• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dilihat dari segi sektor usaha

Dalam dokumen Manajemen Keuangan (Halaman 53-58)

4.Ruang Lingkup Manajemen Piutang

5. Dilihat dari segi sektor usaha

 Kredit pertanian

Merupakan kredit yang dibiayai untuk sector perkebunan atau pertanian rakyat. Sector usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

 Kredit peternakan

Dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.

 Kredit industry

Yaitu kredit untuk membiayai industry kecil, menengah atau besar.

 Kredit pertambangan

Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

 Kredit pendidikan

Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswanya.

 Kredit profesi

 Kredit perumahan

Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

 Dan sector-sektor lainnya. Tujuan pemberian kredit

Terdapat dua tujuan yang saling berkaitan dari kredit, yaitu: 1. Profitability

Tujuan untuk memperoleh hasil kredit berupa keuntungan yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh debitur. Dalam hal ini bank hanya akan menyalurkan kredit kepada usaha yang diyakini mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dalam factor kemampuan dan kemauan ini tersimpul unsur keamanan (safety) dan sekaligus juga unsur keuntungan (profitability) suatu kredit sehingga kedua unsur tersebut saling berkaitan.

2. Safety

Keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.

Tujuan kredit dilihat menurut pelaku utama yang terlibat dalam pemberian kredit.

 Bank

1. Penerimaan bunga yang merupakan sumber pendapatan terbesar. 2. Memberikan pelayanan kepada nasabah

3. Merupakan media bagi bank dalam berkontribusi dalam pembangunan

 Nasabah (pengusaha)

1. Dapat mengembangkan usaha nasabah 2. Meningkatkan kinerja perusahaan

3. Merupakan salah satu alternative pembiayaan perusahaan

 Negara

1. Merupakan salah satu sarana dalam memacu pembangunan 2. Meningkatkan arus dana dan jumlah uang beredar

3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

4. Meningkatkan pendapatan Negara dari pajak 5. Meningkatkan dan menghemat devisa Negara 6. Meningkatkan jumlah barang dan jasa

Fungsi kredit

1. Meningkatkan utility (Daya guna) dari modal/uang 2. Meningkatkan utility (Daya guna) dari suatu barang 3. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 4. Menimbulkan gairah berusaha masyarakat 5. Sebagai alat stabilisasi ekonomi

6. Sebagai alat untuk meningkatkan hubungan ekonomi internasional Prinsif pemberian kredit sehat

Sebagai salah satu bahan pertimbangan dapat tidaknya kepada seseorang nasabah diberikan kredit, bank mempunyai kriteria-kriteria yang dikenal sebagai prinsif 5/6 C’s, yaitu sebagai berikut:

a. Character

Suatu pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak-pihak bank bahwa si peminjam mempunyai moral, watak maupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya. Oleh karenanya bank harus melakukan penelitian sebagai berikut :

 Teliti riwayat hidup calon debitur

 Teliti reputasi calon debitur tersebut dilingkungan usahanya

 Meminta bank to bank information sebanyak-banyaknya

 Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon debitur berada

 Apakah calon debitur suka judi

 Apakah memiliki hobi foya-foya b. Capital

Hal ini berkaitan dengan jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan tentu semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bagi bank penambahan modal kerja akan merasa lebih yakin. Kemampuan modal sendiri akan merupakan benteng yang kuat agar tidak mudah mendapatkan goncangan dari luar. Dalam praktek kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban

untuk menyediakan self financing yang sebaiknya jumlahnya lebih besar dari kredit yang dimintakan kepada bank. Bentuk dari self financing ini dapat berupa uang tunai, tanah, bangunan, mesin dan lain-lain. Sedangkan untuk perorangan dapat dilihat dari daftar kekayaan yang bersangkutan setelah dikurangi hutang-hutangnya. c. Capacity

Kemampuan yang dimiliki calon debitur dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah dari hasil usaha yang diperolehnya tersebut, peminjam mampu untuk mengembalikan atau melunasi hutang-hutangnya (ability to pay) tepat waktunya sesuai yang telah disepakati.

Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan antara lain:

 Pendekatan historis yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu.

 Pendekatan financial yaitu, dengan menilai posisi neraca dan laporan perhitungan Laba/Rugi untuk beberapa periode terakhir, dalam mengukur solvabilitas, likuiditas dan rentabilitas, serta tingkat resiko usaha.

 Pendekatan educational, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus. Hal ini sangat penting untuk perusahaan-perusahaaan yang menghendaki keahlian teknologi tinggi atau perusahaan yang memerlukan profesionalisme tinggi seperti rumah sakit, biro konsultan dan lain-lain.

 Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon debitur mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank.

 Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan keterampilan nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan.

 Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon debitur dalam mengelola factor-faktor produksi seperti tenaga tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatan/mesin-mesin, administrasi dan keuangan, industrial relation sampai pada kemampuan merebut pasar.

d. Collateral

Resiko pemberian kredit dapat dikurangi sebagian atau seluruhnya dengan meminta collateral yang baik kepada nasabah, yaitu barang-barang yang diserahkan oleh peminjam sebagai jaminan atas kredit yang akan diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban financial oleh debitur kepada bank.

Penilaian terhadap barang jaminan ini meliputi jenis dan macam barang, lokasinya, bukti pemilikan dan status hukumnya. Pada hakekatnya bentuk jaminan tidak hanya yang berbentuk kebendaan, tetapi juga jaminan yang tidak berwujud kebendaan seperti jaminan pribadi (borgtoach), letter of guarantee, letter of comfort dan avalist.

e. Condition of economy

Yaitu situasi dan kondisi politik, social, ekonomi, budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinan dapat mempengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur.

Untuk mendapat gambaran mengenai hal tersebut perlu diadakan penelitian mengenai hal-hal antara lain:

 Keadaan konjungtur ekonomi

 Peraturan-peraturan Pemerintah

 Situasi dan perekonomian dunia

 Keadaan lain yang mempengaruhi pemasaran

 Kondisi ekonomi yang sangat perlu disoroti mencakup hal-hal sebagai berikut:

Pemasaran : kebutuhan, daya beli masayarakat,luas pasar, perubahan mode, bentuk persaingan, peranan barang substitusi dan lain-lain.

Teknis Produksi : perkembangan teknologi, tersedianya bahan baku, cara penjualan dengan system cash atau kredit.

Peraturan Pemerintah : kemungkinan pengaruhnya terhadap produk yang dihasilkan.

f. Constraint

Yaitu, batasan, hambatan yang tidak memungkinkan suatu jenis bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalnya pendirian suatu usaha pompa bensin yang disekitarnya banyak bengkel-bengkel las atau pembakaran batu bara.

Dalam dokumen Manajemen Keuangan (Halaman 53-58)