• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

2. Diameter Batang (mm)

cm )

tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan yang terendah terdapat pada perlakuan V3P4 yaitu sebesar 223.647 cm. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter tinggi tanaman 8 MST dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Hubungan antara dosis pupuk NPK dengan varietas pada parameter tinggi tanaman 8 MST.

2. Diameter Batang (mm)

Data pengamatan diameter batang pada pengamatan 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam (MST) dan hasil analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 15 sampai 22. Dari hasil sidik ragam tersebut dapat dilihat bahwa perlakuan Varietas (V) berbeda nyata terhadap parameter diameter batang 4 MST dan tidak berbeda nyata terhadap diameter batang pada pengamatan 2, 6 dan 8 MST. Pada perlakuan pupuk NPK (P) dan interaksi antara Varietas dan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang pada umur 2, 4, 6 dan 8 MST.

Diameter batang pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK pada pengamatan 2, 4, 6 dan 8 MST dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Diameter batang Jagung (cm) pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK pada umur 2, 4, 6 dan 8 MST

Perlakuan Minggu Setelah Tanam (MST)

2 4 6 8 Varietas (V) V1 9.90 12.52b 21.10 22.19 V2 10.13 13.33b 19.89 22.17 V3 9.98 15.30a 19.78 21.46 Pupuk NPK (P) P0 10.51 13.66 19.68 21.71 P1 9.93 13.28 20.90 22.02 P2 9.62 12.91 20.74 21.66 P3 10.16 14.51 19.72 21.95 P4 9.81 14.23 20.26 22.37 Interaksi V1 P0 10.507 12.350 19.347 21.640 P1 9.693 11.720 21.803 22.677 P2 9.437 11.267 21.710 22.393 P3 9.777 13.210 21.000 21.837 P4 10.097 14.057 21.630 22.397 V2 P0 10.430 13.207 19.727 22.130 P1 10.340 12.797 21.183 22.103 P2 10.057 12.593 21.157 21.300 P3 10.090 14.200 18.580 22.613 P4 9.733 13.830 18.823 22.727 V3 P0 10.580 15.413 19.973 21.357 P1 9.747 15.320 19.700 21.293 P2 9.370 14.863 19.340 21.273 P3 10.623 16.117 19.570 21.397 P4 9.597 14.807 20.323 22.000

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa pada pengamatan 8 MST, varietas menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan pada parameter diameter batang, dimana diameter batang tertinggi terdapat pada varietas P12 (V1) yaitu 22.19 mm yang tidak berbeda nyata dengan varietas P23 (V2) yaitu 22.17 mm dan varietas NK22 (V3) yaitu 21.46 mm. Dosis pupuk NPK yang terbaik untuk parameter diameter batang adalah perlakuan P4 dengan diameter batang mencapai 22.37 mm yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan yang terendah terdapat pada perlakuan P2 yaitu dengan diameter batang 21.66 mm. Perlakuan kombinasi antara varietas dengan dosis pupuk NPK, diameter batang tertinggi terdapat pada

perlakuan V2P4 yaitu 22.727 mm yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan yang terendah terdapat pada perlakuan V3P1 yaitu sebesar

21.293 mm.

Jumlah Klorofil

Data pengamatan jumlah klorofil dan hasil analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 23 dan 24. Dari hasil sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan Varietas (V) berbeda tidak nyata terhadap parameter jumlah klorofil. Pada perlakuan pupuk NPK (P) dan interaksi antara Varietas dan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah klorofil .

Jumlah klorofil pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah klorofil pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK

Varietas Pupuk V1 V2 V3 Rataan P0 48.98c 51.18b 51.02bc 50.39a P1 46.95d 44.40e 43.47e 44.94c P2 48.81c 46.33de 46.69d 47.28b P3 55.59a 48.68cd 50.50c 51.59a P4 49.78c 54.88a 51.53b 52.06a Rataan 50.02 49.09 48.64 49.25

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada jumlah klorofil daun dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada jumlah klorofil daun.

