KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat serta Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas dengan Rahmat serta Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir ini tentang
akhir ini tentang “Perencanaan Bangunan Gedung Menggunakan Sistem“Perencanaan Bangunan Gedung Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus”, Study Kasus : Proyek Hotel Brawa Rangka Pemikul Momen Khusus”, Study Kasus : Proyek Hotel Brawa Residences
Residences. Proposal tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai. Proposal tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Warmadewa.
gelar sarjana pada Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Warmadewa.
Penulis sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka Penulis sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan penulis mengenai perencanaan Bangunan menambah wawasan serta pengetahuan penulis mengenai perencanaan Bangunan Gedung Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus dalam Proyek Gedung Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus dalam Proyek Hotel Brawa Residences. Dalam penyusunan proposal tugas akhir ini, penulis Hotel Brawa Residences. Dalam penyusunan proposal tugas akhir ini, penulis telahtelah banyak
banyak mendapat mendapat bimbingan, bimbingan, dorongan dorongan semangat, semangat, serta serta bantuan bantuan dari dari berbagaiberbagai pihak.
pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
kepada: 1.
1. Bapak Putu Aryastana, ST.,M.Eng.,MSi. selaku pembimbing dalamBapak Putu Aryastana, ST.,M.Eng.,MSi. selaku pembimbing dalam penyelesaian proposal tugas akhir ini.
penyelesaian proposal tugas akhir ini.
2.
2.
Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas WarmadewaWarmadewa atas ilmu dan pembelajaran yang telah diberikan selama masa perkuliahan. atas ilmu dan pembelajaran yang telah diberikan selama masa perkuliahan. 3.3. Pihak kontraktor yang telah mengijinkan penulis untuk mengambil dataPihak kontraktor yang telah mengijinkan penulis untuk mengambil data pada Proyek Hotel Brawa Residences.
pada Proyek Hotel Brawa Residences. 4.
4. Orang tua, teman-teman teknik sipil yang telah banyak membantu,Orang tua, teman-teman teknik sipil yang telah banyak membantu, mengoreksi serta memberikan masukan dalam menyelesaikan proposal mengoreksi serta memberikan masukan dalam menyelesaikan proposal tugas akhir ini.
tugas akhir ini. 5.
5. Orang-orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupunOrang-orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembuatan proposal tugas akhir ini.
Sekiranya proposal tugas akhir yang telah disusun ini dapat berguna bagi Sekiranya proposal tugas akhir yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
penulis sendiri sendiri maupun maupun orang orang yang yang membacanya. membacanya. Penulis Penulis juga juga menyadarimenyadari sepenuhnya bahwa di dalam proposal tugas akhir ini
sepenuhnya bahwa di dalam proposal tugas akhir ini terdapat kekurangan dan jauhterdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulanpenulis berharap adanya kritik, saran dan usulan yang bersifat membangun, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang bersifat membangun, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun, demi perbaikan di masa mendatang.
yang membangun, demi perbaikan di masa mendatang.
Denpasar, 27 April 2018 Denpasar, 27 April 2018 Penulis Penulis Arkadius Batara Arkadius Batara (1461121028) (1461121028)
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
KATA
KATA PENGANTAR PENGANTAR ... .... ii DAFTAR
DAFTAR ISI ...ISI ... ... iiiiii DAFTAR
DAFTAR GAMBAR ...GAMBAR ... ... vv DAFTAR
DAFTAR TABEL ...TABEL ... ... vivi DAFTAR
DAFTAR NOTASI ...NOTASI ... ... viivii BAB I
BAB I PENDAHULUAN ...PENDAHULUAN ... 1... 1 1.1
1.1 Latar Latar Belakang Belakang ... ... 11 1.2
1.2 Tujuan Tujuan Perencanaan Perencanaan ... ... 22 1.3
1.3 Manfaat Manfaat Perencanaan Perencanaan ... .. 22 1.4
1.4 Data Data Perencanaan Perencanaan ... ... 33 1.5
1.5 Batasan Batasan Masalah...Masalah... ... 33 BAB
BAB II II LANDASAN LANDASAN TEORI ...TEORI ... ... 44 2.1
2.1 Sistem Sistem Rangka Rangka Pemikul Pemikul Momen Momen ... ... 44 2.2
2.2 Analisa Analisa Pembebanan Pembebanan ... ... 66 2.2.1
2.2.1 Beban Beban Vertikal Vertikal ... .. 66 2.2.2
2.2.2 Beban Beban Horisontal Horisontal ... ... 66 2.3
2.3 Kombinasi Kombinasi Pembebanan Pembebanan ... ... 99 2.4
2.4 Beton Beton Bertulang Bertulang ... ... 99 2.4.1
2.4.1 Tulangan Tulangan Lentur Lentur ... ... 1010 2.4.2
2.4.2 Tulangan Tulangan Geser Geser ... ... 1616 2.4.3
2.4.3 Tulangan Tulangan Torsi Torsi ... ... 2121 2.4.4
2.4.4 Diagram IDiagram Interaksi Kolom nteraksi Kolom ... ... 2323 2.4.5
2.4.5 Analisis Analisis Dimensi Dimensi Pelat Pelat ... ... 2424 2.4.6
2.4.6 Bore Bore Pile Pile ... ... 2525 BAB
BAB IIIMETODE IIIMETODE PERENCANAAN ...PERENCANAAN ... 26... 26 3.1
3.1 Lokasi Lokasi Perencanaan Perencanaan ... .... 2626 3.2
3.2 Data Data Perencanaan Perencanaan ... ... 2626 3.3
3.3 Diagram Diagram Alir Alir Perencanaan Perencanaan ... ... 2727 3.4
3.5
3.5 Perencanaan Perencanaan Balok Balok Portal Portal ... ... 2929 3.6
3.6 Perencanaan Perencanaan Kolom Kolom dengan dengan SRPMK SRPMK ... ... 2929 3.7
3.7 Perencanaan Perencanaan Hubungan Hubungan Balok-Kolom Balok-Kolom (Join) (Join) dengan dengan SRPMK SRPMK .... .... 2929 3.8
3.8 Perencanaan Perencanaan Pondasi Pondasi ... .... 2929 2.5
2.5 Perencanaan Perencanaan Pile Pile Cap Cap ... ... 3030 DAFTAR
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Flowchart Perhitungan Gempa dengan Metode statik ekuivalen .. 8
Gambar 2. 2 Flowchart Perhitungan Tulangan Lentur Pelat ... 11
Gambar 2. 3 Flowchart Perhitungan Tulangan Lentur Balok T ... 13
