• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Keuangan"

Copied!
275
0
0

Teks penuh

(1)

1

RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN

1. Pendahuluan

Sudah sangat tidak diherankan lagi salah satu faktor besar dari keberhasilan perusahaan itu terdapat pada manajemen keuangannya. Ketika anda dapat memantau penghasilan, biaya dan indikator keuangan lainnya sesegera mungkin dan akurat, maka anda juga dapat membuat keputusan keuangan untuk jangka pendek dan jangka panjang secara bijaksana yang membuat perusahaan dan bisnis anda bertumbuh. Tidak heran jika suatu perusahaan akan segera gulung tikar jika mereka tidak memiliki seorang manajer keuangan yang handal, pelaporan biaya yang “kendur”, data pendapatan yang tidak sesuai dengan keadaan lapangan dan terlebih lagi bila dana yang diperoleh perusahaan dialokasikan kepada real-asset yang salah.

Manajemen Keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi – fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperloleh dana (raising fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation fund). Dalam pengalokasian dana perusahaan tidaklah boleh sembarangan, seorang manajer keungan harus terlebih dahulu mengusai bidangnya secara matang dikarenakan seorang manajer keuangan harus dapat mempertanggung-jawabkan keuangan perusahaan yang di dalamnya terdapat bidang akuntansi yang dimana pelaporan keuangan perusahaan harus sesuai dengan keadaan di lapangan.

Pembicaraan tentang keputusan – keputusan dalam bidang keuangan yang dimana meliputi keputusan investasi, keputusan pembelanjaan dan dan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan dan penggunaan aktiva secara efisien, haruslah dapat dikuasai penuh oleh para manajer perusahaan. Sangatlah sulit untuk menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan yang terjadi di lingkungan, seperti: persaingan antar perusahaan, perekonomian dunia yang tidak menentu dan juga terhadap perkembangan teknologi yang di era modern ini semakin pesat.

(2)

2

2. Pengenalan Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan ditentukan oleh perkembangan ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai sistem ekonomi pada abad 18, manajemen keuangan hanya membahas topik rugi-laba. Selanjutnya berturut-turut ia memiliki peranan antara lain sebagai berikut :

 Tahun 1900 awal : Penerbit surat berharga  Tahun 1930 – 1940 : Kebangkrutan, Reorganisasi  Tahun 1940 – 1950 : Anggaran & Internal Audit  Tahun 1950 – 1970 : Eksternal Perusahaan  Tahun 1970 – 1980 : Inflasi

 Tahun 1980 – 1990 : Krisis Ekonomi Keuangan  Tahun 1990 – sekarang : Globalisasi

Disiplin keuangan mengalami perkembangan dari disiplin yang deskriptif menjadi semakin analisis dan teoritis (sumbangan dari ekonom sangat besar). Dari yang lebih menitik beratkan dari sudut pandang pihak luar menjadi berorientasi pengambilan keputusan pada Manajemen

 Tahun 1920

Capital budgeting dirumuskan. Model ini menjelaskan perlunya memperhatikan nilai waktu uang sewaktu melakukan keputusan investasi. Kesulitan dalam penentuan tingkat bunga layak untuk menghitung present value. Capital budgeting sebagai dasar perkembangan teori penilaian (valuation).

 Tahun 1950

Harry Markowitz merumuskan portfolio theory, yang kemudian dikembangkan oleh Sharpe, Lintner, Treynor pada tahun 1960-an dengan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Teori dan model tersebut berguna untuk merumuskan resiko yang relevan untuk investasi

 Tahun 1970

(3)

3 Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: Kebijakan Moneter, Kebijakan Pajak, Kondisi Ekonomi, Kondisi Sosial dan Kondisi Politik.

Kebijakan Moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan, antara lain :

 Masalah akuntasi  Kesulitan perencanan  Permintaan terhadap modal  Suku bunga

 Harga obligasi menurun

Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan, antara lain :

 Persaingan internasional  Keuangan internasional

 Kurs pertukaran yang berfluktuasi

 Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi  Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan

Jadi Manajemen keuangan dalam perkembangannya telah berubah :

1. Dari studi yang bersifat deskriptif menjadi studi yang meliputi analisa dan teori yang normatif

2. Dari bidang yang meliputi penggunaan dana dan alokasi dana menjadi manajemen dari aktiva dan penilaian perusahaan di dalam “pasar” secara keseluruhan

3. Dari bidang yang menekankan pada analisa extern perusahaan menjadi bidang yang menekankan pada pengambilan keputusan di dalam perusahaan.

3. Pengertian Manajemen Keuangan

(4)

4 dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap aktiva. Beberapa definisi manajemen keuangan diberikan sebagai berikut:

a. Liefman

Usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.

b. Suad Husnan

Manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. c. Grestenberg

How to bussines are organized or acquire funds, how they acquire funds, how they use them and how the profits business are distributed.

d. James Van Horne

Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan perolehan aktiva dengan tujuan menyeluruh.

e. Bambang Riyanto

Keseluruhan aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat – syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk mendapatkan dana tersebut yang seefisien mungkin.

f. Weston dan Copeland

Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggung jawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi : keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan.

Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva-aktiva tersebut.

Untuk membelanjai kebutuhan dana tersebut, manajer keuangan dapat memenuhinya dari sumber yang berasal dari luar perusahaan dan dapat juga yang berasal dari dalam perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, yaitu pertemuan antara pihak membutuhkan dana dan pihak yang dapat menyediakan dana.

(5)

5 Setelah dana diperoleh, maka dana tersebut harus digunakan untuk membelanjai operasi perusahaan. Dana akan tertanam pada berbagai kekayaan riil perusahaan.

4. Fungsi Manajemen Keuangan

Fungsi dari manajemen keuangan ada tiga yaitu :

1. Investment Decision(Pembelanjaan Aktif)

Keputusan penggunaan dana atau pengalokasian dana. Implementasi dari Allocation of funds, yang meliputi bisa dalam jangka pendek dalam bentuk working capital, berupa aktiva lancar atau jangka panjang dalam bentuk capital investment, berupa aktiva tetap.

a. Jangka Pendek : Penggunaan Dana untuk pengoperasian perusahaan.

b. Jangka Panjang : Investasi dalam aktiva tetap.

Tercermin di sisi aktiva (kiri) sebuah neraca. Komposisi aktiva harus ditetapkan misalnya berapa aktiva total yang dialokasikan untuk kas atau persediaan, aktiva yang secara ekonomis tidak dapat dipertahankan harus dikurangi, dihilangkan atau diganti.

2. Financial Decision(Pembelanjaan Pasif)

Keputusan dengan pemilihan sumber dana. Implementasi dari rasing of funds, meliputi besarnya dana, jangka waktu penggunaan, asalnya dana serta, persyaratan-persyaratan yang timbul karena penarikan dana tersebut.

Raising of funds bisa diperoleh dari internal (modal sendiri) meliputi: saham preferen, saham biasa, laba ditahan dan cadangan, maupun eksternal (modal asing) jangka pendek maupun jangka panjang.

