• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Kombinasi Pupuk NPK Dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Jagung (Zea Mays L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemberian Kombinasi Pupuk NPK Dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Jagung (Zea Mays L.)"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK NPK DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)

JAMILIN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK NPK DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)

SKRIPSI

Oleh : JAMILIN

050301017/BDP-AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK NPK DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.)

SKRIPSI

OLEH :

JAMILIN 050301017 BDP - AGRONOMI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) di fakultas pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

Judul Penelitian : Pengaruh Pemberian Pupuk NK dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.)

Nama : Jamilin

Nim : 050301017

Departemen : Budi Daya Pertanian Program Studi : Agronomi

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing :

(Ir. Jasmani Ginting, MP) (Ir. Ratna Rosanti Lahay , MP) Ketua Anggota

Mengetahui,

(Prof.Ir. Edison Purba, Ph. D) Ketua Departemen Budi Daya Pertanian

(5)

ABSTRAK

JAMILIN : Pengaruh Pemberian Pupuk NPK dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.), di bimbing oleh JASMANI GINTING dan RATNA ROSANTI LAHAY.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terpisah (RPT) pola faktorial dengan dua faktor. Faktor petak utama varietas, yaitu V1 : pioneer 12, V2 : pioneer 23 dan V3 : NK22. Faktor anak petak kombinasi pupuk NPK dan Pupuk Organik, yaitu P0 : 0 g pupuk NPK + 0,1 g pupuk organik, P1 : 4 g pupuk NPK + 0,1 g pupuk organik, P2 : 8 g pupuk NPK + 0,1 g pupuk organik, P3 : 12 g pupuk NPK + 0,1 g pupuk organik, dan P4 : 16 g pupuk NPK + 0,1 g pupuk organik. Parameter yang diamatai meliputi tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), jumlah klorofil, berat kering akar (g), berat kering batang (g), produksi perplot (g), produksi pertanaman (g), bobot 100 biji pertanaman (g), serta nilai indeks panen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah klorofil, berat kering akar, berat kering batang, berat biji pipilan kerig perplot, produksi pertanaman, berat 100 biji pertanaman dan indeks panen. varietas jagung berbeda nyata terhadap parameter berat kering akar, berat kering batang,berat biji pipilan kering perplot, produksi pertanaman, bobot 100 biji pertanaman dan indeks panen. interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dan organik terhadap pertumbuhan dan produksi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah klorofil, berat kering akar, berat kering batang, berat biji pipilan kering perplot, dan bobot 100 biji pertanaman¸ indeks panen, dimana taraf kombinasi terbaik pada perlakuan V1P4 yaitu pioneer 12 dengan taraf pemberian pupuk NPK sebanyak 16 g + 0,1 g pupuk organik.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Jamilin dilahirkan di Sungai Simpang pada tanggal 20 November 1986 putra dari Ayah Jasmin, dan Ibu Sukilah. Penulis merupakan putera kelima dari lima bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Seunobok Aceh pada tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Muhammadiyah 47 Medan Krio kec. Sunggal Kabupaten Deli Serdang, selesai pada tahun 2002, dan pada tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan di SMA Darussalam Medan. Kemudian lulus seleksi masuk USU melalui jalur PMP. Penulis memilih program studi Agronomi Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.).”

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Jasmani Ginting, MP dan Ibu Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP selaku ketua dan anggota komisi pembimbing penulis,

yang telah membimbing penulis selama menyelesaikan skripsi ini, dan seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang teramat besar kepada kedua orang tua penulis, ayahanda Jasmin dan Ibunda Sukilah yang tercinta, atas kasih sayang baik moril, materil, maupun doa yang telah diberikan selama penyelesaian skripsi ini. Juga kepada abangda Ngadri, Siswanto, Wagiran dan Ponidi yang telah mendukung dan memberi semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Syafrina, Syahrul Habibi, Muhammad Syahril Lubis, Edi Handoko, teman-teman ARMYPLANT 2005, dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah membantu dan memberi semangat kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, April 2011

(8)

DAFTAR ISI

Hipotesa Penelitian ...2

Kegunaan Penelitian ...2

Pemberian Kombinasi Pupuk NPK dan Pupuk Organik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung ...7

Pengendalian Hama dan Penyakit ...17

Panen ...17

(9)

Pengamatan Parameter ...17

Tinggi Tanaman (cm) ...17

Diameter Batang (mm) ...18

Jumlah Klorofl ...18

Bobot Kering Akar (g) ...18

Bobot Kering Batang (g) ...18

Produksi Perplot (g) ...18

Produksi Pertanaman (g) ...18

Bobot 100 Biji Pertanaman ...19

Nilai Ineks Panen ...19

HASIL DAN PEMBAHASAN ...20

Hasil ...20

Pembahasan...34

KESIMPULAN DAN SARAN ...42

Kesimpulan ...42

Saran ...42 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman 1. Tinggi Tanaman Jagung (cm) pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK

pada umur 2, 4, 6 dan 8 MST...21 2. Diameter batang Jagung (cm) pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK

pada umur 2, 4, 6 dan 8 MST...23 3. Jumlah klorofil pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi

antara varietas dengan pupuk NPK ...25 4. Berat kering akar pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta

interaksi antara varietas dengan pupuk NPK ...26 5. Berat kering batang pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta

interaksi antara varietas dengan pupuk NPK ...27 6. Produksi perplot pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi

antara varietas dengan pupuk NPK ...29 7. Produksi pertanaman pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta

interaksi antara varietas dengan pupuk NPK ...30

8. Bobot 100 biji pertanaman pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK ………32

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Hubungan antara dosis pupuk NPK dengan varietas pada parameter

tinggi tanaman 8 MST ... 22

2. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada jumlah klorofil daun ...25

3. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter berat kering akar (gram) ... 26

4. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter berat kering batang ...28

5. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter produksi perplot ... 29

6. Hubungan varietas terhadap parameter produksi pertanaman ...30

7. Hubungan dosis pupuk NPK dengan parameter produksi pertanaman 31 8. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter Bobot 100 biji pertanaman ...32

9. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter indeks panen...67

10.Tongkol jagung masing-masing varietas ...68

11.Pipilan kering jagung masing-masing varietas ...69

12.Hamparan lahan penelitian ...70

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Bagan penelitan ...45

2. Rencana kegiatan penelitian ...46

3. Perhitungan pupuk ...47

4. Deskripsi jagung hibrida varietas pioneer 12...48

5. Deskripsi jagung hibrida varietas pioneer 23...49

6. Deskripsi jagung hibrida varietas NK22 ...50

7. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) ...51

8. Tabel Sidik Ragam tinggi tanaman 2 MST...51

9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST (cm) ...52

10.Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST ...52

11.Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST (cm) ...53

12.Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MST ...53

13.Data Pengamatan Tinggi Tanaman 8 MST (cm)………....54

14.Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 8 MST ...54

15.Data Pengamatan Diameter Batang 2 MST (cm) ...55

16.Tabel Sidik Ragam Diameter Batang 2 MST ...55

17.Data Pengamatan Diameter Batang 4 MST (cm) ...56

18.Tabel Sidik Ragam Diameter Batang 4 MST ...56

19.Data Pengamatan Diameter Batang 6 MST (cm) ...57

20.Tabel Sidik Ragam Diameter Batang 6 MST ...57

21.Data Pengamatan Diameter Batang 8 MST (cm) ...58

22.Tabel Sidik Ragam Diameter Batang 8 MST ...58

23.Data Pengamatan Jumlah Klorofil ...59

24.Tabel Sidik Ragam Jumlah Klorofil ...59

25.Data Pengamatan Berat Kering Akar (g) ...60

26.Tabel Sidik Ragam Berat Kering Akar ...60

27.Data Pengamatan Berat Kering Batang (g) ...61

28.Tabel Sidik Ragam Berat Kering Batang...61

29.Data Pengamatan Produksi Perplot (g) ...62

(13)

31.Data Pengamatan Produksi Pertanaman (g) ...63

32.Tabel Sidik Ragam Produksi Pertanaman...63

33. Data Pengamatan Bobot 100 Biji Pertanaman (g) ...64

34.Tabel Sidik Ragam Bobot 100 Biji Pertanaman ...64

35.Data Pengamatan Indeks Panen ...65

36.Tabel Sidik Ragam Indeks Panen ...65

(14)

ABSTRAK

JAMILIN : Pengaruh Pemberian Pupuk NPK dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.), di bimbing oleh JASMANI GINTING dan RATNA ROSANTI LAHAY.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terpisah (RPT) pola faktorial dengan dua faktor. Faktor petak utama varietas, yaitu V1 : pioneer 12, V2 : pioneer 23 dan V3 : NK22. Faktor anak petak kombinasi pupuk NPK dan Pupuk Organik, yaitu P0 : 0 g pupuk NPK + 0,1 g pupuk organik, P1 : 4 g pupuk NPK + 0,1 g pupuk organik, P2 : 8 g pupuk NPK + 0,1 g pupuk organik, P3 : 12 g pupuk NPK + 0,1 g pupuk organik, dan P4 : 16 g pupuk NPK + 0,1 g pupuk organik. Parameter yang diamatai meliputi tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), jumlah klorofil, berat kering akar (g), berat kering batang (g), produksi perplot (g), produksi pertanaman (g), bobot 100 biji pertanaman (g), serta nilai indeks panen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah klorofil, berat kering akar, berat kering batang, berat biji pipilan kerig perplot, produksi pertanaman, berat 100 biji pertanaman dan indeks panen. varietas jagung berbeda nyata terhadap parameter berat kering akar, berat kering batang,berat biji pipilan kering perplot, produksi pertanaman, bobot 100 biji pertanaman dan indeks panen. interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dan organik terhadap pertumbuhan dan produksi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah klorofil, berat kering akar, berat kering batang, berat biji pipilan kering perplot, dan bobot 100 biji pertanaman¸ indeks panen, dimana taraf kombinasi terbaik pada perlakuan V1P4 yaitu pioneer 12 dengan taraf pemberian pupuk NPK sebanyak 16 g + 0,1 g pupuk organik.

(15)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Di Indonesia, tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentra produksi jagung di Indonesia pada mulanya terkonsentrasi di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura. Selanjutnya tanaman jagung lambat laun meluas ditanam di luar pulau Jawa. Areal pertanaman jagung sekarang sudah terdapat di seluruh propinsi di Indonesia dengan luas areal bervariasi (Rukmana, 2009).

Jagung merupakan tanaman serealia terpenting kedua setelah beras. Komoditas jagung selain di manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakan ternak, dan minyak jagung, sekarang ini dikembangkan unutuk bahan bakar nabati (Biofuel). Permintaan yang terus meningkat ini menyebabkan harga komoditas jagung terus membaik, terutama dalam dua tahun terakhir (Redaksi Sinar Tani, 2010).

Jagung adalah bahan pangan bijian yang sangat penting bagi manusia dan ternak, dan memiliki banyak kegunaan sebagai pangan dan non pangan. Jagung memiliki adaptasi pertumbuhan yang luas sehingga memungkinkan ditanam secara ekstensif di banyak daerah di dunia (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Penggunaan varietas unggul (baik hibrida maupun komposit) mempunyai peranan penting dalam upaya peningkatan produktivas jagung. Memilih varietas hendaknya melihat deskripsi varietas terutama potensi hasilnya, ketahanannya terhadap hama atau penyakit, ketahanannya terhadap kekeringan, tanah masam, umur tanaman, warna biji dan disenangi baik petani maupun pedagang. (Sarwani, 2008).

Hasil penelitian Pusat Tanah dan Agroklimat Bogor mengungkapkan bahwa sebagian

besar tanah pertanian di Indonesia mengalami penurunan kesuburan akibat penggunaan

pupuk kimia, sehingga produktivitasnya menurun. Memburuknya kondisi tanah,

(16)

jenis pupuk yaitu pupuk anorganik, organik dan hayati secara bersama-sama. Selain

menyediakan hara pupuk organik juga berperan sebagai sumber energi bagi organisme tanah

dan memperbaiki sifat fisik tanah serta meningkatkan efisiensi pupuk anorganik (Irianto,

2010).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.).”

Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui Pengaruh Pemberian Kombinasi Pupuk NPK dan Pupuk Organik

Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L).

Hipotesa Penelitian

Ada perbedaan respon yang nyata pada pemberian kombinasi pupuk NPK

dan pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa varietas jagung (Zea mays L).

Kegunaan Penelitian

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Rukmana (1997), klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Class : Monocotyledoneae Ordo : Poales

Familia : Poaceae (Graminae) Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

Akar yang tumbuh relatif dangkal merupakan akar adventif dengan percabangan yang amat lebat, yang menyerap hara pada tanaman. Akar layang penyokong memberikan tambahan topangan untuk tumbuh tegak dan membantu penyerapan unsur hara. Akar layang ini tumbuh di atas permukaan tanah, tumbuh rapat pada buku-buku dasar dan tidak bercabang sebelum masuk ke tanah (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi

batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60 – 300 cm (Purwono dan Hartono, 2006).

(18)

mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman utamanya dalam penentuan produksi (Warisno, 2009).

Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di daerah beriklim sedang (temperate) (Suprapto dan Marzuki, 2002).

Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoceous) karena bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina (tongkol) muncul dari axillary apical tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal diujung tanaman. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Hampir 95 % dari persariannya berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5 % yang

berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Karena itu disebut juga tanaman bersari bebas (cross pollinated crop) (Sunarti dkk, 2009).

Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8 – 20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (seedcoat), endosperm dan embrio (Rukmana, 2009).