Berat Kering Akar (g)

Data pengamatan berat kering akar dan analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26. Dari hasil sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan Varietas (V), pupuk NPK (P) dan interaksi antara Varietas dan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter berat kering akar.

Berat kering akar pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Berat kering akar pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK

Pupuk Varietas V1 V2 V3 Rataan P0 20.01c 19.40c 16.47d 18.63b P1 19.81c 18.22cd 13.14e 17.06c P2 24.68b 16.46d 13.00e 18.05b P3 13.06e 21.45c 18.78c 17.76c

P4 29.75a 31.40a 19.63c 26.93a

Rataan 21.46a 21.39a 16.21b 19.68

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter berat kering akar (gram) dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter berat kering akar (gram).

Berat Kering Batang (g)

Data pengamatan berat kering batang dan analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 27 dan 28. Dari hasil sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan Varietas (V), pupuk NPK (P) dan interaksi antara Varietas dan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter berat kering batang.

Berat kering batang tanaman sampel pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Berat kering batang pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK.

Varietas Pupuk V1 V2 V3 Rataan P0 101.57b 96.27b 69.71d 89.18b P1 93.27bc 97.13b 68.93d 86.44b P2 94.80b 64.38d 69.74d 76.31c P3 64.21d 86.92c 59.15e 70.09c P4 110.55a 88.16c 99.11b 99.27a Rataan 92.88a 86.57b 73.33c 84.26

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter berat kering akar tanaman dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter berat kering batang.

Produksi Pertanaman (g)

Data pengamatan produksi pertanaman dan analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 31 dan 32. Dari hasil sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan Varietas (V) dan pupuk NPK (P) berpengaruh nyata terhadap parameter produksi pertanaman dan interaksi antara Varietas dan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap parameter produksi pertanaman. produksi pertanaman pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Produksi pertanaman pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK

Varietas Pupuk V1 V2 V3 Rataan P0 157.74 149.75 170.41 159.30d P1 204.76 188.43 179.73 190.97ab P2 190.43 164.45 200.49 185.12bc P3 187.73 154.41 186.47 176.20c P4 213.11 182.41 209.77 201.76a

Rataan 190.75a 167.89b 189.37a 182.67

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter produksi pertanaman dapat dilihat pada gambar 6.

Bobot 100 biji pertanaman (g)

Data pengamatan Bobot 100 biji pertanaman dan analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 33 dan 34. Dari hasil sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan Varietas (V), pupuk NPK (P) dan interaksi antara Varietas dan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter berat 100 biji.

Bobot 100 biji pertanaman pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 8. Bobot 100 biji pertanaman pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK

Varietas

Pupuk V1 V2 V3 Rataan

P0 25.27g 23.57h 34.87b 27.90c

P1 33.34bc 32.78c 33.66b 33.26ab

P2 27.99f 39.01a 36.55ab 34.52a

P3 34.14b 27.79f 37.70ab 33.21ab

P4 32.70c 29.26d 31.96cd 31.31b

Rataan 30.69b 30.48b 34.95a 32.04ab

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter Bobot 100 biji pertanaman dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter Bobot 100 biji pertanaman.

Produksi Perplot (g)

Data pengamatan produksi perplot dan analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 29 dan 30. Dari hasil sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan Varietas (V), pupuk NPK (P) dan interaksi antara Varietas dan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter produksi perplot.

Produksi perplot pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Produksi perplot pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK

Varietas Pupuk V1 V2 V3 Rataan P0 3560.83h 3427.27h 4704.90d 3897.67d P1 4000.87fg 4391.43e 4284.30ef 4225.53c P2 4568.40dc 4213.77f 5598.37bc 4793.51b P3 4212.83f 5575.70c 5756.47b 5181.67ab P4 4654.13d 5295.77cd 6837.80a 5595.90a Rataan 4199.41c 4580.79b 5436.37a 4738.86

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter produksi perplot dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter produksi perplot.

Pembahasan

Pengaruh Pemberian Kombinasi Pupuk NPK dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung.