- Sumber dana jangka pendek, misalnya utang dagang (trade payable atau open account), utang wesel (notes payable), utang gaji, utang pajak.

(6)

6 Hasil Financial Decision tercermin di sebelah kanan dari neraca.

3. Deviden Decision(Keputusan mengenai Deviden)

Untuk menentukan apakah dana yang diperoleh dan dihasilkan operasi akan dibagikan kepada pemegang saham atau investasi kembali.

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai fungsi – fungsi dari manajer keuangan :

1. Perencanaan Keuangan

Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.

2. Penganggaran Keuangan

Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.

3. Pengelolaan Keuangan

Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.

4. Pencairan Keuangan

Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.

5. Penyimpanan Keuangan

Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.

6. Pengendalian Keuangan

Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan.

7. Pemeriksaan Keuangan

Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.

Kegiatan penting lainnya yang harus dilakukan oleh seorang manajer keuangan menyangkut empat (4) aspek yaitu :

(7)

7 2. Manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya.

3. Manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin. 4. Menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal, manajer

keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana dana dapat diperoleh dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.

Dari ke empat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

5.

Tujuan Manajemen Keuangan

Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan (The Main Objective of Financial Management) adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, bukan memaksimumkan profit. Arti memaksimumkan profit, berarti mengabaikan tanggung jawab social, mengabaikan risiko, dan berorientasi jangka pendek. Sedangkan arti memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau nilai perusahaan sebagai berikut:

1. Berarti memaksimumkan nilai sekarang (present value) semua keuntungan di masa datang yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.

2. Berarti lebih menekankan pada aliran hasil bukan sekedar laba bersih dalam pengertian akuntansi.

Akan tetapi dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali.

(8)

8 perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalkan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi.

Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham/pemilik perusahaan tidak mengingkari adanya social objectives dan kewajiban sosial. Tanggung jawab sosial adalah satu aspek penting dari tujuan perusahaan, maksudnya:

1. Keberhasilan memaksimumkan nilai perusahaan akan memberikan sumbangan yang berarti kepada lingkungan sosial secara keseluruhan. Artinya jika manajemen keuangan menuju pada maksimalisasi harga saham, maka diperlukan manajemen yang baik dan efisien sesuai dengan permintaan konsumen.

2. Pengaruh (dampak) lingkungan eksternal seperti polusi, keselamatan kerja, keamanan produk juga harus diperhitungkan. Dimana perusahaan yang berhasil selalu menempatkan efisiensi dan inovasi sebagai prioritas, sehingga menghasilkan produk baru, penemuan teknologi baru dan perluasan lapangan pekerjaan.

3. Kepekaan terhadap faktor eksternal merupakan salah satu syarat penting agar perusahaan tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Faktor-faktor luar seperti pencemaran lingkungan, jaminan keamanan produk dan keselamatan kerja menjadi lebih penting untuk dipertimbangkan. Fluktuasi di semua tingkat kegiatan bisnis dan perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi pasar keuangan merupakan aspek penting dari lingkungan luar.

4. Perusahaan harus dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dalam kendala legal dan sosial dan bertanggung jawab terhadap perubahan lingkungan. Kerjasama antara industri dan pemerintah sangat diperlukan untuk menciptakan peraturan yang mengatur perilaku perusahaan, dan sebaliknya perusahaan mematuhi peraturan tersebut.

Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah memaksimumkan nilai perusahaan dengan pertimbangan teknis sebagai berikut :

(9)

9 2. Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko

terhadap arus pendapatan perusahaan.

3. Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan datang mungkin beragam.

Adapun tujuan dari manajemen keuangan yang dikemukakan oleh (Sartono: 2000, 3) Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian keefisienan, yaitu :

1. Tujuan normatif manajemen keuangan adalah mazimization wealth of stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.

 Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan.  Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan

keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.

 Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.

 Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada aliran kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi.

 Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.

2. Nilai perusahaan yang belum go-publik dapat diukur dengan harga jual seandainya perusahaan tersebut dijual. Jadi tidak hanya nilai asset (laporan di neraca) tetapi diperhitungkan juga tingkat risiko usaha, prospek perusahaan, manajemen lingkungan kerja dan sebagainya. Indikasi nilai perusahaan adalah:

 Perusahaan belum/tidak go-publik: harga seandainya perusahaan dijual.

 Perusahaan go-publik: harga saham yang dijual belikan di pasar modal.

3. Dari indikasi tersebut dapat ditarik pengertian:

(10)

10 a. Perusahaan bisa saja meningkatkan laba dengan cara mengeluarkan saham dengan hasil penjualan saham diinvestasikan pada deposito atau obligasi pemerintah. Dengan cara ini dijamin laba akan besar tetapi keuntungan per lembar saham akan menurun, karena jumlah lembar saham yang beredar bertambah, sehlngga kondisi perusahaan tidak baik. b. Terminologl profit memlllki pengertian ganda, dlsebabkan

terdapat banyak definlsl profit.

 Memaksimalkan nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalkan laba per~lembar saham (earning per share = EPS) alasannya:

a. Tujuan memaksimalisasi laba tidak memperhatikan waktu dan lamanya keuntungan yang diharapkan.

b. Tidak mempertimbangkan risiko atau ketidakpastian dari keuntungan di masa yang akan datang. Jika suatu usulan mengandung risiko yang besar, maka kenaikan keuntungan per lembar saham akan diikuti dengan penurunan harga saham.

Nilai ialah sesuatu yang dijunjung tinggi dan dihormati. Dalam perusahaan hal itu diwujudkan dalam perhitungan laba oprasional bersih atau net operating profit after tax yang lazim disebut NOPAT. Perusahaan dapat dikatakan memiliki nilai maksimum jika NOPAT lebih besar dari pada biaya modal yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Misalnya perusahaan memiliki modal Rp 1000, biaya modal yang diperhitungkan 10% per tahun, Laba oprasi Rp150. pajak 20%. Nilai Perusahaan sebesar :

[Laba Operasi (1 – Pajak ) – ( Biaya Modal X Modal)] =

---Biaya Modal

[Rp 150 ( 1 – 0,20) – (0,10 X Rp 1000)] = ---Rp 1200

= 0,10

Berdasarakan perlindungan diatas,perusahaan memiliki tambahan nilai modalnya ( atau nilai invetasinya) Rp 1000, sedangkan nilai perusahaan berdasarkan kapitalisasi laba oprasi bersih Rp 1200.

(11)

11

mungkin, artinya ia harus mampu memperoleh laba operasi sebesar-besarnya dengan modal yang digunakan sekecil mungkin.

6. Lingkungan Keuangan

Aspek lingkungan yang penting dipahami para manajer keuangan adalah sektor keuangan di bidang perekonomian, yang terdiri dari pasar keuangan (financial markets), lembaga keuangan (financial institutions) dan instrumen keuangan (financial instruments).

