• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar : seorang guru laki-laki (pak Imron) yang berdiri di depan kelas sedang menjawab pertanyaan salah seorang muridnya.

Saat jam pelajaran agama berlangsung…

Pak Imron : “Nah, anak-anak, demikian tadi penjelasan Bapak tentang ƑĂůĂƚ. Apakah ada yang ingin kalian tanyakan?”

Amir : “Saya, Pak. Mengapa ƑĂůĂƚŝƚƵĚŝƐĞďƵƚƟĂŶŐĂŐĂŵĂ͍͟

Pak Imron : “Bagus sekali pertanyaanmu, Amir. Ya, begini maksudnya. Seseorang yang telah melaksanakan ƑĂůĂƚ ďĞƌĂƌƟ ŝĂ ƚĞůĂŚ ŝŬƵƚ menegakkan atau mendirikan agama, dan siapa yang telah meninggalkan ƑĂůĂƚ ďĞƌĂƌƟ ŝĂ ƚĞůĂŚ ŵĞƌƵŶƚƵŚŬĂŶ ĂŐĂŵĂ͘ :ŝŬĂ agama itu sebuah bangunan, apa yang membuat bangunan itu tegak?”

Amir : “Tiang, Pak.”

Pak Imron : “Ya, betul, betul, betul. Ada lagi yang mau bertanya?”

Nita : “Saya, Pak. Apakah ada ƑĂůĂƚ yang bisa kita laksanakan selain ƑĂůĂƚ wajib yang lima waktu tersebut?”

Pak Imron : “Ada, Nita. Begini, pada dasarnya sehari semalam kita diwajibkan untuk melaksanakan ƑĂůĂƚ lima kali yaitu Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan Subuh, selain ƑĂůĂƚ wajib juga ada ƑĂůĂƚ sunnah yang harus dilaksanakan antara lain ƑĂůĂƚ ƌĂǁĈƟď, ƑĂůĂƚ ǁŝƟƌ, ƑĂůĂƚ ĚƵŚĈ, ƑĂůĂƚ ƚĂŚĂũũƵĚ dan lain sebagainya”

Nita : “Oh, begitu ya, Pak. ƑĂůĂƚ sunnahŝƚƵƐƵƐĂŚĚŝŬĞƌũĂŬĂŶƟĚĂŬ͕WĂŬ͍͘͟ WĂŬ/ŵƌŽŶ ͗͞ŝƐĂƐƵƐĂŚďŝƐĂŵƵĚĂŚ͘^ĞŵƵĂƚĞƌŐĂŶƚƵŶŐŶŝĂƚĚĂůĂŵŚĂƟŬĂŵƵ͘

Kalau sudah biasa justru kalian malah susah meninggalkannya.” EŝƚĂ ͗͞tĂŚ͕WĂŬ/ŵƌŽŶďŝƐĂƐĂũĂ͘dĞƌŝŵĂŬĂƐŝŚ͕WĂŬ͘͟

Sumber: Kemdikbud

C DƵƟĂƌĂ<ŚĂnjĂŶĂŚ/ƐůĂŵ

Gambar orang yang sedang melaksanakan

ĦCNCV di masjid secara berjemaah

Gambar orang yang sedang ĦCNCV yang

terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya

Gambar anak-anak yang sedang melaksanakan ĦCNCV

Gambar orang melaksanakan ĦCNCV secara OWPHCTĄF

_ĂůĂƚ sunnah adalah ƑĂůĂƚ yang dianjurkan untuk mengerjakannya. Orang yang melaksanakan ƑĂůĂƚ sunnah mendapatkan pahala dan keutamaan dari ůůĂŚ^ǁƚ͘EĂŵƵŶ͕ũŝŬĂƐĞƐĞŽƌĂŶŐƟĚĂŬŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶƑĂůĂƚ sunnah͕ĚŝĂƟĚĂŬ berdosa. Dalam hal melaksanakan ƑĂůĂƚ Sunnah, Rasulullah memberi teladan LJĂŶŐƉĞŶƵŚĚĞŶŐĂŶŬĞŵƵůŝĂĂŶ͘ĞůŝĂƵƐĞůĂůƵŵĞŶŐĞƌũĂŬĂŶŶLJĂ͕ƐĞƉĞƌƟƑĂůĂƚ-ƑĂůĂƚƌĂǁĂƟď͕ƑĂůĂƚĚŚƵŚĂ͕ǁŝƟƌ͕ĚĂŶƐĞďĂŐĂŝŶLJĂ͘

Di antara sekian banyak ƑĂůĂƚ sunnah, ada yang ditekankan untuk dikerjakan dengan berjamaah, ada yang dikerjakan secara ŵƵŶĨĂƌţĚ (sendirian), dan ada yang bisa dikerjakan secara berjamaah atau ŵƵŶĨĂƌţĚ.

ŬƟǀŝƚĂƐƐŝƐǁĂ͗

ĞƌŵĂƟ ĚĂŶ ĂŵĂƟůĂŚ ŐĂŵďĂƌͲŐĂŵďĂƌ ƚĞƌƐĞďƵƚ ŬĞŵƵĚŝĂŶ ĚŝƐŬƵƐŝŬĂŶ ĚĂŶ tulislah komentar atau pertanyaan yang terkait dengan gambar tersebut.

1. _ĂůĂƚ^ƵŶŶĂŚ Berjamaah

Pernahkah kalian melaksanakan ƑĂůĂƚ sunnah secara berjama’ah? Tentunya kalian sering melaksanakannya. Misalnya pada saat melaksanakan ƑĂůĂƚ hari raya Idul Fitri maupun hari raya Idul Adha (ƑĂůĂƚ idain). Kalian tentu ƟĚĂŬ ƉĞƌŶĂŚ ŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶ ƑĂůĂƚ Idul Fitri atau Idul Adha secara ŵƵŶĨĂƌţĚ (sendirian). Kedua ƑĂůĂƚ ŝŶŝ ƉĂƐƟ

dilaksanakan secara berjamaah. Secara lebih rinci ƑĂůĂƚ-ƑĂůĂƚ sunnah yang dilaksanakan secara berjama’ah sebagai berikut :

a. _ĂůĂƚ Idul Fitri b. _ĂůĂƚ Idul Adha c. _ĂůĂƚ<ƵƐƻĨ(gerhana matahari) d. _ĂůĂƚ<ŚƵƐƻĨ(gerhana bulan) e. _ĂůĂƚ/ƐƟƐƋĈ(meminta hujan) a. _ĂůĂƚ Idul Fitri

_ĂůĂƚ Idul Fitri adalah ƑĂůĂƚ sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada ŚĂƌŝ ƌĂLJĂ /ĚƵů &ŝƚƌŝ ƉĂĚĂ ƐĞƟĂƉ ƚĂŶŐŐĂů λ ^LJĂǁĂů ƐĞƚĞůĂŚ ŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶ puasa Ramadan satu bulan lamanya. Hukum melaksanakan ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ ini adalah sunnah mu’akkad (sangat dianjurkan).

“Id͟ ĂƌƟŶLJĂ ŬĞŵďĂůŝ LJĂŝƚƵ ĚĞŶŐĂŶ ŚĂƌŝ ƌĂLJĂ /ĚƵů &ŝƚƌŝ ŝŶŝ ŬŝƚĂ ŬĞŵďĂůŝ ĚŝŚĂůĂůŬĂŶďĞƌďƵŬĂƐĞƉĞƌƟŵĂŬĂŶĚĂŶŵŝŶƵŵĚŝƐŝĂŶŐŚĂƌŝLJĂŶŐƐĞďĞůƵŵŶLJĂ selama bulan Ramadan hal itu dilarang.

tĂŬƚƵ ƵŶƚƵŬ ŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶ ƑĂůĂƚ Idul Fitri itu adalah sesudah terbit matahari sampai tergelincirnya matahari pada tanggal 1 Syawal tersebut. Adapun Tata cara pelaksanaan ƑĂůĂƚ hari raya Idul Fitri tergambar dalam cerita Amri dan Salim berikut:

Gambar : gambar dua anak laki-laki (Amri dan salim) sedang berjalan kaki berangkat ke masjid. Mereka memakai ƉĂŬĂŝĂŶͬďƵƐĂŶĂŵƵƐůŝŵ͘

Sumber: Kemdikbud

Gambar 2.4 : Anak Laki-laki pergi ke Masjid

ŬƟǀŝƚĂƐƐŝƐǁĂ͗

Ă͘ ĂĐĂůĂŚŬĞƚĞŶƚƵĂŶĚĂŶƚĂƚĂĐĂƌĂƑĂůĂƚͲƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚďĞƌũĂŵĂĂŚ͘

ď͘ ^ĞĐĂƌĂ ďĞƌŬĞůŽŵƉŽŬ͕ ůĂŬƵŬĂŶ ůĂƟŚĂŶ ƐĂŵƉĂŝ ĚĂƉĂƚ ŵĞŵƉƌĂŬƟŬŬĂŶŶLJĂ dengan sempurna.

Menyambut Hari Lebaran

Amri dan Salim merupakan dua anak yang saleh. Sebulan penuh dia menyelesaikan puasa Ramadan. Malam itu, tanggal 1 Syawal ŵĞƌĞŬĂ ŵĞŶƵŶĂŝŬĂŶ ŬĞǁĂũŝďĂŶ ŵĞŵďĂLJĂƌ njĂŬĂƚ ĮƚƌĂŚ͘DĞƌĞŬĂŵĞŶLJĞƌĂŚŬĂŶnjĂŬĂƚĮƚƌĂŚŬĞƉĂĚĂƉĂŶŝƟĂnjĂŬĂƚĮƚƌĂŚĚŝŵĂƐũŝĚĚĞŬĂƚƌƵŵĂŚ mereka.

Amri berkata, “Salim, besok pagi kita berangkat ƑĂůĂƚ Idul Fitri bersama-sama, ya.” Salim menjawab, “Ya, insya Allah. Kita pakai sepeda atau jalan kaki?”

“Jalan kaki saja, kata pak guru disunnahkan untuk jalan kaki. Jangan lupa, mandi dan makan sebelum berangkat juga sunnah”

“Baiklah, sampai ketemu besok ya, assalamu’alaikum..” “tĂ͚ĂůĂŝŬƵŵƐĂůĂŵǁĂƌĂŚŵĂƚƵůůĂŚǁĂďĂƌĂŬĂƚƵŚ.”

Pagi itu, tanggal 1 Syawal matahari terbit menghangatkan seluruh isi bumi. Takbir berkumandang di mana-mana. Sungguh suasananya sangat membahagiakan. Amri dan Salim berangkat bersama untuk menunaikan ƑĂůĂƚ Idul Fitri.

