sebesar
80,56 persen
dalam kondisi34 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016 34 Sumber : Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Kulon Progo
Sumber. PT Kereta Api Indonesia, DI Yogyakarta
Bus merupakan sarana transportasi massal yang mudah menjangkau keseluruh wilayah. Jumlah penumpang Bus baik AKAP maupun AKDP yang masuk terminal Wates terusmengalami fluktuasi dari tahunketahun. Adapun secara keseluruhan jumlah penumpang yang masuk terminal Wates pada tahun 2015 turun sebesar 37,71 persen dibanding sebelumnya. Rata-rata per hari jumlah penumpang Bus AKAP yang masuk ke Terminal Wates selama tahun 2015 sebanyak 1.413 orang atau mengalami penurunan sebesar 31,36 persen, sedangkan untuk penumpang Bus AKDP sejumlah 1.331 orang, dengan persentase penurunan mencapai 43,28 persen.
Kabupaten Kulon Progo selain dilalui kendaraan seperti Bus, juga dilalui alat transportasi massal lainnya yaitu Kereta Api. Berdasarkan data dari PT. Kereta Api Indonesia DI. Yogyakarta,pada tahun 2015 jumlah penumpang kereta api dari Stasiun Wates mencapai 90.687 orang. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 9,54 persen jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 100.256 orang.
35 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016 35
Kemudahan komunikasi yang ditunjang oleh kemajuan teknologi melalui telepon seluler berakibat pada penggunaan telepon kabel yang semakin menurun. Ini terlihat pada
Tabel 13.1. Banyaknya Sambungan Telepon Menurut Jenis Pelanggan
Kabupaten Kulon Progo, 2013-2015
perubahan jumlah pelanggan telepon yang mengalami penurunan, bahkan dari tahun ke tahun diikuti dengan pemutusan sejumlah wartel di sejumlah wilayah di Kulon Progo. Selama tahun 2015 hanya terjadi penambahan
Jenis Pelanggan Perorangan/ Perusahaan Instansi Pemerintah / Swasta 2013 2014 2015 3 537 3 291 2 209 479 484 517
pada pelanggan Instansi Pemerintah/Swasta,
Dinas Telkom 5 5 5
sedangkan yang lain mengalami penurunan bahkan telepon umum sudah tidak berfungsi
Telepon Umum / Wartel /
Ponpin
13 -
-lagi.
Kemajuan teknologi tidak serta merta
Jumlah 4 034 3 780 2 731 Sumber : PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Cabang Wates
menghapuskan kebiasaan masyarakat untuk berkirim surat, hal ini terlihat pada jumlah surat yang dikirim melalui jasa pengiriman surat/dokumen. Pada tahun 2015, jumlah pengiriman surat secara umum mengalami
Tabel 13.2. Banyaknya Surat Pos Dikirim Menurut Jenis Surat
Kabupaten Kulon Progo, 2013-2014
Jenis Surat 2013 2014 2015 Dalam Negeri 23 632 24 404 35 939
peningkatan 13,5 persen. Peningkatan terbesar adalah pada jenis pos paket, dengan kenaikan sebesar 65,89 persen. Jumlah surat terbanyak yang dikirim (lebih dari 50 persen) adalah jenis surat kilat khusus, sebanyak 57 704 lembar.
Luar Negeri 2 703 2 966 2 603
Kilat Spesial 5 587 6 002 405
Kilat Khusus 47 305 52 242 57 704
Surat Tercatat 256 241
-Pos Paket 4 793 5 209 8 641
36 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016 36 Wesel 10 375 8 769 8 014
surat tercatat. Sedangkan untuk jenis wesel mengalami penurunan sebesar 8,61 persen.
