• Tidak ada hasil yang ditemukan

41 Diagram alir data level 1 menggambarkan secara ringkas tentang proses-proses dan aliran

data hingga menjadi informasi yang dapat digunakan oleh pengguna. Data-data yang digunakan serta pengolahan data yang terjadi dalam sistem tergambar dalam Diagram alir data level 1 ini, mulai dari pemilihan alternatif, perhitungan dengan MPE dan perumusan strategi pengembangan. Diagram alir data level 1 disajikan pada Gambar 18.

42

6.3. KERANGKA MODEL

6.3.1 Sistem Pengolahan Terpusat

Sistem pengolahan terpusat merupakan bagian sistem yang mengelola dan mengatur seluruh komponen, serta memungkinkan sistem berinteraksi secara timbal balik dengan sistem lainnya. Sistem pengolahan terpusat berfungsi sebagai koordinator dan pengendalian dari operasi SPK Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis.

Paket program mangosteen 1.0 menyediakan fasilitas sistem pengolahan terpusat yang berfungsi mengelola seluruh elemen sistem sehingga menjadi bagian yang terintegrasi. Hubungan antara Sistem Manajemen Basis Data Statis, Sistem Manajemen Basis Data Dinamis, dan Sistem Manajemen Basis Model diatur oleh Sistem Pengolahan Terpusat, sehingga memungkinkan pengguna mengakses seluruh fasilitas yang tersedia. Akses tersebut dilakukan melalui perintah-perintah yang terdapat dalam menu mangosteen 1.0

6.3.2 Sistem Manajemen Basis Dialog

Sistem manajemen basis dialog merupakan fasilitas yang diberikan untuk berkomunikasi antara model dengan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Fungsi utama dari sistem manajemen basis dialog adalah menerima input dan memberikan output yang dikehendaki pengguna. Sistem manajemen basis dialog dalam paket program ini dirancang sedemikian rupa sehingga diharapkan memudahkan para pengguna untuk menggunakannya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dengan menggunakan tampilan yang menarik.

6.3.3 Sistem Manajemen Basis Data Statis

Sistem manajemen basis data merupakan bagian yang memberikan fasilitas pengolahan data, yaitu mengendalikan dan memanipulasi data yang tersimpan. Manajemen basis data menjadi komponen yang penting dari suatu sistem karena adanya perbedaan kebutuhan data.

Sistem manajemen data statis akan mengorganisasikan data dalam menu informasi yang terdiri dari sekelompok data yaitu data dan informasi umum mengenai manggis dan Kabupaten Bogor. Penambahan kelompok data ini akan disesuaikan dengan kebutuhan. Basis data statis ini menampilkan informasi yang meliputi 1) Informasi profil Kabupaten Bogor, 2) Informasi deskripsi buah manggis, 3) Informasi usaha budidaya manggis, 4) Teknologi proses agroindustri manggis, 5) Informasi lain yang berkaitan dengan manggis yang dideskripsikan oleh sistem.

6.3.4 Sistem Manajemen Basis Data Dinamis

Sistem manajemen basis data merupakan satu kesatuan sebagai pusat penyimpanan, pengolahan dan pemasukan data. Sistem manajemen basis data harus mempunyai kemampuan terhadap perubahan struktur dan isi dari elemen data. Paket program mangosteen 1.0 memiliki sistem manajemen Basis Data Dinamis yang dibedakan menjadi enam kelompok, yaitu Kelompok Data Produk Olahan, Kelompok Data Lokasi, Kelompok Data Sentra Produksi, Data Strategi Pengembangan Agroindustri dan Kelompok Data Finansial terdiri dari Data Struktur Biaya Investasi, Data Struktur Biaya Tetap dan Data Struktur Biaya Variabel.

43

6.3.5 Sistem Manajemen Basis Model

Sistem Manajemen Basis Model merupakan kesatuan dari sub-sub model yang digunakan untuk menganalisis data-data yang terdapat dalam basis data dan hasil dari analisis tersebut digunakan sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan. Sistem Manajemen Basis Model dalam paket program mangosteen 1.0 memiliki enam sub model.