Gambar 2. 4 Flowchart Perhitungan Tulangan Kolom... 15
Gambar 2. 5 Flowchart Perhitungan Tulangan Geser Balok ... 16
Gambar 2. 6 Flowchart Perhitungan Tulangan Geser Kolom ... 17
Gambar 2. 7 Flowchart Perhitungan Hubungan Balok-Kolom (HBK) ... 18
Gambar 2. 8 Flowchart Perhitungan Tulangan Geser Tiang Bore Pile ... 19
Gambar 2. 9 Flowchart Perhitungan Tulangan Geser Pile Cap ... 20
Gambar 2. 10 Flowchart Perhitungan Tulangan Torsi Balok ... 22
Gambar 2. 11 Flowchart Perhitungan Diagram Iteraksi M-P ... 23
Gambar 2. 12 Flowchart Analisis Dimensi Pelat ... 24
Gambar 2. 13 Flowchart Perhitungan Tulangan Longitudinal Tiang Bor Pile ... 25
Gambar 3. 1 Peta Lokasi Perencanaan ... 26
Gambar 3. 2 Flowchart Perencanaan Struktur Gedung Secara Umum ... 27
Gambar 3. 3 Flowchart Perencanaan Pelat ... 28
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Perbandingan Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) ... 5 Tabel 2. 2 Perbandingan KDS berdasarkan nilai SDS, nilai SD1, dan nilai S1... 7
DAFTAR NOTASI
= Tinggi blok tegangan persegi
,
= Luas tulangan
= Luas penampang komponen struktur yang diukur sampai tepi luar tulangan transversal, mm2
= Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm2
= Luas bruto penampang beton yang dibatasi oleh tebal badan dan panjang penampang dalam arah gaya geser yang ditinjau, mm2
= Luas penampang beton pilar individu, segmen dinding horisontal, atau balok kopel yang menahan geser, mm2
= Luas transformasi sayap
= Luas bruto penampang beton, mm2
= Luas penampang efektif pada joint di bidang yang paralel terhadap bidang tulangan yang menimbulkan geser dalam joint, mm2
= Luas total tulangan longitudinal untuk menahan torsi, mm2
= Luas minimum tulangan longitudinal untuk menahan torsi, mm2
= Luas tulangan tarik longitudinal non-prategang, mm2
′
= Luas tulangan tekan, mm2
= Luas penampang total tulangan transversal (termasuk kait silang) dalam spasi s dan tegak lurus terhadap dimensi bc, mm2
,
= Luas tulangan tarik perlu′
,
= Luas tulangan tekan perlu
= Luas minimum tulangan lentur, mm2
= Luas total tulangan longitudinal non-prategang (batang tulangan atau profil baja), mm2
= Luas satu kaki sengkang tertutup yang menahan torsi dalam spasi s, mm2
= Luas tulangan geser berspasi s, mm2
= Lebar badan (web) balok, mm
= Dimensi penampang inti komponen struktur yang diukur ke tepi luar tulangan transversal yang membentuk luas
, mm
= Lebar pelat efektif balok T, mm
= Lebar efektif hubungan balok kolom
= Lebar badan (web), tebal dinding, atau diameter penampang lingkaran, mm
= Koefisien respons gempa
= Faktor distribusi vertical
= Dimensi kolom persegi atau persegi ekivalen, capital (capital), atau brakit (bracket) yang diukur dalam arah bentang dimana momen ditentukan, mm
= Dimensi kolom persegi atau persegi ekivalen, capital (capital), atau brakit (bracket) yang diukur dalam arah tegak lurus terhadap
, mm
= Letak garis netral
= Sumbu netral untuk penampang pada kondisi seimbang
= Tinggi efektif balok, mm
= Beban Mati
= Diameter tulangan
= Jarak antara titik berat tulangan tarik dan tepi serat beton tarik, mm
′
= Jarak antara titik berat tulangan tekan dan tepi serat beton tekan, mm
= Eksentrisitas toritis antara pusatrotasi dan pusat massa
= Beban gempa
= Modulus elastisitas beton, MPa
= Kekakuan lentur komponen struktur tekan, Nmm2
= Modulus elastisitas tulangan dan baja struktural, MPa
= Koefisien situs untuk perioda pendek (pada perioda 0,2 detik)’
= Kekuatan tekan beton yang disyaratkan, MPa
,
= Bagian dari gaya geser dasar, V , pada tingkat i atau x
= Kekuatan leleh tulangan yang disyaratkan, MPa
= Kekuatan leleh tulangan transversal yang disyaratkan fy, MPaℎ
= Ketebalan minimum pelat tanpa balokℎ
= Tinggi penampang balok T, mmℎ
= Tebal/tinggi sayap (flens), mmℎ
,ℎ
= Tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x, m
= Faktor keutamaan
= Momen inersia penampang beton bruto terhadap sumbu pusat, yang mengabaikan tulangan, mm4
= Faktor panjang efektif untuk komponen struktur tekan,
= Factor momen pikul
= Kategori Desain Seismik
= Beban hidup
= Panjang bentang bersih yang diukur muka ke muka tumpuan, mm
= Beban hidup di atap
= Panjang tak tertumpu komponen struktur tekan, mm1
= Momen ujung terfaktor pada komponen struktur tekan pada ujung dimana
bekerja, akibat beban yang mengakibatkan goyangan samping cukup besar, yang dihitung menggunakan analisis rangka elastis orde pertama, Nmm1
= Momen ujung terfaktor pada komponen struktur tekan pada ujung dimana
bekerja, akibat beban yang mengakibatkan goyangan samping tidak besar, yang dihitung menggunakan analisis rangka elastis orde pertama, Nmm
= Momen ujung terfaktor yang lebih besar pada komponen struktur tekan. Jika pembebanan transversal terjadi di antara tumpuan,
diambil sebagai momen terbesar yang terjadi dalam komponen struktur. Nilai
selalu positif, Nmm2
= Momen ujung terfaktor pada komponen struktur tekan pada ujung dimanabesar, yang dihitung menggunakan analisis rangka elastis orde pertama, Nmm
2
= Momen ujung terfaktor pada komponen struktur tekan pada ujung dimana
bekerja, akibat beban yang mengakibatkan goyangan samping tidak besar, yang dihitung menggunakan analisis rangka elastis orde pertama, N⋅
mm
= Gaya dalam
= Gaya dalam
= kekuatan lentur nominal pada penampang, Nmm
= Momen nominal badan
= Luas nominal sayap
= Kekuatan lentur mungkin komponen struktur, dengan atau tanpa beban aksial, yang ditentukan menggunakan properti komponen struktur pada muka joint yang mengasumsikan tegangan tarik dalam batang tulangan longitudinal sebesar paling sedikit 1,25fy dan factor reduksi kekuatan, φ , sebesar 1.0, Nmm
= Momen rencana
= Momen terfaktor pada penampang, Nmm
