BAB II. KONDISI RSPG CISARUA BOGOR
D. Kinerja Aspek Sarana dan Prasarana
2.6. Diagram Kartesius dan Prioritas Strategis
2.8. Analisa dan Mitigasi Risiko A. Identifikasi Risiko B. Penilaian Tingkat Risiko C. Rencana Mitigasi Risiko
BAB III. ARAH DAN PROGRAM STATEGIS RSPG CISARUA BOGOR 3.1. Rumusan Penyataan Visi, Misi dan Tata Nilai
3.2. Arah dan Kebijakan Stakeholder Inti
3.3. Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC) 3.4. Indikator Kinerja Utama
A. Matriks IKU B. Kamus IKU
BAB IV. PROYEKSI KEUANGAN 4.1. Estimasi Pendapatan
4.2. Rencana Kebutuhan Anggaran 4.3. Rencana Pendanaan
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
BAB II.
KONDISI RSPG CISARUA BOGOR
2.1. Profil RSPG Cisarua Bogor
Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo (RSPG) Cisarua Bogor terletak di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. RSPG memiliki luas lahan 69.661m2. Berawal dari sebuah Zending School yang didirikan pada tahun 1908 yang selanjutnya tahun 1928 diambil oleh SCVT. Kemudian pada tanggal 15 Agustus 1938 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan serta tanggal 15 Nopember 1938 dilakukan pembukaan pertama Sanatorium vor Lunlojders.
Pada tahun 1978 berubah namanya menjadi RSTP (Rumah Sakit Tuberkulosa Paru-Paru) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 137/SK/MENKES/IV/78 tanggal 28 April 1978 tentang struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Tuberkulosa Paru-Paru. Kemudian pada tahun 2004 berubah lagi namanya dari RSTP (Rumah Sakit Tuberkulosa Paru-Paru) menjadi Rumah Sakit Paru (RSP) dengan nama Rumah Sakit Paru (RSP) Dr.M.Goenawan Partowidigdo berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 190/Menkes/SK/II/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Paru.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 251/Menkes/Per/III/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Paru Dr. M.Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor, RSPG mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan secara paripurna, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan paru secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan. Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 226/KMK.05/2009 tentang Penetapan Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor Pada Departemen Kesehatan Sebagai
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, RSPG merupakan instansi pemerintah yang menerapakan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dengan status Badan Layanan Umum secara penuh (BLU penuh).
2.2. Gambaran Kinerja RSPG Cisarua Bogor
A. Kinerja Aspek PelayananKinerja Aspek Pelayanan melingkupi aspek pertumbuhan produktivitas, efektivitas pelayanan, pertumbuhan pembelajaran, mutu pelayanan, mutu klinik, kepuasan pelanggan dan kepedulian kepada masyarakat. Berikut merupakan kinerja aspek pelayanan di RSPG Cisarua Bogor pada tahun 2015 -2017.
Pertumbuhan produktivitas dalam indikator kinerja ini terdiri atas pertumbuhan rawat jalan, hari rawat inap dan pelayanan penunjang.
Tabel 2.1. Capaian Indikator BLU Pertumbuhan Produktivitas RSPG Cisarua Bogor Tahun 2015 – 2017
No. Indikator Capaian
2015 2016 2017 1. Pertumbuhan Rata-Rata Kunjungan
Rawat Jalan/Hari
1,16 0,97 1,08
2. Pertumbuhan Rata-Rata Kunjungan Rawat Darurat/Hari
1,08 1,12 0,97 3. Pertumbuhan Hari Keperawatan 1,01 1,05 0,97
4. Pertumbuhan Pemeriksaan 0,96 1,02 1.12
5. Pertumbuhan Pemeriksaan Laboratorium/Hari
1,10 1,01 1,14
6. Pertumbuhan Operasi/Hari 0,80 1,39 1,20
7. Pertumbuhan Rehab Medik/Hari 1,95 0,94 1,16
Pertumbuhan rawat jalan dari tahun 2015 hingga tahun 2017 relatif menurun walaupun pada tahun 2017 telah meningkat kembali tetapi belum mencapai angka sebagaimana dicapai tahun 2015. Situasi yang tidak
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
berbeda juga pada pertumbuhan rata-rata kunjungan rawat darurat yang mengalami penurunan pada tahun 2017 dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pertumbuhan pemeriksaan radiologi dan laboratorium menunjukkan peningkatan walaupun tidak besar. Peraturan dalam sistem rujukan pasien JKN berkontribusi terhadap capaian tersebut, mengingat RSPG Cisarua Bogor adalah rumah sakit kelas A yang merupakan rujukan tertinggi dalam pelayanan khusus penyakit paru.
