut dapat diperoleh dari makanan yang difortifikasi maupun suplemen asam folat.41,42

2.8. Kerangka Konseptual Asam folat Imunitas humoral saluran cerna Diare akut : - frekuensi diare - konsistensi tinja - volume tinja - durasi diare ... : Diobati

: Hal yang diamati dalam penelitian Gangguan transport air

dan elektrolit Higiene sanitasi Perilaku Status pendidikan Tingkat ekonomi Defisiensi asam folat

Kofaktor enzim untuk sintesis DNA dan RNA

Infeksi mikroorganisme (bakteri & virus)

di saluran cerna

Komplikasi : Dehidrasi

Gangguan elektrolit Asidosis metabolik

Dokumen terkait