= Jumlah benda, seperti uji kekuatan, batang tulangan, kawat, alat angkur strand tunggal (monostrand), angkur, atau lengan kepala geser (shearhead)
= Beban tekuk kritis, N
= Keliling luar penampang beton, mm
= Keliling garis pusat tulangan torsi transversal tertutup terluar, mm
= Kapasitas kolom yang dibebani secara konsentrik
= Gaya aksial terfaktor; diambil sebagai positif untuk tekan dan negatif untuk tarik, N
= Indeks stabilitas
= Radius girasi penampang komponen struktur tekan, mm
= Koefisien modifikasi respons
= Beban hujan, atau momen dan gaya dalam yang terkait
= Beban hujan
= Spasi pusat ke pusat suatu benda, misalnya tulangan longitudinal, tulangan transversal, tendon, kawat atau angkur prategang, mm
= Parameter percepatan respons spektral MCE dari peta gempa pada perioda 1 detik, redaman 5 persen
= Parameter percepatan respons spektral pada perioda 1 detik, redaman 5%
= Parameter percepatan respons spektral pada perioda pendek, redaman 5%
= Percepatan percepatan respons spektral MCE pada perioda 1 detik yang sudah disesuaikan terhadap pengaruh kelas situs
= Parameter percepatan respons spektral MCE pada perioda pendek yang sudah disesuaikan terhadap pengaruh kelas situs
= Spasi pusat ke pusat tulangan transversal dalam panjang lo mm
= Parameter percepatan respons spektral MCE dari peta gempa pada perioda pendek, redaman 5 persen
= Perioda fundamental bangunan
= Waktu getar alami fundamental
= Kekuatan momen torsi nominal, Nmm
= Momen torsi terfaktor pada penampang, Nmm
= Kekuatann Perlu
= Geser desain total di dasar struktur dalam arah yang ditinjau
= Kekuatan geser nominal yang disediakan oleh beton, N
= Kekuatan geser nominal yang disediakan oleh tulangan geser, N
= Gaya geser terfaktor pada penampang, N
= Beban angin, atau momen dan gaya dalam yang terkait
= Berat seismik efektif bangunan
= Beban angin
= Sudut yang menentukan orientasi tulangan
= Koefisien yang menentukan kontribusi relatif kekuatan beton terhadap kuat geser dinding nominalα
m
= nilai rata-rataα
untuk semua balok pada tepi-tepi dari suatu pelat
= Rasio dimensi panjang terhadap pendek: bentang bersih untuk pelat dua arah, sisi kolom, beban terpusat atau luasan reaksi, atau sisi fondasi tapak (footing)
= faktor yang menghubungkan tinggi blok tegangan tekan persegi ekivalen dengan tinggi sumbu netral
= Rasio dari sisi-sisi kolom
= Rasio yang digunakan untuk memperhitungkan reduksi kekakuan kolom akibat beban aksial tetapԑ
= Regangan pada baja̅
= Nilai N-SPT rata-rata
= Rasio tulangan tarik non-prategang′
= Rasio tulangan tekan
= Rasio tulangan maksimum
= Rasio tulangan minimum
= Berat lantai ke-i
= Faktor modifikasi yang merefleksikan properti mekanis tereduksi dari beton ringan, semuanya relatif terhadap beton normal dengan kuat tekanyang sama
= Koefisien friksi∅
= Faktor reduksi kekuatan
= Faktor pembesaran momen untuk rangka yang tidak dibreising (braced) terhadap simpangan, untuk mencerminkan drif (drift) lateral yang dihasilkan dari beban lateral dan gravitasi∑M
= Jumlah Mn dua kolom yang bertemu di jointBAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perencanaan struktur bertujuan untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil, kuat, awet dan memenuhi tujuan-tujuan seperti ekonomi dan kemudahan pelaksanaan. Suatu Struktur disebut stabil bila ia tidak mudah terguling, miring atau tergeser selama umur bangunan yang direncanakan. Pada struktur bangunan atas, kolom merupakan komponen struktur yang paling penting untuk diperhatikan, karena apabila kolom ini mengalami kegagalan, maka dapat berakibat keruntuhan struktur bangunan atas dari gedung secara keseluruhan (Asroni,A., 2008).
Hotel Brawa Residences ini dibangun secara vertikal dengan jumlah 7 lantai dengan tinggi 24 m yang terdiri dari 6 lantai dan 1 lantai basement. Struktur gedung Hotel Brawa Residences ini menggunakan struktur baja sebagai struktur utamanya dan pondasi menggunakan pondasi tapak, sehingga alternatif perncanaan desain bangunan gedung pada hotel Brawa Residences ini, akan direncanakan dengan menggunakan struktur beton bertulang sebagai struktur utama dan pondasi bore pile sebagai pondasi atau struktur bawahnya.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perencanaan struktur bangunan bertingkat tinggi adalah kekuatan struktur bangunan, dimana faktor ini sangat terkait dengan keamanan dan ketahanan bangunan dalam menahan dan menampung beban yang bekerja pada struktur. Berdasarkan SNI 1726:2012 ada beberapa jenis sistem struktur untuk gedung salah satunya adalah Sistem Rangka
Pemikul Momen (SRPM). Sistem rangka pemikul momen pada dasarnya merupakan rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap, sedangkan beban gempa dipikul sistem rangka melalui mekanisme lentur.
Bali termasuk dalam kategori desain seismik D dan daerah yang resiko terjadi gempa tinggi yaitu wilayah 5 hanya Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) yang boleh digunakan. Konsep Desain SRPMK diterapkan untuk merencanakan agar kolom-kolom lebih kuat dari pada balok-balok portal ( strong column, weak beam). Perencanaan bangunan gedung beton bertulang yang tahan
gempa harus mengacu pada peraturan yang berlaku saat ini. Peraturan tersebut meliputi SNI 1726:2012 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan non Gedung) dan SNI 2847:2013 (Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung).
Terkait dengan hal tersebut, maka penulis mengangkat perencanaan struktur gedung ini sebagai Proposal tugas akhir dengan judul “Perencanaan Bangunan Gedung Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus”, Study Kasus : Proyek Hotel Brawa Residences. Dalam menghitung struktur gedung ini, penulis dapat memahami, merencanakan suatu struktur gedung dengan
Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus.