Selanjutnya, kinerja pelayanan yang lain adalah efektivitas pelayanan. Pencapaian efektivitas pelayanan di RSPG selama tahun 2016-2018 menunjukkan pencapaian yang peningkatan lebih baik walaupun pada beberapa indikator masih harus dilakukan berbagai upaya untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi.
Tabel 2. 2. Capaian Indikator BLU Efektivitas Pelayanan RSPG Cisarua Bogor Tahun 2016 – 2018
No. Indikator Capaian
2016 2017 2018
1. Kelengkapan Rekam Medik 24 Jam 72,86 99,22 90,34 2. Pengembalian Rekam Medik 77,46 79,65 92,71 3. Angka Pembatalan Operasi 2,08 0,23 0,62 4. Angka Kegagalan Hasil Radiologi 0,42 2,55 2,75 5. Penulisan Resep Sesuai Formularium 91,01 91,24 90,73 6. Angka Pengulangan Pemeriksaan
Laboratorium
1,03 0,01 1,48
7. Bed Occupacy Rate (BOR) 72,69 70,88 71,74
Kelengkapan rekam medik 24 jam pada tahun 2017 hampir mencapai 100% dan indikator ini relative meningkat signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Angka pembatalan operasi dan angka pengulangan pemeriksaan laboratorium pun semakin baik pada tahun 2017. Namun, dalam indikator angka kegagalan hasil radiologi, RSPG harus terus berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM dan peralatan radiologi untuk mencapai angka indikator tersebut semakin baik. BOR RSPG pun masih dalam kisaran
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
ideal walaupun masih dapat ditingkatkan kembali agar hunian kamar rawat inap lebih optimal lagi.
Namun, pada tahun 2018, terjadi penurunan capaian indikator BLU efektifitas pelayanan RSPG Cisarua Bogor di lima (5) indikator yaitu kelengkapan rekam medik 24 jam, angka pembatalan operasi, angka kegagalan hasil radiologi, penulisan resep sesuai formularium, dan angka pengulangan pemeriksaan laboratorium. Meskipun penurunan capaian indikator di tahun 2018 tidak terlalu signifikan, namun tetap harus menjadi perhatian bagi RSPG Cisarua Bogor agar selalu meningkatkan pelayanan yang diberikan. Sedangkan dua (2) capaian indikator BLU efektifitas pelayanan RSPG Cisarua Bogor yang lain mengalami peningkatan di tahun 2018 yaitu pengembalian rekam medik dan BOR.
Untuk kinerja pertumbuhan pembelajaran, tampak bahwa rata-rata jam pelatihan per karyawan RSPG semakin menurun pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2015. Hal ini dikarenakan RSPG pada tahun 2016 akan menyelenggarakan Akreditasi SNARS Edisi 1 yang baru launching dari KARS secara perdana, sehingga tahun 2015 Diklat RSPG menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Diklat prioritas untuk kegiatan penunjang Akreditasi SNARS edisi 1. Sehingga rata-rata jam pelatihan karyawan RSPG meningkat secara signifikan yaitu sekitar 2,56 kemudian di tahun 2016 sekitar 1,38. Hal tersebut dikarenakan banyak pelatihan yang sudah terealisasi di tahun 2015. Adapun standar rata-rata jam pelatihan karyawan adalah JPK > 0.8. Hal ini menunjukkan bahwa RSPG pada dasarnya berada dalam indikator yang masih sesuai dengan standar.