͞tĂŚ͕ďĂũƵŵƵďĂŐƵƐƐĞŬĂůŝ͕ŵƌŝ͘͟<ĂƚĂ^Ăůŝŵ͘͞/LJĂ͕ƚĞƌŝŵĂŬĂƐŝŚ͘dĂƉŝŝŶŝďĂũƵůĞďĂƌĂŶ tahun yang lalu. Sengaja jarang aku pakai karena tahun lalu masih kebesaran.” Amri menjelaskan.

Setelah sampai di masjid, mereka berdua melaksanakan ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ tahiyatul masjid sebanyak dua rakaat. Lalu mereka mengumandangkan takbir bersama jamaah yang lain.

^ĂĂƚ ǁĂŬƚƵŶLJĂ ƚĞůĂŚ ƟďĂ͕ ŝŵĂŵ ŵĞŵďĞƌŝŬĂŶ ŝƐLJĂƌĂƚ ĚŝŵƵůĂŝŶLJĂ ƑĂůĂƚ Id, bilal atau menyerukan seruan untuk ƑĂůĂƚ :

͞ƐͲ^ĂůĈƚƵ:Ĉŵŝ͛ĂƚĂƵ͕ŵĂƌŝŬŝƚĂůĂŬƐĂŶĂŬĂŶƑĂůĂƚ berjama’ah”

Amri berbisik, “Tahun yang lalu, aku ƑĂůĂƚ/ĚĚŝƚĞŵƉĂƚůĂŝŶƟĚĂŬĂĚĂƐĞƌƵĂŶƐĞƉĞƌƟŝŶŝ͘͟ :ĂǁĂď ^Ăůŝŵ͕ ͞zĂ ďĞƚƵů͕ ƐĞƌƵĂŶ ƐĞƉĞƌƟ LJĂŶŐ ƚĂĚŝ ŵĞŵĂŶŐ ƟĚĂŬ ŚĂƌƵƐ ĚŝůĂŬƵŬĂŶ͕ ĂLJŽ ŬŝƚĂ berdiri”

Sumber: Muhammad Akhsan

^ĞůĂŶũƵƚŶLJĂŵĞƌĞŬĂŵĞŶŐŝŬƵƟƑĂůĂƚ Idul Fitri dengan khusyu bersama dengan para jamaah, dengan tata cara sebagai berikut :

1) Imam memimpin pelaksanaan ƑĂůĂƚ Idul Fitri diawali dengan niat yang ŝŬŚůĂƐĚŝĚĂůĂŵŚĂƟ͘:ŝŬĂĚŝƵĐĂƉŬĂŶŵĂŬĂďƵŶLJŝŶŝĂƚŶLJĂĂĚĂůĂŚ͗

ƌƟŶLJĂ͗͞^ĂLJĂďĞƌŶŝĂƚƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ/ĚƵů&ŝƚƌŝĚƵĂƌĂŬĂĂƚŬĂƌĞŶĂůůĂŚ ta’ala.” 2) Pada rakaat pertama sesudah membaca do’a ŝŌŝƚĂŚ bertakbir sambil

mengangkat tangan sebanyak tujuh kali. Di sela-sela takbir satu dan lainnya disunnahkan membaca:

3) Setelah takbir tujuh kali dan membaca tasbih tersebut dilanjutkan membaca surah ĂůͲ&ĈƟŚĈŚ dan membaca salah satu surah dalam al-YƵƌǭĈŶ. Namun, diutamakan surah YĈĨ atau surah ĂůͲ͛ůĈ.

4) Pada rakaat kedua, setelah takbir berdiri kemudian membaca takbir ůŝŵĂ ŬĂůŝ ƐĂŵďŝů ŵĞŶŐĂŶŐŬĂƚ ƚĂŶŐĂŶ ĚĂŶ Ěŝ ĂŶƚĂƌĂ ƐĞƟĂƉ ƚĂŬďŝƌ disunnahkan membaca tasbih. Setelah itu membaca surah ĂůͲ&ĈƟŚĈŚ dan surah-surah pilihan. Surah yang dibaca diutamakan surah al-Qamar atau surah ĂůͲ'ĈƐLJŝLJĂŚ.

5) _ĂůĂƚ Idul Fitri ditutup dengan salam. Setelah itu ŬŚĂƟď mengumandangkan khutbah dua kali. Khutbah yang pertama dibuka dengan takbir sembilan kali dan khutbah yang kedua dibuka dengan takbir tujuh kali. Ada pula yang melaksanakan khutbah hanya satu kali. Setelah ƑĂůĂƚ Idul Fitri para jama’ah dianjurkan untuk bersalam-ƐĂůĂŵĂŶƵŶƚƵŬƐĂůŝŶŐŵĞŵĂĂŅĂŶůĂŚŝƌĚĂŶďĂƟŶ͘^ĞƚĞůĂŚƐĞůĞƐĂŝƑĂůĂƚ, kita pulang ke rumah dengan menempuh jalan yang berbeda dengan pada saat berangkat.

Di sepanjang jalan kita disunnahkan untuk saling bersilaturrahmi dan bersedekah, saling memberikan maaf kepada sesama keluarga, famili, tetangga, dan saudara sesama muslim. Khusus hari raya Idul Fitri kita diSunnahkan mengucapkan selamat kepada sesama saudara sesama ŵƵƐůŝŵŬĞƟŬĂďĞƌƚĞŵƵ͘

b. _ĂůĂƚ Idul Adha

_ĂůĂƚ Idul Adha adalah ƑĂůĂƚ yang dilaksanakan pada hari raya Qurban atau hari raya Idul Adha. _ĂůĂƚ ini dilaksanakan pada pagi hari tanggal 10 Zulhijjah bertepatan dengan pelaksanaan rangkaian ibadah haji di tanah ƐƵĐŝ͘ĞŶŐĂŶĚĞŵŝŬŝĂŶŽƌĂŶŐLJĂŶŐƐĞĚĂŶŐŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶŝďĂĚĂŚŚĂũŝƟĚĂŬ disunnahkan melaksanakan ƑĂůĂƚ/ĚƵůĚŚĂ͘ĂŐŝŽƌĂŶŐLJĂŶŐƟĚĂŬƐĞĚĂŶŐ melaksanakan ibadah haji, hukum melaksanakan ƑĂůĂƚ Idul Adha adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan).

Hampir semua ketentuan dan tata cara ƑĂůĂƚ Idul Adha sama dengan ƑĂůĂƚ Idul Fitri. Baik menyangkut waktu pelaksanaannya, hukumnya, dan tata caranya. Adapun perbedaannya hanya pada niatnya. Niat ƑĂůĂƚ harus ĚŝůĂŬƵŬĂŶĚĞŶŐĂŶŝŬŚůĂƐĚŝĚĂůĂŵŚĂƟ͘:ŝŬĂĚŝƵĐĂƉŬĂŶŵĂŬĂďƵŶLJŝŶŝĂƚŶLJĂ adalah :

ƌƟŶLJĂ͗͞^ĂLJĂďĞƌŶŝĂƚƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚŝĚƵůĂĚŚĂĚƵĂƌĂŬĂĂƚŬĂƌĞŶĂůůĂŚ ta’ala.”

c. _ĂůĂƚ<ƵƐƻĨ (Gerhana Matahari)

_ĂůĂƚ Sunnah ŬƵƐƻĨ (ŬƵƐƻĨƵƐ ƐLJĂŵƐŝ) adalah ƑĂůĂƚ sunnah yang ĚŝůĂŬƐĂŶĂŬĂŶŬĞƟŬĂƚĞƌũĂĚŝŐĞƌŚĂŶĂŵĂƚĂŚĂƌŝ͘,ƵŬƵŵŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶƑĂůĂƚ ini adalah sunnah muakkad.

tĂŬƚƵƉĞůĂŬƐĂŶĂĂŶƑĂůĂƚ ŬƵƐƻĨ adalah mulai terjadinya gerhana matahari sampai matahari kembali

ƚĂŵƉĂŬ ƵƚƵŚ ƐĞƉĞƌƟ ƐĞŵƵůĂ͘ <ĞƟŬĂ ŐĞƌŚĂŶĂ ƐƵĚĂŚ ŵƵůĂŝ terjadi, jama’ah berkumpul di masjid. Salah satu dari jamaah tersebut menjadi muazin untuk menyerukan panggilan ƑĂůĂƚ. _ĂůĂƚ gerhana ini dilaksanakan dengan berjamaah dan dipimpin oleh seorang imam.

Hal yang membedakan ƑĂůĂƚ ŬƵƐƻĨ dibanding ƑĂůĂƚ pada umumnya adalah dalam ƑĂůĂƚ ŬƵƐƻĨƐĞƟĂƉrakaat terdapat dua kali membaca surah ĂůͲ&ĂƟŚĂŚ dan dua kali rukuk. Sehingga dalam dua rakaat _ĂůĂƚ ŬƵƐƻĨ terdapat empat kali membaca ƐƵƌĂŚ ĂůͲ&ĂƟŚĂŚ, empat kali rukuk, dan empat kali sujud. Adapun tata cara pelaksanaan ƑĂůĂƚ gerhana matahari secara rinci sebagai berikut :

1. Berniat untuk ƑĂůĂƚ ŬƵƐƻĨ (ƑĂůĂƚ gerhana matahari). Niat ƑĂůĂƚ harus ĚŝůĂŬƵŬĂŶĚĞŶŐĂŶŝŬŚůĂƐĚŝĚĂůĂŵŚĂƟ͘:ŝŬĂĚŝƵĐĂƉŬĂŶďĂĐĂĂŶŶŝĂƚŶLJĂ adalah :

ƌƟŶLJĂ͗͞^ĂLJĂďĞƌŶŝĂƚƑĂůĂƚŐĞƌŚĂŶĂŵĂƚĂŚĂƌŝĚƵĂƌĂŬĂĂƚŬĂƌĞŶĂůůĂŚ ta’ala”.

2. Setelah takbiratul ihram dan selesai membaca doa ŝŌŝƚĂŚ dilanjutkan membaca ƐƵƌĂŚĂůͲ&ĂƟŚĂŚ dilanjutkan dengan membaca surah-surah yang panjang.

3. Rukuk yang lama dan panjang dengan membaca tasbih sebanyak-banyaknya.

4. /ŬƟĚĂů dengan mengucapkan ”Sami’allahu liman hamidah” tangan kembali bersedekap di dada.

5. Membaca surah ĂůͲ&ĈƟŚĂŚ dilanjutkan dengan membaca surah al-YƵƌ͛ĈŶ yang lain.

6. Kembali melakukan rukuk yang panjang dengan membaca tasbih yang sebanyak-banyaknya.

Gambar: Bukit Sinai tempat diturunkannya kitab Taurat.

Sumber: Kemdikbud

7. /ŬƟĚĂů dengan mengucapkan ”Sami’allahu liman hamidah”

ς͘ ^ƵũƵĚ ƐĞƉĞƌƟ ďŝĂƐĂ ƚĞƚĂƉŝ ƐƵũƵĚŶLJĂ ĂŐĂŬ ĚŝƉĂŶũĂŶŐŬĂŶ ĚŝďĂŶĚŝŶŐ dengan ƑĂůĂƚ pada umumnya.