Syarat Tumbuh Tanah

(19)

Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena pada umumnya tanah di Indonesia miskin hara dan rendah bahan organiknya, maka penambahan pupuk N, P dan K serta pupuk organik (kompos maupun pupuk kandang) sangat diperlukan (Murni dan Arif, 2008).

Iklim

Curah hujan yang dikehendaki adalah antara 1000 - 2500 mm/tahun, atau idealnya sekitar 85 – 200 mm / bulan, dengan penyinaran matahari penuh. Suhu udara yang dikehendaki antara 21 – 340C, tetapi untuk pertumbuhan optimum tanaman jagung menghendaki suhu antara 23 – 270C (Redaksi Ciptawidiya Swara, 2008).

Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan. Oleh karena itu waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Untuk mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan pola distribusinya selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik dan tepat (Murni dan Arif, 2008).

Penggunaan Varietas Jagung

Di antara komponen teknologi produksi, varietas unggul mempunyai peran penting dalam peningkatan produksi jagung. Perannya menonjol dalam potensi hasil per satuan luas, komponen pengendalian hama/penyakit (toleran), kesesuaian terhadap lingkungan, dan preferensi konsumen (Akil dan Dahlan, 2009).

(20)

Benih bermutu baik dan berasal dari varietas unggul merupakan faktor terpenting yang dapat menentukan tinggi atau rendahnya hasil tanaman. Usaha-usaha lain seperti perbaikan bercocok tanam, pengairan yang baik, pemupukan berimbang serta pengendalian hama dan penyakit, hanya dapat memberi pengaruh yang maksimal apabila disertai dengan penggunaan benih bermutu dari varietas unggul (Warisno, 2009)

Varietas unggul jagung adalah jenis jagung yang mempunyai sifat-sifat lebih baik dari pada jenis-jenis lainnya. Sifat penting yang harus dimiliki suatu varietas unggul adalah berpotensi hasil tinggi, berumur pendek (genjah), dapat menyerap pupuk sebaik mungkin dan tahan terhadap hama maupun penyakit (Rukmana, 2009)

Pupuk NPK dan Pupuk Organik

Pemupukan secara berimbang utamanya keseimbangan antara Urea, SP - 36/ TSP dan KCI yang harus diberikan tergantung pada keadaan tanah. Unsur utama yang terkandung dalam pupuk ini bila digunakan secara tepat tidak saja mengendalikan, mengimbangi, mendukung dan saling mengisi satu, sama lain diantara ketiga jenis pupuk ini, akan tetapi juga dengan unsur-unsur lainnya. Hal ini sangat penting karena ada keterkaitan ekonomi dan efektivitas pemupukan. Pada prinsipnya keseimbangan hara atau kesuburan secara menyeluruh harus sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman yang lebat dan normal (Rauf dkk, 2000 ).

Pupuk buatan diperlukan untuk melengkapi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar dan dalam waktu relatif pendek, yaitu pupuk unsur N, pupuk unsur P2O5, pupuk unsur K2O seperti urea, ZA,TSP, PS, KCL, ZK, merupakan pupuk tunggal (AAK, 1993).

(21)

terdiri atas urea 300 kg, TSP 100 kg, dan KCL 50 kg – 100 kg / hektar (AAK, 1993 dan Rukmana, 1997).

Pemupukan secara berimbang dan rasional merupakan kunci utama keberhasilan peningkatan produktivitas jagung. Kadar unsur hara di dalam tanah, jenis pupuk/hara yang sesuai, dan kondisi lingkungan fisik, khususnya pada agroklimat, merupakan faktor penting perlu diperhatikan dalam mencapai produktivitas optimal tanaman ( Akil dan Dahlan, 2009 ). Unsur N

Nitrogen dilambangkan dengan N. kegunaannya yaitu menyuburkan pertumbuhan

daun. Unsur N sering disebut-sebut sebagi zat lemas yang sangat bermanfaat bagi tanaman.

Bintil pada tanaman turi mengandung unsur N ini. (Yandianto, 2003).

Nitrogen di dalam tanaman sangat penting untuk pembentukan protein, daun-daunan dan berbagai senyawa organik lainnya (Rinsema, 1993).

Nitrogen adalah unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman dan mempunyai

peranan yang sangat penting untuk pertumbuhaan tanaman. Waktu pemupukan unsur

nitrogen haruslah memperhatikan fase-fase pertumbuhan tanaman, karena peranan hara

nitrogen adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Karena sifat unsur yang mudah

tercuci, hilang dan menguap maka pemberian pupuk N perlu berulang-ulang dan dapat

diberikan selama masa pertumbuhan tanaman tersebut (Hasibuan., 2008).

Fungsi nitrogen yang selengkapnya bagi tanaman adalah sebagai berikut : • Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman ;

• Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau ;

(22)

• Meningkatkan berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam tanah. Sebagaimana diketahui hal itu penting sekali bagi kelangsungan pelapukan bahan organik. (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1987).

Unsur P

Unsur fosfat dilambangkan dengan P, sangat berguna bagi tanaman. Fosfat berguna

bagi tanaman terutama untuk petumbuhan dan perkembangan. Misalnya untuk pertumbuhan

anak-anak tanaman, cabang, tunas dan batang tanaman. (Yandianto, 2003).

Karena P sangat tidak mobil di dalam tanah, maka ia harus ditempatkan sedemikian

rupa, sehingga perakaran tanaman akan bersinggungan dengan P tersebut. Secara fisiologi

fosfat merangsang pertumbuhan awal dari akar, yang secara langsung mempengaruhi laju

pertumbuhan tanaman. Rangsangan pertumbuhan awal dari akar ini biasanya menghasilkan

hasil panen yang lebih tinggi pada tanaman semusim. Efisiensi pemupukan fosfat dapat

ditingkatkan lagi dengan melakukan pemupukan fosfat dikombinasikan dengan pupuk

nitrogen (Hasibuan, 2008).

Unsur K

Kalium dilambangkan K. Unsur ini sangat baik untuk tanaman, terutama untuk

pertumbuhan dan memperkuat kedudukan akar tanaman. (Yandianto, 2003).

Pupuk kalium dibuat dari deposit garam kalium, dan pada umumnya berasosiasi

dengan magnesium, sulfat dan klor. Hara kalium sering diperlukan pada lahan-lahan yang

tanamannnya banyak menyerap hara K, misalnya tanaman jagung. Jenis tanaman yang

banyak menyerap hara K dalam jumlah yang besar akan cepat menurunkan kalium tersedia

(23)

Pupuk Organik

Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup

seperti tanaman, hewan dan manusia, serta kotoran hewan. Pupuk Organik umumnya lebih

unggul dibandingkan pupuk anorganik karena beberapa hal sebagai berikut:

1. Memperbaiki struktur tanah. Bahan organik dapat mengikat butir-butir tanah menjadi

butiran yang lebih besar dan remah sehingga tanah menjadi lebih gembur.

2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik dapat mengikat air lebih

banyak dan lebih lama.