Tabel 2. 3. Capaian Indikator BLU Pertumbuhan Pembelajaran RSPG Cisarua Bogor Tahun 2015 - 2017
No. Indikator Capaian
2015 2016 2017
1. Rata-Rata Jam
Pelatihan/Karyawan
2,56 1,38 1,71
2. Program reward & punishment Dilaksanakan sebagian
Dilaksanakan sebagian
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
Pada mutu pelayanan RSPG, beberapa indikator mencapai angka yang lebih baik pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2015. Emergency respon time rate dan waktu tunggu rawat jalan semakin lebih cepat. Waktu tunggu sebelum operasi dan waktu tunggu hasil radiologi juga semakin baik. Namun demikian, kecepatan pelayanan resep obat jadi menjadi perhatian karena semakin lama dibandingkan tahun 2015.
Tabel 2. 4. Capaian Indikator BLU Mutu Pelayanan RSPG Cisarua Bogor Tahun 2015 – 2017
No. Indikator Capaian
2015 2016 2017
1. Emergency Respon Time Rate 1’ 33” 1’ 28” 1’ 24” 2. Waktu Tunggu Rawat Jalan 1:07:30 1:15:25 58.86 menit 3. Length of Stay (LOS) 6,23 hari 6,23 hari 5,70 hari 4. Kecepatan Pelayanan Resep
Obat Jadi
30’ 5” 29’ 6” 34’ 61” 5. Waktu Tunggu Sebelum
Operasi
6 hari 0,75 hari 0,78 hari
6. Waktu Tunggu hasil Laboratorium
1:44:00 1:44:35 1.61 jam 7. Waktu Tunggu hasil Radiologi 0:42:54 0:10:45 0,22 jam
Pada indikator mutu klinik menunjukkan bahwa angka kematian/kebutaan ≥48 jam dan angka infeksi nosokomial menurun pada tahun 2017. Demikian juga angka kematian ibu di RS menunjukkan penurunan pada tahun 2017.
Tabel 2. 5. Capaian Indikator BLU Mutu Klinik RSPG Cisarua Bogor Tahun 2015 - 2017
No. Indikator Capaian
2015 2016 2017
1. Angka Kematian di IGD (%) 0,45 0,48 0,58
2. Angka Kematian/Kebutaan ≥ 48 jam 3,95 3,79 2,66 3. Post Operatif Death rate (%) 0,00 0,00 0,00
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
4. Angka Infeksi Nosokomial (%) 2,65 2,18 1,04 5. Angka Kematian Ibu di Rumah Sakit (%) 0,00 0,36 0,00
Terkait kepedulian kepada masyarakat, RSPG melaksanakan program pembinaan kepada puskesmas dan sarana kesehatan lainnya serta program penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Tabel 2. 6. Capaian Indikator BLU Kepedulian kepada Masyarakat RSPG Cisarua Bogor Tahun 2015 - 2017
No. Indikator Capaian
2015 2016 2017
1. Pembinaan Kepada Puskesmas dan Sarana Kesehatan Lainnya
Ada program dilaksanakan sebagian Ada program dilaksanakan sebagian Ada program dilaksanakan penuh 2. Penyuluhan Kesehatan Ada program
dilaksanakan penuh Ada program dilaksanakan penuh Ada program dilaksanakan penuh 3. Rasio tempat tidur kelas 3 (%) 50,00 71,93 40,06
Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan RSPG Cisarua Bogor mengalami penurunan pada tahun 2017 sebesar 7,94% yaitu dari 87,20% menjadi 79,26%, walaupun demikian penanganan pengaduan atau komplain tetap 100%.