σ͘ ƵĚƵŬĚŝĂŶƚĂƌĂĚƵĂƐƵũƵĚƐĞƉĞƌƟďŝĂƐĂ͘ 10. Sujud yang kedua agak dipanjangkan.

11. Bangkit menuju rakaat yang kedua, kemudian melaksanakan rakaat yang kedua sebagaimana rakaat yang pertama dilaksanakan.

12. Pada sujud yang terakhir rakaat yang kedua dianjurkan untuk ŵĞŵƉĞƌďĂŶLJĂŬŝƐƟŐĨĂƌĚĂŶƚĂƐďŝŚƵŶƚƵŬŵĞŵŽŚŽŶĂŵƉƵŶĂŶŬĞƉĂĚĂ Allah Swt.

13. Setelah selesai ƑĂůĂƚ, imam atau ŬŚĂƟď berdiri menyampaikan khutbah ĚĞŶŐĂŶ ƉĞƐĂŶ LJĂŶŐ ŝŶƟŶLJĂ ŐĞƌŚĂŶĂ ĂĚĂůĂŚ ƐĂůĂŚ ƐĂƚƵ ŬĞũĂĚŝĂŶ LJĂŶŐ menunjukkan kekuasaan Allah Swt. Meskipun merupakan sumber energi yang utama, matahari juga makhluk Allah yang memiliki kekurangan dan kelemahan.

d. _ĂůĂƚ<ŚƵƐƻĨ (Gerhana Bulan)

_ĂůĂƚ sunnah khusuf (ŬŚƵƐƻĨƵů ƋĂŵĂƌŝ) adalah ƑĂůĂƚ sunnah yang ĚŝůĂŬƐĂŶĂŬĂŶŬĞƟŬĂƚĞƌũĂĚŝƉĞƌŝƐƟǁĂŐĞƌŚĂŶĂďƵůĂŶ͘,ƵŬƵŵŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶ ƑĂůĂƚ ini adalah sunnah muakkad. Sedangkan waktu ƑĂůĂƚ gerhana bulan mulai terjadinya gerhana bulan sampai bulan tampak utuh kembali.

Adapun tata cara peksanaannya hampir sama dengan pelaksanaan ƑĂůĂƚ gerhana matahari; yang membedakan adalah bunyi niatnya. Niat ƑĂůĂƚ ŚĂƌƵƐ ĚŝůĂŬƵŬĂŶ ĚĞŶŐĂŶ ŝŬŚůĂƐ Ěŝ ĚĂůĂŵ ŚĂƟ͘ :ŝŬĂ ĚŝƵĐĂƉŬĂŶ ŵĂŬĂ bunyi niatnya adalah :

ƌƟŶLJĂ ͗͞^ĂLJĂ ďĞƌŶŝĂƚ ƑĂůĂƚ ŐĞƌŚĂŶĂ ďƵůĂŶ ĚƵĂ ƌĂŬĂĂƚ ŬĂƌĞŶĂ ůůĂŚ ta’ala,”

e. _ĂůĂƚ/ƐƟƐƋĈ (Memohon Hujan)

_ĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ ŝƐƟƐƋĈ adalah ƑĂůĂƚ sunnah dua rakaat yang dilaksanakan untuk memohon diturunkan hujan. Pada saat terjadi kemarau yang berkepanjangan sehingga sulit mendapatkan air, umat Islam disunnahkan melaksanakan ƑĂůĂƚ ŝƐƟƐƋĈ untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampun, seraya berdoa agar segera diturunkan hujan.

Salah satu sebab terjadinya kekeringan adalah sikap manusia yang tak ŵĂƵ ƉĞĚƵůŝ ĚĂŶ ƟĚĂŬ ƌĂŵĂŚ ƉĂĚĂ ůŝŶŐŬƵŶŐĂŶ͘ WĂĚĂŚĂů Ăŝƌ ŵĞƌƵƉĂŬĂŶ ŬŽŵƉŽŶĞŶ LJĂŶŐ ƐĂŶŐĂƚ ƉĞŶƟŶŐ ĚĂůĂŵ ŬĞŚŝĚƵƉĂŶ ŵĂŶƵƐŝĂ͘ <ƵƌĂŶŐŶLJĂ sumber air dan curah hujan dapat mengakibatkan masalah yang serius

dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita harus menjaga kelestarian alam dengan rajin menanam pohon, merawatnya, dan menghemat penggunaan air. Pelaksanaan ƑĂůĂƚ ŝƐƟƐƋĈ pada saat terjadi kekeringan sangatlah tepat. Ajaran ini dapat menjadikan manusia agar melakukan introspeksi diri.

Sebelum dilaksanakannya ƑĂůĂƚ ŝƐƟƐƋĈ diharapkan untuk berpuasa selama empat hari berturut-turut. Selanjutnya bertaubat kepada ůůĂŚ ^ǁƚ͘ ĚĂƌŝ ƐĞŐĂůĂ ŬĞƐĂůĂŚĂŶ ĚĂŶ ĚŽƐĂ͕ ƐĞƌƚĂ ŵĞŶŐŚĞŶƟŬĂŶ ƐĞŐĂůĂ bentuk perbuatan maksiat, serakah, dan merusak lingkungan. Pada hari keempat semua anggota masyarakat muslim pergi ke tanah lapang yang akan dipakai untuk melaksanakan ƑĂůĂƚ ŝƐƟƐƋĈ. Mereka dianjurkan berpakaian sederhana serta disunnahkan membawa binatang peliharaan ke tanah lapang tersebut. Di sepanjang jalan masyarakat dianjurkan juga ƵŶƚƵŬ ďĂŶLJĂŬ ďĞƌŝƐƟŐĨĂƌ͘ ^ĞƐĂŵƉĂŝ ŬĞ ƚĂŶĂŚ ůĂƉĂŶŐ ƐĂŵďŝů ŵĞŶƵŶŐŐƵ pelaksanaan ƑĂůĂƚĚŝĂŶũƵƌŬĂŶƵŶƚƵŬďĞƌnjŝŬŝƌŬĞƉĂĚĂůůĂŚ^ǁƚ͘

Adapun tata cara melaksanakan _ĂůĂƚ ŝƐƟƐƋĈ sebagai berikut:

1) Setelah semua bersiap untuk ƑĂůĂƚ͕ ŵƵĂnjŝŶ ƟĚĂŬ ƉĞƌůƵ mengumandangkan ĂnjĈŶ dan ŝƋĈŵĂŚ, cukup dengan seruan:

ƌƟŶLJĂ͗͞DĂƌŝƑĂůĂƚďĞƌũĂŵĂĂŚ͟

2) _ĂůĂƚƐƵŶŶĂŚĚŝůĂŬƐĂŶĂŬĂŶƐĞƉĞƌƟƑĂůĂƚ sunnah yang lainnya. Setelah membaca ƐƵƌĂŚ ĂůͲ&ĂƟŚĂŚ dilanjutkan membaca surah-surah yang panjang.

3) Setelah salam, ŬŚĂƟď membaca dua khutbah. Pada khutbah yang pertama dimulai dengan membaca ŝƐƟŐĨĂƌ sembilan kali dan yang kedua dimulai dengan membaca ŝƐƟŐĨĂƌ tujuh kali.

2. _ĂůĂƚͲƑĂůĂƚ^ƵŶŶĂŚDƵŶĨĂƌţĚ

_ĂůĂƚƐƵŶŶĂŚŵƵŶĨĂƌţĚ adalah _ĂůĂƚ yang dilaksanakan secara individu atau sendiri. Adapun ƑĂůĂƚ ƐƵŶŶĂŚ yang dilaksanakan secara ŵƵŶĨĂƌţĚ adalah sebagai berikut:

a. _ĂůĂƚZĂǁĈƟď b. _ĂůĂƚdĂŚŝLJLJĂƚƵůDĂƐũŝĚ c. _ĂůĂƚ/ƐƟŬŚĈƌĂŚ ŬƟǀŝƚĂƐƐŝƐǁĂ͗ Ă͘ ĂĐĂůĂŚŬĞƚĞŶƚƵĂŶĚĂŶƚĂƚĂĐĂƌĂƑĂůĂƚͲƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚŵƵŶĨĂƌţĚ͘ ď͘ ^ĞĐĂƌĂ ďĞƌŬĞůŽŵƉŽŬ͕ ůĂŬƵŬĂŶ ůĂƟŚĂŶ ƐĞĐĂƌĂ ďĞƌŐĂŶƟĂŶ ƐĂŵƉĂŝ ĚĂƉĂƚ ŵĞŵƉƌĂŬƟŬŬĂŶŶLJĂĚĞŶŐĂŶƐĞŵƉƵƌŶĂ͘ Đ͘ ^ĞƚĞůĂŚďŝƐĂ͕ŵĂŬĂďŝĂƐĂŬĂŶƵŶƚƵŬŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶƑĂůĂƚͲƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚŝŶŝ͘

a. _ĂůĂƚZĂǁĈƟď

ZĂǁĈƟď berasal dari kata rat’bah͕LJĂŶŐĂƌƟŶLJĂƚĞƚĂƉ͕ŵĞŶLJĞƌƚĂŝ͕ĂƚĂƵ terus menerus. Dengan demikian ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ ƌĂǁĈƟď adalah ƑĂůĂƚ yang dilaksanakan menyertai atau mengiringi ƑĂůĂƚ far«u, baik sebelum maupun sesudahnya.

ŝƟŶũĂƵ ĚĂƌŝ ƐĞŐŝ ŚƵŬƵŵŶLJĂ͕ ƑĂůĂƚ ƌĂǁĂƟď ŝŶŝ ƚĞƌďĂŐŝ ŵĞŶũĂĚŝ ĚƵĂ macam, yaitu: _ĂůĂƚ ƌĂǁĈƟď ŵƵǭĂŬŬĂĚĂŚ dan ƑĂůĂƚ ƌĂǁĈƟď ŐĂŝƌƵ mu`akkad.

1) _ĂůĂƚ ƌĂǁĈƟď ŵƵǭĂŬĂĚĂŚ (ƑĂůĂƚ ƌĂǁĈƟď yang sangat dianjurkan). Adapun yang merupakan ƑĂůĂƚƌĂǁĈƟďŵƵǭĂŬŬĂĚĂŚ yaitu:

• Dua rakaat sebelum ƑĂůĂƚ Zuhur • Dua rakaat sesudah ƑĂůĂƚ Zuhur • Dua rakaat sesudah ƑĂůĂƚ Magrib • Dua rakaat sesudah ƑĂůĂƚ Isya’ • Dua rakaat sebelum ƑĂůĂƚ Subuh.