1. Pasar keuangan, menunjukkan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan aktiva finansial (financial asset) atau sering disebut sebagai sekurities. Sekurities adalah secarik kertas (surat) yang mempunyai nilai pasar karena surat tersebut menunjukkan klaim atas aktiva riil perusahaan (misalnya mesin-mesin, pabrik, bahan baku, barang dagangan, merek dagang, dll.)

2. Lembaga keuangan yaitu lembaga yang berperan sebagai lembaga intermediari (financial intermediation) dengan mempertemukan unit surplus dengan unit defisit. Contoh lembaga keuangan dalam sistem moneter adalah Bank sentral, Bank pencipta uang giral/bank umum. Lembaga keuangan dan di luar sistem moneter (bank bukan pencipta uang giral/BPR), lembaga pembiayaan, perusahaan asuransi, dana pensiun, lembaga di bidang pasar modal, dll.

3. Instrumen Keuangan, contohnya adalah uang, saham, hutang, dan surat berharga di pasar uang dan pasar modal lainnya.

7.

Lingkup Manajemen Keuangan

 Pembicaraan tentang keputusan – keputusan dalam bidang keuangan, yaitu: Keputusan Investasi, Keputusan pembelanjaan dan kebijaksanaan deviden dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham.

 Pelaksanaan Fungsi – fungsi manajemen keuangan yaitu: penggunaan dana dan memperoleh dana, lewat keputusan – keputusan investasi, pembelanjaan dan kebijaksanaan deviden agar nilai perusahaan bisa meningkat.

(12)

12 Penjelasan :

1. Kas diperoleh dengan menjual financial asset (saham, obligasi atau sekuritas lain) atau mendapatkan kredit dari bank atau sumber lain. 2. Dana yang diperoleh dari pemberi dana digunakan untuk membeli

real asset yang digunakan dalam operasional perusahaan.

3. Apabila perusahaan bekerja dengan baik, real asset menghasilkan aliran kas masuk yang lebih besar dari jumlah yang dibayarkan (dikeluarkan) pada saat investasi.

4. Pada akhirnya kas tersebut di-reinvestasikan atau dikembalikan kepada pemodal (pemegang obligasi maupun bank).

8.

Kedudukan Manajer Keuangan Dalam Struktur Organisasi

Perusahaan

Di dalam perusahaan yang besar bidang keuangan dipimpin oleh seorang manajer keuangan (chief financial manager). Manajer keuangan atau sering disebut direksi keuangan melaporkan secara langsung kepada direktur keuangan atau presiden direktur.

Sedangkan di dalam departemen keuangan dalam suatu perusahaan dibagi lagi ke dalam beberapa bagian/divisi yang dipunyai oleh seorang kepada divisi meliputi:

1. Divisi Anggaran

Bertanggung jawab untuk mempersiapkan dan memperbaiki bugdet operasi (operating bugdet).

2. Divisi penganggaran modal (capital budgeting)

Bertanggung jawab untuk mempersiapkan analisis pengeluaran modal.

Operasi

Perusahaan

(Sekelompok

Aktiva Riil)

Manajer

Keuangan

Pasar Modal

(Pemodal yang

memiliki Aktiva

(13)

13 3. Divisi perencanaan keuangan

Bertanggung jawab untuk mengambil alternatif pemenuhan kebutuhan dana jangka panjang.

4. Divisi perencanaan keuangan jangka pendek

Bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan dana jangka pendek, serta investasi jangka pendek pada surat berharga (marketable securities).

5. Divisi kredit

Bertanggung jawab untuk menentukan kredit yang akan diberikan kepada langganan, disamping itu divisi ini juga bertanggung jawab dalam negoisasi dengan kreditor (lembaga keuangan Bank dan bukan Bank).

6. Divisi hubungaan masyarakat (human relation)

Bertanggung jawab terhadap pembentukan image/komunikasi antara perusahaan, pemegang saham, para investor dan masyarakat keuangan secara umum.

9.

Aktifitas Manajemen Keuangan

Sebelum membahas lebih jauh tentang aktivitas dalam manajemen keuangan, perlu dipahami terlebih dahulu mengenai Konsep Modal.

1. Konsep Modal

Dalam ilmu ekonomi, istilah “capital” (modal) merupakan konsep yang pengertiannya berbeda-beda, tergantung dari konteks penggunaannya dan aliran pemikiran (school of thought) yang dianut.

Dalam abad ke-16 dan 17 istilah “capital” dipergunakan untuk menunjuk kepada :

a) Stok uang yang akan dipakai untuk membeli komoditi fisik yang kemudian dijual guna memperoleh keuntungan, atau

b) Stok komoditi itu sendiri. Pada waktu itu istilah “stock” dan istilah “capital” sering dipakai secara sinonim.

Perusahaan dagang Inggris yang didirikan dalam masa itu atas dasar saham misalnya, dikenal sebagai “Join Stock Companies” atau “Capital Stock Companies”

(14)

14 ini didasarkan atas kriteria sejauh mana suatu unsur modal itu terkonsumsi dalam jangka waktu tertentu (misal satu tahun).

Jika suatu unsur modal itu dalam jangka waktu tertentu hanya terkonsumsi sebagian sehingga hanya sebagian (kecil) nilainya menjadi susut, maka unsur itu disebut “fixed capital” (misal mesin, bangunan, dan sebagainya).

Tetapi jika unsur modal terkonsumsi secara total, maka ia disebut “circulating capital” (misal tenaga kerja, bahan mentah dan sarana produksi). Pembedaan semacam ini (yang juga masih umum dipergunakan sampai sekarang), mendapat kritik dari Marx.

John Stuart Mill dalam Principle of Political Economy (1848) menggunakan istilah “capital” dengan arti:

a) barang fisik yang dipergunakan untuk menghasilkan barang lain, dan

b) suatu dana yang tersedia untuk mengupah buruh.

Pada akhir abad ke-19, modal dalam arti barang fisik yang dipergunakan untuk menghasilkan barang lain, dipandang sebagai salah satu di antara empat faktor utama produksi (tiga lainnya adalah tanah, tenaga kerja dan organisasi atau managemen). Para ahli ekonomi neo-klasik pun menggunakan pandangan ini (misalnya Alfred Marshall dalam Principles of Economies 1890).

(15)

15 produksi, atau dapat pula berupa sarana produksi fisik. Kembalian itu dapat berupa pembayaran bunga, ataupun klaim atas suatu keuntungan. Modal yang berupa barang (capital goods), mencakup “durable (fixed) capital” dalam bentuk bangunan pabrik, mesin-mesin, peralatan transportasi, kemudahan distribusi, dan barang-barang lainnya yang dipergunakan untuk memproduksi barang-barang/jasa baru; dan “no-durable” (circulating) capital, dalam bentuk barang jadi ataupun setengah jadi yang berada dalam proses untuk diolah menjadi barang jadi. Terdapat pula adanya penggunaan istilah “capital” untuk mengacu kepada arti yang lebih khusus, misalnya “social capital” dan “human capital”. Istilah yang pertama mengacu kepada jenis modal yang tersedia bagi kepentingan umum, seperti rumah sakit, gedung sekolahan, jalan raya dan sebagainya; sedangkan istilah yang kedua mengacu kepada faktor manusia produtif yang secara inherent tercakup faktor kecakapan dan keterampilan manusia. Menyelenggarakan pendidikan misalnya, disebut sebagai suatu investasi dalam “human capital” (Schultz 1961, menurut Mubyarto 1973:98).