a. Sub Model Penentuan Produk Prospektif

Sub Model Penentuan Produk Prospektif merupakan model yang digunakan untuk menentukan produk olahan manggis yang memiliki potensi yang besar dan prospektif untuk dikembangkan. Kriteria yang digunakan dalam menentukan produk prospektif antara lain ketersediaan bahan baku, potensi pasar, teknologi proses, kebijakan pemerintah dan nilai tambah produk. Masing-masing kriteria tersebut kemudian akan ditentukan bobotnya tergantung tingkat kepentingan dan pengaruhnya terhadap penentuan produk dengan menggunakan metode komparasi berpasangan dengan skala komparasi antara 1 sampai 9 atau kebalikannya. Sedangkan metode yang digunakan dalam penentuan produk prospektif ialah metode perbandingan ekponensial (MPE). Alternatif produk yang memiliki hasil nilai MPE terbesar merupakan produk prospektif yang terpilih. Diagram alir sub model penentuan produk prospektif disajikan pada Gambar 19.

b. Sub Model Penentuan Lokasi Unggulan

Sub Model penentuan lokasi unggulan merupakan model yang digunakan untuk menentukan lokasi yang paling sesuai untuk dijadikan lokasi pendirian agroindustri manggis. Kriteria yang digunakan dalam menentukan lokasi unggulan adalah kemudahan akses dengan bahan baku, ketersediaan infrastruktur yang baik, ketersediaan sarana utilitas, kemudahan akses dengan bahan penunjang, kemudahan akses pemasaran, ketersediaan tenaga kerja, dan kondisi sosial budaya. Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi unggulan ialah metode perbandingan ekponensial (MPE). Hasil penjumlahan nilai alternatif dari setiap daerah akan dijadikan nilai akhir dari alternatif tersebut dan nilainya akan diurutkan untuk melihat daerah yang potensial yaitu daerah yang mempunyai nilai tertinggi. Diagram alir sub model penentuan lokasi disajikan pada Gambar 20.

c. Sub Model Analisa Kelayakan Finansial Budidaya Manggis

Sub Model Analisa Kelayakan Finansial Budidaya Manggis digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan budidaya manggis. Kelayakan finansial budidaya manggis ini dinilai pada budidaya dengan pola monokultur dan dalam umur proyek selama 20 tahun. Kriteria yang digunakan dalam menentukan kelayakan finansial tersbut ialah nilai NPV, IRR, BEP, PBP dan B/C ratio.

d. Sub Model Analisa Sentra Produksi

Sub model analisa sentra produksi digunakan untuk menentukan daerah sentra yang akan menjadi pemasok bahan baku yang akan digunakan untuk proses pengolahan produk agroindustri manggis. Sentra produksi manggis yang akan dianalisa ialah 25 sentra produksi manggis di berbagai tempat di Indonesia. Model ini menggunakan metode sorting atau pengurutan dalam penentuan daerah pemasok bahan baku. Dalam model ini kriteria pemilihan ditentukan oleh pengguna itu sendiri sehingga memberikan keleluasaan pada pengguna untuk menentukan daerah pemasok bahan baku sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

44

e. Sub Model Analisa Kelayakan Finansial Agroindustri Manggis

Sub Model Analisa Kelayakan Finansial Agroindustri Manggis digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan agroindustri manggis. Kelayakan finansial agroindustri manggis ini dinilai pada umur proyek selama 10 tahun. Kriteria yang digunakan dalam menentukan kelayakan finansial tersbut ialah nilai NPV, IRR, BEP, PBP dan B/C ratio.

f. Sub Model Strategi Pengembangan Agroindustri Manggis

Sub Model Strategi Pengembangan Agroindustri Manggis digunakan untuk menentukan strategi pengembangan agroindustri manggis terbaik dan menganalisis masing-masing strategi berdasarkan kriteria-kriteria yang berpengaruh pada masing-masing elemen hierarki. Metode yang digunakan dalam sub model ini ialah Proses Hierarki Analitik atau Analitical Hierarchy Process (AHP). Diagram alir sub model strategi pengembangan agroindsutri manggis disajikan pada Gambar 22.

Mulai

INPUT/EDIT/HAPUS

Kriteria Pemilihan Produk prospektif

Data Kriteria dan Alternatif produk prospektif Sesuai INPUT/EDIT/HAPUS Responden (Pakar) Data Jumlah Responden Cukup Ya INPUT/EDIT/HAPUS Penilaian Kriteria

Data Nilai Kriteria Penentuan Bobot Kriteria

dengan Pairwase Comparison

ya

Konsisten

Penentuan Bobot alternatif produk prospektif dengan MPE

Data Pembobotan Alternatif Produk

Selesai Tidak

Tidak

Data Bobot kriteria

ya

INPUT/EDIT/HAPUS

Nilai Produk terhadap kriteria peniaian

Data Nilai Produk terhadap kriteria penilain

Sesuai

Tidak

ya

45

Dokumen terkait