2) _ĂůĂƚƌĂǁĈƟďŐĂŝƌƵŵƵǭĂŬŬĂĚĂŚ (ƑĂůĂƚƌĂǁĈƟď yang cukup dianjurkan untuk dikerjakan). Adapun yang merupakan ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚƌĂǁĈƟďŐĂŝƌƵ mu`akkadah yaitu:

• Dua rakaat sebelum Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah) • Dua rakaat sesudah Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah) • Empat rakaat sebelum Asar

• Dua rakaat sebelum Magrib.

:ŝŬĂ ĚŝƟŶũĂƵ ĚĂƌŝ ƐĞŐŝ ƉĞůĂŬƐĂŶĂĂŶŶLJĂ͕ ƑĂůĂƚ ƌĂǁĈƟď ini terbagi menjadi dua yaitu :

1. qabliyyah (dikerjakan sebelum ƑĂůĂƚ far«u), dan 2. ba’diyyah (dikerjakan setelah ƑĂůĂƚ far«u).

Adapun tata cara melaksanakan ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚƌĂǁĈƟď sebagai berikut: 1. Niat menurut waktunya.

μ͘ ŝŬĞƌũĂŬĂŶƟĚĂŬĚŝĚĂŚƵůƵŝĚĞŶŐĂŶĂnjĂŶĚĂŶŝƋĂŵĂŚ͘

3. _ĂůĂƚ sunnah ƌĂǁĂƟď ini dilaksanakan secara ŵƵŶĨĂƌţĚ (sendirian). 4. Bila lebih dari dua rakaatŐƵŶĂŬĂŶƐĂƚƵƐĂůĂŵƐĞƟĂƉĚƵĂrakaat. ο͘ DĞŵďĂĐĂĚĞŶŐĂŶƐƵĂƌĂLJĂŶŐƟĚĂŬĚŝŶLJĂƌŝŶŐŬĂŶƐĞƉĞƌƟƉĂĚĂƐĂĂƚ

melaksanakan ƑĂůĂƚ Zuhur dan ƑĂůĂƚ Asar.

6. _ĂůĂƚ ĚŝŬĞƌũĂŬĂŶ ĚĞŶŐĂŶ ƉŽƐŝƐŝ ďĞƌĚŝƌŝ͘ :ŝŬĂ ƟĚĂŬ ŵĂŵƉƵ ďŽůĞŚ ĚĞŶŐĂŶĚƵĚƵŬ͕ĂƚĂƵũŝŬĂŵĂƐŝŚƟĚĂŬŵĂŵƉƵďŽůĞŚďĞƌďĂƌŝŶŐ͘ 7. Sebaiknya berpindah sedikit dari tempat ƑĂůĂƚ far«u tetapi tetap

menghadap kiblat.

Contoh tata cara melaksanakan ƑĂůĂƚƌĂǁĈƟďƋĂďůŝLJLJĂŚ Zuhur : 1. Berniat ƑĂůĂƚƌĂǁĈƟďƋĂďůŝLJLJĂŚ Zuhur

Niat ƑĂůĂƚŚĂƌƵƐĚŝůĂŬƵŬĂŶĚĞŶŐĂŶŝŬŚůĂƐĚŝĚĂůĂŵŚĂƟ͘:ŝŬĂĚŝƵĐĂƉŬĂŶ maka bunyi niatnya adalah :

ƌƟŶLJĂ ͗ ͞^ĂLJĂ ďĞƌŶŝĂƚ ƑĂůĂƚ ƋĂďůŝLJLJĂŚ ƵŚƵƌ ĚƵĂ ƌĂŬĂĂƚ ŬĂƌĞŶĂ Allah Ta’ala.”

2. dĂŬďŝƌĈƚƵůŝŚƌĈŵ

3. _ĂůĂƚ dua rakaatƐĞƉĞƌƟƚĂƚĂĐĂƌĂ_ĂůĂƚ pada umumnya. 4. Salam.

b. _ĂůĂƚdĂŚŝLJLJĂƚƵůDĂƐũŝĚ

_ĂůĂƚƚĂŚŝLJLJĂƚƵůŵĂƐũŝĚ adalah ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ yang dilaksanakan untuk ŵĞŶŐŚŽƌŵĂƟ ŵĂƐũŝĚ͘ _ĂůĂƚ ini disunnahŬĂŶ ďĂŐŝ ƐĞƟĂƉ ŵƵƐůŝŵ ŬĞƟŬĂ memasuki masjid. _ĂůĂƚ sunnah ini merupakan rangkaian adab memasuki masjid.

Pada saat kita hendak masuk ke masjid, disunnahkan untuk mendahulukan kaki kanan seraya berdoa :

ƌƟŶLJĂ ͗ ͞zĂ ůůĂŚ ĂŵƉƵŶŝůĂŚ ĚŽƐĂͲĚŽƐĂŬƵ͕ ĚĂŶ ďƵŬĂŬĂŶůĂŚ ƉŝŶƚƵ rahmat-Mu untukku”.

Jika kita sudah masuk ke dalam masjid, hendaklah sebelum duduk kita mengerjakan ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ dua rakaat. Adapun tata caranya sebagai berikut :

1) Berniat ƑĂůĂƚ ƚĂŚŝLJLJĂƚƵů ŵĂƐũŝĚ. Niat ƑĂůĂƚ harus dilakukan dengan ŝŬŚůĂƐĚŝĚĂůĂŵŚĂƟ͘ƵŶLJŝŶŝĂƚŶLJĂŬĂůĂƵĚŝƵĐĂƉŬĂŶƐĞďĂŐĂŝďĞƌŝŬƵƚ͗

ƌƟŶLJĂ͗͞^ĂLJĂďĞƌŶŝĂƚƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚƚĂŚŝLJLJĂƚƵůŵĂƐũŝĚĚƵĂƌĂŬĂĂƚ karena Allah ta’ala. Allahu Akbar.”

2) Setelah berniat dilanjutkan dengan ƚĂŬďŝƌĂƚƵů ŝŚƌĈŵ, membaca doa ŝŌŝƚĈŚ, surah ĂůͲ&ĈƟŚĂŚ, dan seterusnya sampai salam.

ƵŬƵƉ ŵƵĚĂŚ͕ ďƵŬĂŶ͍  ^ĂĂƚŶLJĂ ŬĂůŝĂŶ ƵŶƚƵŬ ďĞƌůĂƟŚ ŵĞŶŐĂŵĂůŬĂŶ ibadah-ibadah sunnah. _ĂůĂƚƚĂŚŝLJLJĂƚƵůŵĂƐũŝĚ ini merupakan salah satu bentuk ibadah sunnahLJĂŶŐƟĚĂŬƐƵůŝƚƵŶƚƵŬĚŝůĂŬƐĂŶĂŬĂŶ͘

c. _ĂůĂƚ/ƐƟŬŚĈƌĂŚ

_ĂůĂƚŝƐƟŬŚĈƌĂŚ adalah ƑĂůĂƚ dengan maksud untuk memohon petunjuk Allah Swt. dalam menentukan pilihan terbaik di antara dua pilihan atau lebih. _ĂůĂƚ ŝƐƟŬŚĂƌĂŚ sebenarnya hampir sama dengan ƑĂůĂƚ hajat. Bedanya kalau ƑĂůĂƚŝƐƟŬŚĂƌĂŚ tertuju pada suatu keinginan atau cita-cita yang sudah nampak adanya, tetapi masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya. Sedangkan ƑĂůĂƚ hajat tertuju pada sebuah keinginan yang belum kelihatan akhir dan tujuannya.

tĂŬƚƵ LJĂŶŐ ƚĞƌďĂŝŬ ĚĂůĂŵ ŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶ ƑĂůĂƚ ŝƐƟŬŚĈƌĂŚ ini adalah saat mulai pertengahan malam yang akhir, sebagaimana waktu ƑĂůĂƚ tahajjud. _ĂůĂƚŝƐƟŬŚĈƌĂŚ dikerjakan sebagaimana ƑĂůĂƚ biasa dan setelah selesai ƑĂůĂƚ ĚŝůĂŶũƵƚŬĂŶ ĚĞŶŐĂŶ ŵĞŵďĂĐĂ ĚŽĂ ŝƐƟŬŚĂƌĂŚ ƐĞďĂŐĂŝŵĂŶĂ yang diajarkan oleh Rasulullah.

_ĂůĂƚ ŝƐƟŬŚĈƌĂŚ hukumnya adalah sunnah mu`akkadah bagi orang yang sedang membutuhkan untuk menentukan pilihan. Adapun tata cara melaksanakan ƑĂůĂƚŝƐƟŬŚĈƌĂŚ sebagai berikut :

1) Bangun pada waktu pertengahan malam dan berwu«u.

2) Melaksanakan ƑĂůĂƚ ŝƐƟŬŚĈƌĂŚ dengan diawali niat. Niat ƑĂůĂƚ harus ĚŝůĂŬƵŬĂŶ ĚĞŶŐĂŶ ŝŬŚůĂƐ Ěŝ ĚĂůĂŵ ŚĂƟ͘ ĚĂƉƵŶ ďƵŶLJŝ ŶŝĂƚŶLJĂ ũŝŬĂ diucapkan sebagai berikut:

 ƌƟŶLJĂ ͗ ͞ ^ĂLJĂ ďĞƌŶŝĂƚ ƑĂůĂƚ ƐƵŶŶĂŚ ŝƐƟŬŚĈƌĂŚ ĚƵĂ ƌĂŬĂĂƚ ŬĂƌĞŶĂ Allah Ta’ala.”