Para ahli ekonomi non-Marxian—apapun mazhab yang dianutnya—pada umumnya mengikuti pengerian-pengertian di atas, sedangkan Marx menggunakan istilah “capital” untuk mengacu kepada konsep yang sama sekali lain. “Modal” bukanlah barang, melaikan hubungan (produksi) sosial yang menampakkan diri sebagai barang. Memang, berbicara tentang modal berarti berbicara tentang “bagaimana membuat uang”, tetapi asset yang “membuat” uang itu mewadahi hubungan khusus antara si pemilik dengan yang bukan pemilik sedemikian rupa sehingga bukan saja bahwa uang “dibuat”, tetapi juga bahwa hubungan-hubungan pemilikan pribadi yang melahirkan proses tersebut secara terus-menerus terlestarikan (Bottmore 1983:60).

Dengan demikian, “capital” adalah suatu konsep abstrak yang manifestasinya dapat berupa barang atau uang. Karena itu, ia merupakan kategori yang kompleks, yang tidak cukup diterangkan hanya dengan satu definisi. Konseptualisasi Marx mengenai “capital” barangkali dapat dijabarkan secara sederhana dalam enam butir pokok berikut ini (Bottomore 1983:60—63):

(16)

16 a) menjual komoditas (K) dan uang yang diterima (U) dipakai

untuk membeli komoditas lain; dan

b) membeli komoditas untuk kemudian dijual lagi (Secara bagan: K-U-K; dan U-K-U).

2. Dalam rangkaian transaksi itu faktor “nilai” menjadi penting, sebab terutama dalam U-K-U, transaksi itu hanya bermakna jika jumlah uang pada titik akhir menjadi lebih besar daripada jumlah asal (kalau tidak, ya bagaimana keuntungan dapat diperoleh). Kalau pertukaran itu merupakan pertukaran nilai yang setara, bagaimana tambahan uang bisa diperoleh? Sebaliknya, kalau tidak setara, berarti nilai itu sendiri tidak tercipta. Marx menjawab persoalan ini dengan menerapkan “nilai-guna”. Nilai guna mempunyai sifat “menciptakan” nilai tambahan atau “lebih”. Komoditas yang mempunyai nilai-guna seperti itu adalah tenaga kerja.

3. Jalur K-U-K, secara tipikal mengacu kepada transaksi pengupahan tenaga kerja. Buruh menjual tenaganya untuk memperoleh sejumlah uang (berupa upah) yang pada gilirannya dipakai untuk membeli barang lain (pangan dan lain-lain kebutuhan) yang diperlukan untuk dapay me-“reproduksi” tenaganya. Karena itu dalam transaksi ini, uang sama sekali tidak bertindak sebagai modal (Bandingkan dengan Mill di atas). Namun, jika dilihat dari arah transaksi yang terbalik, yaitu dari si penguah, dan “nilai” dimasukan, maka uang di sin dapay disebut sebagai unsur modal yang oleh Marx disebut dengan istilah variable capital (VC) (lihat poin enam di belakang). Tetapi VC dilihat dari si pengupah.

4. Sebaliknya, jalur U-K-U meupakan transaksi yang mencakup pembelian sarana produksi yang kemudian diolah menjadi produk yang kmudian dijual untuk memperoleh uang lebih banyak. Jadi, berbeda dengan upah yang dibelanjakan untuk membeli barang yang dikonsumsi dan kemudian lenyap sama sekali, dalam jalur U-K-U ini uang hanya merupakan “advance” untuk kemudian muncul kembali dalam jumlah yang lebih banyak. Disinilah uang ditranformasikan menjadi capital dalam suatu proses historis ketika tenaga kerja menjadi komodits—di sini terkait dengan konsep freedom makna ganda).

5. Dengan demikian, modal dalam konsep Marx adalah “nilai yang membengkak sendiri” (self expanding value) atau “nilai dalam gerak” (value in motion).

(17)

17 (CC) dan variable capital (VC). Kedua pasangan itu sama sekali berbeda maknanya. CC adalah bagian dari modal yang dikeluarkan (advance) untuk diubah menjadi sarana produksi yang dalam proses produksi tidak mengalami perubahan nilai. Artinya, “nilai” sarana produksi itu disimpan dalam “nilai” produk yang dihasilkan, suatu proses pengalihan “nilai” melalui proses kerja. Proses produksi adalah transformasi “nilai-guna”. Nilai-guna dari barang (sarana produksi) yang diolah, dikonsumsi. Tetapi “nilai” barang itu sendiri dialihkan ke dalam produk baru. Demikian tentang CC. VC adalah bagian dari modal yang dikeluarkan untuk diubah menjadi tenaga kerja yang dalam proses produksi kegiatannya menuju kepada dua arah, yaitu produksi nilai setaranya sendiri, dan di lain pihak menghasilkan “nilai-tambah”, yang besarnya bragam menurut keadaan.

Dengan demikian, dalam konsep Marx, unsur-unsur modal itu dapat dibedakan menurut dua macam kriteria, yaitu:

1. Dilihat dari kriteria proses kerja, ada faktor obyektif yaitu sarana produksi, dan ada faktor subyektif yaitu tenaga kerja.

2. Dilihat dari segi penetapan nilai (valorization), ada constant capital dan ada variable capital.

Sehingga disimpulkan bahwa Modal adalah hutang/kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pemilik dan Hutang adalah kewajiban yang harus dibayar kepada pihak lain sehingga Harta = utang + modal dan Hak = kewajiban.

2. Aktivitas Keuangan

 Akifitas pembiayaan(Financing Activity)

Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal ( sumber eksternal dan internal ) untuk membiayai kegiatan bisnis. Diantaranya:

a. Sumber Eksternal

(18)

18

Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term Debt) dan

Utang jangka panjang (Long-term Debt)  Lain-lain, misalnya hibah.

b. Sumber Internal

 Laba Ditahan (Retained Earning).

 Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi ( Depreciation, Amortization, dan Deplention).

 Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang tidak produktif.

 Aktifitas Investasi(Investment Activity)

Aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebesar-besarnya dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi :

a. Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar (Current Assets).

b. Harta Keuangan (Finanncial assets) yang terdiri : investasi pada saham (stock) dan Obligasi (Bond).

c. Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari : Tanah,gedung, Peralatan.

d. Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari : Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill.

 Aktivitas Bisnis

Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa efisiensi biaya yang akan mengahsilkan laba. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang terdiri dari unsur :

a. Pendapatan (sales atau Revenue) b. Beban ( Expenses)

c. Laba-Rugi ( Profit-Loss)

10.

Financial Statement Analysis

(19)

19 dapat tercermin berbagai aspek/masalah potensial yang mungkin segera harus ditanggulangi.

