• Tidak ada hasil yang ditemukan

Depok, 25 September 2020, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) kembali menggelar seminar online dalam rangka merespon perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia. Seminar online kali ini membahas mengenai wabah Covid-19 yang belum terkendali dan tindakan apa saja yang bisa dilakukan. Kegiatan seminar ini menghadirkan dua pembicara ahli di bidang kesehatan masyarakat yaitu dr. Iwan Ariawan, MSPH, Dosen Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UI serta Prof. dr. Ascobat Gani, MPH, Dr.PH, Guru Besar Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM UI.

Seminar online ini dibuka secara langsung dengan sambutan dari Pj. Dekan FKM UI, Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, M.Sc. Dalam sambutannya, Doktor Sabarinah mengungkapkan bahwa FKM UI telah berupaya untuk mengadakan rangkaian seminar online untuk membantu percepatan penanganan pandemi Covid-19 sejak bulan April 2020 lalu hingga saat ini.

“Seminar online FKM UI seri ke-29 ini berfokus pada apa saja yang menyebabkan

belum terkendalinya wabah Covid-19 dan untuk menjawab mengapa sampai saat ini Indonesia masih belum berhasil dalam penanganan Covid-19. Hal ini menjadi pertanyaan yang harus dijawab bersama dengan kerja sama semua pihak tentunya dengan tetap bertujuan untuk melakukan percepatan penanganan pandemi Covid-19 berlandaskan upaya kesehatan masyarakat. Harapannya, lewat seminar ini FKM UI dapat membantu mengedukasi tak hanya bagi para peserta seminar tetapi secara luas kepada masyarakat mengenai kondisi pandemi saat ini,” tutur Doktor Sabarinah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum terkendali sampai saat ini. Dokter Iwan menyampaikan bahwa jika dilihat dari kurva epidemi Covid-19 berdasarkan onset sampai 24 September 2020 menunjukkan bahwa puncak gelombang pertama Covid-19 di Indonesia masih belum berakhir. Kurva berdasarakan onset atau estimasi kasus baru adalah kurva epidemiologis yang mendata jumlah kasus positif berdasarkan waktu onset atau pada waktu pertama kali seseorang yang

positif menunjukkan gejala Covid-19. Lewat pemaparannya, Dokter Iwan menegaskan bahwa kondisi pandemi Covid-19 terus mengalami kenaikan dan belum terkendali. “Dengan memantau data terakhir dengan melihat kurva epidemi berdasarkan onset, situasi pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan bahkan gelombang pertama masih terus berlangsung dan belum selesai. Cara paling tepat untuk mengendalikan kondisi saat ini adalah dengan melakukan PSBB yang lebih ketat,” ungkap Dokter Iwan.

Dengan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB ketat di beberapa provinsi dapat menurunkan risiko penduduk Indonesia hingga 50 persen. Dokter Iwan menjelaskan kondisi pada saat PSBB ketat dilakukan di Jakarta dapat menurunkan sedikit jumlah kasus Covid-19. Namun, pada saat Jakarta berada pada kondisi PSBB transisi, kasus Covid-19 kembali naik. Hal ini disebabkan oleh perbedaan aktivitas penduduk yang dilakukan saat PSBB ketat dan PSBB transisi. Dengan PSBB ketat tentu dapat mengendalikan kasus Covid-19 yang

ada di Jakarta meski tetap menunjukkan kasus baru per harinya.

Meskipun PSBB terbukti dapat mengendalikan kasus Covid-19, Dokter Iwan mengungkapkan bahwa hal tersebut bersifat sementara. PSBB dapat berdampak dan bermanfaat apabila perilaku 3M dan TLI dilakukan. Berdasarkan penelitian, perilaku 3M, yaitu mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak terbukti dapat mencegah dan menurunkan risiko hingga di atas 50 persen. Namun, perilaku 3M harus dilakukan dengan ketentuan dan berdasarkan pedoman yang benar. Sementara itu, tindakan TLI atau Tes, Lacak, dan Isolasi dapat bermanfaat jika dilakukan tak hanya mengejar banyaknya jumlah tes tetapi dengan memperhatikan cara yang benar dan tepat sasaran. Sependapat dengan Dokter Iwan, Prof. Ascobat menyatakan bahwa kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum terkendali. Strategi umum yang dapat dilakukan dalam menghadapi kondisi pandemi seperti saat ini adalah dengan melakukan 3T, yaitu Testing, Tracing, dan Treatment. Namun, pendekatan strategi lain yang tak boleh ditinggalkan adalah dengan melakukan strategi Prevent, diantaranya dengan melakukan pencegahan melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Germas, jaga jarak, hingga pelaksanaan karantina.

Lebih lanjut, Prof. Ascobat mengatakan bahwa pelaksanaan testing atau surveilans

harian sebagai proses detect di Indonesia masih mengalami masalah dengan hanya berada pada angka 21 ribu lebih orang rata-rata per harinya atau 165 ribu per minggunya. Angka ini hanya mencapai 62 persen jika dilihat dari rekomendasi WHO yaitu 267 ribu orang per minggunya. Berdasarkan testing tersebut, angka positivity rate Indonesia berada pada angka 14,3 persen yang artinya setiap kerumunan sekitar 100 orang terdapat sekitar 15 orang yang dapat menularkan virus. Tracing dan treatment merupakan respons yang dilakukan terhadap hasil deteksi. Respons yang dilakukan adalah dengan pelacakan, isolasi mandiri, pengobatan penyakit penyerta atau komorbid, dan perawatan di layanan primer dan sekunder.