3) Pada rakaat pertama setelah membaca surah ĂůͲ&ĈƟŚĂh kemudian membaca surah ĂůͲ<ĈĮƌƵŶ. Bacaan ƐƵƌĂŚ ĂůͲ<ĈĮƌƵŶ boleh lebih dari ƐĂƚƵŬĂůŝ͕LJĂŬŶŝƟŐĂ͕ƚƵũƵŚ͕ĂƚĂƵƐĞƉƵůƵŚŬĂůŝ͘

4) Pada rakaat kedua setelah membaca ƐƵƌĂŚ ĂůͲ&ĈƟŚĂŚ kemudian membaca surah ĂůͲ/ŬŚůĈƐ. Bacaan surah ĂůͲ/ŬŚůĈƐ boleh lebih dari satu ŬĂůŝ͕LJĂŬŶŝƟŐĂ͕ƚƵũƵŚ͕ĂƚĂƵƐĞƉƵůƵŚŬĂůŝ͘

5) Setelah ƑĂůĂƚ dua rakaat, dilanjutkan dengan membaca doa ŝƐƟŬŚĈƌĂŚ yang diajarkan Nabi Muhammad saw. sebagai berikut :

ƌƟŶLJĂ ͗ ͞zĂ ůůĂŚ ƐĞƐƵŶŐŐƵŚŶLJĂ ĂŬƵ ŵĞŵŽŚŽŶ ŬĞďĂŝŬĂŶ ĚĂůĂŵ ƵƌƵƐĂŶŬƵĚĞŶŐĂŶŝůŵƵͲDƵ͕ĚĂŶĂŬƵŵĞŵŽŚŽŶŬĞƉĂƐƟĂŶĚĞŶŐĂŶŬƵĚƌĂƚͲ DƵ͘ ŬƵ ŵĞŵŽŚŽŶ ŬĞƵƚĂŵĂĂŶͲDƵ zĂŶŐ ĂŐƵŶŐ͕ ĂŚǁĂƐĂŶŶLJĂ ŶŐŬĂƵ DĂŚĂ <ƵĂƐĂ͕ ƐĞĚĂŶŐŬĂŶ ĂŬƵ ƟĚĂŬ ďĞƌĚĂLJĂ͘ ŶŐŬĂƵ ŵĞŶŐĞƚĂŚƵŝ ƐĞŐĂůĂ LJĂŶŐŐĂŝď͘zĂůůĂŚ͕ĞŶŐŬĂƵŵĞŶŐĞƚĂŚƵŝƐĞŐĂůĂŚĂũĂƚŬƵďĞƌƵƉĂ͕͘͘͘͘͘͘͘ũŝŬĂ itu baik bagiku dalam agama dan kehidupanku serta dampaknya di dunia ĚĂŶ ĂŬŚŝƌĂƚ͕ ŵĂŬĂ ũĂĚŝŬĂŶůĂŚ ŝĂ ƵŶƚƵŬŬƵ͕ ďĞƌŬĂƟůĂŚ ĚĂůĂŵ ŵĞƌĂŝŚŶLJĂ͕ ƐĞƌƚĂŵƵĚĂŚŬĂŶŝĂƵŶƚƵŬŬƵ͘ŶŐŬĂƵƉƵŶŵĞŶŐĞƚĂŚƵŝũŝŬĂƵƌƵƐĂŶŝŶŝďƵƌƵŬ bagiku, baik dalam urusan agamaku, kehidupanku dan dampaknya di ĚƵŶŝĂ ĚĂŶ ĂŬŚŝƌĂƚ͕ ŵĂŬĂ ũĂƵŚŬĂŶůĂŚ ĚŝĂ ĚĂƌŝŬƵ ĚĂŶ ũĂƵŚŬĂŶůĂŚ  ĂŬƵ ĚĂƌŝŶLJĂ͕ŬĞŵƵĚŝĂŶƚĞƚĂƉŬĂŶůĂŚŬĞďĂŝŬĂŶƵŶƚƵŬŬƵĚŝŵĂŶĂƐĂũĂĂŬƵďĞƌĂĚĂ͘ ^ĞƐƵŶŐŐƵŚŶLJĂŶŐŬĂƵDĂŚĂ<ƵĂƐĂĂƚĂƐƐĞŐĂůĂƉĞƌŬĂƌĂ͕ŬĞŵƵĚŝĂŶŶŐŬĂƵ meridainya.”

3. _ĂůĂƚ^ƵŶŶĂŚ Berjamaah atau DƵŶĨĂƌţĚ

Beberapa ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ berikut ini boleh dilaksanakan secara berjama’ah atau secara ŵƵŶĨĂƌţĚ. Adapun _ĂůĂƚ sunnah yang dimaksud adalah :

a. _ĂůĂƚdĂƌĈǁŝŚ

_ĂůĂƚƚĂƌĈǁŝŚ adalah ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ yang dilaksanakan pada malam bulan ZĂŵĂĚĂŶ. Hukum melaksanakan ƑĂůĂƚƚĂƌĈǁŝŚ adalah sunnah mu’akkadah. _ĂůĂƚƚĂƌĈǁŝŚ dilaksanakan setelah _ĂůĂƚ Isya’ sampai waktu fajar.

_ĂůĂƚ ƚĂƌĈǁŝŚ ĚĂƉĂƚ ĚŝůĂŬƐĂŶĂŬĂŶ ĚĞůĂƉĂŶ͕ ĚƵĂ ƉƵůƵŚ͕ ĂƚĂƵ ƟŐĂ ƉƵůƵŚ enam rakaat͘ <ŝƚĂ ƟŶŐŐĂů ŵĞŵŝůŝŚ ũƵŵůĂŚ rakaat mana yang mau dan mampu untuk dilaksanakan. Perbedaan jumlah bilangan rakaatŝŶŝƟĚĂŬƉĞƌůƵ ĚŝƉĞƌŵĂƐĂůĂŚŬĂŶ͘ zĂŶŐ ƚĞƌƉĞŶƟŶŐ ĂĚĂůĂŚ ƵŵĂƚ /ƐůĂŵ ĚĂƉĂƚ ŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶ dengan khusyu.

<ĞƟŬĂŚĞŶĚĂŬŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶƑĂůĂƚ tarawih diawali dengan niat. Niat ƑĂůĂƚ ŚĂƌƵƐ ĚŝůĂŬƵŬĂŶ ĚĞŶŐĂŶ ŝŬŚůĂƐ Ěŝ ĚĂůĂŵ ŚĂƟ͘ :ŝŬĂ ĚŝƵĐĂƉŬĂŶ ďƵŶLJŝ ŶŝĂƚŶLJĂ adalah :

ƌƟŶLJĂ͗͞^ĂLJĂďĞƌŶŝĂƚƑĂůĂƚƚĂƌĈǁŝŚĚƵĂƌĂŬĂĂƚŬĂƌĞŶĂůůĂŚdĂ͛ĂůĂ͘͟ b. _ĂůĂƚtŝƟƌ

_ĂůĂƚ ǁŝƟƌ adalah ƑĂůĂƚ yang dilaksanakan dengan bilangan ganjil (satu, ƟŐĂ͕ůŝŵĂ͕ƚƵũƵŚ͕ƐĞŵďŝůĂŶ͕ĂƚĂƵƐĞďĞůĂƐrakaat). Hukumnya melaksanakannya adalah sunnah mu’akkadah. Adapun waktu ƑĂůĂƚǁŝƟƌ adalah sesudah ƑĂůĂƚ Isya’ sampai menjelang fajar ƑĂůĂƚ Subuh.

<ĞƟŬĂŚĞŶĚĂŬŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶƑĂůĂƚǁŝƟƌ, maka mulailah dengan niat. Niat ƑĂůĂƚŚĂƌƵƐĚŝůĂŬƵŬĂŶĚĞŶŐĂŶŝŬŚůĂƐĚŝĚĂůĂŵŚĂƟ͘:ŝŬĂĚŝƵĐĂƉŬĂŶďƵŶLJŝŶŝĂƚ untuk yang dua rakaat adalah :

ŬƟǀŝƚĂƐƐŝƐǁĂ͗ Ă͘ ĂĐĂůĂŚ ŬĞƚĞŶƚƵĂŶ ĚĂŶ ƚĂƚĂ ĐĂƌĂ ƑĂůĂƚͲƑĂůĂƚ ƐƵŶŶĂŚ LJĂŶŐ ĚĂƉĂƚ ĚŝůĂŬƵŬĂŶ ĚĞŶŐĂŶĐĂƌĂďĞƌũĂŵĂĂŚĂƚĂƵŵƵŶĨĂƌţĚ͘ ď͘ ^ĞĐĂƌĂ ďĞƌŬĞůŽŵƉŽŬ͕ ůĂŬƵŬĂŶ ůĂƟŚĂŶ ƐĞĐĂƌĂ ďĞƌŐĂŶƟĂŶ ƐĂŵƉĂŝ ĚĂƉĂƚ ŵĞŵƉƌĂŬƟŬŬĂŶŶLJĂĚĞŶŐĂŶƐĞŵƉƵƌŶĂ͘ Đ͘ ^ĞƚĞůĂŚďŝƐĂ͕ŵĂŬĂďŝĂƐĂŬĂŶƵŶƚƵŬŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶƑĂůĂƚͲƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚŝŶŝ͘

ƌƟŶLJĂ͗͞^ĂLJĂďĞƌŶŝĂƚƑĂůĂƚǁŝƟƌĚƵĂƌĂŬĂĂƚŬĂƌĞŶĂůůĂŚdĂ͛ĂůĂ͘͟ Jika diucapkan bunyi niat untuk yang satu rakaat adalah :

ƌƟŶLJĂ͗͞^ĂLJĂďĞƌŶŝĂƚƑĂůĂƚƐĂƚƵƌĂŬĂĂƚǁŝƟƌŬĂƌĞŶĂůůĂŚdĂ͛ĂůĂ͘͟ c. _ĂůĂƚƵŚĈ

_ĂůĂƚƐƵŶŶĂŚĚƵŚĈ atau yang sering disebut dengan ƑĂůĂƚĂǁǁĈďŝŶĚƵŚĈ adalah ƑĂůĂƚ ƐƵŶŶĂŚ yang dikerjakan pada waktu matahari sudah menaik ƐĞŬŝƚĂƌƐĂƚƵƚŽŵďĂŬ;ƐĞŬŝƚĂƌƉƵŬƵůκρ͘κκĂƚĂƵŵĂƚĂŚĂƌŝƐĞƟŶŐŐŝƐĞŬŝƚĂƌƚƵũƵŚ hasta) hingga menjelang ƑĂůĂƚ Zuhur.