3. Menaikkan kondsi kehidupan di dalam tanah. Jasad renik dalam tanah amat berperan

dalam perubahan bahan organik. Dengan adanya pupuk organik, jasad renik tersebut

aktif menguraikannya sehingga pupuk organik mudah diserap tanaman.

4. Sumber makanan bagi tanaman. Walaupun dalam jumlah sedikit, pupuk organik

mengandung unsur yang lengkap (Prihmantoro, 2001).

Gatara merupakan pupuk yang dibuat dari bahan ekstrak tanaman dan bahan mineral

organik yang mengandung unsur hara makro dan mikro, dan diperkaya dengan hormon serta

senyawa organik lainnya yang berfungsi meningkatkan kesuburan lahan dan merangsang

aktivitas mikroorganisme tanah sehingga dapat menaikkan kandungan C-organik dalam tanah

untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen (Redaksi Gatara,2010).

Adapun komposisi dari pupuk organik Gatara yaitu unsur hara nitrogen (N)

2,70 %, posfor (P) 1,05 %, kalium (K) 1,07 %, besi (Fe) 0,21 %, tembaga (Cu) 11 ppm,

mangan (Mn) 262 ppm, seng (Zn) 119 ppm, boron (B) 11 ppm, dan C-organik 15, 08 %

(Redaksi Gatara, 2010).

Adapun manfaat dari pupuk organik Gatara diantaranya :

(24)

2. Memperbaiki sistem perakaran, merangsang pembentukan bulu-bulu akar yang berfunsi

sebagai pengangkut air tanah dan unsur hara yang berada di sekitar tanaman serta dapat

mengurangi stres pada saat pindah tanam.

3. Mempercepat pembungaan, pembesaran buah, dan pemasakan biji.

4. Mengikat dan meningkatkan penyerapan unsur hara.

5. Menambah daya tahan tanaman terhadap pengaruh buruk lingkungan serta hama

penyakit (Redaksi Gatara, 2010).

Pemupukan jagung pada umumnya menggunakan dosis yang relatif banyak yaitu ±

450 kg. Tetapi dengan menggunakan gatara dosis pemupukan dapat dikurangi hingga 50 %.

Sehingga jumlah pupuk NPK yang diperlukan untuk memupuk tanaman jagung sekitar 200

(25)

BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Lahan Masyarakat Desa Sei Mencirim pada ketinggian tempat 25 m dpl. Penelitian akan dimulai Oktober 2010 sampai Januari 2011.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung varietas Pioneer 12, varietas Pioneer 23 dan Varietas NK22 sebagai objek percobaan, pupuk NPK dan pupuk organik Gatara sebagai bahan perlakuan tanaman, larutan Rhidomil untuk mencegah serangan penyakit bulai, insektisida Decis 2,5 EC sebagai pengendali serangan hama tanaman, Dithane M-45 sebagai pengendali jamur pada tanaman, dolomit sebanyak 1 ton / hektar sebagai bahan campuran pada media tanah.

Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain cangkul sebagai mengelola media tanam, gembor sebagai alat untuk menyiram tanaman, meteran sebagai alat ukur parameter tanaman, alat tulis untuk mencatat data penelitian, timbangan sebagai alat untuk menghitung berat biji, jangka sorong untuk mengukur diameter batang, clorometer utuk menghitung jumlah klorofil, dan alat-alat lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan petak terpisah (RPT) dengan dua faktor yaitu :

Faktor petak utama varietas jagung yaitu : V1 : Pioneer 12

(26)

Faktor anak petak kombinasi pupuk NPK dan Pupuk Organik, yaitu :

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot seluruhnya : 45 plot

Ukuran plot : 200 cm x 280 cm

Jarak tanam : 70 cm x 25 cm

Jumlah tanaman perplot : 32 tanaman Jumlah tanaman sampel per plot : 5 tanaman

Dasil percobaan dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model sebagai berikut. Ŷijk = μ + ρi + αj + γij +βk + (αβ)jk + εijk

dimana :

Ŷijk : Hasil pengamatan dari blok ke-i dengan perlakuan varietas ke - j dan perlakuan pupuk NPK pada taraf ke - k.

(27)

αj : Pengaruh perlakuan varietas taraf ke – j γij : Efek error dari varietas ke –j pada blok ke -i

(αβ)jk : Pengaruh interaksi dari perlakuan varietas taraf ke - j dan perlakuan pupuk NPK pada taraf ke - k.

εijk : Pengaruh galat percobaan pada blok i yang mendapat perlakuan varietas ke - j dan pupuk NPK pada taraf ke - k.

(28)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan untuk penelitian diolah dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman olah tanah 15-25 cm. Pengolahan dilakukan hingga tanah menjadi gembur, rata dan bersih dari sisa-sisa gulma dan perakaran, kemudian dilakukan analisis tanah, kemudian di beri dolomit dengan cara di tebar secara merata di lahan.

Penyiapan Benih

Sebelum penanaman, benih terlebih dahulu direndam dalam larutan Rhidomil selama ± 30 menit untuk mencegah serangan penyakit bulai.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan menugal sedalam 3-5 cm dengan menggunakan jarak

tanam 70 cm x 25 cm. Jumlah benih per lubang tanam 2 benih. Pemeliharaan Tanaman

Penjarangan

Penjarangan dilakukan saat tanaman berumur 1 MST. Penjarangan dilakukan dengan memotong benih jagung dengan gunting pada bagian pangkal tanaman jagung.

Aplikasi Pemupukan

Aplikasi pupuk sesuai dengan perlakuan yaitu dilakukan 2 kali. Dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST) setengah dosis diberikan, dan setengah dosis lagi diberikan pada 4 minggu setelah tanam (MST), dengan cara ditugal di samping tanaman.

Penyiraman

(29)

Penyiangan

Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali atau sesuai dengan kondisi lahan. Penyiangan dilakukan secara manua yaitu menggunakan tangan atau cangkul.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama pada penelitian ini tidak di lakukan karena tidak ada terjadi serangan hama dan penyakit di lapangan .

Panen

Jagung dipanen setelah buah sudah matang fisiologis, atau tanaman sudah berumur 105 hari. Cara panen jagung adalah dengan mengambil seluruh bagian tanaman, dari akar, batang, daun dan tongkol, kemudian dipisahkan antara akar dengan tajuk atas.

Pengeringan dan Pemipilan

Setelah panen, dilakukan pengeringan tongkol jagung selama tiga hari di bawah sinar matahari langsung, kemudian dilakukan pemipilan tongkol.

Parameter

Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar hingga ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran. Pengukuran pertama dilakukan umur 2 MST dengan interval dua minggu sekali hingga muncul bunga jantan sebanyak 75 %.

Diameter Batang (mm)

(30)

Jumlah Klorofil Daun

Jumlah klorofil daun dihitung dengan menggunakan alat pengukur klorofil (klorofil meter). Daun yang dihitung jumlah klorofilnya adalah daun yang paling tengah. Pengukuran dilakukan pada bagian pangkal, tengah dan ujung daun lalu diratakan. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman telah berbunga 75 % (umur 8 MST).