Tabel 2. 7. Capaian Indikator BLU Kepuasan Pelanggan RSPG Cisarua Bogor Tahun 2015 - 2017
No. Indikator Capaian
2015 2016 2017
1. Penanganan Pengaduan/Komplain (%) 100 100 100
2. Kepuasan Pelanggan (%) 73,78 87,20 79,26
Pada indikator kepedulian terhadap lingkungan, RSPG Cisarua Bogor dengan program kebersihan lingkungannya mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2017.
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
Tabel 2. 8. Capaian Indikator BLU Kepedulian terhadap Lingkungan RSPG Cisarua Bogor Tahun 2015 – 2017
No. Indikator Capaian
2015 2016 2017
1. Kebersihan Lingkungan (Program Rumah sakit Berseri)
9.475 9.480 9.515
2. Proper Lingkungan Biru Biru Biru
Tabel 2.9 memperlihatkan bahwa terdapat capaian beberapaa indikator SPM yang mengalami peningkatan dari tahun 2016 ke tahun 2017 yaitu Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien (4,82% menjadi 7,57%); Kejadian reaksi transfusi (0,77% menjadi 0%); Kejadian pulang paksa (0,81% menjadi 0,49%) dan Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan (13,59 menit menjadi 9,09 menit).
Tabel 2. 9. Capaian SPM Setiap Jenis Pelayanan, Indikator dan Standar RSPG Cisarua Bogor Tahun2015 - 2017
No. Indikator Capaian
2015 2016 2017 1. Sisa makanan yang tidak termakan oleh
pasien
20,59 % 4,82% 7,57% 2. Rata-rata pasien yang kembali ke
perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
0 0 0
3. Ketepatan waktu pemeliharaan alat 100% 100% 100% 4. Peralatan laboratorium dan alat ukur
yang digunakan dalam pelayanan trekalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi
100% 100% 89,74%
5. Tidak ada kejadian linen yang hilang 100% 100% 100% 6. Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan
transfuse
97,57% 100% 100%
7. Kejadian reaksi transfusi 0% 0,77% 0%
8. Kejadian kematian di meja operasi 0% 0% 0,06% 9. Tidak adanya kejadian kesalahan
tindakan rehabilitasi medik
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
No. Indikator Capaian
2015 2016 2017 10. Kejadian drop out pasien terhadap
pelayanan rehabilitasi medik yang direncanakan
3,81% 4,73% 6,30%
11. Kejadian pulang paksa 1,13% 0,81% 0,49%
12. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet
100% 100% 100%
13. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
98,66% 98,44% 95,93%
14. Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas
99,45% 100% 100%
15. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan
15,47 menit 13,59 menit 9,09 menit 16. Waktu tanggap pelayanan pemusalaran
jenazah
30 menit 1,45 jam 1,29 jam
17. Cost Recovery Rate 72,28% 86,84% 98,46%
B. Kinerja Aspek Keuangan
Keuangan merupakan suatu fungsi dari rumah sakit yang mengatur seberapa besar kemampuan penggunaan sumber daya-nya. Gambaran tersebut dapat dilihat pada aspek kinerja operasional selama RS tersebut berjalan.