1.2 Tujuan Perencanaan
Tujuan Perencanaan Bangunan Gedung Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus”, Study Kasus : Proyek Hotel Brawa Residences adalah sebagau berikut:
1. Untuk mengetahui pemodelan struktur gedung yang didesain dengan metode sistem rangka pemikul momen khusus.
2. Untuk mengetahui detail dan persyaratan dalam penentuan sistem rangka pemikul momen khusus
3. Untuk merencanakan dimensi dan komponen struktur gedung beton bertulang tahan gempa dengan sistem rangka pemikul momen khusus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, sehingga mendapatkan desain yang aman, nyaman dan ekonomis.
1.3 Manfaat Perencanaan
Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut: 1. Untuk Mahasiswa
a. Untuk lebih memahami dan mendalami langkah-langkah perhitungan dalam perencanaan struktur gedung dengan sistem rangka pemikul momen khusus.sesuai standar yang berlaku di Indonesia.
b. Sebagai latihan awal sebelum menerapkan kedalam dunia kerja 2. Untuk umum
Agar mendapat pengetahuan tentang perencanaan struktur gedung sesuai standar yang berlaku di Indonesia.
1.4 Data Perencanaan
Adapun data yang diperlukan dalam perencanaan ini yakni : 1. Gambar perencanaan arsitektur Hotel Brawa Residences, 2. Gambar struktur Hotel Brawa Residences,
3. Data tanah pada lokasi proyek Hotel Brawa Residences.
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Desain penulangan sistem SRPMK menggunakan Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI 2847 : 2013
2. Pembebanan menggunakan Beban Minimum untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI 1727 : 2013.
3. Beban gempa yang digunakan berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726 : 2012.
4. Perhitungan struktur menggunakan bantuan program SAP 2000 Ver. 15.
5. Data struktur bangunan yang digunakan merupakan data struktur pembangunan Hotel Brawa Residences.
6. Dinding tembok adalah non-struktural dan hanya berfungsi sebagai pemisah ruangan.
7. Perencanaan ini tidak meninjau analisa biaya dan manajemen konstruksi.
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Rangka Pemikul Momen
Faktor daktilitas suatu gedung merupakan dasar bagi penentuan beban gempa yang bekerja pada struktur gedung. Daktilitas adalah kemampuan suatu struktur untuk mengalami simpangan pasca elastik yang besar secara berulang kali dan bekerja secara bolak-balik akibat beban gempa, hal ini akan menimbulkan terjadinya pelelehan pertama sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur tersebut dapat tetap berdiri walaupun sudah berada di dalam kondisi ambang keruntuhan.
Kondisi ini dapat dicapai apabila batang-batang horizontal (balok) mengalami kerusakan atau retak terlebih dahulu sebelum terjadinya kerusakan pada batang-batang vertikal (kolom). Hal ini berarti bahwa akibat pengaruh gempa rencana, sendi-sendi plastis di dalam suatu struktur gedung hanya terjadi pada ujung-ujung balok dan kaki-kaki kolom. Sistem Rangka Pemikul Momen adalah sistem rangka ruang di dalam komponen-komponen struktur dan join-joinnya menahan gaya-gaya yang bekerja melalui aksi lentur, geser, dan aksial.
Sistem Rangka Pemikul Momen dapat digolongkan sebagai b erikut:
1. Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) atau elastik penuh. Struktur yang memiliki daktilitas dengan nilai skala faktor daktilita s sebesar 1,0 yang harus direncanakan agar tetap berperilaku elastik pada saat terjadi gempa kuat.
2. Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) atau daktail parsial. Struktur gedung dengan nilai skala faktor daktilitas antara gedung yang elastik penuh sebesar 1,0 dengan gedung yang daktail penuh sebesar 5,3. 3. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) atau daktail penuh.
Suatu sistem struktur yang mampu mengalami simpangan pasca elastik pada saat mencapai kondisi ambang keruntuhan yang paling besar, yaitu mencapai nilai faktor daktilitas sebesar 8.
Tabel 2. 1 Perbandingan Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM)
KLASIFIKASI SRPMB SRPMM SRPMK
Situs Tanah SC (tanah keras) dan SD (tanah sedang)
SD (tanah sedang) SC (tanah keras), SD (tanah sedang) dan SE (tanah keras)
KDS maksimal KDS B maksimal KDS C KDS D, E atau F
Wilayah Gempa 1-2 1- 4 5-6
Kategori resiko I, II, III I, II, III IV
Tingkat Daktilitas Daktilitas terbatas Daktilitas sedang Daktilitas tinggi
Sifat Struktur Elastic Penuh Daktail Parsial Daktail Penuh
Kemampuan mereduksi beban gempa
kemampuan mereduksi beban gempa yang lebih kecil daripada portal SRPMM
kemampuan mereduksi beban gempa yang lebih besar daripada portal
SRPMB
kemampuan mereduksi beban gempa yang lebih besar daripada portal
SRPMM Persyaratan komponen lentur berdasarkan SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
Kuat lentur positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari sepertiga kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Baik kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap irisan penampang di sepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperlima kuat lentur terbesar yang disediakan pada kedua muka-muka kolom di kedua ujung komponen struktur tersebut
Kuat lentur positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari setengah kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Baik kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap irisan penampang di sepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperempat kuat lentur terbesar yang disediakan pada kedua muka-muka kolom tersebut
(Sumber: Anonim, 2002; Paradipta, 2017; Damanik, 2018; Hardianto, 2014; Mahaendra, Adhitiyo, 2015 ; Hardianto, Wahyu, 2014; Mistavhirul, Andryan, 2018; Adhie, Imam. 2017; Primaesta. 2017; Hamdany, Auliya. 2014; Tajunnisa, Yuyun. 2014; Rerebain Martinus. 2011).
2.2 Analisa Pembebanan
Berdasarkan SNI 1727:2013, beban yang bekerja pada struktur dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu beban vertikal yang meliputi beban mati, beban hidup dan beban hujan, serta beban horizontal yang berupa beban angin dan beban gempa.
2.2.1 Beban Vertikal 1. Beban Mati
Beban mati mencakup semua bagian struktur gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisah dari suatu gedung.
2. Beban Hidup
Beban hidup merupakan semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, termasuk beban-beban pada
lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat dipindah. 3. Beban Hujan
Menurut SNI 1727:2013 halaman 50 setiap bagian dari suatu atap harus dirancang mampu menahan beban dari semua air hujan yang terkumpul apabila sistem drainase primer untuk bagian tersebut tertutup ditambah beban merata yang disebabkan oleh kenaikan air di atas lubang masuk sistem drainase sekunder pada aliran rencananya.