Bobot Kering Akar (g)

Setelah dipanen, akar dan batang dipisahkan kemudian akar dibersihkan kemudian di oven dengan suhu 800C selama ± 48 jam.

Bobot Kering Batang (g)

Setelah dipanen, akar dan batang dipisahkan kemudian batang di oven dengan suhu 800C selama ± 48 jam.

Produksi PerTanaman (g)

Tongkol dikeringkan dan dipipil, kemudian ditimbang pipilan kering pertanaman. Bobot 100 Biji PerTanaman (g)

Tongkol dikeringkan dan dipipil lalu secara acak diambil 100 biji per tanaman dan ditimbang.

Produksi perplot (g)

(31)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

1. Tinggi Tanaman (cm)

Data pengamatan tinggi tanaman pada pengamatan 2, 4,6 dan 8 minggu setelah tanam (MST) dan hasil analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 7 sampai 14. Dari hasil sidik ragam tersebut dapat dilihat bahwa perlakuan Varietas (V) tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman pada pengamatan 2, 4, 6 dan 8 MST. Pada perlakuan pupuk NPK (P) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2, 6 dan 8 MST. Sedangkan kombinasi perlakuan Varietas dan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 4 MST, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2, 6 dan 8 MST.

(32)

Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung (cm) pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK pada umur 2, 4, 6 dan 8 MST

Perlakuan Minggu Setelah Tanam (MST)

2 4 6 8

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

(33)

y = -0.0727x2 + 1.2909x + 230.55

tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan yang terendah terdapat pada perlakuan V3P4 yaitu sebesar 223.647 cm. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter tinggi tanaman 8 MST dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Hubungan antara dosis pupuk NPK dengan varietas pada parameter tinggi tanaman 8 MST.

2. Diameter Batang (mm)

Data pengamatan diameter batang pada pengamatan 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam (MST) dan hasil analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 15 sampai 22. Dari hasil sidik ragam tersebut dapat dilihat bahwa perlakuan Varietas (V) berbeda nyata terhadap parameter diameter batang 4 MST dan tidak berbeda nyata terhadap diameter batang pada pengamatan 2, 6 dan 8 MST. Pada perlakuan pupuk NPK (P) dan interaksi antara Varietas dan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang pada umur 2, 4, 6 dan 8 MST.

(34)

Tabel 2. Diameter batang Jagung (cm) pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK pada umur 2, 4, 6 dan 8 MST

Perlakuan Minggu Setelah Tanam (MST)

2 4 6 8

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

(35)

perlakuan V2P4 yaitu 22.727 mm yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan yang terendah terdapat pada perlakuan V3P1 yaitu sebesar

21.293 mm.

Jumlah Klorofil

Data pengamatan jumlah klorofil dan hasil analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 23 dan 24. Dari hasil sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan Varietas (V) berbeda tidak nyata terhadap parameter jumlah klorofil. Pada perlakuan pupuk NPK (P) dan interaksi antara Varietas dan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah klorofil .

Jumlah klorofil pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah klorofil pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK

Varietas

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

(36)

Gambar 2. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada jumlah klorofil daun.

Berat Kering Akar (g)

Data pengamatan berat kering akar dan analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26. Dari hasil sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan Varietas (V), pupuk NPK (P) dan interaksi antara Varietas dan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter berat kering akar.

(37)

Tabel 4. Berat kering akar pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK

Pupuk Varietas

V1 V2 V3 Rataan

P0 20.01c 19.40c 16.47d 18.63b

P1 19.81c 18.22cd 13.14e 17.06c

P2 24.68b 16.46d 13.00e 18.05b

P3 13.06e 21.45c 18.78c 17.76c

P4 29.75a 31.40a 19.63c 26.93a

Rataan 21.46a 21.39a 16.21b 19.68

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter berat kering akar (gram) dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter berat kering akar (gram).

Berat Kering Batang (g)

(38)

Berat kering batang tanaman sampel pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Berat kering batang pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK.

Varietas

Pupuk V1 V2 V3 Rataan

P0 101.57b 96.27b 69.71d 89.18b

P1 93.27bc 97.13b 68.93d 86.44b

P2 94.80b 64.38d 69.74d 76.31c

P3 64.21d 86.92c 59.15e 70.09c

P4 110.55a 88.16c 99.11b 99.27a

Rataan 92.88a 86.57b 73.33c 84.26

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter berat kering akar tanaman dapat dilihat pada gambar 4.

(39)

Produksi Pertanaman (g)

Data pengamatan produksi pertanaman dan analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 31 dan 32. Dari hasil sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan Varietas (V) dan pupuk NPK (P) berpengaruh nyata terhadap parameter produksi pertanaman dan interaksi antara Varietas dan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap parameter produksi pertanaman. produksi pertanaman pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Produksi pertanaman pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK

Varietas

Pupuk V1 V2 V3 Rataan

P0 157.74 149.75 170.41 159.30d

P1 204.76 188.43 179.73 190.97ab

P2 190.43 164.45 200.49 185.12bc

P3 187.73 154.41 186.47 176.20c

P4 213.11 182.41 209.77 201.76a

Rataan 190.75a 167.89b 189.37a 182.67

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter produksi pertanaman dapat dilihat pada gambar 6.

(40)

Bobot 100 biji pertanaman (g)

Data pengamatan Bobot 100 biji pertanaman dan analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 33 dan 34. Dari hasil sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan Varietas (V), pupuk NPK (P) dan interaksi antara Varietas dan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter berat 100 biji.

Bobot 100 biji pertanaman pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 8. Bobot 100 biji pertanaman pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK

Varietas

Pupuk V1 V2 V3 Rataan

P0 25.27g 23.57h 34.87b 27.90c

P1 33.34bc 32.78c 33.66b 33.26ab

P2 27.99f 39.01a 36.55ab 34.52a

P3 34.14b 27.79f 37.70ab 33.21ab

P4 32.70c 29.26d 31.96cd 31.31b

Rataan 30.69b 30.48b 34.95a 32.04ab

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

(41)

Gambar 8. Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter Bobot 100 biji pertanaman.

Produksi Perplot (g)

Data pengamatan produksi perplot dan analisis statistik dengan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 29 dan 30. Dari hasil sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan Varietas (V), pupuk NPK (P) dan interaksi antara Varietas dan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter produksi perplot.

(42)

Tabel 6. Produksi perplot pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK

Varietas

Pupuk V1 V2 V3 Rataan

P0 3560.83h 3427.27h 4704.90d 3897.67d

P1 4000.87fg 4391.43e 4284.30ef 4225.53c

P2 4568.40dc 4213.77f 5598.37bc 4793.51b

P3 4212.83f 5575.70c 5756.47b 5181.67ab

P4 4654.13d 5295.77cd 6837.80a 5595.90a

Rataan 4199.41c 4580.79b 5436.37a 4738.86

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Hubungan antara varietas dengan dosis pemberian pupuk NPK pada parameter produksi perplot dapat dilihat pada gambar 5.