Perusahaan dengan laba kecil, namun kondisi keuangan memadai, relatif akan lebih baik dibanding perusahaan dengan laba besar, namun kondisi keuangan buruk. Analisis Laporan Keuangan Cermin Keberhasilan Perusahaan danPedoman Perencanaan Perusahaan

Analisis Laporan Keuangan merupakan alat informasi untuk membantu para manajemen dalam mengambil keputusan. Bagi manajemen, perlu dalam rangka mengetahui efisiensi pendayagunaan sumber daya. Bagi bankir, ini sangat penting dalam rangka pemberian kredit baik kredit jangka pendek yang melihat likuiditas perusahaan atau kredit jangka panjang yang menganalisis arus kas. Juga pemilik mencoba melihat profitabilitas dari usahanya dan juga penting mengetahui tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan

Demikian juga calon investor akan mencoba menganalisis “trend” dari penjualan, juga kontinuitas dunia usaha serta profitabilitas terhadap komoditi yang akan diinvestasikan.

Ke

simpulan

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari materi Ruang Lingkup Manajemen Keuangan adalah

1. Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: Kebijakan Moneter, Kebijakan Pajak, Kondisi Ekonomi, Kondisi Sosial dan Kondisi Politik.

2. Manajemen Keuangan dalam perkembangannya telah berubah :  Dari studi yang bersifat deskriptif menjadi studi yang meliputi

analisa dan teori yang normatif.

 Dari bidang yang meliputi penggunaan dana dan alokasi dana menjadi manajemen dari aktiva dan penilaian perusahaan di dalam “pasar” secara keseluruhan.

 Dari bidang yang menekankan pada analisa extern perusahaan menjadi bidang yang menekankan pada pengambilan keputusan di dalam perusahaan.

(20)

20 4. Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva-aktiva tersebut. 5. Fungsi Manajemen Keuangan ada tiga (3) yaitu :

 Investment Decision(Pembelanjaan Aktif).  Financial Decision (Pembelanjaan Pasif).

 Deviden Decision(Keputusan Mengenai Deviden).

6. Tujuan manajemen keuangan (The Main Objective of Financial Management) adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, bukan memaksimumkan profit. Arti memaksimumkan profit, berarti mengabaikan tanggung jawab social, mengabaikan risiko, dan berorientasi jangka pendek.

(21)

21

Daftar Pustaka

Shapiro, Alan C.Foundation of Multinational Financial Management. Edisi 4, Hoboken NJ: John Wiley & Sons, 2002

Solnick, Bruno. “Global Asset Management”. Journal of Portfolio Management 24 (Musim Panas 1998), 43-51

www.google.com/pengaruh-struktur-aktiva-tingkat-pertumbuhan-perusahaan-ukuran-perusahaan-profitabilitas-dan-cost-equ.htm www.google.com/pengertian-manajemen-keuangan.htm

(22)

MANAJEMEN MODAL KERJA

1. Pendahuluan

Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju era globalisasi yang memberikan

peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Dilain pihak dengan

adanya perdagangan bebas pada era globalisai ini menimbulkan persaingan yang ketat, dan

perusahaan harus mampu mengantisipasi dan menghadapi segala situasi dan kondisi agar

mampu bertahan dan dapat terus maju dalam rangka memenangkan persaingan usaha. Dalam

mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan untuk kemakmuran para

pemegang saham dan para karyawannya, para manajer perusahaan harus mampu

mengantisipasi segala perubahan situasi dan kondisi baik yang ada didalam perusahaan

maupun diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaan.

Dalam menjalankan usahanya, manajer perusahaan tidak akan terlepas dari masalah

permodalan perusahaan yaitu pemenuhan modal kerja maupun investasi. Bahkan apabila

perusahaan telah mencapai posisi tertentu yang cukup baik sesuai dengan tujuan, maka

perusahaan terdebut dapat melakukan ekspansi atau perluasan usaha. Dalam melakukan

ekspansi, suatu perusahaan tidak akan terlepas dari kebutuhan akan modal. Pemenuhan

kebutuhan modal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan modal

sendiri yang terdiri dari saldo laba, modal dari pemegang saham dan dari sumber lainnya yaitu

modal pinjaman atau dapat pula diperoleh dengan mengkombinasikan keduanya.

Selain ditunjang oleh pemenuhan modal kerja yang tepat, agar perusahaan dapat

berkembang dengan baik, pengelolaan yang efektif dan efisien serta produktifpun akan sangat

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, apalagi disertai dengan adanya tindakan

pengendalian yang efektif untuk mencegah timbulnya penyimpangan yang terjadi. Dengan

adanya pengelolaan yang efisien dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan akan

(23)

2. Pengertian dan Konsep Modal Kerja

Menurut Eugene F.Bringham dan Joel F.Houston (2001:150) modal kerja dapat

dijelaskan, yaitu:

“Modal kerja, yaitu investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, yaitu kas, sekuritas yang

mudah dipasarkan, persediaan dan piutang usaha”

Sedangkan menurut Lawrence J Gitman (2000:616) modal kerja dapat diartikan sebagai

berikut :

“Current assets, commonly called working capital, represent the position of investment that

circulates from one form to another in the ordinary conduct of business”.

Pengertian dari Lawrence J.Gitman diatas dapat diartikan bahwa aktiva lancar biasa disebut

modal kerja, menunjukan keadaan investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya

dalam suatu perusahaan. Hal ini sama halnya dengan yang dijelaskan oleh Mohamad Muslich

(2003:143), sebagai berikut:

“ Modal kerja menunjukan ukuran besarnya invetasi yang dilakukan perusahaan dalam aktiva

lancar dan klaim atas perusahaan yang diwakili oleh utang lancar”.

Dari pengertian- pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan investasi

perusahaan dalam harta jangka pendek atau aktiva lancar. Aktiva lancar adalah aktiva yang

secara normal dapat diubah menjadi kas dalam satu tahun. Secara umum aktiva lancar (current

asset) terdiri dari kas atau uang tunai, surat berharga, piutang dan persediaan. Sedangkan hutang

lancar (current liabilities) terdiri dari hutang jangka pendek seperti hutan wesel, hutang usaha

dan hutang-hutang pada bank lain yang berusia kurang dari satu tahun.

Secara tradisional, modal kerja (working capital) didefinisikan sebagai investasi perusahaan

dalam aktiva lancar (current asset). Aktiva lancar itu sendiri sebagaimana didefinisikan menurut

akuntansi adalah aktiva yang harus habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi, dan

proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu

tahun).

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya

sehari-hari, misalnya untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji

pegawai dan lain sebagainya, dimana uang atau dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat

kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui pejualan

(24)

lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut akan

terus-menerus berputar setiap periodenya selama hidupnya perusahaan.