2.2.2 Beban Horisontal 1. Beban Angin
Mencakup semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Dalam perencanaan gedung ini beban horizontal akibat angin diabaikan karena pengaruhnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan beban horizontal akibat gempa. 2. Beban Gempa
Dalam perencanaan beban gempa menurut SNI 1726-2012 terdiri dari metode statik ekivalen dan respons spektrum. Metode yang digunakan dalam perencanaan ini adalah metode statik ekivalen.
Tabel 2. 2 Perbandingan KDS berdasarkan nilai SDS, nilai S D1 , dan nilai S 1 ,Kategori Desain Seismik (KDS) kategori resiko struktur Nilai SDS Nilai SD1 S1
I, II Dan III IV I, II Dan III IV I, II Dan III IV A I, II, III Atau IV SDS< 0,167 SDS< 0,167 SD1< 0,167 SD1< 0,167 - -B I, II, atau III 0,167 ≤ SDS < 0,33 - 0,167 ≤ SD1 < 0,133 - - -C I, II, III Atau IV 0,33 ≤ SDS< 0,50 0,33 ≤ SDS< 0,50 0,133 ≤ SD1 < 0,20 0,33 ≤ SD1 < 0,50 - -D I, II, III Atau IV 0,50 < SDS 0,50 < SDS 0,50 < SD1 0,50 < SD1 - -E I, II, atau III - - - - ≥ 0,75 -F IV - - - - - ≥ 0,75 (Sumber: Anonim, 2012)
Tabel 2. 3 Perbedaan Gempa statik dan Gempa dinamis
metode Bentuk Struktur Ketinggian Ijin Bagunan
Gempa statik
Analisis Statik Ekivalen
Dapat dilakukan pada gedung yang memiliki struktur beraturan (SNI
03-1726-2002)
Analisis statik ekuivalen hanya diperbolehkan untuk bangunan yang reguler horisontal maupun vertikal. Satu ciri bangunan reguler adalah ketinggian tidak lebih dari 40 meter atau 10 tingkat yang diukur dari taraf penjepitan lateral. (SNI 1726:2012). Gempa dinamis Analisis Dinamik Ragam Spektrum Respons
Dapat dilakukan pada gedung yang memiliki struktur tidak beraturan
(SNI 03-1726-2002)
Gaya gempa rencana pada bangunan dengan ketinggian lebih dari 40 meter atau 10 tingkat harus dihitung
menggunakan analisis dinamik (SNI 17262002).
Untuk prosedur Perhitungan Gempa dengan Metode statik ekuivalen dapat dilihat pada Flowchart dibawah ini:
Gambar 2. 1 Flowchart Perhitungan Gempa dengan Metode statik ekuivalen (Sumber: Anonim, 2012)
Mulai
KDS, Ie, Kategori Resiko, Ss, S1, Klasifikasi situs
Perhitungan Berat Struktur (W)
Menghitung Nilai Periode Fundamental Ta
.ℎ
Menghitung Nilai Respon Spektra SMS= Fa . SS
SDS= 2/3. SMS
Menghitung Koefisien Respon Seismik CS =
Perhitungan Dasar Seismik
V = CS. W
Menghitung Faktor Distribusi Vertikal Cvx=
∑ =
.
.
Distribusi Gaya Gempa Fx=Cvx. V
2.3 Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan yang dipakai sesuai dengan ketetapan yang terdapat dalam SNI 1727:2013 pasal 2.3.2 adalah:
1) Kuat Perlu U = 1,4D U = 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau R) U = 1,2D + 1,6 (Lr atau R) + (1,0L atau 0,5W) U = 1,2D + 1,0W + 1,0L + 0,5 (Lr atau R) U = 1,2D + 1,0E + 1,0L U = 0,9D + 1,0W U = 0,9D + 1,0E
2) Kuat Rencana Kuat rencana suatu komponen struktur, sambungannya dengan komponen struktur lain, dan penampangnya, sehubungan dengan perilaku lentur, beban normal, geser dan torsi , harus diambil sebagai kuat nominal yang dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi dari SNI 2847:2013 pasal 9.3, dengan suatu faktor reduksi kekuatan Ø. Faktor reduksi kekuatan Ø ditentukan sebagai berikut:
a. Penampang tarik Ø = 0,9 b. Penampang tekan
Komponen struktur dengan tulangan spiral Ø = 0,75 Komponen struktur berlulangan lainnya Ø = 0,65 c. Geser dan torsi Ø = 0,75
2.4 Beton Bertulang
Beton Bertulang adalah kombinasi dari beton serta tulangan baja, yang bekerja secara bersama-sama untuk memikul beban yang ada. Tulangan baja akan memberikan kuat tarik yang tidak dimiliki oleh beton. Selain itu tulangan baja juga mampu memikul beban tekan, seperti digunakan pada elemen kolom beton.
2.4.1 Tulangan Lentur
Fungsi utama baja tulangan pada struktur beton bertulang adalah untuk menahan gaya tarik, keadaan ini terjadi terutama pada daerah yang menahan momen lentur besar.
Untuk perhitungan tulangan lentur dapat dilihat pada Flowchart-Flowchart dibawah ini:
Mulai
Dimensi Pelat (b, h, ds); Mutu bahan (
,
, Diameter tulangan (D),Gaya dalam (Mlx, Mly, Mtx, Mty), Pu
Hitung tinggi efektif balok (d)
ℎ
Hitung tebal minimum pelat (h)
Hitung luas tulangan minimum (
Pilih yang terbesar dari hasil berikut:
≥
,.√
..
;
≥
,..
Hitung luas tulangan minimum (
Pilih yang terbesar dari hasil berikut:
≥ 0,25.√
..
≥ 1,4..
Hitung jarak tulangan bagi (s)
≤ 1 4⁄ ..
,
.
≤ 5.ℎ ≤ 450
Hitung jarak tulangan bagi (s)
≤ 1 4⁄ ..
,
.
≤ 450
≤ 3.ℎ ℎ
≤ 2.ℎ ℎ
C B AHitung luas tulangan bagi (
,
dengan memilih yang terbesar dari rumus berikut:
Untuk,
20 %
280 350 ,
Maka
≥ 0,0020..ℎ
Untuk
420
Maka
≥ 0,0018..ℎ
Untuk
> 420
Maka
≥ 0,0018..ℎ.420
Tetapi
≥ 0,0014..ℎ
Gambar 2. 2 Flowchart perhitungan tulangan Lentur Pelat (Sumber:Anonim, 2013)
Hitunglah luas tulangan pokok yang diperlukan (A)
14.
.
Luas tulangan yang dipakai (Acb)
14.
.
Hitung rasio tulangan (
′
.
Hasil rasio
),
) dan
Kontrol rasio tulanganSyarat :
≤ ≤
Cek mutubahan dan dimensi
pelat
Hitung tinggi balok tegangan beton tekan (
) .
