• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

Bagan 2.3 Diagram Alir Elemen Sistem dengan Feedback

umpan balik sebagai upaya meningkatkan kualitas perubahan sistem dasar untuk lebih dinamis. Tujuan, batasan dan kontrol sistem akan berpengaruh pada input, proses dan output. Input yang masuk dalam sistem akan diproses dan diolah sehingga menghasilkan output. Output tersebut akan di analisa dan akan menjadi umpan balik bagi si penerima dan dari umpan balik ini akan muncul segala macam pertimbangan untuk input selanjutnya, dan siklus ini akan berlanjut dan berkembang sesuai dengan permasalahan yang ada. Dari Output yang dihasilkan memberikan umpan balik sebagai upaya untuk meningkatkan

kualitas input dan proses. Umpan balik terus menerus melakukan perbaikan secara berkelanjutan (Kelly, 2007).

Manajemen memiliki beberapa unsur atau sarana di dalamnya yang dikenal dengan istilah 5M yaitu Man, Money, Machine, Method dan Material. Kelima unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut (Purnastuti and Mustikawati, 2007) :

a. Manusia (Man)

Manajemen melibatkan sumber daya manusia. Peran sumber daya manusia sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia mencakup keseluruhan manusia yang ada di dalam organisasi perusahaan yaitu mereka yang secara keseluruhan terlibat dalam operasional perusahaan.

b. Uang (Money)

Input yang digunakan untuk diproses menjadi barang atau jasa pada organisasi meliputi bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja atau sumber daya manusia, dana atau modal, sistem atau metode serta kewirausahaan. Uang atau dana merupakan bagian dari input dalam proses menghasilkan barang atau jasa.

c. Mesin (Machine)

Mesin merupakan salah satu alat bantu yang sangat vital yang dibutuhkan dalam berbagai aktivitas produksi.

d. Metode (Method)

Metode merupakan salah satu unsur manajemen yang berperan penting dalam kelangsungan organisasi. Unsur yang satu ini berkaitan dengan metode apa yang akan diterapkan guna menjalankan organisasi agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

e. Material

Material merupakan unsur manajemen yang perlu dikelola dengan benar agar dapat berjalan secara efisien.

3. Pelaporan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015) kata melaporkan berarti memberitahukan, laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan; berita. Laporan berkala merupakan laporan rutin yang diberikan secara berkala. Sedangkan pelaporan adalah proses, cara, perrbuatan melaporkan. Maka pelaporan merupakan proses atau cara memberitahukan untuk memperoleh laporan.

H. Definisi Near Miss Incident Reporting (NEMIR) System

Kegiatan keselamatan banyak yang bersifat reaktif dan tidak proaktif, beberapa organisasi menunggu kerugian terjadi sebelum mengambil langkah-langkah pencegahan. Kejadian near miss sering menjadi pemicu untuk menimbulkan kerugian namun seringkali pula diabaikan karena tidak terdapat cidera ataupun kerusakan yang terjadi. Padahal sebagian besar kerugian serius berulangkali terjadi didahului

oleh kejadian near miss (NSC, 2013). Mengenali dan melaporkan near miss dapat meningkatkan keselamatan pekerja dan meningkatkan budaya keselamatan organisasi (NSC, 2013).

Melaporkan semua kejadian yang tidak diinginkan seperti near miss merupakan aspek yang paling penting dari setiap program keselamatan. Semakin banyak near miss yang dilaporkan maka semakin banyak kesempatan untuk menyelidiki, mengidentifikasi dan memperbaiki akar penyebab sebelum kerugian serius terjadi. Berdasarkan perspektif safety management, tujuan spesifik di dalam mengumpulkan dan menganalisis data near miss yaitu untuk mengidentifikasi faktor kemungkinan atau elemen sistem yang dapat menimbulkan kejadian near miss maupun sebagai prekursor kecelakaan kerja di masa mendatang (McKinnon, 2012).

Metode di dalam mengumpulkan data near miss yaitu dengan

reporting-based methods dan observation-based methods. Reporting- based methods merupakan metode yang melibatkan pegawai untuk melaporkan kejadian near miss sebagai bagian dari pekerjaannya dalam mencegah terjadinya kecelakaan di masa mendatang atau untuk melatih dirinya (McKinnon, 2012).