Kita dapat melaksanakan ƑĂůĂƚ ĚƵŚĈ sebanyak 2 rakaat dan paling banyak 12 rakaat͘ dĂƚĂ ĐĂƌĂ ƉĞůĂŬƐĂŶĂĂŶŶLJĂ ƟĚĂŬůĂŚ ƐƵůŝƚ͕ ƐĂŵĂ ĚĞŶŐĂŶ cara melaksanakan ƑĂůĂƚ pada umumnya. Jika kalian hendak melaksanakan, ŵƵůĂŝůĂŚĚĞŶŐĂŶŶŝĂƚLJĂŶŐƚƵůƵƐĚŝĚĂůĂŵŚĂƟ͘:ŝŬĂĚŝƵĐĂƉŬĂŶďƵŶLJŝŶŝĂƚŶLJĂ adalah :

ƌƟŶLJĂ͗͞^ĂLJĂďĞƌŶŝĂƚƑĂůĂƚĚƵŚĈĚƵĂƌĂŬĂĂƚŬĂƌĞŶĂůůĂŚdĂ͛ĂůĂ͘͟ d. _ĂůĂƚdĂŚĂũũƵĚ

_ĂůĂƚƐƵŶŶĂŚƚĂŚĂũũƵĚ adalah ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚŵƵ͛ĂŬŬĂĚĂŚ yang dilaksanakan pada sebagian waktu di malam hari. _ĂůĂƚ ƚĂŚĂũũƵĚ adalah bagian dari ƋŝLJĈŵƵůůĂŝů (_ĂůĂƚ malam) yang langsung diperintahkan oleh Allah Swt. melalui ĮƌŵĂŶŶLJĂƐĞďĂŐĂŝďĞƌŝŬƵƚ͗

ƌƟŶLJĂ͗͞ĂŶƉĂĚĂƐĞďĂŐŝĂŶŵĂůĂŵ͕ůĂŬƵŬĂŶůĂŚƑĂůĂƚƚĂŚĂũũƵĚ;ƐĞďĂŐĂŝ ƐƵĂƚƵŝďĂĚĂŚͿƚĂŵďĂŚĂŶďĂŐŝŵƵ͗ŵƵĚĂŚͲŵƵĚĂŚĂŶdƵŚĂŶŵƵŵĞŶŐĂŶŐŬĂƚŵƵ ŬĞƚĞŵƉĂƚLJĂŶŐƚĞƌƉƵũŝ͘͟;Y^͘ĂůͲ/ƐƌĂ͛ͬλρ͗ρσͿ

Tata cara melaksanakan ƑĂůĂƚ ƚĂŚĂũũƵĚ ƟĚĂŬ ũĂƵŚ ďĞƌďĞĚĂ ĚĞŶŐĂŶ ƑĂůĂƚ sunnah yang lain, yaitu :

1) Dilaksanakan pada waktu setelah ƑĂůĂƚ Isya sampai dengan ĨĂũĂƌ ƐŝĚŝƋ ;ŵĞŶũĞůĂŶŐǁĂŬƚƵ^ƵďƵŚͿĚĂŶƐĞƚĞůĂŚƟĚƵƌ͘

3) Dilaksanakan sendirian (ŵƵŶĨĂƌţĚ) atau berjamaah.

ξͿ >ĞďŝŚƵƚĂŵĂƐĞƟĂƉĚƵĂrakaat salam. Apabila dilaksanakan empat rakaat jangan ada tasyahud awal.

Jika kita melaksanakan ƑĂůĂƚ ƚĂŚĂũũƵĚ, banyak manfaat atau keutamaan yang dapat kita ambil. Keutamaan-keutamaan ƑĂůĂƚ ƚĂŚĂũũƵĚ adalah:

ͻ ĂƉĂƚŵĞŵďĞŶƚƵŬŬĂƌĂŬƚĞƌͬŬĞƉƌŝďĂĚŝĂŶŽƌĂŶŐƐĂůĞŚ͘

• Sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Swt. untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

• Dapat mencegah diri dari perbuatan dosa.

ͻ ĂƉĂƚ ŵĞŶŐŚĂƉƵƐŬĂŶ ĂƚĂƵ ŵĞŶŐŚŝůĂŶŐŬĂŶ ĚĂƌŝ ƐĞŐĂůĂ ƉĞŶLJĂŬŝƚ ŚĂƟ͗ ŝƌŝ͕ dendam, tamak, dan lain sebagainya.

ͻ DĞŶŐŽďĂƟĚŝƌŝĚĂƌŝƉĞŶLJĂŬŝƚũĂƐŵĂŶŝ͘

<ĞƟŬĂŚĞŶĚĂŬŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶƑĂůĂƚ ƚĂŚĂũũƵĚ diawali dengan niat yang ikhlas ĚŝĚĂůĂŵŚĂƟ͘:ŝŬĂĚŝƵĐĂƉŬĂŶďƵŶLJŝŶŝĂƚŶLJĂĂĚĂůĂŚ͗

ƌƟŶLJĂ͗͞^ĂLJĂďĞƌŶŝĂƚƑĂůĂƚƚĂŚĂũũƵĚĚƵĂƌĂŬĂĂƚŬĂƌĞŶĂůůĂŚdĂ͛ĂůĂ͘͟ e. _ĂůĂƚdĂƐďŝŚ

_ĂůĂƚ ƐƵŶŶĂŚ ƚĂƐďŝŚ adalah ƑĂůĂƚ ƐƵŶŶĂŚ yang dilaksanakan dengan memperbanyak membaca tasbih. _ĂůĂƚƚĂƐďŝŚ ini merupakan sunnah khusus dengan membaca tasbih sebanyak 300 kali di dalam ƑĂůĂƚ. Hal ini pernah diajarkan oleh Rasulullah sebagaimana tertuang dalam hadis berikut :

ƌƟŶLJĂ ͗ ͞Ăƌŝ ŶĂƐ ďŝŶ DĂůŝŬ ďĂŚǁĂƐĂŶŶLJĂ hŵŵƵ ^ƵůĂŝŵ ďĞƌƉĂŐŝͲ ƉĂŐŝ ŵĞŶĞŵƵŝ EĂďŝ ƐĂǁ͘ ƐĞƌĂLJĂ ďĞƌŬĂƚĂ͕ ĂũĂƌŝůĂŚ ƐĂLJĂ ďĞďĞƌĂƉĂ ŬĂůŝŵĂƚ yang saya ucapkan di dalam shalatku, maka beliau bersabda: Bertakbirlah kepada Allah sebanyak sepuluh kali, bertasbihlah kepada Allah sepuluh kali

ĚĂŶ ďĞƌƚĂŚŵŝĚůĂŚ ;ŵĞŶŐƵĐĂƉŬĂŶ Ăů ŚĂŵĚƵůŝůůĂŚͿ ƐĞƉƵůƵŚ ŬĂůŝ͕ ŬĞŵƵĚŝĂŶ ŵĞŵŽŚŽŶůĂŚ ;ŬĞƉĂĚĂ ůůĂŚͿ ĂƉĂ LJĂŶŐ ŬĂŵƵ ŬĞŚĞŶĚĂŬŝ͕ ŶŝƐĐĂLJĂ ŝĂ ĂŬĂŶ ŵĞŶũĂǁĂď͗LJĂ͕LJĂ͕;ŬƵŬĂďƵůŬĂŶƉĞƌŵŝŶƚĂĂŶŵƵͿ͘͟;,͘Z͘ƚͲdŝƌŵŝnjŝͿ

Secara lebih terperinci, tata cara mengerjakan ƑĂůĂƚƚĂƐďŝŚ ini terdiri dari dua macam cara, yaitu :

• jika dilaksanakan di malam hari, jumlah rakaatnya ada empat dengan dua kali salam.

• jika dilaksanakan di siang hari, jumlah rakaatnya ada empat dan sekali salam.

ĂůĂŵ ƉƌĂŬƟŬ ƉĞůĂŬƐĂŶĂĂŶŶLJĂ ƑĂůĂƚ sunnah ini memerlukan waktu LJĂŶŐ ƌĞůĂƟĨ ůĂŵĂ͕ ŽůĞŚ ŬĂƌĞŶĂŶLJĂ ƑĂůĂƚ ƚĂƐďŝŚ dilaksanakan sesuai dengan ŬĞŵĂŵƉƵĂŶ͘:ŝŬĂŵĂŵƉƵŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶŶLJĂƐĞƟĂƉŚĂƌŝ͕ůĂŬƐĂŶĂŬĂŶůĂŚĚĂůĂŵ ƐĞƟĂƉ ŚĂƌŝŶLJĂ͘ :ŝŬĂ ƟĚĂŬ ŵĂŵƉƵ ŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶŶLJĂ ĚĂůĂŵ ƐĞƟĂƉ ŚĂƌŝŶLJĂ͕ ůĂŬƐĂŶĂŬĂŶ ƐĞƟĂƉ ŚĂƌŝ :Ƶŵ͛Ăƚ͘ :ŝŬĂ ƟĚĂŬ ŵĂŵƉƵ ŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶ ƐĞƟĂƉ ŚĂƌŝ :Ƶŵ͛Ăƚ͕ůĂŬƐĂŶĂŬĂŶƐĞƟĂƉƐĞďƵůĂŶƐĞŬĂůŝ͕ƐĞƚĂŚƵŶƐĞŬĂůŝ͕ĂƚĂƵŵŝŶŝŵĂůƐĞƵŵƵƌ hidup sekali.

<ĞƟŬĂŚĞŶĚĂŬŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶƑĂůĂƚƚĂƐďŝŚpada malam hari diawali dengan niat ƑĂůĂƚ tasbih dua rakaat, lalu dua rakaat lagi. Niat ƑĂůĂƚ harus dilakukan

ĚĞŶŐĂŶŝŬŚůĂƐĚŝĚĂůĂŵŚĂƟ͘:ŝŬĂĚŝƵĐĂƉŬĂŶďƵŶLJŝŶŝĂƚŶLJĂĂĚĂůĂŚ͗ ƌƟŶLJĂ͗͞^ĂLJĂďĞƌŶŝĂƚƑĂůĂƚƚĂƐďŝŚĚƵĂƌĂŬĂĂƚŬĂƌĞŶĂůůĂŚdĂ͛ĂůĂ͘͟ Jika dikerjakan pada siang hari maka langsung empat rakaat. Niat ƑĂůĂƚ ŚĂƌƵƐ ĚŝůĂŬƵŬĂŶ ĚĞŶŐĂŶ ŝŬŚůĂƐ Ěŝ ĚĂůĂŵ ŚĂƟ͘ :ŝŬĂ ĚŝƵĐĂƉŬĂŶ ŵĂŬĂ ďƵŶLJŝ niatnya adalah :

ƌƟŶLJĂ͗͞^ĂLJĂďĞƌŶŝĂƚƐŚĂůĂƚƚĂƐďŝŚĞŵƉĂƚƌĂŬĂĂƚŬĂƌĞŶĂůůĂŚƚĂ͛ĂůĂ͟ Pada rakaat pertama urutan ƑĂůĂƚ tasbih dan jumlah bacaan tasbihnya sebagai berikut :

• Setelah membaca surah ĂůͲ&ĂƟŚĂŚ dan surat-surat pendek, membaca tasbih 15 kali,

ͻ <ĞƟŬĂƌƵŬƵ͛;ƐĞƚĞůĂŚŵĞŵďĂĐĂĚŽ͛ĂƌƵŬƵ͛ͿŵĞŵďĂĐĂtasbih 10 kali. ͻ <ĞƟŬĂďĂŶŐƵŶĚĂƌŝƌƵŬƵ͛;ƐĞƚĞůĂŚŵĞŵďĂĐĂĚŽ͛ĂŶLJĂͿŵĞŵďĂĐĂtasbih 10

ͻ <ĞƟŬĂƐƵũƵĚƉĞƌƚĂŵĂ;ƐĞƚĞůĂŚŵĞŵďĂĐĂĚŽ͛ĂƐƵũƵĚͿŵĞŵďĂĐĂtasbih 10 kali. ͻ <ĞƟŬĂĚƵĚƵŬĚŝĂŶƚĂƌĂĚƵĂƐƵũƵĚ;ƐĞƚĞůĂŚŵĞŵďĂĐĂĚŽ͛ĂŶLJĂͿŵĞŵďĂĐĂ tasbih 10 kali. ͻ <ĞƟŬĂƐƵũƵĚŬĞĚƵĂ;ƐĞƚĞůĂŚŵĞŵďĂĐĂĚŽ͛ĂŶLJĂͿŵĞŵďĂĐĂtasbih 10 kali. ͻ <ĞƟŬĂĂŬĂŶďĞƌĚŝƌŝƵŶƚƵŬrakaatLJĂŶŐŬĞĚƵĂĚƵĚƵŬĚƵůƵ;ĚƵĚƵŬŝƐƟƌĂŚĂƚͿ

membaca tasbih 10 kali,

Setelah itu berdiri untuk rakaat yang kedua yang bacaannya sama dengan rakaat yang pertama. Pada rakaat kedua, setelah membaca tasyahud, baik tasyahud awal maupun akhir, membaca tasbih 10 kali.