0,85.
.
Menghitung momen nominal (Mn)
.. /2
selesai
A B C
Control momen Syarat :
≥
;
∅.
Kontrol beban aksial terfaktorSyarat:
≤ 0,10.
.
YaYa Tidak
Mulai
Dimensi balok (
,
,ℎ,,
,
′
) Mutu bahan (
.
, danBeban
,
Dihitung:.
.
382,5.
.(600
(600
225.
)
).
′
≤
Tulangan tunggal Tulangan rangkap
11 2.
0,85.
′.
> ℎ
Tidak Ya Diambil
0,8.
11 2.
0,85.
′ .
Tidakℎ
:
0,85.
..
1,4.
.
√
4.
.
.
Tulangan
.
′ 2.
0,85.
.ℎ
.
⁄ .As.fy.dℎ 2⁄
.
> ℎ
Ya
0,85.
.
.
.
′.
.
Tulangan
′
Tidak
0,85.
.ℎ
.
⁄ .As.fy.dℎ 2⁄
.
A BGambar 2. 3 Flowchart perhitungan tulangan Lentur Balok T (Sumber:Asroni, 2010) B
>
Ya
0,8.
11 2.
0,85.
′.
0,85.
.
.
..
′.
A 11 2.
0,85.
′.
0,85.
.
.
ℎ ≥ 1,4.
.
ℎ ≥ √
4.
.
.
2.
Tidak Selesaib, h, f’c, fy, Pu, fyv, fyt, Ø, Mu
Penentuan struktur bergoyang/tidak bergoyang
Δ
.
Menghitung perbesaran momen
.
1
0,75
≥ 1,0
(0,2
1
)
Menghitung jumlah tulangan lentur kolom
,
.
,
.
..ℎ
1 4⁄
.(1 4⁄
)
Menghitung kapasitas kolom pada beberapa kondisi (aksial maksimum, balance, lentur murni, keruntuhan tarik, keruntuhan tekan,) yang menghasilkan diagram
interaksi Pn-Mn kolom A
≤ 0,05
Bangunan tidak bergoyang Bangunan bergoyangKontrol kelangsingan kolom
≤ 22
Menghitung perbesaran momen
11 ≥ 1
1
1 Σ
0,75Σ ≥ 1
B MulaiKontrol kelangsingan kolom
≤ 3412
≤ 40
Tidak Ya
Gambar 2. 4 Flowchart Perhitungan Tulangan Kolom (Sumber: Anonim, 2013)
Menghitung kebutuhan tulangan transversal
ℎ 0,3 .′ [ ℎ1]
ℎ 0,09 .′
(1 4⁄
). .
Menghitung spasi tulangan geser kolom 1.
S pakai ≤ h 4⁄
2.S pakai ≤ 6
3.S pakai ≤ So
> 1,2
A B Selesai Tidak Ya2.4.2 Tulangan Geser
Retakan beton pada balok juga dapat terjadi di daerah ujung balok yang dekat dengan tumpuan. Retakan ini disebabkan oleh bekerjanya gaya geser atau gaya lintang balok yang cukup besar, sehingga tidak mampu ditahan oleh material beton dari balok yang bersangkutan, maka perlu tulangan geser.
Untuk perhitungan tulangan lentur dapat dilihat pada Flowchart-Flowchart dibawah ini:
Gambar 2. 5 Flowchart Perhitungan Tulangan Geser Balok (Sumber: Anonim, 2013) b, d, f’c, fy, As, Vu
√ ′6
.
Vs ∅
Vs
2√ ′3
.
>
Peampang diperesarMenghitung spasi tulangan
.
..
Hitung kembali nilai Vs terpasang
..
Hitung spasi tulangan geser
≤ 4, ≤ 2
Mulai
Selesai Ya
Gambar 2. 6 Flowchart Perhitungan Tulangan Geser Kolom (Sumber: Anonim, 2013)
b, h, f’c, fy, Pu Mulai
Syarat kuat tekan beton
′
√ ′ < 8,3
Kuat geser beton
> 12
Kuat geser beton
<
′20
Kuat geser beton
0,17√ ′.
Kuat geser beton
0,17.1
14
√ ′.
Kuat geser tulangan geser
0,33..
0,33.√ ′.
Cek Kondisi 1.
≤ 0,5
2.0,5
≤
≤
3.
≤
≤
4.
≤
≤
5.
≤
≤
Luasan tulangan geser
(1 4⁄
).
luas penampang sengkang minimum
0,062√ ′.
Menghitung spasi tulangan geser 1.
S pakai ≤ 6
2.
S pakai ≤ 150
SelesaiGambar 2. 7 Flowchart Perhitungan Hubungan Balok-Kolom (HBK) (Sumber: Anonim, 2013)
b, h, Aj, fc’, Vu,fy
Menghitung gaya-gaya yang bekerja pada joint
1,25
1,25
ke arah kiri
ke arah kanan
Kuat geser nominal join
√ ′
Menghitung gaya geser kolom
0,5
Kontrol tahan geser nominal join
≥
Mulai Selesai Ya TidakGambar 2. 8 Flowchart Perhitungan tulangan geser tiang bore pile (Sumber: Anonim, 2013)
Tidak
Mulai
Hitung tulangan sengkang minimum (Av,min)
,
0,062.√ ′.
,
≥ 0,35..
Kontrol kuat geser (Vs)
Syarat:
≤
YaSpasi sengkang jika
> 13√
..
s 14.
,
.
≤ 4 ≤ 300
Selesai Data :
Dimensi tiang bore pile (D, ds, d), mutu bahan (f ’c, f y),
gaya aksial terfaktor (Pu),
diameter tulangan (dp)
Hitung kuat geser sengkang spiral bore pile (As)
.
.
≥ 0,66.√
..
Spasi sengkang jika
> 13√
..
s 14.
,
.
≤ 2 ≤ 600
Cek kembali dataGambar 2. 9 Flowchart perhitungan tulangan geser pile cap (Sumber: Anonim, 2013) Tidak Mulai (b, h, ds, d, D,
,,
Vu, Mx, My, Pu)Kuat geser satu arah
0,17.√ ′..
Kuat geser dua arah Diambil nilai terkecil dari:
0,171 2.√ ′.
.
0,083
.
2.√ ′.
.
0,33.√ ′.
.
Kontrol kuat geser Syarat:
≤ ∅.
Ya Hitung Tulangan
.14
Momen Rencana (
.. 2
Kontrol kuat geser Syarat:
≤ ∅.