Tabel 2. 10. Indikator Kinerja Keuangan RSPG Cisarua Bogor Tahun 2016 – 2019
No. Indikator Capaian
2016 2017 2018 2019*
1. Rasio Kas (Cash Ratio) 267% 251,15% 253,64% 288,80% 2. Rasio Lancar (Current Ratio) 4.597% 6.428,31% 20.845,70% 1.213,54% 3. Periode Penagihan Piutang
(Collection Period)
13,99 hari 8,08 hari 43,48 hari 47,54 hari
4. Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover)
51,39% 74,13% 23,39% 13,54%
5. Imbalan atas Aset Tetap (Return On Fixed Asset)
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
6. Imbalan Equitas (Return On Equity)
17,36% 20,44% 3,83% 3,89%
7. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
15,14% 25,79 hari 17,66 hari 20 hari 8. Rasio Pendapatan PNBP
terhadap Biaya Operasional
87,47% 82,19% 65,26% 72,24%
9. Rasio Subsidi Biaya Pasien 4,9% 4,95% -** -**
Sumber: Laporan Auditor Eksternal betdasarkan Audit Kinerja BLU Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan. Partowidigdo
Catatan: * : Semester 1
** : Mulai Tahun 2018, perhitungan Rasio Subsidi pasien tidak dilakukan perhitungan sesuai Perdirjen PB No.24/PB/2018
Bagan 2. 1. Target dan Realisasi BLU RSPG Cisarua Bogor Tahun 2016 – 2019
C. Kinerja Aspek SDM
RSPG Cisarua Bogor dalam pengelolaan sumber daya manusianya mengacu kepada Peraturan Kementerian Kesehatan. Sumber daya manusia pada hampir semua rumah sakit pemerintah di dominasi oleh pegawai yang berstatus Pegawai negeri sipil (PNS), termasuk RSPG Cisarua Bogor. Gambar 1 memperlihatkan bahwa peningkatan jumlah SDM di RSPG Cisarua Bogor tidak merubah rasio ketenagaan yang berstatus PNS dan non PNS. Status RSPG Cisarua Bogor sebagai Badan Layanan Umum (BLU) sebenarnya memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan dan pengembangan SDM di rumah sakit, tetapi hal ini belum dimaksimalkan.
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
Bagan 2. 2. Jumlah SDM RSPG Cisarua Bogor berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2015-2019
Sumber: Bag SDM RSPG Cisarua Bogor. Data telah diolah kembali
Selain status kepegawaian, hal yang juga menjadi penting untuk di ketahui para pengambil keputusan adalah profil SDM berdasarkan latar belakang pendidikan. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa mayoritas SDM RSPG Cisarua Bogor memiliki latar belakang pendidikan D3 dan hal ini cenderung tetap sejak tahun 2015-2017. Persentase terbesar dipenuhi oleh tenaga lulusan D3 di susul oleh tenaga lulusan SMA kemudian tenaga Sarjana (S1) dan Pasca Sarjana (S2). Persentase komposisi SDM berdasarkan latar belakang pendidikan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Bagan 2. 3. Persentase SDM RSPG Cisarua Bogor Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tahun 2015-2019
2015 2016 2017 2018 2019 PNS 73,8 75,1 74 73,9 73,5 NON PNS 26,1 24,8 25 26,1 26,4 0 10 20 30 40 50 60 70 80 P e rs e n tas e
SD SMP SMA DI DIII DIV SI S2 S3
2015 0,68 2,51 29,84 0,23 49,66 0,46 11,16 5,47 0 2016 0,44 1,98 28,63 0,44 50,66 0,88 12,11 4,85 0 2017 0,23 1,35 28,89 0,45 51,02 1,13 12,19 4,74 0 2018 0 1,31 24,4 0,44 50,76 1,31 16,78 5,01 0 2019 0 0,67 24,44 0,44 49,11 1,33 18,67 5,33 0 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 P e rs e n ta se
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
Sumber: Bag SDM RSPG Cisarua Bogor. Data telah diolah kembali
Untuk tenaga medis sendiri dapat dilihat bahwa komposisi terbesar di penuhi oleh tenaga dokter umum dan dokter spesialis. Hal ini dinilai sudah sesuai dengan fungsi RSPG Cisarua Bogor sebagai rumah sakit rujukan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Bagan 2. 4. Persentase SDM Medik RSPG Cisarua Bogor Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tahun 2015-2019
Sumber: Bag SDM RSPG Cisarua Bogor. Data telah diolah kembali
Dokter Gigi Dokter Umum Dokter Spesialis
2015 10,8 49 41 2016 10,8 54 34 2017 10,8 51 38 2018 9,76 51 39 2019 10 45 45 0 10 20 30 40 50 60 P e rs e n tas e
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
Untuk tenaga keperawatan sendiri dapat dilihat pada gambar 3.4 bahwa komposisi terbesar diisi oleh tenaga perawat yang berlatar belakang pendidikan Diploma (D3). Dari tahun 2008-2010 tenaga keperawatan yang berlatar belakang pendidikan SPK menurun terus tiap tahunnya. Penurunan proporsi berlatar belakang pendidikan SPK diikuti oleh peningkatan proporsi berlatar belakang Diploma, Sarjana dan Ners. Hal ini menunjukkan ada pengembangan SDM keperawatan yang sejalan dengan aturan Kemenkes bahwa tenaga perawat rumah sakit minimal memiliki latar belakang pendidikan Diploma.