37 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016 37
Tabel 13.3. Banyaknya Surat Pos Diterima Menurut Jenis Surat Kabupaten Kulon
Progo, 2013-2015 Jenis Surat 2013 2014 2015 Dalam Negeri 24 976 26 413 34 944 Luar Negeri 3 839 4 056 3 857 Kilat Spesial 12 805 16 148 15 468 Kilat Khusus 99 334 110 679 126 295 Surat Tercatat 985 641 -Pos Paket 10 832 7 032 7 604 Wesel 52 465 43 757 35 314
Sumber : PT Pos Indonesia Cabang Wates (diolah)
Jumlah surat yang diterima Kabupaten Kulon Progo tahun 2015 sebanyak 223.482 lembar atau meningkat 7,07 persen dibanding tahun 2014. Namun demikian jika dirinci menurut jenis surat yang diterima, sebagian besar mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2014. Surat diterima yang mengalami kenaikan adalah surat dalam negeri, surat kilat khusus, dan pos paket, dengan kenaikan masing-masing sebesar 32,30 persen, 14, 11 persen, dan 8,13 persen. Untuk jenis surat tercatat tidak ada lagi yang diterima, hal ini menunjukkan bahwa surat tercatat tidak mendapat peminat lagi dari masyarakat.
Keberadaan fasilitas perbankan sedikit banyak mempengaruhi penggunaan wesel sebagai alat transaksi keuangan. Jumlah wesel yang diterima masyarakat Kulon Progo pada tahun 2015 sebanyak 35.314 lembar atau 15,8 persen dari jumlah total surat yang diterima, dimana banyaknya wesel pos yang diterima mengalami penurunan sebesar 19,30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
37
Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
Peluang investasi pada suatu daerah sangat dipengaruhi oleh potensi, kemudahan akses di daerah tersebut, serta iklim usaha yang kondusif dan mendukung investasi. Kabupaten Kulon Progo memiliki banyak potensi, baik potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Letak geografis yang cukup strategis, yang juga di lintasan jalur jalan lintas selatan, menjadikan Kulon Progo memiliki akses yang cukup bagus, baik dari arah barat maupun dari arah timur. Terlebih dengan rencana pembangunan mega proyek yang akan dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo, yakni pembangunan pelabuhan perikanan Tanjung Adikarto di Glagah, dan bandara Internasional di Kecamatan Temon.
Hal lain yang mendukung peningkatan perekonomian adalah masyarakat yang semakin paham menggunakan fasilitas yang disediakan oleh perbankan.
Berdasarkan Tabel 14.1, hampir keseluruhan para pelaku ekonomi di Kabupaten Kulon Progo masih memanfaatkan pinjaman untuk konsumsi dan modal kerja. Pada tahun 2015 pinjaman dengan peruntukan konsumsi dan modal kerja mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya masing-masing sebesar 12 persen dan sebesar 7 persen. Sementara pada tahun 2015 tidak ada pinjaman dalam bentuk valuta asing.
Tabel 14.1. Jumlah Pinjaman menurut Jenis Penggunaannya di Kabupaten Kulon Progo,
2014– 2015 (Juta Rupiah) Jenis Penggunaan 2014 2015 Rupiah 1 590 876 1 746 587 a. Modal Kerja 684 329 733 472 b. Investasi 162 690 178 373 c. Konsumsi 743 857 834 743 Valuta Asing 257 -a. Modal Kerja 257 -b. Investasi - -c. Konsumsi - - Jumlah 1 591 133 1 746 587 Sumber : Bank Indonesia, Kantor Perwakilan DIY
Sektor 2015
Pertanian, Peternakan, Kehutanan
& Perikanan 138 979 Pertambangan & Penggalian 2 082 Industri Pengolahan 33 410 Listik, Gas dan Air Bersih 574 Konstruksi 31 495 Perdagangan, Hotel, & Restoran 448 984 Pengangkutan dan Komunikasi 7 351 Keuangan, Real Estate, dan Jasa
Perusahaan 43 127 Jasa-jasa 48 160 Total 754 163
Tabel 14.2. Posisi Pinjaman menurut Sektor Ekonomi di Kabupaten Kulon Progo, 2015
(Juta Rupiah)
Sektor 2015
Pertanian, Peternakan, Kehutanan
& Perikanan 164 914 Pertambangan & Penggalian 2 799 Industri Pengolahan 43 812 Listik, Gas dan Air Bersih 798 Konstruksi 51 019 Perdagangan, Hotel, & Restoran 537 847 Pengangkutan dan Komunikasi 10 885 Keuangan, Real Estate, dan Jasa
Perusahaan 21 007 Jasa-jasa 78 763 Total 911 844 Sumber : Bank Indonesia
Tabel 14.3. Posisi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Yang Diberikan Bank Umum dan BPR di Kabupaten Kulon Progo,
2015 (Juta Rupiah)
Menurut sektor ekonomi, total pinjaman tahun 2015 meningkat sebesar 7,6 persen. Pinjaman terbesar digunakan pada sektor perdagangan, hotel & restoran, yang mencapai 537 milyar rupiah, diikuti oleh sektor pertanian sebesar 164 milyar rupiah dan sektor jasa-jasa dengan jumlah pinjaman sebesar 78 miliar rupiah.