Berdasarkan analisis data perlakuan pupuk berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah klorofil, berat kering akar, berat kering batang, produksi perplot, produksi pertanaman, dan bobot 100 biji pertanaman. Pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dengan dosis pupuk terbaik untuk parameter tinggi tanaman adalah perlakuan P3 dan terendah pada P0. Hal ini terjadi karena tingkat kecukupan unsur hara pada tanah yang diserap oleh tanaman dimana pada P3 diberikan pupuk NPK dengan dosis yang tepat sehingga tercipta keseimbangan hara didalam tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rauf dkk (2000) yang menyatakan bahwa pada prinsipnya keseimbangan hara atau kesuburan secara menyeluruh harus sedemikian rupa sehingga dapat meingkatkan pertumbuhan tanaman yang lebat dan normal.

Pupuk berpengaruh nyata terhadap jumlah klorofil dengan nilai tertinggi pada P4 dan terendah pada P1. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa adanya perbedaan nilai klorofil pada masing-masing dosis pemupukan. Hal ini karena adanya perbedaan dosis pada NPK yang diberikan dimana semakin tinggi nilai N (Nitrogen) yang diberikan makan akan semakin tinggi jumlah klorofil yang diproduksi. Hal ini sesuai dengan literatur Sutedjo dan Kartasapoetra (1987) yang menyatakan bahwa salah satu fungsi nitrogen dapat menyehatkan pertumbuhan daun, memperlebar daun tanaman dan membuat warna yang lebih hijau.

Pupuk berpengaruh nyata terhadap parameter berat kering akar dengan berta kering akar tertinggi pada P4, dan terendah pada P1. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dosis NPK yang diberikan pada tanaman jagung dimana semakin tinggi nilai K yang diberikan maka akan semakin baik pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan literatur Yandianto (2003)

yang menyatakan bahwa unsur K sangat baik untuk tanaman terutama untuk pertumbuhan dan memperkuat kedudukan akar tanaman, dan diperkuat dengan pernyataan Hasibuan (2008) yang menyatakan hara kalium sering diperlukan pada lahan-lahan yang tanamannya banyak menyerap hara K, misalnya tanaman jagung.

Pupuk juga berpengaruh nyata terhadap berat kering batang dengan berat kering batang tertinggi terdapat pada perlakuan P4 dan terendah pada perlakuan P1. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan pemberian dosis pupuk NPK dimana unsur posfor (P) yang berperan dalam pertumbuhan anak tanaman, cabang, tunas dan batang tanaman.hal ini sesuai dengan pernyataan Yandianto (2003) yang menyatakan unsur posfat sangat berguna bagi tanaman, terutama untuk pertumbuhan anak tanaman, cabang, tunas dan batang tanaman.

Pupuk berpengaruh nyata terhadap produksi perplot dengan berat pipilan tertinggi pada P4 yaitu dan terendah pada P0. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dosis pupuk, dimana pada perlakuan P4 pupuk yang diberikan yaitu 16 gram NPK + 0,1 gram pupuk organik sedangkan P0 tidak diberi NPK dan hanya diberi pupuk Organik 0,1 gram. Sehingga pada perlakuan P4 pupuk yang diberikan cukup berimbang sehingga dapat meningkatkan produktivitas jagung sehingga dapat mencapai produksi sesuai dengan deskripsi yaitu 9,9 ton perhektar. Hal ini sesuai dengan literatur Akil dan Dahlan (2009) yang menyatakan bahwa pemupukan secara berimbang dan rasional merupakan kunci utama keberhasilan peningkatan produktivitas jagung.