Bagan 2. 5. Komposisi SDM Keperawatan RSPG Cisarua Bogor Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tahun 2015-2019
Sumber: Bag SDM RSPG Cisarua Bogor. Data telah diolah kembali
Selain SDM Medis dokter dan perawat, di rumah sakit juga terdapat SDM paramedis dan SDM non medis. Jika dilihat distribusi dan persentasenya dapat disimpulkan bahwa konstribusi proporsi latar belakang pendidikan SMA terbesar dari tenaga non medis. Hal lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
2015 2016 2017 2018 2019 Perawat 166 180 174 181 177 155 160 165 170 175 180 185
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
Bagan 2. 6. Persentase Distribusi SDM Non Medis – Paramedis RSPG Cisarua Bogor Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tahun 2019
Sumber: Bag SDM RSPG Cisarua Bogor. Data telah diolah kembali
Selain berdasarkan status dan latar belakang pendidikan, SDM berdasarkan ketenagaan perlu mendapatkan perhatian. RSPG Cisarua Bogor di dominasi oleh tenaga paramedis perawat.
Bagan 2. 7. Komposisi SDM RSPG Cisarua Bogor Berdasarkan Ketenagaan Tahun 2015 - 2019
Sumber: Bag SDM RSPG Cisarua Bogor. Data telah diolah kembali
Sampai saat ini perencanaan kebutuhan SDM belum berjalan optimal. Untuk menjadi Pusat Kanker Nasional maka RSPG Cisarua Bogor sudah harus membuat perencanaan SDM yang dapat mendukung pengembangan dan peningkatan kualitas dalam segi pelayanan, pendidikan dan penelitian. Informasi kebutuhan akan SDM berasal dari masing-masing satuan kerja kemudian diusulkan ke bagian SDM.
2015 2016 2017 2018 2019
Medis 37 37 37 41 40
Perawat 166 180 174 181 177
Paramedis Non Perawat 71 77 79 86 87
50 100 150 200 250 300 350
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
D. Kinerja Aspek Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh RSPG antara lain:
Ruang perawatan respirasi dan ruang isolasi sesuai dengan standar WHO
Ruang laboratorium dan kelengkapan fasilitas (kultur kuman dengan cara cepat dan kultur resistensi obat TB)
Sarana pelayanan komplemeter dan poliklinik eksekutif sudah tersedia, namun pelayanan belum terlaksana baik.