“Dalam menangani situasi wabah saat ini, Indonesia bisa mengacu pada pedoman kapasitas sistem kesehatan IHR (International Health Regulation, WHO) 8 Core Capacities dengan didukung pembiayaan APBN dan APBD, penguatan Dinas Kesehatan, dan penguatan pelaksanaan pelayanan primer dan rujukan baik darurat maupun intensif dalam menyiapkan kapasitas kesehatan,” ungkap Prof. Ascobat.

IHR 8 Core Capacities yang dimaksud meliputi poin legislasi dan kebijakan, koordinasi, surveilans, respon, kesiapsiagaan, komunikasi risiko, sumber daya manusia tenaga kesehatan, dan ketersediaan laboratorium. Lebih lanjut, Prof. Ascobat

mengungkapkan bahwa dalam menyiapkan kapasitas sistem kesehatan harus dilakukan dengan pendekatan lintas sektor dengan menekankan pada sektor kesehatan masyarakat, manajemen kedaruratan, pengendalian perbatasan, pelabuhan, bandara, dan imigrasi, serta sektor transportasi.

Tak hanya berbicara mengenai kapasitas sistem kesehatan, Prof. Ascobat menjelaskan bahwa penduduk maupun pemerintah memiliki hak dan kewajiban masing-masing pada situasi pandemi saat ini. Penduduk berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan kewajiban memelihara kesehatan dan kesehatan lingkungan. Sementara itu, pemerintah berhak untuk membuat dan melakukan enforcement peraturan tersebut dengan tidak lupa berkewajiban untuk memperhatikan kesehatan masyarakat dan mengendalikan wabah serta memberikan bantuan sosial akibat kebijakan dalam rangka mencegah penyebaran penyakit di saat pandemi Covid-19 ini.

Menutup seminar kali ini, Doktor Sabarinah menyampaikan bahwa merupakan hal yang penting untuk melakukan upaya-upaya pengendalian terhadap kondisi wabah Covid-19 saat ini lewat prinsip-prinsip kesehatan masyarakat dengan berpartisipasi secara konsisten dengan kerja sama pemerintah dan   tenaga kesehatan, bagi masyarakat secara luas.(MFH)

GALERI

29 Juni 2020 Webinar Seri 15 FKM UI: Program Pencegahan dan Penanggulangan Stunting di Era Pandemi COVID-19 dan Dampak Pandemi COVID-19 pada Program Kesehatan Masyarakat di Indonesia

1 Juli 2020 Webinar Seri 16 FKM UI: 55 Tahun FKM UI Berkontribusi untuk Negeri

6 Juli 2020 Seminar Online FKM UI Seri 18: Perkembangan Wabah COVID-19 di Indonesia dan DKI Jakarta serta Peningkatan Kasus

Positif COVID-19 di Jawa Timur

15 Juli 2020 Seminar Online Seri 19: Indikator Pembangunan Manusia Pada Masa Pandemi COVID-19 dan Kesehatan Reproduksi

27 Juli 2020 Seminar Online FKM UI Seri 21: Peluncuran dan Bedah Buku Pencegahan Stunting dan Pentingnya Peran 1000 Hari Pertama

Kehidupan

28 Juli 2020 Pelaksanaan UKPPI bagi 17 PNS di FKM UI 22 Juli 2020 Seminar Online Seri 20: Mitigasi Manajemen Risiko

dalam Pelaksanaan Pilkada dan Aspek Kesmas dalam Keamanan Pilkada

5 Agustus 2020 Seminar Online FKM UI Seri 22: Peluncuran dan Bedah Buku Desa Tangguh Bencana Lawan COVID-19

12 Agustus 2020 Seminar Online FKM UI Seri 23: Bedah Buku Analisis Kebijakan Kesehatan Prinsip dan Aplikasi Serta Manajemen

Strategis Organisasi Pelayanan Kesehatan, Konsep dan Langkah Praktis

24 hingga 26 Agustus 2020 Seminar Online Seri 24 FKM UI: Healthier Planet and Challenge of Breastfeeding in the Covid-19

Pandemic

26 - 27 Agustus 2020 Seminar Online FKM UI Ke-25: Diseminasi Hasil Evaluasi Materi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

28 Agustus 2020 Seminar Online FKM UI Ke-26: Diseminasi Hasil Evaluasi Materi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) terkait

Covid-19 bagi Pemerintah Daerah

7 September 2020 Gizi Untuk Bangsa IX: Penanganan Masalah Gizi di Era Pandemi

16 September 2020 Seminar Online Seri 28 FKM UI: Pendekatan Multisektor dalam Pencegahan Stunting dan Permasalahan Gizi

Remaja di Indonesia

25 September 2020 Seminar Online Seri Ke-29: “Belum Terkendalinya Wabah Covid-19 dan Apa yang Harus Dilakukan?

Dokumen terkait