Pupuk berpengaruh nyata terhadap produksi pertanaman, dengan produksi tertinggi pada perlakuan P4 dan terendah pada P0. Disini terlihat adanya perbedaan yang sangat signifikan yang kemungkinan terjadi karena kelengkapan unsur hara pada P4 yang mengandung hara makro dan mikro yang bersal dari pupuk anorganik dan organik, sedangkan pada P0 hanya menggunakan pupuk organik saja. Hal ini sesuai dengan literatur

Irianto (2010) yang menyatakan memburuknya kondisi tanah, menyebabkan pemupukan harus dilakukan secara terpadu dengan memanfaatkan berbagai jenis pupuk yaitu pupuk anorganik, pupuk organik dan hayati secara bersama-sama yang berperan sebagai sumber energi, dan dikuatkan Rauf dkk (2000) yang menyatakan pemupukan secara berimbang utamanya keseimbangan antara Urea, SP-36 / TSP dan Kcl bila digunakan secara tepat tidak saja mengendalikan, mengimbangi, mendukung, dan saling mengisi satu sama lain diantara ketiga jenis pupuk ini, akan tetapi juga dengan unsur-unsur lainnya.

Pupuk berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji pertanaman, dengan bobot biji pertanaman tertinggi pada P2 dan terendah pada P0. Hal ini terlihat bahwa untuk bobot 100 biji pertanaman pupuk yang sesuai agar bobot biji menjadi lebih berat dengan memberikan pupuk 8 gram NPK + 0,1 gram pupuk organik, sebagai dosis yang cukup untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Warisno (2009) yang menyatakan bahwa agar bisa didapatkan hasil panen yang maksimal, tanaman jagung hibrida perlu diberi pupk secukupnya. Pemberian pupuk ini selain dapat meningkatkan hasil panen jagung secara kuantitatif, juga dapat meningkatkan kualitas hasilnya.

Pengaruh Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung.

Perlakuan varietas jagung berbeda nyata terhadap parameter berat kering akar, berat kering batang,berat biji pipilan kering perplot, produksi pertanaman, dan bobot 100 biji pertanaman.

Varietas berbeda nyata terhadap berat kering akar dengan berat kering akar tertinggi pada V1 dan terendah pada V3. Hal ini karena adanya perbedaan gen-gen maupun varietas yang mengakibatkan terjadinya perbedaan jumlah akar maupun bobot akar, yang nantinya juga akan mempengaruhi produksi tanaman. Oleh karena itu, perlu dipilih varietas unggul agar dapat tercapai produksi yang optimum.

Varietas berbeda nyata pada parameter berat kering batang, dengan berat kering batang tertinggi pada V1 dan terendah pada V3. Berdasarkan hasil penelitian semakin besar diamater batang maka berat kering akar juga akan semakin tinggi. Adanya perbedaan diameter batang maupun berat kering akar pada masing-masing varietas dikarenakan adanya perbedaan genetik pada masing-masing varietas. Hal ini sesuai denga literatur Sitompul dan Guritno (1995) yang menyatakan bahwa keragaman penampilan tanaman terjadi akibat sifat didalam tanaman (genetik) atau perbedaan lingkungan atau keduanya.

Varietas berbeda nyata pada parameter produksi perplot dengan berat biji pipilan kering tertinggi pada V3 dan terendah pada V1. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa masing-masing varietas memiliki potensi hasil yang berbeda-beda, dimana produksi pada V3 lebih tinggi di bandingkan V1 dan V2. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan genetik yang menyebabkan terjadinya perbedaan produksi. Hal ini sesuai dengan literatur Akil dan Dahlan ( 2009) yang menyatakan bahwa diantara komponen teknologi produksi, varietas unggul mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi jagung. Peranannya menonjol dalam potensi hasil persatuan luas komponen pengendalian hama / penyakit (toleran), kesesuaian terhadap lingkungan dan preferensi konsumen.

Varietas menunjukkan perbedaan yang nyata pada bobot 100 biji pertanamandengan bobot tertinggi pada V3, dan terendah pada V2. Karena pada V3 memilik biji yang lebih besar dan tongkol yang panjang sehingga mempengaruhi berat 100 biji, sedangankan pada V2 memiliki tongkol yang panjang tetapi memiliki biji yang dihasilkan lebih kecil, sehingga tidak mempengaruhi berat 100 biji tersebut.