2.3. Tantangan Strategis
Tantangan strategis yang dapat mempengaruhi pencapaian pengembangan RSPG dalam 5 tahun ke depan adalah:
a. Meningkatnya kasus TB, TB HIV, TB RO, dan kanker TB akan menuntut kemampuan RSPG untuk menyediakan pelayanan yang dibutuhkan untuk kasus-kasus tersebut. RSPG sebagai pusat rujukan kasus penyakit paru harus mampu melakukan inovasi dan berbagai upaya yang komprehensif. b. Semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik
terutama pelayanan rumah sakit. Pendidikan masyarakat yang semakin baik serta kemudahan akses terhadap segala informasi termasuk informasi terkait pelayanan di fasilitas kesehatan membuat masyarakat mengetahui bagaimana seharusnya rumah sakit memberikan pelayanan dan menuntut hal tersebut diberikan oleh RSPG.
c. Posisi RSPG yang berada di wilayah pariwisata menyebabkan akses terhadap RSPG sering kali terhambat karena kemacetan yang terjadi terutama pada masa liburan dan akhir pekan.
d. Perubahan peraturan terutama dalam jaminan kesehatan dan pembayaran klaim pelayanan oleh BPJS Kesehatan dapat mempengaruhi pendapatan RSPG.
e. Pasar tenaga spesialis dan subspesialis khususnya terkait penyakit paru masih terbatas dimana hal ini dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tenaga di RSPG.
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
2.4. Benchmarking
Benchmarking merupakan upaya memposisikan organisasi RSPG dengan organisasi lain (diluar) yang dianggap sebagai terbaik (state of the art) dalam mencapai sasaran yang ditetapkan. Dalam rangka pengembangan pelayanan unggulan, RSPG Cisarua Bogor telah melakukan benchmark kepada beberapa institusi sebagai berikut :
1. RSUP Persahatan Jakarta
Upaya benchmark dengan RSUP Persahabatan ditekankan pada upaya penanggulangan TB MDR dan TB HIV. Selain melakukan kunjungan studi banding, juga diikuti dengan kegiatan pelatihan dan magang dalam rangka penanggulanagan TB MDR dan TB HIV. Beberapa hasil studi banding yang diterapkan di RSPG diantaranaya pemantapan prosedur penanganan TB MDR dan TB HIV, pemenuhan sarana / poliklinik yang sesuai dengan standar.
2. MCHG (Modern Cancer Hospital Guang Zhou) Tiongkok
Benchmark yang ke dua dilakukan oleh RSPG Cisarua adalah terhadap MCHG (Modern Cancer Hospital Guang Zhou) Tiongkok melalui situs websitenya. Penanganan penyakit kanker di MCHG dilakukan dengan upaya konvensional dengan peralatan canggih dan juga dengan upaya terapi komplementer. Di MCHG Tiongkok dikembangkan beberapa jenis upaya terapi komplementer dalam menangani penyakit kanker yang dibarengi dengan riset yang terus dikembangkan.
2.5. Analisa SWOT
Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor eksternal dan faktor internal yang dinilai menjadi bentuk peluang, tantangan, kekuatan dan kelemahan organisasi. Berikut adalah peluang dan tantangan serta kekuatan dan kelemahan yang mempengaruhi upaya mewujudkan visi RSPG periode 2020-2024.