Menurut Bambang Riyanto (2001:57) ada tiga konsep modal kerja yang umum dipergunakan,

yaitu:

1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur aktiva lancar

(Aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula / dana yang tertanam akan bebas lagi

dalam jangka waktu yang pendek), disebut sebagai modal kerja bruto (gross working capital)

2. Konsep Kualitatif

Sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi

perusahaan tanpa mengganggu likuiditas. Kelebihan Aktiva lancar di atas hutang lancar ( Aktiva

lancar – Hutang Lancar), di sebut sebegai modal kerja netto(net working capital)

3. Konsep Fungsional

Konsep yang mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan

(income).setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perudahaan adalah dimaksudkan

untuk menghasilkan pendapatan .

Ada 3 macam pengertian tentang modal:

a.Non Working Capital

Dana yang tidak menghasilkancurrent incomeatau jika menghasilkancurrent incometidak

sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut.

b.Potential working capital(Modal Kerja Potensial)

c. Modal Kerja

Contoh:

Aktiva Lancar Aktiva Tetap

Kas 75.000 Tanah 75.000

Efek 180.000 Bangunan 360.000

Piutang Dagang 150.000 Mesin 240.000

(25)

Keterangan:

1. Depresiasi bangunan setiap tahun Rp 22.500,- dan depresiasi mesin setiap tahun Rp

Modal kerja (Working Capital)

- Kas

- Persediaan

- Piutang (60%)

- Depresiasi bangunan

- Depresiasi mesin

Jumlah

Bukan Modal kerja (Non Working Capital)

- Tanah

- Bangunan

- Mesin

Jumlah

Modal Kerja Potensial (Potential Capital )

- Keuntungan dalam piutang (40%)

- Efek

Jumlah

Rp. 75.000

Rp. 120.000

Rp. 90.000

Rp. 22.500

Rp. 30.000

--- +

Rp. 337.500

Rp. 75.000

Rp. 337.500

Rp. 210.000

--- +

Rp. 622.500

Rp. 60.000

Rp. 180.000

--- +

(26)

3. Jenis-Jenis Modal Kerja

Bagi suatu perusahaan,tersedianya modal kerja yang memadai akan menjamin

kelangsungan operasi perusahaan. Beroperasinya perusahaan itu akan mengalami perubahan yang

nantinya mempengaruhi kebutuhan modal yang diperlukan. Modal kerja yang tersedia harus

dapat menutupi beban-beban.

Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda, salah

satunya tergantung pada jenis perusahaan. Berikut ini ada beberapa klasifikasi modal kerja

menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (2001:61)

yang mengutip pernyataan W.B.Taylor dalam bukunya Financial Politices Of Business

Enterprise :

A. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

Yaitu Modal Kerja yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk menjalankan fungsinya, atau

kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanent

working capitaldapat dibedakan dalam :

1. Modal Kerja Primer (Primary working capital)

Yaitu Jumlah Modal Kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin

kontinuitas usahanya

2. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)

Yaitu Jumlah Modal Kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang

normal. Pengertian normal disini adalah dalam artian yang dinamis.

B. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

Yaitu Modal Kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Dan

(27)

1. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) berubah karena fluktuasi musim

2. Modal KerjaSiklis(Cyclical Working Capital) berubah karena fluktuasi konjungtur

3. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) berubah karena keadaan darurat

4. Perputaran Modal Kerja

Periode perputaran Modal Kerja di mulai dari saat di mana kas diinvestasikan dalam

komponen modal kerja sampai saat di mana kembali lagi menjadi kas.

Makin pendek periode tersebut, makin cepat (makin tinggi) perputarannya.

Contoh:

Perputaran barang dagangan :

Penjualan dengan kredit :

Kas 1 Barang Piutang Kas 2

Pembelian Penjualan Penerimaan Uang

Penjualan dengan tunai :

Kas 1 Barang Kas 2

(28)

 Tingkat perputaran modal kerja dalam 1 tahun diketahui dengan cara membagi tahun

dalam bulan atau hari dengan periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja

Diketahui :

- Periode perputaran modal kerja (k1-k2)= 1 bulan, maka tingkat perputaran Modal kerjanya

12 kali dalam 1 tahun

- Jika k1-k2 = 2 bulan, tingkat perputaran modal kerja 6 x setahunnya

- Jika k1-k2 = 3 bulan, tingkat perputaran modal kerja 4 x setahunnya

- Jika k1-k2 = 4 bulan, dimana barang harus dibayar dulu sebulan sebelum barang diterima,

periode penyimpanan dan penjualan meliputi waktu 2 bulan penerimaan piutang 1 bulan,

dapat dihitung dari neraca dan income statement dengan :

Current Assets Turnover

=

Atau
(29)

4.Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja

Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari 2 faktor :

1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja

Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian

kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya

barang di simpan digudang, jika waktu penerimaan piutang.

2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari

Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan mentah,

bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain

Modal Kerja makin besar, jika :

♦Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama

♦Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar

Contoh:

PT “ABC” memproduksi produk Z, setiap harinya sebanyak 100 unit. Dalam satu bulan

perusahaan bekerja selama 25 hari. Unsur biaya yang dibebankan untuk setiap unit produk adalah

sebagai berikut:

a.. Bahan Mentah A seharga Rp 500

b. Bahan Mentah B seharga Rp 200

c. Tenaga Kerja Langsung Rp 400

Biaya administrasi setiap bulan Rp 1.250.000. Gaji pimpinan perush. setiap bulan Rp

(30)

supplier bahan mentah tersebut rata-rata 5 hari sebelum bahan mentah diterima. Waktu yang

diperlukan untuk membuat barang tersebut 5 hari, dan selanjutnya atas pertimbangan kualitas

barang masih harus tersimpan digudang 2 hari. Penjualan dilakukan dengan kredit dengan syarat

pembayaran 10 hari sesudah barang diambil. Pimpinan menetapkan persediaan besi Rp

2.000.000. Berapa besarnya kebutuhan Modal Kerja yang diperlukan perusahaan tersebut untuk

dapat membiayai operasi perusahaan secara Kontinyu?

Jawab:

Periode perputaran

a. Bahan mentah A

- Dana yang terikat dalam persekot bahan 5 hari

- Proses produksi 5 hari

- Barang jadi 2 hari

- Piutang dagang 10 hari

b. Bahan mentah B, tenaga kerja langsung, biaya administrasi, gaji pimpinan

- Proses produksi 5 hari

- Barang jadi 2 hari

- Piutang dagang 10 hari

Kebutuhan dana yang akan ditanamkan dalam unsur modal kerja tersebut adalah

a. Bahan mentah A = 100 unit x Rp.500 x 22 hari = Rp. 1.100.000

b. Bahan mentah B = 100 unit x Rp. 200 x 17 hari = Rp. 340.000

c. Tenaga kerja langsung = 100 unit x Rp. 400 x 17 hari = Rp. 680.000

--- +

(31)

Biaya administrasi dan gaji pimpinan :

- Jumlah biaya selama 1 bulan Rp. 3.250.000

- Jumlah biaya produksi selama 1 bulan (25 hari ) = 25 x 100 unit = 2500 unit

- Biaya per unit = Rp. Rp. 3.250.000 / 2500 unit = Rp. 1300

- Biaya per hari 100 unit x Rp. 1300 = Rp. 1.300.000

Dana yang diperlukan untuk biaya selama periode perputaran

= Rp. 1.300.000 x 17 hari = Rp. 22.100.000

Persediaan kas minimal = Rp. 2.000.000

--- +

Jumlah modal kerja yang dibutuhkan = Rp. 26.220.000

5. Pentingnya Manajemen Modal Kerja

Manajemen Modal Kerja adalah pengaturan total dan jumlah masing-masing komponen

modal kerja dan pembelanjaan yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar.