Pengaruh Interaksi Varietas Dengan Pupuk NPK dan Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dan organik terhadap pertumbuhan dan produksi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah klorofil, berat kering akar, berat kering batang, produksi perplot, dan bobot 100 biji pertanaman¸ dimana taraf kombinasi perlakuan V1P4 yaitu pioneer 12 dengan taraf pemberian pupuk NPK sebanyak 16 g + 0,1 g pupuk organik dan V2P2 yaitu pioneer 23 dengan taraf pemberian pupuk NPK sebanyak 8 g + 0,1 g pupuk organik.

Interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dan pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa varietas jagung berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah klorofil, berat kering akar, berat kering batang, berat biji pipilan kering perplot, dan berat 100 biji karena karena unsur N berperan meningkatkan pertumbuhan vegetatif seperti akar, batang dan daun, unsur P berperan dalam pembelahan sel dan pembentukan perakaran, unsur K berperan membantu perkembangan akar dan berperan merangsang titik tumbuh tanaman pada jaringan meristem.

Pengaruh nyata interaksi antara pemberian kombinasi pupuk NPK dan pupuk organik menyebabkan pemberian kombinasi pupuk NPK menyediakan unsur hara dan bahan organik yang tersedia didalam tanah, sehingga pertumbuhan menjadi lebih baik. Interaksi pemberian kombinasi pupuk NPK dan pupuk organik terhadap pertumbuhan akan lebih efektif untuk meningkatkan daya dukung tanah, karena adanya penambahan bahan organik kedalam tanaman.

Pada pemberian kombinasi pupuk NPK dan pupuk organik cenderung meningkatkan pertumbuhan tanaman, namun pada dosis pupuk yang tertinggi (P4) tidak lebih baik dibanding dengan dosis di bawahnya (P2), hal ini disebabkan karena pada dosis tertinggi

menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Sedangkan pada dosis 8 g NPK + 0,1 g pupuk organik pertumbuhannyabih baik , karena pada dosis tersebut sudah seimbang di bandingkan dengan dosis lainnya.

Pengaruh pemberian kombinasi pupuk NPK dan pupuk organik mampu meningkatkan produksi tanaman jagung, karena pupuk NPK dan pupuk organik menyediakan hara N,P,K, Ca dan Mg, hara mikro dan sejumlah kecil hormone dan vitamin untuk diserap tanaman, serta perbaikan pH dan struktur tanah. Sedangkan pupuk NPK membantu menambah suplay nutrisi serta perekat bahan organik sehingga memperbaiki agregasi tanah, hal ini sesuai dengan literatur Redaksi Gatara (2010) yang menyatakan bahwa manfaat dari pupuk organik diantaranya merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya daun, batang, memperbaiki sistem perakaran, merangsang pembentukan bulu-bulu akar yang berfunsi sebagai pengangkut air tanah dan unsur hara yang berada di sekitar tanaman serta dapat mengurangi stres pada saat pindah tanam, mempercepat pembungaan, pembesaran buah, dan pemasakan biji, mengikat dan meningkatkan penyerapan unsur hara, menambah daya tahan tanaman terhadap pengaruh buruk lingkungan serta hama penyakit.

Kalsium membantu perkembangan akar, pergerakan karbohidrat dalam tanaman, pembentukan dinding sel, dan proses-proses lain. Unsur Ca juga berperan penting dalam menghambat pengguguran atau proses penuaan daun, sintesis protein dan transfer karbohidrat yaitu translokasi tepung dalam tanaman, serta hidrolisis tepung menjadi gula dan distribusinya. Sedangkan Mg merupakan komponen penting klorofil (zat hijau daun), membantu pembentukan minyak dan lemak. Unsur ini juga dibutuhkan dalam aktivitas enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, sebagai katalisator dalam metabolisme N dan sintesis protein.

Pemberian pupuk NPK berguna sebagai suplemen unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman tidak hanya memperoleh unsur yang dibutuhkan pada bahan organik, tetapi juga dari

unsur hara yang terdapat pada pupuk yang diberikan, oleh karena itu produksi dan klorofil menjadi lebih baik.

Dokumen terkait