ĞŶŐĂŶĚĞŵŝŬŝĂŶĂƉĂďŝůĂŬŝƚĂŚŝƚƵŶŐũƵŵůĂŚďĂĐĂĂŶƚĂƐďŝŚƟĂƉƐĂƚƵrakaat ĂĚĂůĂŚροŬĂůŝ͘ĞƌĂƌƟũƵŵůĂŚŬĞƐĞůƵƌƵŚĂŶďĂĐĂĂŶtasbih dalam ƑĂůĂƚ tasbih adalah 75 x 4 rakaat = 300 kali bacaan tasbih.

4. Hikmah _ĂůĂƚ^ƵŶŶĂŚ

Hikmah melaksanakan ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ sebagai berikut:

a. Disediakan jalan keluar dari segala permasalahan dan persoalannya dan ƐĞŶĂŶƟĂƐĂĂŬĂŶĚŝďĞƌŝŬĂŶƌĞnjĞŬŝLJĂŶŐĐƵŬƵƉŽůĞŚůůĂŚ^ǁƚ͘

b. Menambah kesempurnaan ƑĂůĂƚĨĂƌĚƵ.

Melaksanakan ƑĂůĂƚ sunnah memberikan manfaat untuk menyempurnakan ƑĂůĂƚĨĂƌĚƵ baik dari segi kekurangan dan kesalahan melaksanakan ƑĂůĂƚ fardu.

c. Menghapuskan dosa, meningkatkan derajat keridhoan Allah Swt. serta menumbuhkan kecintaan kepada Allah Swt.

Allah Swt. akan menaikkan derajat kita di sisi-Nya, setahap demi setahap ĚĂŶ ƐĞƟĂƉ ƐĂƚƵ ŬĂůŝ ŵĞůĂŬƐĂŶĂŬĂŶ ƑĂůĂƚ sunnah maka Allah Swt. akan menghapus satu dari dosa-dosa dan kesalahan kita. Ini merupakan bentuk rida dan cinta Allah Swt. kepada hamba-Nya yang selalu mengupayakan untuk dapat melaksanakan ƑĂůĂƚ-ƑĂůĂƚ sunnah.

d. Sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah Swt. atas berbagai karunia besar yang sering kurang kita sadari.

Allah Swt. akan mengaruniakan kebaikan dan keberkahan dalam rumah ŬŝƚĂ͘ ^ĞƟĂƉ ƐĂĂƚ ŬŝƚĂ ďŝƐĂ ďĞƌŶĂĨĂƐ͕ ďŝƐĂ ŵĞůŝŚĂƚ͕ ďŝƐĂ ŵĞŶĚĞŶŐĂƌ͕ ĚĂŶ masih dapat merasakan kesemuanya itu adalah anugerah besar yang kita harus syukuri dengan ƑĂůĂƚ sunnah.

e. Mendatangkan keberkahan pada rumah yang sering digunakan untuk ƑĂůĂƚ sunnah. ƑĂůĂƚ yang dianjukan dilaksanakan berjamaah diutamakan dilaksanakan di masjid sedangkan ƑĂůĂƚ sunnah yang pelaksanakannya secara ŵƵŶĨĂƌţĚ (sendiri) sebaiknya dilaksanakan di rumah walaupun apabila dilaksanakan di masjid juga diperbolehkan.

f. Hidup menjadi terasa nyaman dan tenteram.

Bekal terbaik di dalam menempuh perjalanan ke akhirat adalah dengan ŬĞƚĂƋǁĂĂŶ͘^ĞĚĂŶŐŬĂŶĂƐƉĞŬƚĞƌƉĞŶƟŶŐĚĂůĂŵŵĞǁƵũƵĚŬĂŶƚĂƋǁĂĂĚĂůĂŚ dengan ƑĂůĂƚ, terutama ƑĂůĂƚ sunnah sebagai ibadah tambahan.

D ZĞŇĞŬƐŝŬŚůĂŬDƵůŝĂ

Nah, sekarang kalian tentunya menjadi semakin tahu, bukan? Bahwa ƑĂůĂƚ sunnah yang sering kita lakukan itu mempunyai tujuan untuk menyempurnakan ibadah _ĂůĂƚ far«u kita. _ĂůĂƚ merupakan amal perbuatan yang pertama kali akan diperiksa pada hari kiamat. Jika kita telah menyempurnakan ƑĂůĂƚ, akan dicatat bahwa ƑĂůĂƚ kita sempurna.

Dengan melaksanakanƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚsesering mungkin akan berpengaruh terhadap perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membantu kalian ĚĂůĂŵ ŵĞŶĞƌĂƉŬĂŶ ĂŬŚůĂŬ ŵƵůŝĂ ŝŶŝ͕ ŵĂƌŝůĂŚ ŬŝƚĂ ůĂŬƵŬĂŶ ƌĞŇĞŬƐŝ ƚĞƌŚĂĚĂƉ diri kalian masing-masing. Tanggapilah pernyataan-pernyataan berikut, sesuai dengan yang kamu rasakan dengan cara memberi tanda silang pada gambar yang sesuai.

-

(setuju),

.

(biasa saja),

/

;ƟĚĂŬƐĞƚƵũƵͿ͗

1. Dengan membiasakan diri untuk selalu melaksanakan ƑĂůĂƚƌĂǁĂƟď, akan terdidik untuk melakukan ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ yang lainnya. Dengan kebiasaan melakukan ƑĂůĂƚ ƐƵŶŶĂŚ tersebut, akan tertanam jiwa yang disiplin dan melaksanakan tugas kita sebagai pelajar dengan penuh tanggung jawab.

- . /

2. Ada orang yang memiliki keyakinan bahwa jika melakukan ƑĂůĂƚ ĚƵŚĈ ƐĞĐĂƌĂƌƵƟŶŵĂŬĂƌŝnjŬŝŶLJĂĂŬĂŶŵĞůŝŵƉĂŚ͘

- . /

ν͘ &ĂƟŵĂŚ ƐĞŽƌĂŶŐ ƉĞůĂũĂƌ LJĂŶŐ ƌĂũŝŶ ĚĂŶ ĂŬƟĨ ĚĂůĂŵ ƐĞŵƵĂ ŬĞŐŝĂƚĂŶ Ěŝ sekolah. Di sela-sela waktu sibuknya, ia masih menyempatkan diri untuk ƑĂůĂƚĚƵŚĈƐĞƟĂƉŚĂƌŝ͘

- . /

4. Saat sunnah ŚĂŶLJĂ ĐŽĐŽŬ ĚŝŬĞƌũĂŬĂŶ ŽůĞŚ ŽƌĂŶŐ LJĂŶŐ ƟĚĂŬ ŵĞŵŝůŝŬŝ kesibukan yang padat. Bagi orang yang sangat sibuk, mengamalkan ƑĂůĂƚ sunnah merupakan hal yang sangat sulit.

- . /

5. Aku mempunyai keinginan untuk melanjutkan sekolah di sekolah pilihanku. ^ĞƟĂƉŵĂůĂŵƉĂƐƟĂŬƵƚĞƌďĂŶŐƵŶƵŶƚƵŬŵĞůĂŬƵŬĂŶƑĂůĂƚƚĂŚĂũũƵĚuntuk memohon agar cita-citaku dikabulkan oleh Allah Swt. Di samping itu aku juga rajin belajar.

E Kisah Teladan

Ibnu Hajar al-Asqalani, Tokoh Cerdas yang Rajin _ĂůĂƚdĂŚĂũũƵĚ

/ďŶƵ ,ĂũĂƌ ĂůͲƐƋĂůĂŶŝ ;ρρν ,ͬ λνρμD Ͳ ςομ,ͬ λξξσ DͿ ĂĚĂůĂŚ ƐĞŽƌĂŶŐ ahli hadis yang terkemuka. Salah satu karyanya yang terkenal adalah kitab Fathul Bari (Kemenangan Sang Pencipta), yang merupakan penjelasan dari ŬŝƚĂďƐĂŚŝŚŵŝůŝŬ/ŵĂŵƵŬŚĂƌŝĚĂŶĚŝƐĞƉĂŬĂƟƐĞďĂŐĂŝŬŝƚĂďƉĞŶũĞůĂƐĂŶ^ĂŚŝŚ Bukhari yang paling detail yang pernah dibuat. Dengan demikian jasa beliau ĚĂůĂŵĚƵŶŝĂ/ƐůĂŵƟĚĂŬĚŝƌĂŐƵŬĂŶůĂŐŝ͘

Beliau sudah hafal ĂůͲYƵƌ͛ĈŶŬĞƟŬĂƵƐŝĂŶLJĂŵĂƐŝŚσƚĂŚƵŶ͘WĂĚĂƵƐŝĂŶLJĂ yang baru 12 tahun, Ibnu Hajar sudah dipercaya untuk menjadi imam ƑĂůĂƚ dĈƌĂǁŝŚ di Masjidil Haram. Sungguh sebuah tugas dan kepercayaan yang sangat terpuji dan mulia.

Dikisahkan bahwa Ibnu Hajar adalah seorang yang sangat sibuk. Hari-harinya di diisi dengan berpetualang untuk menggali, mencari, dan mendalami hadis. Beliau blusukan ke berbagai pelosok wilayah untuk bertemu dengan para ahli ilmu agama, ahli ĮƋŝŚ, dan ahli hadis untuk menimba ilmu kepada mereka.