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
No. PELUANG
1. Kasus TB dan Penyakit paru masih tinggi di Indonesia dan Jawa Barat 2. Komposisi penduduk usia produktif tinggi potensi risiko penyakit paru atau
TB
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan khususnya terkait paru sangat cepat dan mudah diakses
4. TB merupakan program nasional dan global
5. Generasi millenial yang menuntut kemudahan informasi dan pelayanan tetapi masih tinggi juga kelompok penduduk dengan pendidikan rendah sehingga perilaku hidup sehat kurang
6. Pertumbuhan faskes sekitar yang pesat yang akan menjadi jejaring RSPG 7. Jaringan komunikasi yang cepat dalam era digital 4.0 yang berkembang
secara global
8. Komitmen global dalam pengendalian TB dan MDR TB yang tinggi
9. Penyakit paru akibat kerja semakin meningkat dan ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan
No. TANTANGAN
1. Kebijakan dalam jaminan pelayanan kesehatan (BPJS) kurang menguntungkan bagi RS kelas A
2. Biaya hidup tinggi, daya beli masyarakat rendah 3. Hubungan linsek dan antar faskes belum optimal
4. Pembayaran klaim BPJS tidak tepat waktu dan tidak sesuai pengajuan 5. Pasar tenaga dokter spesialis selain paru terbatas
6. Inflasi yang tinggi mempengaruhi daya beli RS terhadap alkes 7. Tuntutan terhadap mutu pelayanan dari masyarakat
8. Akses lalu lintas menuju RSPG yang macet
9. Kasus TB-MDR yang semakin tinggi yang tidak ditanggung biaya oleh BPJS Kesehatan
No KEKUATAN
1. Telah terakreditasi paripurna (edisi SNARS)
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
3. Sarana dan prasarana (medis dan non media) sudah sesuai standar
4. Brand image sudah kuat
5. Merupakan RS afiliasi pendidikan
6. Memliki dokter ahli bedah thorax yang kompeten dan unggul 7. Memiliki pelayanan kemoterapi untuk kanker paru
8. Lingkungan RS yang bersih, asri, nyaman, sejuk 9. Proses pelayanan mudah dan tidak berbelit-belit
10. Petugas dan tenaga kesehatan yang ramah dan responsif 11. Tarif RS yang kompetitif
12. RS khusus paru memiliki perintah juga tetap mendapat dana bantuan operasional
No KELEMAHAN
1. Prosedur pelayanan belum terintegrasi satu pintu sehingga belum efisien 2. Sistem IT belum optimal mendukung integrasi pelayanan
3. Tenaga yang ada belum seluruhnya sesuai kebutuhan dan pengembangan SDM terbatas termasuk untuk pengawasan internal
4. Fasilitas untuk pengunjung RS masih kurang memadai
5. Fasilitas ruang OK dan ICU, Isolasi dan layanan unggulan masih terbatas 6. Waktu tunggu pelayanan masih relatif lama
7. Manajemen pemeliharaan fasilitas dan ales belum optimal 8. Jumlah dokter spesialis selain spesialis paru terbatas
2.6. Diagram Kartesius dan Prioritas Strategis
Berdasarkan analisa SWOT maka akan ditentukan posisi bersaing RSPG Cisarua Bogor yang bertujuan dalam mewujudkan tercapainya visi RSPG periode tahun 2020 – 2024. Penentuan posisi bersaing RSPG akan memberikan panduan dalam menentukan pilihan prioritas strategis. Berikut ini disajikan analisa posisi RSPG Cisarua Bogor untuk periode tahun 2020 – 2024
Rencana Strategis Bisnis RSPG Cisarua 2020-2024
Tabel 2. 11. Total Nilai Terbobot Peluang
No. Faktor PELUANG Kritis Bobot Skala
(0-100)
(Bobot) x (Skala)
1. Kasus TB dan Penyakit paru masih tinggi di Indonesia dan Jawa Barat
0,13 90 11,25 2. Komposisi penduduk usia produktif tinggi potensi
risiko penyakit paru atau TB
0,06 80 5,00 3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan khususnya terkait paru sangat cepat dan mudah diakses
0,13 90 11,25
4. TB merupakan program nasional dan global 0,13 90 11,25 5. Generasi millenial yang menuntut kemudahan
informasi dan pelayanan tetapi masih tinggi juga kelompok penduduk dengan pendidikan rendah sehingga perilaku hidup sehat kurang
0,09 70 6,56
6. Pertumbuhan faskes sekitar yang pesat yang akan menjadi jejaring RSPG
0,13 60 7,50 7. Jaringan komunikasi yang cepat dalam era digital
4.0 yang berkembang secara global
0,13 80 10,00 8. Komitmen global dalam pengendalian TB dan
MDR TB yang tinggi
0,13 80 10,00 9. Penyakit paru akibat kerja semakin meningkat
dan ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan
0,09 70 6,56
Skor Faktor PELUANG 79,38
Tabel 2. 12. Total Nilai Terbobot Tantangan