Ya Tidak
Pelat satu arah Pelat dua arah
Jika
400
Tertumpu Sederhana
20⁄
Satu ujung menerus
24⁄
Kedua ujug menerus
28⁄
Kantilever
{Nilai dari Jika
Jika ≠ 400 400 }
10⁄
dikalikan dengan
0,4 ⁄700
0,2 < < 2,0
ℎ ,+
+ −, > 125
> 2,0
ℎ ,+
+ > 90
< 0,2
ℎ 2847:2013 9.5
ℎ ≥ 125
ℎ ≥ 100
Selesai2.4.6 Bore Pile
Pondasi bore pile adalah jenis pondasi dalam yang terdiri dari campuran beton dengan besi bertulang dengan dimensi diameter tertentu, yang dipasang didalam tanah dengan menggunakan metode pengeboran dengan instalasi pemasangan besi setempat serta pengecoran beton setempat. Untuk perhitungan
tulangan longitudinal tiang Bore Pile dapat dilihat pada Flowchart dibawah ini:
Gambar 2. 13 Flowchart perhitungan tulangan longitudinal tiang bor pile (Sumber: Anonim, 2013)
Tidak
Mulai
Dimensi tiang bore pile (D, ds, d), mutu bahan (f ’
c, f y), diameter tulangan (D), jumlah tulangan (n), gaya aksial terfaktor (Pu)
Hitung luas bruto penampang
14 . .
Kontrol batasan luas tulangan total baja; Syarat:
0,01 ≤ ≤ 0,08
Ya
Selesai Ya Tidak
Hitung luas total baja tulangan
A A
Hitung kekuatan aksial desain (Pn)
0,85.fc.(A ∅.g A t)At.f
Kontrol gaya aksial terfaktor (Pu) Syarat:
≤
Cek diameter tulangan dan mutu balok
BAB III
METODE PERENCANAAN 3.1 Lokasi Perencanaan
Dalam penulisan proposal ini, penulis mengambil obyek studi di Proyek Hotel Brawa Residences.
Gambar 3. 1 Peta lokasi perencanaan (Sumber: maps.google.co.id)
Lokasi perencanaan struktur gedung Hotel Brawa Residences terletak di Jl. Pemelisan Agung, Badung, Bali.
3.2 Data Perencanaan
Untuk mendapatkan hasil yang baik perlu didukung dengan adanya data yang akurat, adapun data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
a. Berupa Gambar Arsitektur, yang dimana berisikan fungsi dari bangunan dan ruang yang berada didalamnya.
b. Berupa data tanah yang dimana akan membantu dalam proses perhitungan beban gempa.
2. Data Sekunder
a. SNI 2847:2013. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung.
b. SNI 1726:2012. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanaan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non Gedung. c. SNI 1727:2013.2013. Beban Minimum Untuk Perancangan
Gedung dan Struktur Lain
d. SNI 2847:2013. 2013. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
3.3 Diagram Alir Perencanaan
Berikut merupakan diagram alir perencanaan struktur gedung secara umum:
Gambar 3. 2 Flowchart Perencanaan Struktur Gedung Secara Umum Beban Hujan
Kontrol kriteria struktur Desain Struktur balok, kolom dan
hubungan balok kolom
Aman Data Primer - Gambar Rencana - Data Tanah - Dimensi Penampang Perhitungan Pembebanan
Beban Mati Beban Hidup Beban Angin Beban Gempa
Pemodelan Struktur
Input beban
Analisa Struktur
Menghitung tangga, pelat, dan pondasi Kesimpulan Aman Aman Modifikasi Penampang Mulai Selesai Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak
3.4 Perencanaan Pelat
Pelat merupakan struktur kaku yang secara khas terbuat dari material monolit dengan dimensi tinggi/tebal yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan dimensi-lebarnya. Untuk merencanakan pelat beton bertulang perlu mempertimbangkan faktor pembebanan dan ukuran serta syarat-syarat dari peraturan yang ada, dan untuk perhitungan tulangan lentur pelat dan analisis dimensi pelat dapat dilihat pada gambar 2.2 dan gambar 2.12. Berikut adalah Flowchart perencanaan pelat :
Gambar 3. 3 Flowchart Perencanaan Pelat Hitung Pembebanan
Fy, f’c, diameter tulangan
Menentukan tebal pelat sesuai dengan SNI-2847-2013
Kombinasi Beban U = 1,2D + 1,6L
Hitung Momen yang Terjadi (Mlx, Mly, Mtx, Mty) Dengan Program SAP2000
Perhitungan Tulangan dengan Strength Design Method
Gambar Mulai
3.5 Perencanaan Balok Portal
Dalam perencanaan balok portal harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: ketentuan dimensi balok, ketentuan tulangan lentur balok, ketentuan tulangan geser balok, dan tulangan torsi balok. Dan untuk perhitungan tulangan lentur balok dapat dilihat pada gambar 2.3, perhitungan tulangan geser balok dapat dilihat pada gambar 2.5, dan tulangan torsi balok dapat dilihat pada gambar 2.10.