Sedangkan observation-based methods merupakan metode yang melibatkan pegawai yang tidak hanya melaporkan namun melakukan pengamatan terlebih dahulu untuk menyadari dan memahami tindakan dan kondisi apa saja yang ada dalam mengurangi kecelakaan di tempat kerja (McKinnon, 2012).

Informasi tentang sistem pelaporan near miss harus dibuat dan diketahui oleh setiap orang. Sistem komunikasi internal dapat dilakukan sesuai dengan metode yang diterapkan perusahaan. Selain itu, tersedia form untuk melakukan pelaporan sehingga feedback dari sistem yang diimplementasikan berjalan dengan baik (McKinnon, 2012).

Form pelaporan dan pencatatan sebaiknya sederhana atau simple, mudah dibawa dan selalu tersedia. Lembar pelaporan dalam jumlah yang banyak akan menyulitkan pelapor dalam mengisi form. Selain itu, perusahaan perlu memberikan edukasi atau training kepada pekerjanya yang terlibat dalam pelaporan near miss. Berikut ini adalah contoh form pelaporan near miss pada gambar 2.2 (McKinnon, 2012) :

Terdapat kesempatan nyata untuk meningkatkan keselamatan dengan fokus terhadap critical level kejadian near miss. Baik manajer maupun pekerja di perusahaan perlu untuk mengembangkan sistem yang komprehensif yang mampu untuk dapat mendokumentasikan, menganalisis dan memperbaiki kejadian near miss agar dapat mencegah kecelakaan kerja dikemudian hari (McKinnon, 2012).

Di dalam mengimplementasikan sistem pelaporan near miss terdapat beberapa hal sebagai berikut (McKinnon, 2012) :

1) Kebijakan (Policy) merupakan pernyataan resmi organisasi atau perusahaan yang merefleksikan tekad dan komitmen yang dijadikan sebagai landasan utama dan acuan organisasi dalam rangka pencapaian visi dan misi organisasi. Kebijakan yang dibuat berisi tentang bagaimana komitmen perusahaan yang berkaitan untuk melakukan pelaporan.

2) Standar (Standard), terdapat dokumen-dokumen yang mengacu pada standar sistem pelaporan near miss, dimana mendeskripsikan tentang komitmen perusahaan untuk melaporkan dan melakukan investigasi serta tanggung jawab apa saja yang ada. Di dalam menentukan standar terdapat beberapa penjelasan sebagai berikut :

a. Objektif (Objective) adalah menjelaskan metodologi untuk melaporkan dan menginvestigasi non injury

penyebab langsung dan penyebab dasar dari kejadian teridentifikasi serta merekomendasikan pencegahan. b. Referensi (References) dapat berupa kebijakan

organisasi, mengacu pada local safety legislation

(peraturan perundangan tentang keselamatan) dan referensi terkait elemen-elemen safety program yang ada.

c. Definisi (Definitions), mendefinisikan atau menjelaskan istilah-istilah yang terdapat di dalam standar agar mudah dipahami.

d. Peran dan tanggung jawab, setiap pegawai yang diberikan tanggung jawab atau terlibat di dalam pelaporan seharusnya segera memberitahukan supervisor dan menyiapkan temuan bukti atau dokumentasi di lapangan.

e. Isi dan alur prosedur yang berupa urutan langkah pelaksanaan aktivitas.

3) Amnesti (Amnesty), jika manajemen menginginkan sistem pelaporan dapat berjalan dan berkontribusi dengan baik maka mekanisme pelaporan sebaiknya diberlakukan

punishment apabila tidak melaporkan kejadian near miss dan begitu pula sebaliknya akan diberikan reward bila kejadian

4) Kredibilitas (Credibility), perusahaan membangun dan mengkomunikasikan dengan jelas tujuan dari program K3 dengan meningkatkan keterlibatan top management didalam implementasi program. Sistem yang kredibel dan diterima oleh semua pegawai atau pekerja harus mendapatkan dukungan dari pemimpin perusahaan, dimana terdapat partisipasi dari manajemen untuk memperbaiki proses. Sehingga terdapat feedback dan follow up action dalam laporan bahaya yang ditemukan.