Perbankan selain memberikan pinjaman kepada usaha berskala besar, juga memberikan pinjaman kepada usaha mikro, kecil dan menengah. Pada tahun 2015, pinjaman bank kepada UMKM mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 82persen(turun sebesar 4 persen). Posisi kredit tersebut lebih banyak diberikan kepada usaha yang bergerak di sektor perdagangan, hotel & restoran yaitu sebesar 59 persen. Hal ini memperlihatkan dari sebanyak 59 persen pinjaman yang diberikan bank kepada sektor perdagangan, terdapat sebanyak 83 persen
bergerakpadausahaUMKM. Secara umum hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2015, jumlah pinjaman yang dialirkan bank kepada UMKM mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014.
Sumber : BankIndonesia
39
Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
39 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
Kebutuhan sembilan bahan pokok merupakan hajat hidup orang banyak yang harus dipenuhi, maka skala prioritas keberadaannya harus dilakukan pemantauan secara periodik. Untuk melihat perubahan harga antar periode bisa dilihat melalui angka inflasi. Inflasi menggambarkan nilai
relatif/perbandingan tingkat perubahan harga barang dan jasa di suatu wilayah.
Inflasi Desember 2015 terhadap Desember 2014 Kabupaten Kulon Progo mengalami penurunan yaitu sebesar 0,70 poin, Hal ini terjadi disebabkan menurunnya inflasi Desember 2015 pada kelompok bahan makanan dibandingkan tahun 2014 pada kelompok yang sama yaitu mencapai 3,05 persen. Adapun kelompok lain yang mendukung penurunan inflasi Desember 2015 adalahkelompok sandang. Secara keseluruhan semua kelompok mengalami penurunan pada Desember 2015.
Laju inflasi merupakan suatu besaran relatif suatu periode dengan periode waktu sebelumnya dikalikan 100 dikurangi dengan nilai 100. Laju inflasi Kulon Progo selama tahun 2015 mengalami fluktuasi setiap bulannya, inflasi tertinggi terjadi di bulan Desember (0,70) dan Juli 2015 (0,53);
sedangkan inflasi terrendah (deflasi terjadi di bulan Februari (-0,36).
40
Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
40 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
ogo a . p
Tabel 15.1 Laju Inflasi Kabupaten Kulon Progo Menurut Kelompok Pengeluaran,
2013-2015
Kelompok 2013 Inflasi Desember2014 2015
UMUM 0,16 1,46 0,70 Bahan Makanan 0,48 4,64 3,05 Makanan Jadi, Minuman, 0,20 1,03 0,11 Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, 0,04 0,34 0,12 Gas, dan Bahan
Bakar Sandang 0,08 1,42 -0,01 Kesehatan 0,27 1,21 0,16 Pendidikan, rekreasi, dan 0,00 0,36 0,20 Olahraga Transport, Komunikasi, (0,08) 0,82 0,33 dan Jasa
41
Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
41 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah perlu dimonitor untuk melihat tingkat keberhasilannya sebagai dasar penentuan strategi dan kebijakan untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah adalah indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Nilai PDRB Kabupaten Kulon Progo atas dasar harga berlaku pada tahun 2014 meningkat menjadi 7,10 triliun rupiah dari 6,48 triliun rupiah pada tahun 2013. Dengan demikian, nilai PDRB Kulon Progo pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,61 triliun rupiah dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya.
Nilai PDRB atas dasar harga konstan merupakan nilai seluruh barang atau jasa yang dihasilkan pada tahun 2014 yang nilainya disetarakan dengan nilai/harga barang pada tahun 2010. PDRB atas dasar harga konstan tahun 2014 sebesar 5,99 triliun rupiah, meningkat dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebesar 5,74 triliun rupiah. Dari nilai PDRB adhk dapat dihitung laju pertumbuhan
42
Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
42 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
ekonomi suatu daerah sehingga dapat dilihat perkembangan perekonomiannya.