3.6 Perencanaan Kolom dengan SRPMK
Dalam perencanaan kolom dengan SRPMK harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: ketentuan dimensi kolom, ketentuan kuat lentur kolom, ketentuan tulangan transversal kolom, persyaratan kuat geser kolom. Dan untuk perhitungan tulangan lentur kolom dapat dilihat pada gambar 2.4, perhitungan tulangan geser kolom dapat dilihat pada gambar 2.6, dan untuk perhitungan diagram interaksi hubungan M-P dapat dilihat pada gambar 2.11.
3.7 Perencanaan Hubungan Balok-Kolom (Join) dengan SRPMK
Integritas menyeluruh dari Sistem Rangka Pemikul Momen sangat tergantung pada perilaku hubungan balok-kolom. Degragasi pada hubungan balok kolom akan menghasilkan deformasi lateral besar yang dapat menyebabkan kerusakan berlebihan atau bahkan keruntuhan (Purwono, 2005). Untuk perhitungan gaya geser hubungan balok-kolom dapat dilihat pada gambar 2.7.
3.8 Perencanaan Pondasi
Pondasi tiang termasuk jenis pondasi dalam. Terdapat beberapa macam jenis pondasi tiang, antara lain tiang pancang dan tiang bor. Bagian ini akan membahas pondasi tiang Bore Pile yang dilakukan dalam merencanakan pondasi bangunan. Untuk perhitungan tulangan longitudinal dari tiang Bore Pile dapat dilihat pada gambar 2.13, untuk perhitungan tulangan geser tiang Bore Pile dapat dilihat pada gambar 2.8. Berikut adalah Flowchart perencanaan tiang Bore Pile :
Gambar 3. 4 Flowchart perencanaan bor pile 2.5 Perencanaan Pile Cap
Pile Cap berfungsi untuk mengikat tiang-tiang menjadi satu kesatuan dan memindahkan beban kolom kepada tiang. Pile cap biasanya terbuat dari beton bertulang. Untuk perhitungan tulangan geser pile cap dapat dilihat pada gambar 2.9.
Data :
Dimeni bor pile (D), nilai hasil uji sondir
SPT tanah, gaya aksial terfaktor (Pu)
Hitung jumlah perlu tiang bore pile (n p)
Efisiensi kelompok tiang bore pile (Eg)
Daya dukung ijin vertikal satu tiang bore pile (Pa)
Mulai
Selesai
Daya dukung ijin tarik tiang bore pile (Pta)
Beban maksimum tiang bore pile pada kelompok tiang (Pmaks)
DAFTAR PUSTAKA
Adhie, Imam. 2017. Perencanaan Struktur Gedung Serbaguna Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Universitas Diponegoro: Jurnal Karya Teknik Sipil. Ambarwati Yuniar . Analisis Perbandingan Sistem Ganda Dan Sistem Rangka
Pemikul Momen Khusus Pada Desain Struktur Hotel Ammeerra Jakarta. Surabaya
Asroni. 2010. Kolom Fondasi Balok T Beton Bertulang. Yokyakarta: Graha Ilmu Budianto. Perhitungan Gedung 10 Lantai Dengan Perencanaan Sistem Rangka
Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Di Jalan Sepakat Ii Kota Pontianak Damanik Andre. 2018. Perencanaan Struktur Gedung Rumah Sakit Siloam,
Semarang. Semarang: Jurnal Karya Teknik Sipil.
Faizah Restu, 2015. Studi Perbandingan Pembebanan Gempa Statik Ekuivalen dan Dinamik Time History pada Gedung Bertingkat di Yogyakarta. Yogyakarta:
Jurnal Ilmiah Semesta Teknika
Fatah Heri. 2012. Perbandingan Desain SRPMM (Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah) Dengan SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus) Pada Struktur Atas Proyek Gedung U Teknik Sipil Politeknik Negri Bandung . Bandung
Hamdany, Auliya. 2014. Kajian Portal Baja Srpmb (Elastis) Dan Portal Baja Srpmk (Daktail) Berdasarkan Sni 03-1726-2012 Dan Sni 03-1729-2002. Universitas Diponegoro: Jurnal Karya Teknik Sipil.
Hidayat Sholihin. 2015. Perencanaan Struktur Gedung Kantor Sewaka Dharma Menggunakan Srpmk Berdasarkan SNI 1726:2012 Dan SNI 2847:2013 .
Denpasar
Karisma. 2014. Pengertian Dan Penulangan Beton. From: http://materipembesianbetonbertulang.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-dan-penulangan-beton.html. Diakses: 05 Mei 2018
Mahaendra, Adhitiyo. 2015. Perencanaan Struktur Gedung Hotel Persona Jakarta. Universitas Diponegoro: Jurnal Karya Teknik Sipil.
Mistavhirul Andryan, 2018. Redesain Struktur Gedung Hotel Citihub Magelang . Universitas Diponegoro: Jurnal Karya Teknik Sipil.