Beberapa alasan pentingnya manajemen modal kerja:

1. Sebagian waktu manajer keuangan banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah modal

kerja. Misalnya agar perusahaan beroperasi efisien, persediaan perlu dikelola secara

hati-hati.

2. Keputusan modal kerja dapat berpengaruh secara berarti terhadap risiko, return dan harga

saham.

Manajemen modal kerja yang sehat memperhatikan 2 masalah keputusan yang mendasar yaitu:

1. Masalah penentuan jumlah optimal investasidalam aktiva lancar (AL)

2. Penentuan kombinasi yang tepat antara pembelanjaan dengan utang jangka pendek dan

(32)

Ada 2 masalah kunci dalam penentuan tingkat aktiva lancar yang optimal yaitu:

1. Masalah Likuiditas

2.Trade-offantara profitabilitas dan risiko

Pertimbangan yang diperlukan oleh manajemen dalam penentuan modal kerja (Horne and

Wachowic, 1995) diantaranya:

1. Aktiva Lancar likuiditas

2. Aktiva Lancar resiko yang dihadapi perusahaan mengurangi resiko kekurangan

persediaan

3. Aktiva Lancar profitabilitas modal yang tertanam dalam AL

Terjadinyatrade –offantara profitabilitas dan resiko yaitu:

1. Jika Perusahaan ingin profitabilitas tinggi, maka harus memelihara AL relatif rendah,

akibatnya resiko tinggi terhadap kekurangan persediaan / kehilangan kesempatan

penjualan, dan sebaliknya.

2. jika perusahaan ingin resiko rendah terhadap kekurangan persediaan dan kehilangan

kesempatan penjualan, maka harus memelihara tingkat AL yang relatif tinggi, akibatnya

profitabilitas rendah.

Pada tingkat output tertentu, ada 3 alternatif kebijakan tingkat AL :

1. Kebijakan I : jumlah / tingkat AL relatif besar (merupakan pendekatan konservatif)

2. Kebijakan II : jumlah / tingkat AL relatif sedang (merupakan Pendekatan yang bersifat

moderat (pendekatan tidak konservatif dan tidak agresif))

3. Kebijakan III : jumlah / tingkat AL rendah (merupakan Pendekatan agresif)

Terdapat 3 jenis kebijakan pembelanjaan yaitu:

(33)

Suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai umur

pembelanjaan relatif sama dengan umur investasi

2. Kebijakankonservatif

Suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai umur

pembelanjaan relatif lebih lama dari umur sebagian investasi dalam aktiva agar terdapat suatu

margin of safety dalam menjaga likuiditas

3. Kebijakan pembelanjaan agresif

Suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai umur

pembelanjaan relatif lebih pendek dari umur sebagian investasi dalam aktiva untuk menekan

biaya pembelanjaan.

Penerapan Kebijakan Pembelanjaan terhadap komponen Aktiva

Jenis Aktiva Kebijakan pembelanjaan

hedging

Kebijakan konservatif Kebijakan pembelanjaan agresif

Aktiva Tetap

Pembelanjaan jangka panjang

Pembelanjaan jangka panjang Pembelanjaan jangka panjang

Aktiva Lancar Permanen Pembelanjaan jangka Panjang

Pembelanjaan jangka. Panjang Sebagian pembelanjaan jangka pendek, sebagian jangka panjang

Aktiva Lancar Musiman Pembelanjaan jangka pendek

Sebagian pembelanjaan jangka Panjang, sebagian jangka pendek

(34)

6. Sebab-sebab Perubahan Modal Kerja

 Adanya kenaikan sector modal baik yang berasal dari laba maupun adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan maka modal kerja akan

bertambah

 Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahnya

aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses

depresiasi,modal kerja kan bertambah

 Ada penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek, atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar, maka modal

kerja akan bertambah

 Karena kerugian yang diderita oleh perusahaan, baik kerugian normal maupun kerugian

exidentil.maka akan mengurangi modal kerja

 Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu

dalam jangka panjang.maka akan mengurangi modal kerja

 Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap maka akan mengurangi modal kerja

 Pengambilan uang atau barang yang dilakukan oleh pemilik perusahaan untuk

kepentingan pribadi.

7. Manfaat Manajemen Modal Kerja

 Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.

 Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

 Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang

mungkin terjadi.

 Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen

 Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih

(35)

 Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak

ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.

 Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadakan pengawasan terhadap modal kerja .

8. Kelemahan Modal Kerja

 Kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahaan

 Menimnbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu menggunakan modal kerja secara efisien

 Jika modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian

dalam membayar bunga

9. Laporan Modal Kerja

Laporan perubahan modal kerja merupakan ringkasan tentang hasil-hasil aktivitas

keuangan suatu perusahaan dalam satu periode tertentu dan menyajikan sebab-sebab

perubahan-peubahan posisi keuangan perusahaan tersebut

Contoh penyusunan “Laporan Modal Kerja” berikut ini diberikan data PT Jaya Makmur

yang diperbandingkan antara 31 desember 1997 dengan neraca 31 desember 1998 sebagai berikut

(36)

PT. JAYA MAKMUR

Neraca yang diperbandingkan

(37)

Laba ditahan tahun 1996 Rp771,400. dan laba bersih tahun 1997 Rp 1,000,000 di asumsikan jika

tidak diketahui data lainnya, maka dari neraca yang diperbandingan tersebut dapat secara

langsung dibuat “Laporan Perubahan Modal Kerja” sebagai berikut

PT. JAYA MAKMUR

Laporan Perubahan Modal

(38)

Sumber Modal Kerja :

1) Hasil Operasi : Laba Rp. 521,900

Depresiasi Rp. 83,500

--- +

Rp. 605,400

2) Penjualan Saham Rp. 600,000

--- +

Rp1,205,400

Penggunaan Modal Kerja

1) Pembelian Gedung Rp. 400,000

2) Pembelian Alat-alat Kantor Rp. 150,000

3) Pembayaran Hutang Obligasi Rp. 150,000

--- +

Rp. 700,000

-Kenaikan Modal Kerja Rp. 505,400

Dari laporan diatas maka PT JAYA MAKMUR mendapatkan kenaikan modal kerja pada tahun

1998 sebesar Rp. 505,400 dimana sumbernya berasal dari hasil operasi dan penjualan saham.