Selesai
Ya
2.4.3 Tulangan Torsi
Torsi (twist ) atau momen puntir adalah momen yang bekerja terhadap sumbu memanjang. Torsi dapat terjadi karena adanya beban eksentrik yang bekerja pada balok tersebut.
Untuk perhitungan tulangan torsi dapat dilihat pada Flowchart dibawah ini:
∅
∅0,083√ ′
Menghitung kebutuhan tulangan torsi
n
∅
Menghitung tulangan torsi longitudinal
Al
Ph
Al
0,42√ ′
Ph
b, h, d, f’c, fy, fyt, Tu∅
∅0,33√ ′
>
Al
≤ Al
→ Al
Al
≥ Al
→ Al
Tidak memerlukan tulangan torsi
Menghitung tulangan torsi transversal
Memerlukan tulangan torsi
Dikontrol luas tulangan begel ( geser dan torsi) dengan syarat:
1) (
A
A
≥ 0,062√ ′
.
2)A
A
≥ 0,35
.
Mulai Tidak Ya A BGambar 2. 10 Flowchart Perhitungan Tulangan Torsi Balok (Sumber: Anonim, 2013)
Al
≥ Al
A Selesai Tidak YaLuasan tulangan pasang torsi
Al
.
Jumlah tulangan pasang torsi
Al
Al
Dihitung jarak begel (s): 1)
./.π.
+
.
2) ≤ ℎ 8⁄
3) ≤ 300
Jika, < 0,33.√
.. → ≤ 2⁄
Jika, > 0,33.√
.. → ≤ 4⁄
B2.4.4 Diagram Interaksi Kolom
Diagram interaksi adalah diagram yg menunjukkan hubungan momen lentur dan gaya aksial tekan yg dapat dipikul elemen tekan pada konsisi batas, (Bestari, 2008). Untuk perhitungan diagram interaksi pada kolom dapat dilihat pada Flowchart dibawah ini:
Gambar 2. 11 Flowchart Perhitungan Diagram Iteraksi M-P (Sumber: Anonim, 2013)
Selesai Mulai
Tinjauan beban statis
0,85.
.
0,85.
∅
∅0,80.0,85.
.
0,85.
>
Tinjauan berdasarkan beban Pn = 0
.
2
Dimensi kolom (b,h,d,ds), mutu struktur (f ’ c, f y),
diameter tulangan (dp), jumlah tulangan (n), modulus elastisitas (Es)
; ∅
; ∅
Catatan : Nilai
∅
tergantung beberapa kondisi *
∅
≥ 0,1.
.
, *0,002 ≤
≤ 0,005
∅ 0,65
0,002 250
Buat diagram interaksi kolom (M-P)
Tinjauan keadaan seimbang
600
600
. ;
.
600
600
0,85.
.ℎ22
.
ℎ2
.
ℎ2
Keruntuhan tekan Keruntuhan tarik
Plot gaya luar (Mu dan Pu) kediagram interaksi kolom (M-P)
Tidak
Ya Ya
Cek gaya luar pada diagram interaksi
2.4.5 Analisis Dimensi Pelat
Pelat beton bertulang merupakan struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang panjang/lebar bidangnya.
Untuk ketentuan tebal pelat dapat dilihat pada Flowchart dibawah ini:
Gambar 2. 12 Flowchart analisis dimensi pelat (Sumber: Anonim, 2013) Mulai
≤ 20%.
;
≥ 2
Ya TidakPelat satu arah Pelat dua arah
Jika
400
Tertumpu Sederhana
20⁄
Satu ujung menerus
24⁄
Kedua ujug menerus
28⁄
Kantilever
10⁄
Jika
≠ 400
{Nilai dari Jika
400 }
dikalikan dengan
0,4
⁄
700
0,2 <
< 2,0
ℎ
+
,+
−,
> 125
> 2,0
ℎ
,+
+
> 90
< 0,2
ℎ
2847:2013 9.5
ℎ ≥ 125
ℎ ≥ 100
Selesai2.4.6 Bore Pile
Pondasi bore pile adalah jenis pondasi dalam yang terdiri dari campuran beton dengan besi bertulang dengan dimensi diameter tertentu, yang dipasang didalam tanah dengan menggunakan metode pengeboran dengan instalasi pemasangan besi setempat serta pengecoran beton setempat. Untuk perhitungan
tulangan longitudinal tiang Bore Pile dapat dilihat pada Flowchart dibawah ini:
Gambar 2. 13 Flowchart perhitungan tulangan longitudinal tiang bor pile (Sumber: Anonim, 2013)
Tidak
Mulai
Dimensi tiang bore pile (D, ds, d), mutu
bahan (f ’
c, f y), diameter tulangan (D), jumlah
tulangan (n), gaya aksial terfaktor (Pu)
Hitung luas bruto penampang
14 . .
Kontrol batasan luas tulangan total baja; Syarat:
0,01 ≤
≤ 0,08
Ya
Selesai Ya Tidak
Hitung luas total baja tulangan
A
A
Hitung kekuatan aksial desain (Pn)
0,85.fc
.(A
g
A
t
)A
t
.f
∅.
Kontrol gaya aksial terfaktor (Pu)
Syarat:
≤
Cek diametertulangan dan mutu balok
BAB III
METODE PERENCANAAN 3.1 Lokasi Perencanaan
Dalam penulisan proposal ini, penulis mengambil obyek studi di Proyek Hotel Brawa Residences.
Gambar 3. 1 Peta lokasi perencanaan (Sumber: maps.google.co.id)
Lokasi perencanaan struktur gedung Hotel Brawa Residences terletak di Jl. Pemelisan Agung, Badung, Bali.
3.2 Data Perencanaan
Untuk mendapatkan hasil yang baik perlu didukung dengan adanya data yang akurat, adapun data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
a. Berupa Gambar Arsitektur, yang dimana berisikan fungsi dari bangunan dan ruang yang berada didalamnya.
b. Berupa data tanah yang dimana akan membantu dalam proses perhitungan beban gempa.