43
Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
43 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
ro okab.bps
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi Kulon Progo pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu mencapai 4,64 persen, dimana tahun 2014 laju pertumbuhan Kabupaten Kulon Progo sebesar 4,55 persen.
Struktur perekonomian Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015 sebagian besar masih disumbang dari kategori Pertanian, Perdagangan dan Industri Pengolahan, yang mana masing-masing memberikan sumbangan sebesar 18,20 persen, 13,53 persen dan 12,37 persen. Sedangkan kategori konstruki dan transportasi menyumbang perekonomian Kabupaten Kulon Progo dengan besaran yang sama yaitu sebesar 8,46 persen. Adapun kategori Jasa Pendidikan dan Informasi komunikasi masing-masing memberikan sumbangan sebesar 6,45 persen dan 6,35 persen. Sedangkan kategori lainnya memberikan sumbangan terhadap perekonomian Kulon Progo kurang dari 5 persen yaitu sebesar 4,13 persen (jasa lainnya); 3,68 persen (penyediaan makan minum) dan 3,61 persen (real estate) dan dibawah 3 persen untuk kategori lainnya.
***Tahukah Anda
Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan memberikan sumbangan terbesar terhadap
perekonomian Kulon Progo pada tahun
44
Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
44 Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
***Tahukah Anda
PDRB per Kapita Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 sebesar 18,74 juta rupiah.
PDRB per kapita merupakan sebuah konsep rata-rata per orang dari nilai tambah bruto suatu wilayah.
PDRB per kapita diperoleh dari hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi di suatu wilayah dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu, besar kecilnya jumlah penduduk berpengaruh terhadap nilai PDRB per kapita. Sedangkan besar kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah tersebut.
Nilai PDRB per kapita Kabupaten Kulon Progo atas dasar harga berlaku sejak tahun 2010 hingga tahun 2015 terus meningkat. Pada tahun 2010 nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 12,91 juta rupiah meningkat hingga mencapai 18,74 juta rupiah pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penduduk Kulon Progo rata-rata per tahun mempunyai pendapatan sebesar 18,74 juta rupiah.
43
Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 2016
Untuk memperbandingkan antar wilayah, seyogyanya digunakan indikator –
indikator yang menggunakan konsep dan tata cara penghitungan yang sama. Beberapa indikator pembangunan yang digunakan
Tabel 18.1 Perbandingan nilai PDRB per Kapita dan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta Tahun 2015
antara lain: PDRB per Kapita dan Laju Pertumbuhan Ekonomi. Kab/Kota PDRB per Kapita (rupiah) Laju Pertumbuhan Ekonomi
PDRB per Kapita Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015 masih berada pada peringkat terbawah di antara kabupaten/kota lainnya di DI Yogyakarta yang mencapai 18,74 juta rupiah. Salah satu usaha untuk meningkatkan besaran PDRB per Kapita adalah dengan cara meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, yakni dengan memprioritaskan kegiatan pembangunan yang berpotensi meningkatkan perekonomian daerah. Adapun laju pertumbuhan ekonomi Kulon Progo pada tahun 2015 sebesar 4,64 persen meningkat dibandingkan tahun 2014 yang tumbuh sebesar 4,55 persen. Sepertinya laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kulon Progo tidak secepat pertumbuhan Kabupaten Gunung Kidul, yang mampu mengelola potensi pariwisatanya dengan baik sehingga mampu menarik wisatawan untuk berbelanja di Kabupaten Gunung Kidul.
Kab. Kulon Progo 18 736 660 4,64
Kab. Bantul 20 058 280 5,00
Kab. Gunung Kidul 19 340 942 4,81
Kab. Sleman 28 913 734 5,31 Kota Yogyakarta 65 153 533 5,16
Sumber : BPS D.I. Yogyakarta, data diolah berdasarkan PDRB
Tahun Dasar2010
*** Tahukah Anda
Pada tahun 2015 PDRB Per Kapita
Kabupaten Kulon Progo sebesar 18,74 juta menempati urutan ke-5 diantara lima kab/kot di Provinsi D.I. Yogyakarta. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kulon Progo tahun2015sebesar 4,64 persen.