(43)

Pembahasan

Pengaruh Pemberian Kombinasi Pupuk NPK dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung.

Berdasarkan analisis data perlakuan pupuk berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah klorofil, berat kering akar, berat kering batang, produksi perplot, produksi pertanaman, dan bobot 100 biji pertanaman. Pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dengan dosis pupuk terbaik untuk parameter tinggi tanaman adalah perlakuan P3 dan terendah pada P0. Hal ini terjadi karena tingkat kecukupan unsur hara pada tanah yang diserap oleh tanaman dimana pada P3 diberikan pupuk NPK dengan dosis yang tepat sehingga tercipta keseimbangan hara didalam tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rauf dkk (2000) yang menyatakan bahwa pada prinsipnya keseimbangan hara atau kesuburan secara menyeluruh harus sedemikian rupa sehingga dapat meingkatkan pertumbuhan tanaman yang lebat dan normal.

Pupuk berpengaruh nyata terhadap jumlah klorofil dengan nilai tertinggi pada P4 dan terendah pada P1. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa adanya perbedaan nilai klorofil pada masing-masing dosis pemupukan. Hal ini karena adanya perbedaan dosis pada NPK yang diberikan dimana semakin tinggi nilai N (Nitrogen) yang diberikan makan akan semakin tinggi jumlah klorofil yang diproduksi. Hal ini sesuai dengan literatur Sutedjo dan Kartasapoetra (1987) yang menyatakan bahwa salah satu fungsi nitrogen dapat menyehatkan pertumbuhan daun, memperlebar daun tanaman dan membuat warna yang lebih hijau.

(44)

yang menyatakan bahwa unsur K sangat baik untuk tanaman terutama untuk pertumbuhan dan memperkuat kedudukan akar tanaman, dan diperkuat dengan pernyataan Hasibuan (2008) yang menyatakan hara kalium sering diperlukan pada lahan-lahan yang tanamannya banyak menyerap hara K, misalnya tanaman jagung.

Pupuk juga berpengaruh nyata terhadap berat kering batang dengan berat kering batang tertinggi terdapat pada perlakuan P4 dan terendah pada perlakuan P1. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan pemberian dosis pupuk NPK dimana unsur posfor (P) yang berperan dalam pertumbuhan anak tanaman, cabang, tunas dan batang tanaman.hal ini sesuai dengan pernyataan Yandianto (2003) yang menyatakan unsur posfat sangat berguna bagi tanaman, terutama untuk pertumbuhan anak tanaman, cabang, tunas dan batang tanaman.

Pupuk berpengaruh nyata terhadap produksi perplot dengan berat pipilan tertinggi pada P4 yaitu dan terendah pada P0. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dosis pupuk, dimana pada perlakuan P4 pupuk yang diberikan yaitu 16 gram NPK + 0,1 gram pupuk organik sedangkan P0 tidak diberi NPK dan hanya diberi pupuk Organik 0,1 gram. Sehingga pada perlakuan P4 pupuk yang diberikan cukup berimbang sehingga dapat meningkatkan produktivitas jagung sehingga dapat mencapai produksi sesuai dengan deskripsi yaitu 9,9 ton perhektar. Hal ini sesuai dengan literatur Akil dan Dahlan (2009) yang menyatakan bahwa pemupukan secara berimbang dan rasional merupakan kunci utama keberhasilan peningkatan produktivitas jagung.

(45)

Irianto (2010) yang menyatakan memburuknya kondisi tanah, menyebabkan pemupukan harus dilakukan secara terpadu dengan memanfaatkan berbagai jenis pupuk yaitu pupuk anorganik, pupuk organik dan hayati secara bersama-sama yang berperan sebagai sumber energi, dan dikuatkan Rauf dkk (2000) yang menyatakan pemupukan secara berimbang utamanya keseimbangan antara Urea, SP-36 / TSP dan Kcl bila digunakan secara tepat tidak saja mengendalikan, mengimbangi, mendukung, dan saling mengisi satu sama lain diantara ketiga jenis pupuk ini, akan tetapi juga dengan unsur-unsur lainnya.

Pupuk berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji pertanaman, dengan bobot biji pertanaman tertinggi pada P2 dan terendah pada P0. Hal ini terlihat bahwa untuk bobot 100 biji pertanaman pupuk yang sesuai agar bobot biji menjadi lebih berat dengan memberikan pupuk 8 gram NPK + 0,1 gram pupuk organik, sebagai dosis yang cukup untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Warisno (2009) yang menyatakan bahwa agar bisa didapatkan hasil panen yang maksimal, tanaman jagung hibrida perlu diberi pupk secukupnya. Pemberian pupuk ini selain dapat meningkatkan hasil panen jagung secara kuantitatif, juga dapat meningkatkan kualitas hasilnya.

Pengaruh Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung.

Perlakuan varietas jagung berbeda nyata terhadap parameter berat kering akar, berat kering batang,berat biji pipilan kering perplot, produksi pertanaman, dan bobot 100 biji pertanaman.

(46)

Varietas berbeda nyata pada parameter berat kering batang, dengan berat kering batang tertinggi pada V1 dan terendah pada V3. Berdasarkan hasil penelitian semakin besar diamater batang maka berat kering akar juga akan semakin tinggi. Adanya perbedaan diameter batang maupun berat kering akar pada masing-masing varietas dikarenakan adanya perbedaan genetik pada masing-masing varietas. Hal ini sesuai denga literatur Sitompul dan Guritno (1995) yang menyatakan bahwa keragaman penampilan tanaman terjadi akibat sifat didalam tanaman (genetik) atau perbedaan lingkungan atau keduanya.

Varietas berbeda nyata pada parameter produksi perplot dengan berat biji pipilan kering tertinggi pada V3 dan terendah pada V1. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa masing-masing varietas memiliki potensi hasil yang berbeda-beda, dimana produksi pada V3 lebih tinggi di bandingkan V1 dan V2. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan genetik yang menyebabkan terjadinya perbedaan produksi. Hal ini sesuai dengan literatur Akil dan Dahlan ( 2009) yang menyatakan bahwa diantara komponen teknologi produksi, varietas unggul mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi jagung. Peranannya menonjol dalam potensi hasil persatuan luas komponen pengendalian hama / penyakit (toleran), kesesuaian terhadap lingkungan dan preferensi konsumen.

(47)

Pengaruh Interaksi Varietas Dengan Pupuk NPK dan Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dan organik terhadap pertumbuhan dan produksi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah klorofil, berat kering akar, berat kering batang, produksi perplot, dan bobot 100 biji pertanaman¸ dimana taraf kombinasi perlakuan V1P4 yaitu pioneer 12 dengan taraf pemberian pupuk NPK sebanyak 16 g + 0,1 g pupuk organik dan V2P2 yaitu pioneer 23 dengan taraf pemberian pupuk NPK sebanyak 8 g + 0,1 g pupuk organik.

Interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dan pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa varietas jagung berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah klorofil, berat kering akar, berat kering batang, berat biji pipilan kering perplot, dan berat 100 biji karena karena unsur N berperan meningkatkan pertumbuhan vegetatif seperti akar, batang dan daun, unsur P berperan dalam pembelahan sel dan pembentukan perakaran, unsur K berperan membantu perkembangan akar dan berperan merangsang titik tumbuh tanaman pada jaringan meristem.

Pengaruh nyata interaksi antara pemberian kombinasi pupuk NPK dan pupuk organik menyebabkan pemberian kombinasi pupuk NPK menyediakan unsur hara dan bahan organik yang tersedia didalam tanah, sehingga pertumbuhan menjadi lebih baik. Interaksi pemberian kombinasi pupuk NPK dan pupuk organik terhadap pertumbuhan akan lebih efektif untuk meningkatkan daya dukung tanah, karena adanya penambahan bahan organik kedalam tanaman.

(48)

menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Sedangkan pada dosis 8 g NPK + 0,1 g pupuk organik pertumbuhannyabih baik , karena pada dosis tersebut sudah seimbang di bandingkan dengan dosis lainnya.

Pengaruh pemberian kombinasi pupuk NPK dan pupuk organik mampu meningkatkan produksi tanaman jagung, karena pupuk NPK dan pupuk organik menyediakan hara N,P,K, Ca dan Mg, hara mikro dan sejumlah kecil hormone dan vitamin untuk diserap tanaman, serta perbaikan pH dan struktur tanah. Sedangkan pupuk NPK membantu menambah suplay nutrisi serta perekat bahan organik sehingga memperbaiki agregasi tanah, hal ini sesuai dengan literatur Redaksi Gatara (2010) yang menyatakan bahwa manfaat dari pupuk organik diantaranya merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya daun,

batang, memperbaiki sistem perakaran, merangsang pembentukan bulu-bulu akar yang

berfunsi sebagai pengangkut air tanah dan unsur hara yang berada di sekitar tanaman serta

dapat mengurangi stres pada saat pindah tanam, mempercepat pembungaan, pembesaran

buah, dan pemasakan biji, mengikat dan meningkatkan penyerapan unsur hara, menambah

daya tahan tanaman terhadap pengaruh buruk lingkungan serta hama penyakit.

Kalsium membantu perkembangan akar, pergerakan karbohidrat dalam tanaman, pembentukan dinding sel, dan proses-proses lain. Unsur Ca juga berperan penting dalam menghambat pengguguran atau proses penuaan daun, sintesis protein dan transfer karbohidrat yaitu translokasi tepung dalam tanaman, serta hidrolisis tepung menjadi gula dan distribusinya. Sedangkan Mg merupakan komponen penting klorofil (zat hijau daun), membantu pembentukan minyak dan lemak. Unsur ini juga dibutuhkan dalam aktivitas enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, sebagai katalisator dalam metabolisme N dan sintesis protein.

(49)
(50)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pemberian pupuk berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah klorofil, berat kering akar, berat kering batang, produksi pipilan kering perplot, produksi pertanaman, dan bobot 100 biji..

2. Varietas berpengeruh nyata terhadap parameter berat kering akar, berat kering batang, produksi perplot, produksi pertanaman, dan bobot 100 biji pertanaman.

3. Interaksi Varietas Dengan Pupuk NPK dan Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung berpengaruh nyata pada parameter jumlah klorofil, berat kering akar, berat kering batang, produksi perplot, dan bobot 100 biji pertanaman.

4. Perlakuan terbaik penggunaan varietas NK22 dan penggunaan pupuk NPK 16 g + 0,1 g pupuk organik.

Saran

(51)

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius. Jogyakarta.

Akil,M., dan H.A. Dahlan., 2009. Budidaya jagung dan Diseminasi Teknologi. Balai Penelitian Tanaman Serelia.Maros.

Bangun, M.K., 1991. Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hasibuan,B.E., 2008. Pupuk dan Pemupukan. USU Press. Medan. http//www.pioneer.com, 2008. Di akses tanggal 8 juli 2010.

Irianto, G., 2010. Pemupukan Berimbang Saja Tidak Cukup. Sinar Tani Edisi 10-16 Maret 2010. Jakarta.

Murni ,A.M dan R.W. Arief., 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Prihmantoro, 2001. Memupuk Tanaman Sayur. Penebar Swadaya Jakarta.

Purwono dan R. Hartono., 2006. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Sawadaya. Jakarta.

Rauf. A.W., Syamsuddin, T., dan S.R. Sihombing., 2000. Peranan Pupuk NPK Pada Tanaman Padi. Departemen Pertanian. Balitbang. Irian Jaya.

Redaksi Ciptawidya Swara. 2008. Petunjuk Teknik Budidaya 23 Tanaman Unggul. Jakarta. Redaksi Gatara, 2010. Garuda Tani Nusantara The poor incorporated. Medan.

Redaksi Sinar Tani, 2010. Calaris Herbisida Pintar disambut antusias Petani jagung. Sinar Tani. Jakarta.

Rinsema, W. T. 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Bhratara. Jakarta. Rubatzky V.E. dan M. Yamaguchi., 1998. Sayuran Dunia. ITB Press. Bandung. Rukmana, R., 2009. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Jakarta.

Sarwani, M., 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Balitbang Pertanian. Bogor.

Sitompul. S.M. dan B. guritno, 1995. Análisis pertumbuhan tanaman. UGM press, Yogyakarta. Hal 38.

Sunarti.S., A.S. Nuning., Syarifuddin dan R. Efendi, 2009. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serelia. Maros.

(52)

Sutedjo, M. dan A. G. Kartasapoetra., 1987. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bina Aksara. Jakarta.

Warisno, 2009. Jagung Hibrida. Kanisius. Jakarta.

(53)
(54)

Lampiran 3 : Perhitungan Pupuk

Pupuk NPK

Luas lahan : 10.000 m2 Jarak tanam : 70 cm x 25 cm Dosis pupuk NPK 450 kg / ha.

Jumlah populasi =

Jumlah populasi =

Jumlah populasi =57.142 tanaman.

Jadi kebutuhan pupuk NPK pertanaman 450.000 g

57.142 = 8 g

Luas lahan Jarak tanam

10.000 m2 70 cm x 25cm

(55)

Pupuk Organik Gatara Kebutuhan gatara pertanaman

Dosis anjuran pupuk gatara 6 kg / ha.

Jadi untuk kebutuhan pupuk organik Gatara pertanaman =

=

= 0,10 g / tanaman.

