• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PELAYANAN DI KLINIK AKUPUNKTUR PUSKESMAS GLUGUR DARAT

4.3. Dilakukan Pemeriksaan Fisik

Gambar : 25 Pemeriksaan Fisik Sumber : Safia Chairisa. 2010

Setelah serangkaian anamnesa dilakukan barulah dokter bertindak dengan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaa fisik merupakan serangkain proses yang harus dilakukan seorang dokter untuk mengetahui fisik pasien. Pemeriksaan ini bertujuan agar pasien dapat mengetahui kondisi penyakit dan pasien pun diharapkan juga dapat menjaga kesehatannya.

Pada saat pemeriksaan fisik dokter yang ingin mengakupunktur atau akupunktur kepada pasien untuk terapi perawatan atau pengobatan penyakit maka diperbolehkan menggunakan peralatan kedokteran seperti steteskop, alat tensi, dan alat-alat kedokteran lainya. Hal tersebut berbeda dengan akupunkturis non dokter ataupun dokter yang tidak kursus akupunktur pada badan di bawah kolegium. Sehingga Dokter tersebut harus melepas dari identitasnya sebagai dokter, tidak boleh menggunakan alat-alat kedokteran, dan hanya sebagai Batra (Pengobat Tradisional).

Hypertensi misalnya maka pemeriksaan fisik pertamanya adalah dengan memeriksa tekanan darah pasien dengan mengunakan alat kedokteran seperti

gambar diatas maka pemeriksaan fisik yang biasanya dilakukan oleh dokter adalah dengan menanyakan umur, tinggi badan dan berat badan. Selanjutnya dokter akan melakukan perhitungan apakah tubuh pasien tersebut ideal apa tidak. Ada pun perhitungannya adalah :

BB52 Ideal : (TB dalam cm -100) – 10 % Kg

Misalnya Tinggi Badan Pasien sekarang 170 cm, maka cara perhitungannya adalah =170-100 = 70

= 70- 10 % = 70 – 7 = 63 Kg Jadi, berat idealnya adalah 63 Kg.

Jika ternyata tubuhnya tidak ideal maka dokter akan melakukan serangkai terapi untuk diakupunktur biasanya dalam seminggu pasien harus menjalani terapi 2 kali satu minggu dan dalam satu seri biasanya terdapat 12 kali kunjungan atau sampai mencapai hasil yang diharapkan. Ada hal menarik yang saya masih ingat sampai sekarang pada waktu saya di Prima Medistra. Saat itu Prof. Amri sedang menangani salah satu pasiennya karena keluhan obesitas. Beliau mengatakan bahwa :

“Untuk mengikuti terapi maka kamu harus memang niat, mimpi, dan keseriusan karena yang punya program ini bukan saya tapi pasien itu sendiri tugas saya adalah bekerjasama untuk menolong pasien”.

Untuk itulah maka diperlukan disiplin dari si pasien itu sendiri karena jika tidak dilakukan dengan disiplin yang baik maka terapinya tidak akan berjalan dengan baik atau tidak optimal dan besar kemungkinan tidak berhasil. Jumlah jarum yang ditusukkan pada setiap terapi berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan jenis penyakitnya. Bentuk jarumnya pun berbeda dengan jarum

suntik yang berongga. Jarum akupunktur ini bentuknya sangat tipis dan fleksibel. Saya pun pernah mencoba untuk mematahkan jarum tersebut tapi jarum tersebut sangat sulit untuk dipatahkan. Untuk sakit maag, cukup satu titik pada titik lambung. Namun tidak tertutup kemungkinan adanya titik tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pada prinsipnya dipilih titik utama terlebih dahulu, baru kemudian ditambah titik pendukung. Dalam kasus penurunan berat badan, si pasien ditusuk pada lima titik di telingga, yakni titik lapar, titik metabolik, titik thyroid, titik lambung, dan titik hypothalamus. Dengan tusukan tersebut, pasien akan makan sesuai kebutuhan tubuhnya dan enzim pembakaran kalori dipengaruhi. Nafsu makan berlebihan bisa ditekan dan rasa kenyang bisa dipertahankan.

Gambar : 26 Jarum Akupunktur Sumber : Safia Chairisa , 2010

Pada saat diakupunktur pasien akan berbaring di tempat tidur, dalam kesehariannya berdasarkan pengakuan ibu Juli yang merupakan pegawai di Puskesmas Glugur Darat mengatakan bahwa dr. Retno selalu membawa jarum akupunktur didalam tasnya. Disana juga telah disediakan beberapa kain sarung, tujuannya adalah agar memudahkan dokter untuk mengamati permukaan tubuh pasien. Hanya saja dalam dunia kedokteran titik yang digunakan adalah titik-titik permukaan yang berdasarkan hasil penelitian para ahli yang dapat berguna

bagi kesehatan. Menurut Prof. Amri ada 300-an titik akupunktur yang bila ditusuk dengan jarum akupunktur dapat bergunan bagi kesehatan. Panjang-pendeknya jarum pada saat penusukan pun tergantung dengan tempat penusukan.

Pada saat itu saya pun pernah mencoba pengobatan akupunktur karena akupunktur itu sendiri tidak hanya diperuntukkan bagi penderita penyakit tapi juga bagi siapa saja yang ingin mempertahan kondisi tubuh agar sistem imun dalam tubuh menjadi lebih baik dan biasanya pada daerah wajah, maka jarum yang biasa dipakai adalah jarum yang lebih tipis dan pendek tapi jika di daerah perut atau paha jarum yang digunakan lebih tebal dan panjang. Sekilas mungkin menakutkan, tapi jika mengingat keefektifan yang langsung saya rasakan tidak ada salahnya meluangkan waktu sebentar untuk menjaga ketahanan tubuh. Tubuh kita akan dipenuhi dengan jarum sekitar 10-15 jarum selama kurang lebih 20 menit. Penusukan jarum umumnya berdasarkan apa yang saya rasakan, jarum akan dimasukkan kira-kira pada kedalaman 0,5 cm (di wajah) dan 1-2 cm di daerah yang lapisan ototnya tebal (misalnya perut dan paha). Disini dokter juga kerap memutar jarum pada titik akupunktur hal tersebut tujuannya adalah agar simpul-simpul saraf sasaran dapat berfungsional. Tidak ada efek samping yang berbahaya disini karena jarum yang digunakan hanyalah satu kali pakai.

Gambar : 27

(Tanda panah) kain sarung. Sumber : Safia Chairisa,2010. 4.4. Dilakukan Pemberian Obat.

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, maka dokter akan melakukan penyuluhan berupa saran-saran yang harus dilakukan pasien untuk menjaga kesehatan. Bagi penderita obesitas biasanya dokter menyarankan untuk menjaga pola makan dan diiringi dengan banyak aktifitas. Jika pasien sudah mengerti barulah dokter akan menuliskan resep yang harus diambil pasien di ruang obat. Umumnya pasien akupunktur bebas dari obat kalaupun diberikan obat hanya kasus-kasus tertentu saja. Lalu kertas tersebut berisi nama-nama obat dan aturan yang harus diminum pasien sesuai dengan hasil pemeriksaan. Kertas tersebut sebelum dibawa ke ruang obat harus distempel terlebih dahulu oleh dokter yang memeriksanya.

Gambar : 28

Resep Dokter yang telah distempel Sumber : Safia Chairisa,2010.

Dokumen terkait