I. Kerangka Teori

Setiap perusahaan memiliki kebijakan K3 yang mendukung setiap pelaksanaan kegiatan kerjanya. Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang harus diberikan perlindungan terhadap aspek K3 mengingat ancaman bahaya potensial yang berhubungan dengan pekerjaan. Upaya perusahaan dalam melakukan manajemen terhadap keselamatan kerja salah satunya dengan menerapkan program K3. Tujuan dari program K3 adalah mengurangi cidera, penyakit dan kematian akibat pekerjaan.

Elemen-elemen yang terdapat didalam program yang efektif adalah kepemimpinan manajemen, partisipasi pekerja, identifikasi dan penilaian bahaya, pencegahan dan pengendalian bahaya, pendidikan dan pelatihan, serta program evaluasi dan peningkatan (OSHA, 2013). Melaporkan semua kejadian yang tidak diinginkan seperti unsafe act, unsafe condition dan near miss merupakan aspek yang paling penting

dari setiap program keselamatan. Semakin banyak kejadian yang dilaporkan maka semakin banyak kesempatan untuk menyelidiki, mengidentifikasi dan memperbaiki akar penyebab sebelum kerugian serius terjadi(McKinnon, 2012).

Berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan berupa gambaran sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition di perusahaan maka peneliti menggunakan pendekatan sistem dan NEMIR System. Near Miss Incident Reporting (NEMIR) System merupakan bagian dari program K3 untuk mencegah terjadinya kerugian yang besar atau terjadinya accident. Di dalam mengimplementasikannya diperlukan beberapa hal berikut yaitu kebijakan, standar, amnesti dan kredibilitas (McKinnon, 2012). Sedangkan pendekatan sistem merupakan suatu filsafat atau persepsi tentang struktur yang mengkoordinasikan kegiatan- kegiatan dalam suatu organisasi dengan cara yang efisien dan yang paling baik (Kelly, 2007).

Pencapaian sebuah manajemen dapat terlihat melalui pendekatan sistem, bagaimana elemen-elemen didalamnya terhubung dengan organisasi perusahaannya. Sistem yang paling mendasar dikategorikan dengan tiga elemen yaitu input (masukan), process (proses) dan output

(keluaran) dimana ketiga elemen ini digambarkan melalui diagram sederhana (Bagan 2.4). Pada tahap awal peneliti menentukan komponen- komponen tahap input, selanjutnya terdapat tahap proses dan memperoleh output yang berupa laporan. Berikut ini adalah bagan kerangka teori penilitian (Kelly, 2007) :

Bagan 2.4 Kerangka Teori (Kelly, 2007, McKinnon, 2012)

Proses

1) Pelaksanaan Pelaporan 2) Pemantauan Pelaksanaan 3) Evaluasi Pelaksanaan Pelaporan Input

1) Material (Kebijakan K3, Standar, Form Pelaporan Near Miss, Unsafe Act dan Unsafe Condition)

2) Sumber Daya Manusia/Man (Pekerja Proyek, Pihak Manajemen diantaranya Manajer dan Staff Divisi SHE TWJO)

3) Metode (Metode Pelaporan)

Output Laporan Near Miss,

Unsafe Act dan

43

BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Berpikir

Perlindungan terhadap tenaga kerja berdasarkan aspek K3 harus dilakukan mengingat bahwa terdapat ancaman bahaya potensial yang berhubungan dengan pekerjaan. Upaya perusahaan dalam melakukan manajemen terhadap keselamatan kerja salah satunya dengan menerapkan program K3. Dimana tujuan dari program K3 adalah mengurangi cidera, penyakit dan kematian akibat pekerjaan.

Di dalam program keselamatan salah satu aspek yang paling penting adalah melaporkan semua kejadian yang tidak diinginkan seperti

unsafe act, unsafe condition dan near miss. Semakin banyak kejadian yang dilaporkan maka semakin banyak kesempatan untuk mengidentifikasi, menyelidiki dan memperbaiki akar penyebab sebelum kerugian serius terjadi.

Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai bagaimana gambaran sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition yang terdapat di perusahaan untuk menghindari kecelakaan kerja (accident) yang terjadi dapat terulang di perusahaan yaitu peneliti menggunakan NEMIR System dan pendekatan sistem. NEMIR System

merupakan bagian dari program K3 untuk mencegah terjadinya kerugian yang besar atau accident. Di dalam mengimplementasikannya diperlukan

beberapa hal berikut yaitu kebijakan, standar, amnesti dan kredibitas dan sistem yang paling mendasar dikategorikan dengan tiga elemen, yaitu

input (masukan), process (proses) dan output (keluaran)

Pada tahap awal peneliti menentukan komponen-komponen input berupa sumber daya apa saja yang diperlukan dalam penelitian diantaranya yaitu material, SDM dan metode. Material yang digunakan dalam pelaporan adalah kebijakan K3, standar dan form pelaporan. Metode yang digunakan perusahaan dapat berupa reporting-based methods

dan observation-based methods. Sedangkan SDM yaitu pekerja dan pihak manajemen, baik manajer maupun pekerja di perusahaan perlu untuk terlibat di dalam mengembangkan sistem yang komprehensif yang mampu untuk dapat mendokumentasikan, menganalisis dan memperbaiki kejadian near miss.

Selanjutnya terdapat tahapan proses berupa pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari pelaporan. Dalam tahapan proses untuk mengimplementasikan sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition terdapat beberapa hal sebagai berikut :

1) Kebijakan (Policy) yang dibuat berisi tentang bagaimana komitmen perusahaan yang berkaitan untuk melakukan pelaporan.

2) Standar (Standard), terdapat dokumen-dokumen yang mengacu pada standar sistem pelaporan near miss, dimana mendeskripsikan tentang komitmen perusahaan untuk melaporkan dan melakukan investigasi serta tanggung jawab apa saja yang ada. Di dalam menentukan standar terdapat beberapa penjelasan sebagai berikut :

a. Objektif (Objective) adalah menjelaskan metodologi untuk melaporkan dan menginvestigasi non injury (loss-producing)

accident dan near misses, sehingga penyebab langsung dan penyebab dasar dari kejadian teridentifikasi serta merekomendasikan pencegahan.

b. Referensi (References) dapat berupa kebijakan organisasi, mengacu pada local safety legislation (peraturan perundangan tentang keselamatan) dan referensi terkait elemen-elemen

safety program yang ada.

c. Definisi (Definitions), mendefinisikan atau menjelaskan istilah- istilah yang terdapat di dalam standar agar mudah dipahami. d. Peran dan tanggung jawab, setiap pegawai yang diberikan

tanggung jawab atau terlibat di dalam pelaporan seharusnya segera memberitahukan supervisor dan menyiapkan temuan bukti atau dokumentasi di lapangan.

e. Isi dan alur prosedur yang berupa urutan langkah pelaksanaan aktivitas.

3) Amnesti (Amnesty), jika manajemen menginginkan sistem pelaporan dapat berjalan dan berkontribusi dengan baik maka mekanisme pelaporan sebaiknya diberlakukan punishment apabila tidak melaporkan kejadian near miss dan begitu pula sebaliknya akan diberikan reward bila kejadian near miss dilaporkan dengan baik.

4) Kredibilitas (Credibility), perusahaan membangun dan mengkomunikasikan dengan jelas tujuan dari program K3 dengan meningkatkan keterlibatan top management didalam implementasi program. Sistem yang kredibel dan diterima oleh semua pegawai atau pekerja harus mendapatkan dukungan dari pemimpin perusahaan, dimana terdapat partisipasi dari manajemen untuk memperbaiki proses. Sehingga terdapat feedback dan follow up action dalam laporan bahaya yang ditemukan.

Setelah tahapan proses kemudian peneliti akan memperoleh output yang berupa laporan near miss, unsafe act dan unsafe condition. Berikut ini adalah bagan kerangka berpikir penelitian (Bagan 3.1) :

Bagan 3.1 Kerangka Berpikir Proses

1) Pelaksanaan Pelaporan

2) Pemantauan Pelaksanaan Pelaporan 3) Evaluasi Pelaksanaan Pelaporan Input

1) Material (Form Pelaporan Near Miss, Unsafe Act dan Unsafe Condition, Kebijakan K3, Standar) 2) Sumber Daya Manusia (Pekerja

Proyek, Pihak Manajemen diantaranya Manajer dan Staff Divisi SHE TWJO)

3) Metode (Metode Pelaporan)

Output Laporan Near Miss,

Unsafe Act dan

B. Definisi Istilah

Tabel 3.1 Definisi Istilah

No Substansi Definisi Metode Instrumen Hasil

1. Input Sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan sistem. Input dalam penelitian ini pada penelitian yaitu material, SDM dan metode

a. Material

Ketersediaan material sangat vital dalam suatu proses. Material terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Tanpa material tidak akan tercapai hasil yang diinginkan

Wawancara dan telaah dokumen

Pedoman wawancara dan dokumen perusahaan

Diperolehnya informasi terkait material berupa form pelaporan, kebijakan K3 dan standar perusahaan

b.