2. Data Sekunder
a. SNI 2847:2013. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung.
b. SNI 1726:2012. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanaan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non Gedung. c. SNI 1727:2013.2013. Beban Minimum Untuk Perancangan
Gedung dan Struktur Lain
d. SNI 2847:2013. 2013. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
3.3 Diagram Alir Perencanaan
Berikut merupakan diagram alir perencanaan struktur gedung secara umum:
Gambar 3. 2 Flowchart Perencanaan Struktur Gedung Secara Umum Beban Hujan
Kontrol kriteria struktur Desain Struktur balok, kolom dan
hubungan balok kolom
Aman Data Primer - Gambar Rencana - Data Tanah - Dimensi Penampang Perhitungan Pembebanan
Beban Mati Beban Hidup Beban Angin Beban Gempa
Pemodelan Struktur
Input beban
Analisa Struktur
Menghitung tangga, pelat, dan pondasi Kesimpulan Aman Aman Modifikasi Penampang Mulai Selesai Tidak Tidak Ya Ya Ya Tidak
3.4 Perencanaan Pelat
Pelat merupakan struktur kaku yang secara khas terbuat dari material monolit dengan dimensi tinggi/tebal yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan dimensi-lebarnya. Untuk merencanakan pelat beton bertulang perlu mempertimbangkan faktor pembebanan dan ukuran serta syarat-syarat dari peraturan yang ada, dan untuk perhitungan tulangan lentur pelat dan analisis dimensi pelat dapat dilihat pada gambar 2.2 dan gambar 2.12. Berikut adalah Flowchart perencanaan pelat :
Gambar 3. 3 Flowchart Perencanaan Pelat Hitung Pembebanan
Fy, f’c, diameter tulangan
Menentukan tebal pelat sesuai dengan SNI-2847-2013
Kombinasi Beban U = 1,2D + 1,6L
Hitung Momen yang Terjadi (Mlx, Mly, Mtx, Mty) Dengan Program SAP2000
Perhitungan Tulangan dengan Strength Design Method
Gambar Mulai
3.5 Perencanaan Balok Portal
Dalam perencanaan balok portal harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: ketentuan dimensi balok, ketentuan tulangan lentur balok, ketentuan tulangan geser balok, dan tulangan torsi balok. Dan untuk perhitungan tulangan lentur balok dapat dilihat pada gambar 2.3, perhitungan tulangan geser balok dapat dilihat pada gambar 2.5, dan tulangan torsi balok dapat dilihat pada gambar 2.10.
3.6 Perencanaan Kolom dengan SRPMK
Dalam perencanaan kolom dengan SRPMK harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: ketentuan dimensi kolom, ketentuan kuat lentur kolom, ketentuan tulangan transversal kolom, persyaratan kuat geser kolom. Dan untuk perhitungan tulangan lentur kolom dapat dilihat pada gambar 2.4, perhitungan tulangan geser kolom dapat dilihat pada gambar 2.6, dan untuk perhitungan diagram interaksi hubungan M-P dapat dilihat pada gambar 2.11.
3.7 Perencanaan Hubungan Balok-Kolom (Join) dengan SRPMK
Integritas menyeluruh dari Sistem Rangka Pemikul Momen sangat tergantung pada perilaku hubungan balok-kolom. Degragasi pada hubungan balok kolom akan menghasilkan deformasi lateral besar yang dapat menyebabkan kerusakan berlebihan atau bahkan keruntuhan (Purwono, 2005). Untuk perhitungan gaya geser hubungan balok-kolom dapat dilihat pada gambar 2.7.
3.8 Perencanaan Pondasi
Pondasi tiang termasuk jenis pondasi dalam. Terdapat beberapa macam jenis pondasi tiang, antara lain tiang pancang dan tiang bor. Bagian ini akan membahas pondasi tiang Bore Pile yang dilakukan dalam merencanakan pondasi bangunan. Untuk perhitungan tulangan longitudinal dari tiang Bore Pile dapat dilihat pada gambar 2.13, untuk perhitungan tulangan geser tiang Bore Pile dapat dilihat pada gambar 2.8. Berikut adalah Flowchart perencanaan tiang Bore Pile :
Gambar 3. 4 Flowchart perencanaan bor pile 2.5 Perencanaan Pile Cap
Pile Cap berfungsi untuk mengikat tiang-tiang menjadi satu kesatuan dan memindahkan beban kolom kepada tiang. Pile cap biasanya terbuat dari beton bertulang. Untuk perhitungan tulangan geser pile cap dapat dilihat pada gambar 2.9.
Data :
Dimeni bor pile (D), nilai hasil uji sondir
SPT tanah, gaya aksial terfaktor (Pu)
Hitung jumlah perlu tiang bore pile (n p)
Efisiensi kelompok tiang bore pile (Eg)
Daya dukung ijin vertikal satu tiang bore pile (Pa)
Mulai
Selesai
Daya dukung ijin tarik tiang bore pile (Pta)
Beban maksimum tiang bore pile pada kelompok tiang (Pmaks)
DAFTAR PUSTAKA
Adhie, Imam. 2017. Perencanaan Struktur Gedung Serbaguna Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Universitas Diponegoro: Jurnal Karya Teknik Sipil. Ambarwati Yuniar . Analisis Perbandingan Sistem Ganda Dan Sistem Rangka
Pemikul Momen Khusus Pada Desain Struktur Hotel Ammeerra Jakarta. Surabaya
Asroni. 2010. Kolom Fondasi Balok T Beton Bertulang. Yokyakarta: Graha Ilmu Budianto. Perhitungan Gedung 10 Lantai Dengan Perencanaan Sistem Rangka
Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Di Jalan Sepakat Ii Kota Pontianak Damanik Andre. 2018. Perencanaan Struktur Gedung Rumah Sakit Siloam,
Semarang. Semarang: Jurnal Karya Teknik Sipil.
Faizah Restu, 2015. Studi Perbandingan Pembebanan Gempa Statik Ekuivalen dan Dinamik Time History pada Gedung Bertingkat di Yogyakarta. Yogyakarta:
Jurnal Ilmiah Semesta Teknika
Fatah Heri. 2012. Perbandingan Desain SRPMM (Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah) Dengan SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus) Pada Struktur Atas Proyek Gedung U Teknik Sipil Politeknik Negri Bandung . Bandung
Hamdany, Auliya. 2014. Kajian Portal Baja Srpmb (Elastis) Dan Portal Baja Srpmk (Daktail) Berdasarkan Sni 03-1726-2012 Dan Sni 03-1729-2002. Universitas Diponegoro: Jurnal Karya Teknik Sipil.
Hidayat Sholihin. 2015. Perencanaan Struktur Gedung Kantor Sewaka Dharma Menggunakan Srpmk Berdasarkan SNI 1726:2012 Dan SNI 2847:2013 .
Denpasar
Karisma. 2014. Pengertian Dan Penulangan Beton. From: http://materipembesianbetonbertulang.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-dan-penulangan-beton.html. Diakses: 05 Mei 2018
Mahaendra, Adhitiyo. 2015. Perencanaan Struktur Gedung Hotel Persona Jakarta. Universitas Diponegoro: Jurnal Karya Teknik Sipil.
Mistavhirul Andryan, 2018. Redesain Struktur Gedung Hotel Citihub Magelang . Universitas Diponegoro: Jurnal Karya Teknik Sipil.