Namun di balik kesibukannya, Ibnu Hajar adalah orang yang sangat rajin ďĞƌŝďĂĚĂŚ͘ ^ĞƟĂƉ ŵĂůĂŵ ďĞůŝĂƵ ƐĞůĂůƵ melakukan ƑĂůĂƚ dĂŚĂũũƵĚ. Orang-orang yang sering menyertai Ibnu Hajar menceritakan bahwa pada saat sedang bepergian pun, beliau tetap menjalankan ƑĂůĂƚ dĂŚĂũũƵĚ. Kisah ketekunan Ibnu Hajar yang selalu menjalankan ƑĂůĂƚ ƐƵŶŶĂŚdĂŚĂũũƵĚ ini menjadi contoh nyata bahwa Allah kemudian mengangkat derajatnya pada tempat yang sangat terpuji. Subhanallah͙͊

Sumber: Kemdikbud

Gambar 2.6 : Ibnu Hajar Al-Asqalani

ŬƟǀŝƚĂƐƐŝƐǁĂ͗

Bacalah kisah tersebut, kemudian ceritakan kembali kepada teman-temanmu. ŝƐŬƵƐŝŬĂŶŵĞŶŐĞŶĂŝƉĞůĂũĂƌĂŶĂƉĂLJĂŶŐĚĂƉĂƚĚŝƉĞƟŬĚĂƌŝŬŝƐĂŚƚĞƌƐĞďƵƚ͘

F Rangkuman

1. _ĂůĂƚ ƐƵŶŶĂŚ adalah ƑĂůĂƚ yang selalu dikerjakan oleh Rasulullah saw. ƐĞĐĂƌĂƌƵƟŶ͕ƐĞƉĞƌƟƑĂůĂƚͲƑĂůĂƚƌĂǁĂƟď͕ƑĂůĂƚĚƵŚĈ͕ǁŝƟƌ͕ dan sebagainya. 2. _ĂůĂƚͲƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ yang dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjama’ah

adalah:

ƑĂůĂƚIdul Fitri, ƑĂůĂƚ/ĚƵůĚŚĂ;ŚĂƌŝƌĂLJĂ,ĂũŝͬYƵƌďĂŶͿ͕ƑĂůĂƚ <ƵƐƻĮ^LJĂŵƐŝ (gerhana matahari), ƑĂůĂƚ ŬŚƵƐƻĨƵů YŽŵĂƌŝ (gerhana bulan), dan ƑĂůĂƚ /ƐƟƐƋĈ (memohon hujan).

3. _ĂůĂƚƐƵŶŶĂŚŵƵŶĨĂƌţĚ adalah ƑĂůĂƚ yang dilaksanakan secara individu atau sendiri. Adapun ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚyang dilaksanakan secara ŵƵŶĨĂƌţĚadalah ƑĂůĂƚƌĂǁĂƟď,ƑĂůĂƚƚĂŚŝLJĂƚƵůŵĂƐũŝĚ dan ƑĂůĂƚŝƐƟŬŚĂƌĂŚ.

4. Sebagian ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ boleh dilaksanakan secara berjama’ah atau boleh dilaksanakan secara ŵƵŶĨĂƌţĚ. Adapun macam-macamnya adalah: ƑĂůĂƚ ƚĂƌĂǁŝŚ͕ƑĂůĂƚǁŝƟƌ͕ƑĂůĂƚ«ƵŚĂ͕ƑĂůĂƚƚĂŚĂũũƵĚ, danƑĂůĂƚƚĂƐďŝŚ.

5. Hikmah ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ antara lain :

Ă͘ dĞƌĂƚĂƐŝŶLJĂĚĂƌŝƐĞŐĂůĂƉĞƌŵĂƐĂůĂŚĂŶĚĂŶƉĞƌƐŽĂůĂŶŶLJĂĚĂŶƐĞŶĂŶƟĂƐĂ ĂŬĂŶĚŝďĞƌŝŬĂŶƌĞnjĞŬŝLJĂŶŐĐƵŬƵƉŽůĞŚůůĂŚ^ǁƚ͘

b. Menambah kesempunaanƑĂůĂƚĨĂƌ«u.

c. Menghapuskan dosa, meningkatkan derajat keridhoan Allah Swt. serta menumbuhkan kecintaan kepada Allah Swt.

d. Sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah Swt. atas berbagai karunia besar yang sering kurang kita sadari.

e. Mendatangkan keberkahan pada rumah yang sering digunakan untuk ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ, hidup menjadi terasa nyaman dan tenteram.

G LJŽĞƌůĂƟŚ

A. ĞƌŝůĂŚƚĂŶĚĂƐŝůĂŶŐ;yͿƉĂĚĂŚƵƌƵĨĂ͕ď͕Đ͕ĂƚĂƵĚƉĂĚĂũĂǁĂďĂŶLJĂŶŐ

ƉĂůŝŶŐƚĞƉĂƚ͊

1. Hukum melaksanakan ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚƌĂǁĂƟďƋĂďůŝLJĂŚ Subuh adalah.... a. sunnah grairu mu’akad

b. sunnah mu’akad c. fardu kifayah d. ĨĂƌĚƵ͚ĂŝŶ

2. _ĂůĂƚ ƐƵŶŶĂŚ ƌĂǁĂƟď yang dilaksanakan sebelum ƑĂůĂƚ Isya’ dinamakan.... a. qabliyah Magrib b. qabliyah Isya c. ba’diyah Isya d. ba’diyah Subuh 3. _ĂůĂƚƚĂŚŝLJĂƚƵůŵĂƐũŝĚ dilaksanakan secara .... a. berjamaah lebih utama

ď͘ ŵƵŶĨĂƌţĚůĞďŝŚƵƚĂŵĂ Đ͘ ŵƵŶĨĂƌţĚĂƚĂƵƐĞŶĚŝƌŝ Ě͘ ďĞƌũĂŵĂĂŚĂƚĂƵŵƵŶĨĂƌţĚ

4. _ĂůĂƚǁŝƟƌ dilaksanakan setelah ƑĂůĂƚIsya. Jumlah bilangan rakaatnya paling banyak adalah ... rakaat

Ă͘ ƟŐĂ b. lima c. sembilan d. sebelas ο͘ WĞƌŚĂƟŬĂŶƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚďĞƌŝŬƵƚŝŶŝ͊ 1) _ĂůĂƚŝĚĂŝŶ 2) Tarawih 3) tŝƟƌ 4) Tasbih 5) dĂŚŝLJĂƚƵůŵĂƐũŝĚ

_ĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ yang dapat dilaksanakan secara ŵƵŶĨĂƌţĚ atau berjama’ah adalah...

a. 1, 2 dan 3 b. 2, 3 dan 4 c. 3, 4 dan 5 d. 1, 3 dan 4

6. Memahami dan menghargai perbedaan jumlah bilangan rakaat dalam pelaksanaan ƑĂůĂƚ tarawih merupakan salah satu wujud akhlak mulia umat Islam yang dinamakan ....

a. tawadu b. qanaah c. tawakal d. tasamuh

7. _ĂůĂƚ ƐƵŶŶĂŚ yang tujuannya untuk meminta hujan akibat kemarau panjang adalah ƑĂůĂƚ.... a. ŬƵƐƻĨ b. ŬŚƵƐƻĨ c. ŝƐƟƐƋĈ d. ƚĂŚĂũũƵĚ

8. _ĂůĂƚIdul Adha dilaksanakan pada pagi hari tanggal .... a. 10 ƵůŚŝũũĂŚ

b. 11 ƵůŚŝũũĂŚ c. 12 ƵůŚŝũũĂŚ d. 13 ƵůŚŝũũĂŚ

9. _ĂůĂƚƌĂǁĂƟď yang hukumnya sunnah muakkad adalah.... a. dua rakaat sebelum ƑĂůĂƚ Zuhur

b. dua rakaat sebelum ƑĂůĂƚ Asar c. empat rakaat sebelum ƑĂůĂƚ Zuhur d. empat rakaat sebelum ƑĂůĂƚ Asar

10. Pada waktu melaksanakan ƑĂůĂƚƚĂƐďŝŚ, jumlah seluruh bacaan tasbih adalah.... a. 200 b. 300 c. 400 d. 500 B. <ĞƌũĂŬĂŶ^ŽĂůͲ^ŽĂůďĞƌŝŬƵƚŝŶŝ͊

1. Apakah perbedaan ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚŵƵ͛ĂŬŬĂĚdan gairu mu’akkad?

μ͘ ^ĞďƵƚŬĂŶ ƟŐĂ ŵĂĐĂŵ ƑĂůĂƚ ƐƵŶŶĂŚ yang dilaksanakan secara ďĞƌũĂŵĂ͛ĂŚ͊

3. Tuliskan bacaan niatƑĂůĂƚƚĂŚĂũũƵĚďĞƐĞƌƚĂĂƌƟŶLJĂ͊ 4. Sebutkan hikmah melaksanakan ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ͊ 5. Bagaimana cara melaksanaan ƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚŝƐƟƐƋĈ?

C. dƵŐĂƐ

1. Carilah dalil-dalil naqli yang terkait dengan pelaksanaanƑĂůĂƚƐƵŶŶĂŚ͊ 2. Pak Mardiansyah merupakan salah seorang tokoh masyarakat. Ia

sangat rajin melaksanakan ƑĂůĂƚ Idul Fitri dan ƑĂůĂƚ Idul Adha. Bagi Pak Mardiansyah, kedua ƑĂůĂƚ hari raya itu sudah dianggap sebagai kewajiban karena dapat meningkatkan rasa hormat masyarakat kepadanya. Namun, di sisi yang lain dia malas dalam melaksanakan ƑĂůĂƚĨĂƌ«u. Pak Mardiansyah menganggap bahwa ƑĂůĂƚ hari raya lebih ďĞƌĂƌƟĚĂŶůĞďŝŚƉĞŶƟŶŐĚŝďĂŶĚŝŶŐŬĂŶƑĂůĂƚĨĂƌ u.

WĞŶĚŝƌŝĂŶďĞůŝĂƵƐƵĚĂŚƚĞŶƚƵƟĚĂŬďĞŶĂƌ͘ĂŐĂŝŵĂŶĂĐĂƌĂŵĞŶũĞůĂƐŬĂŶ ĚĂŶ ŵĞŵďĞƌŝ ƉĞŶŐĞƌƟĂŶ ŬĞƉĂĚĂŶLJĂ͍ ŝƐŬƵƐŝŬĂŶ ŵĂƐĂůĂŚ ƚĞƌƐĞďƵƚ ĚĞŶŐĂŶŬĞůŽŵƉŽŬŬĂůŝĂŶŵĂƐŝŶŐͲŵĂƐŝŶŐ͊;ũĂǁĂďĂŶŵŝŶŝŵĂůƚĞƌĚŝƌŝĚĂƌŝ ĚƵĂĐĂƌĂĂůƚĞƌŶĂƟĨͿ

3. Carilah data dan informasi dari teman-teman sekelasmu mengenai ƑĂůĂƚ sunnahLJĂŶŐƐĞƌŝŶŐĚŝůĂŬƐĂŶĂŬĂŶ͘<ĞŵƵŬĂŬĂŶũƵŐĂĂůĂƐĂŶͲĂůĂƐĂŶŶLJĂ͊ Laporkan dan paparkan hasil penelusuran yang kamu lakukan baik ƐĞĐĂƌĂŝŶĚŝǀŝĚƵĂƚĂƵŬĞůŽŵƉŽŬ͊

H Catatan untuk Orang Tua Siswa