Sumber Daya Manusia

Peran SDM sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Manajemen melibatkan sumber daya mencakup keseluruhan manusia yang ada di dalam perusahaan yaitu mereka yang secara keseluruhan terlibat dalam operasional perusahaan

Wawancara dan telaah dokumen

Pedoman wawancara dan dokumen perusahaan

Diperolehnya informasi terkait pekerja proyek, pihak manajemen diantaranya manajer dan staff divisi SHE TWJO, tugas dan tanggung jawab, jumlah sumber daya manusia yang diperlukan

No Substansi Definisi Metode Instrumen Hasil

c. Metode

Cara untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan amat menentukan kelancaran jalannya manajemen

Wawancara dan telaah dokumen

Pedoman wawancara dan dokumen perusahaan

Diperolehnya informasi terkait metode yang digunakan untuk melakukan tahapan proses dari sistem pelaporan

2. Proses Elemen dari sistem yang bekerja membentuk suatu aliran kegiatan dan cara kegiatan yang dikoordinasikan dan saling terkait. Proses pada penelitian ini yaitu pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi

a. Pelaksanaan

Aktivitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana yang telah ditetapkan dengan dilengkapi kebutuhan dan alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakannya, dimana pelaksanaannya dan bagaimana cara melaksanakannya

Wawancara, observasi dan telaah dokumen

Pedoman wawancara, pedoman observasi dan dokumen perusahaan

Diperolehnya informasi terkait bagaimana proses pelaksanaan pelaporan di perusahaan

b. Pemantauan Aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan- Wawancara, observasi dan Pedoman wawancara, pedoman observasi, Diperolehnya informasi terkait bagaimana proses

No Substansi Definisi Metode Instrumen Hasil penyimpangan penting dalam

hasil yang dicapai dari aktivitas- aktivitas yang direncanakan

telaah dokumen dan dokumen perusahaan pemantauan pelaksanaan pelaporan di perusahaan

c. Evaluasi

Salah satu tahap penting dalam manajemen yang berguna untuk memberikan feed-back atas pelaksanaan suatu kegiatan yang telah direncanakan agar pelaksanaan tersebut tetap berada pada jalur yang telah ditetapkan

Wawancara, observasi dan telaah dokumen

Pedoman wawancara, pedoman observasi dan dokumen perusahaan

Diperolehnya informasi terkait evaluasi pelaksanaan pelaporan di perusahaan

3. Output Hasil dari input yang telah diproses oleh bagian pengolah dan merupakan tujuan akhir sistem, output merupakan barang dan jasa yang dihasilkan. Output pada penelitian ini yaitu laporan

a.. Laporan Segala sesuatu yang dilaporkan; berita

Wawancara dan telaah dokumen

Pedoman wawancara dan dokumen perusahaan

Diperolehnya laporan near miss, unsafe act dan unsafe condition

51

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistik dengan cara deskripsi (kata-kata dan bahasa) pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan berbagai metode alamiah. Pendekatan kualitatif ini dipilih dengan maksud untuk memperoleh data dan menggali informasi yang dibutuhkan oleh peneliti terkait penelitian yang dilakukan yaitu tentang gambaran sistem pelaporan nearmiss, unsafe act dan unsafe condition

di Proyek MRT Jakarta.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Tokyu-WIKA Joint Operation (TWJO) Proyek Mass Rapid Transit Jakarta (MRTJ) Lebak Bulus- Fatmawati-Cipete Raya, Jakarta Selatan. Pada area konstruksi Surface Section Contract Package CP 101 dan CP 102. Waktu pelaksanaan penelitian di mulai dari bulan Agustus 2015 hingga Mei 2016.

C. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi tempat penelitian (Moleong, 2007). Pemilihan

informan pada penelitian ini ditetapkan secara langsung dengan metode

purposive yang bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang melatar belakangi dan menggali data serta informasi terkait sistem pelaporan yang dilaksanakan oleh proyek. Pemilihan informan didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan tujuan dan masalah penelitian. Selain itu dalam menentukan jumlah informan penelitian dilakukan pembatasan hingga peneliti menilai data yang dikumpulkan telah memenuhi syarat kecukupan dan kesesuaian serta tidak terdapat hal baru yang dapat dikembangkan. Berikut merupakan informan dalam penelitian :

1) Informan Utama

Informan utama pada penelitian ini merupakan seseorang yang paling mengetahui informasi dan terlibat langsung dalam interaksi sosial komponen objek yang diteliti di proyek MRTJ TWJO. Informan tersebut diantaranya adalah, SHE Manager,

Deputy Safety Manager CP 101 & CP 102, SHE Engineer (Safety and Environmental Engineer)dan Safety Officer.

2) Informan Kunci

Informan kunci pada penelitian ini merupakan seseorang profesional yang memiliki pengetahuan secara mendalam tentang penelitian ini namun tidak terlibat secara langsung dengan objek penelitian. Informan kuncinya adalah Konsultan Proyek MRTJ TWJO yaitu Jakarta Mass Rapid Transit Construction Management Consultant (JMCMC).

3) Informan Pendukung

Informan pendukung pada penelitian ini merupakan seseorang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak terlibat secara langsung dalam interaksi sosial komponen objek yang diteliti di proyek MRTJ TWJO. Informan tersebut diantaranya adalah

Quality Assurance dan Risk Engineer.

Tabel 4.1 Informan Penelitian

No. Kategori

Informan (Kode) Jabatan

Jumlah Informan

1. Informan Utama (IU)

SHE Manager 1

Deputy Safety Manager 2

SHE Engineer 2

Safety Officer 3

2. Informan Kunci (IK) Konsultan Proyek

MRTJ (JMCMC) 1 3. Informan Pendukung (IP) Quality Assurance 1 Risk Engineer 1 D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk melakukan pengumpulan data. Instrumen di dalam melakukan penelitian kualitatif ini adalah peneliti sendiri karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian yang dilakukan. Dalam memperoleh dan mengumpulkan data-data terkait penelitian kualitatif peneliti menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman telaah dokumen, alat perekam suara berupa smartphone, alat tulis, kamera dan laptop.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sebagai salah satu bagian yang penting dalam suatu penelitian. Di dalam penelitian ini, pengumpulan data yaitu dilakukan dengan menggunakan data Primer dan data sekunder. Kedua data tersebut kemudian dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik atau metode, sebagai berikut :

1. Data primer

Data primer diperoleh melalui kegiatan yang secara langsung dilakukan oleh peneliti pada tempat penelitian untuk mencari dan memperoleh data yang lengkap terkait penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya yaitu dengan :

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti memperoleh informasi secara lisan dari seseorang yang merupakan sasaran penelitian (informan). Wawancara ini dilakukan secara langsung oleh peneliti yang mengacu pada pedoman wawancara yang telah disusun terlebih dahulu sebelumnya untuk memperoleh informasi yang sebenarnya, aktual dan akurat.

Pedoman wawancara yang telah disusun sifatnya tidak kaku, maksudnya bahwa pedoman tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan situasi dan

informasi yang diperoleh oleh peneliti saat melakukan wawancara. Alat bantu lain yang digunakan yaitu alat perekam suara berupa smartphone untuk merekam isi wawancara agar tidak ada informasi yang terlewatkan.

Wawancara ini dilakukan terhadap semua komponen yang terlibat dalam sistem pelaporan di departemen SHE TWJO maupun diluar departemen SHE TWJO. Wawancara mendalam (in-depth Interview) pun akan dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam terkait penelitian.

b. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan berencana yang meliputi melihat, mendengar dan mencatat sejumlah aktivitas atau situasi tertentu yang berhubungan dengan masalah penelitian sebagaimana kejadian yang terjadi sebenarnya (Hidayat, 2010). Di dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan yaitu dengan mengamati secara langsung dan mencatat aktivitas pekerjaan tertentu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti saat berada di proyek. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar

Dokumen terkait