Dosis anjuran gatara Jumlah populasi 6.000 g

(56)

Lampiran 4 : Deskripsi jagung varietas pioneer 12

DESKRIPSI JAGUNG HIBRIDA VARIETAS PIONEER 12 Golongan : Hibrida silang tunggal

Umur tanaman : - 50% antesis ± 53 hari

Kelobot : Menutup tongkol dengan baik

Baris biji : Lurus dan rapat sampai ujung tongkol Jumlah baris/tongkol : 15 – 17 baris

Bentuk biji : Semi mutiara

Warna biji : kuning

Bobot 1000 butir : 315 gram

(57)

Lampiran 5 : Deskripsi jagung varietas pioneer 23

DESKRIPSI JAGUNG HIBRIDA VARIETAS PIONEER 23

Nama varietas : Pioneer 23

Golongan : Hibrida

Umur : 50% keluar rambut + 55 hari panen 100 –110 hari Batang : Tegak dan kokoh

Daun : Panjang dan lebar Tongkol : Cukup besar dan silinder Warna daun : Hijau tua

Warna biji : Kuning, kadang-kadang terdapat 2-3 biji Berwarna putih pada satu tongkol

Kedudukan tongkol : Di bawah pertengahan tinggi tanaman (74 cm) Bentuk biji : Mutiara

Kelobot : Menutup tongkol dengan baik

Perakaran : Baik

Baris biji : Lurus dan rapat Jumlah baris/tongkol : 14-16 baris Kebutuhan benih/Ha : 10 kg/ha Bobot 1000 biji : 301 gram

Rata-rata hasil : 7-9 ton/ha pipilan kering Potensi hasil : 10-12 ton/ha pipilan kering Kerebahan : Tahan rebah

Ketahanan terhadap penyakit: Cukup tahan terhadap bulai (Sclerospora maydis), karat dan bercak daun

(58)

Lampiran 6. Deskripsi jagung varietas NK 22

DESKRIPSI JAGUNG HIBRIDA VARIETAS NK 22

Asal : 02ALL000315 adalah hibrida F1 dari silang tunggal antara galur murni tropik NP5099 dengan galur tropika NP5095 yang dikembangkan oleh Novartis (Thailand)

Golongan : Hibrida silang tunggal Umur tanaman : - 50% antesis ± 58 hari

- 50% keluar rambut ± 60 hari - Masak fisiologi: ± 96 hari Tinggi tanaman : ± 196 cm

Keragaman tanaman : Seragam

Batang : Besar dan kokoh

Warna sekam (glume) : Hijau bergaris Warna benangsari (Anther) : Ungu Warna rambut : Ungu Perakaran : Baik Bentuk tongkol : Silindris Kedudukan tongkol : ± 101 cm

Kelobot : Menutup tongkol dengan baik

Baris biji : Lurus dan rapat sampai ujung tongkol Jumlah baris/tongkol : 14 – 16 baris

Bentuk biji : Semi mutiara Warna biji : Oranye kuning Bobot 1000 butir : 312 gram

Rata-rata hasil : 9.890 kg/ha pipilan kering Potensi hasil : 12.887 kg/ha pipilan kering

Ketahanan terhadap Penyakit : Tahan terhadap penyakit bulai dan agak tahan terhadap karat daun dan bercak daun

(59)

Lampiran 7. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 8. Tabel Sidik Ragam

(60)

Lampiran 9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 10. Tabel Sidik Ragam

(61)

Lampiran 11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 12. Tabel Sidik Ragam

(62)

Lampiran 13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 8 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 14. Tabel Sidik Ragam

(63)

Lampiran 15. Data Pengamatan Diameter Batang 2 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 16. Tabel Sidik Ragam

(64)

Lampiran17. Data Pengamatan Diameter Batang 4 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 18. Tabel Sidik Ragam

(65)

Lampiran 19. Data Pengamatan Diameter Batang 6 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 20. Tabel Sidik Ragam

(66)

Lampiran 21. Data Pengamatan Diameter Batang 8 MST

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 22. Tabel Sidik Ragam

(67)

Lampiran 23. Data Pengamatan Jumlah Klorofil

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 24. Tabel Sidik Ragam

(68)

Lampiran 25. Data Pengamatan Berat Kering Akar (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 26. Tabel Sidik Ragam

(69)

Lampiran 27. Data Pengamatan Berat Kering Batang (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 28. Tabel Sidik Ragam

(70)

Lampiran 29. Data Pengamatan Produksi Perplot (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 30. Tabel Sidik Ragam

(71)

Lampiran 31. Data Pengamatan Produksi Pertanaman (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 32. Tabel Sidik Ragam

(72)

Lampiran 33. Data Pengamatan Bobot 100 Biji Pertanaman (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 34. Tabel Sidik Ragam

(73)
(74)

Lampiran 38. Gambar Tongkol Jagung Masing-Masing Varietas.

V1

V2

(75)

Lampiran 39. Gambar Pipilan Kering Jagung Masing-Masing Varietas.

V1

V2

(76)

Gambar

Tabel 1.  Tinggi Tanaman Jagung (cm) pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK pada umur 2, 4, 6 dan 8  MST
Gambar 1. Hubungan antara dosis pupuk NPK dengan varietas pada parameter tinggi tanaman 8 MST
Tabel 2.  Diameter batang Jagung (cm) pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK pada umur 2, 4, 6 dan 8  MST
Tabel 3. Jumlah klorofil pada perlakuan Varietas dan pupuk NPK serta interaksi antara varietas dengan pupuk NPK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Isojenkin kanssa kokeilin kerran samanlaista kaarta, mutta heillä opettajan demonstraatio ei toiminutkaan houkuttimena lähteä mukaan tekemiseen,.. vaan yllätyksekseni

25 Mina Wuwu Demen, Sriharjo, Imogiri, Bantul induk lele 2 paket. 26 Mino Lestari Kediwung, Mangunan, Dlingo induk lele

Sujud Tilawah adalah sujud bacaan, maksudnya dalah sujud yang yang dilakukan baik di dalam sholat ataupun di luar sholat sewaktu membaca atau mendengar bacaan

Nilai reduksi yang paling besar terjadi pada pilar segiempat ujung bulat, dengan proteksi susunan tirai tipe zig-zag 2 yaitu sebesar 31,5561 %, Sedangkan nilai reduksi yang

Banyaknya pedagang yang berpendidikan rendah menyebabkan terjadinya banyak penyimpangan dalam memahami peraturan pemerintah; Kegiatan PKL merupakan salah satu

Diumumkan kepada mahasiswa FK-UII semester II, saat ujian MEQ hari Rabu 25 Mei 2011 pukul 13.30 WIB, mahasiswa diperbolehkan menggunakan. kalkulator asli , dan

Melkukan pengukuran derajat kifosis, mnegumpulkan biodata kuisioner untuk dikaji dan disiapkan menjadi sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, merakitulasi

Berkaitan dengan sistem peradilan pidana yang baik dan berwibawa, ada beberapa hal yang patut diperhatikan, antara lain: (1) asas-asas dasar prosedural yang