Laporan modal kerja akan bertambah apabila aktiva lancar bertambah yang diimbangi

atau dibarengi dengan perubahan dalam sector atau pos tidak lancar (non current account). Tetapi

penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal

kerja yang dimiliki oleh perusahaan misalnya penggunaan aktiva lancar untuk melunasi atau

(39)

Manajemen modal kerja yang sehat memperhatikan 2 masalah keputusan yang mendasar

pada perusahaan :

 Penentuan jumlah optimal investasi dalam aktiva lancar

 Penentuan kombinasi yang tepat antara pembelanjaan utang lancar dan utang jangka panjang untuk mendukung investasi dalam modal kerja.

Rangkuman

- Modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek atau aktiva lancar.

Aktiva lancar adalah aktiva yang secara normal dapat diubah menjadi kas dalam satu tahun.

Secara umum aktiva lancar (current asset) terdiri dari kas atau uang tunai, surat berharga,

piutang dan persediaan. Sedangkan hutang lancar (current liabilities) terdiri dari hutang

jangka pendek seperti hutan wesel, hutang usaha dan hutang-hutang pada bank lain yang

berusia kurang dari satu tahun. Tiga konsep modal kerja :

1. Konsep Kuantitatif

2. Konsep Kualitatif

3. Konsep Fungsional

- Jenis-Jenis Modal Kerja

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

a. Modal Kerja Primer (Primary working capital)

b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)

2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)

b. Modal KerjaSiklis(Cyclical Working Capital)

(40)

- Sebab-sebab Perubahan Modal Kerja

 Adanya kenaikan sector modal baik yang berasal dari laba maupun adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan maka modal kerja akan

bertambah

 Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva

lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi,modal kerja

kan bertambah

 Ada penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek, atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar, maka modal

kerja akan bertambah

 Karena kerugian yang diderita oleh perusahaan, baik kerugian normal maupun kerugian

exidentil.maka akan mengurangi modal kerja

 Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam

jangka panjang.maka akan mengurangi modal kerja

 Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap maka akan mengurangi modal kerja

 Pengambilan uang atau barang yang dilakukan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan

pribadi.

- Manfaat Manajemen Modal Kerja

 Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.

 Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

 Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi

perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin

terjadi.

 Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen

 Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya.

(41)

 Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadakan pengawasan

terhadap modal kerja

-Kelemahan Modal Kerja

 Kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahaan

 Menimnbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu menggunakan modal kerja secara efisien

 Jika modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga

DAFTAR PUSTAKA

- Riyanto,Bambang.Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan,edisi 4, BPEE

Yogyakarta,2001.

- Google,search.Modal Dalam Perusahaan.

- Eugene F.Bringham dan Joel F.Houston (2001:150).modal kerja.

(42)

MANAJEMEN PIUTANG

1. Penduhuluan

Setiap perusahaan menpunyai harta ( aktiva ) untuk mendukung kegiatan usahanya.

Aktiva itu dibagi menjadi dua yaitu: aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva tetap dibagi

menjadi dua golongan yaitu, aktiva tetap berwujud dan aktiva tidak berwujud. Aktiva tetap

adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan,

dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, berupa: tanah, bangunan, peralatan,

dan sebagainya. Aktiva ini berfungsi untuk mendukung menjalankan kegiatannya, yaitu

kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka memperoleh dana. Aktiva tetap

memiliki peranan penting dalam menyediakan informasi yang bermanfaat bagi kreditor dan

investor.

Aktiva memiliki tiga karakteristik utama yaitu, memiliki manfaat ekonomi dimasa

mendatang, dikuasai oleh suatu unit usaha, hasil dari transaksi masa lalu. Aktiva tetap

lazimnya dicatat sebesar harga perolehannya. Aktiva tetap juga disusutkan dengan

mengunakan harga perolehan aktiva tersebut kemudian dibebankan kepada

periode-periode dalam masa penggunaannya. Penyusutan aktiva tetap dicatat sebagai berikut,

debet pada perkiraan beban penyusutan dan kredit pada perkiraan akumulasi penyusutan.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan perputaran aktiva tetap yaitu “Posisi aktiva tetap dan

taksiran waktu perputaran aktiva tetap yang dinilai dengan menghitung tingkat perputaran

aktiva tetap yaitu, dengan membagi penjualan dengan total aktiva tetap bersih“. Maka

dapat disimpulkan bahwa perputaran aktiva tetap ditentukan oleh 2 faktor utama yaitu,

penjualan dan total aktiva tetap bersih. Yang dimaksud total aktiva tetap bersih adalah total

aktiva tetap setelah dikurangi penyusutan aktiva tetap.

Piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Ini

berarti perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain. piutang

termasuk dalam golongan aktiva lancar. Perusahaan pasti memiliki beberapa pelanggan

yang tidak sanggup membayar atau akan melunasi hutang mereka. Rekening pelangggan

seperti itu umumnya disebut piutang tidak tertagih atau piutang ragu-ragu, dan merupakan

suatu kerugian atau beban penjualan secara kredit. Ada dua metode untuk mengukur

(43)

Dalam metode cadangan menyaratkan pengakuan piutang ragu-ragu dalam periode

dimana terjadi penjualan, bukan dalam periode terjadi penghapusan sesungguhnya. Metode

cadangan ini mencatat kerugian piutang dagang berdasarkan estimasi. Untuk menentukan

jumlah cadangan piutang ragu-ragu dapat dipakai dua dasar yaitu persentase penjualan

(pendekatan laba-rugi) dan persentase piutang dagang (pendekatan neraca). Sedangkan

metode penghapusan langsung, kerugian piutang ragu-ragu tidak diestimasi dan tidak

mengunakan rekening cadangan, karena langsung dicatat debet beban penghapusan

piutang dan kredit piutang usaha.

Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya untuk mengubah

piutang menjadi kas. Putaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih

dengan saldo rata-rata piutang. Saldo rata-rata piutang dihitung dengan menjumlahkan

saldo awal dan saldo akhir dan kemudian membaginya menjadi dua.

Tujuan yang paling mendasar dari operasi perusahaan adalah perusahaan harus

memperoleh laba yang besar. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu. Ada banyak ukuran profitabilitas contohnya :

Profit Margin, ROA, ROE, dan lain-lain. Alat yang umum digunakan untuk mengevaluasi

profitabilitas dihubungkan dengan penjualan yaitu laporan laba rugi dimana setiap posnya

dinyatakan dalam persentase penjualan. Dengan demikian dalam memperoleh piutang dapat

ditagih sangat berhubungan dengan profitabilitas perusahaan. Karena profitabilitas

perusahaan menunjukkan suatu perbandingan antara laba dan penjualan.

2.Pengertian Manajemen Piutang

Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran

kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang

diberikan, biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar

kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan. Penjualan dengan syarat

demikian disebut penjuala kredit.

Akbar (2004:199) menyatakan bahwa pengertian piutang meliputi semua hak atau

klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas,barang,atau jasa

(44)

Menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang dimaksud

piutang adalah Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainya,

termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.

Sedangkan menurut M.Munandar (2006:77) yang dimaksud piutang adalah tagihan

perusahaan kepada pihak lain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana

telah sampai jatuh tempo.

Dari definisi yang telah diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang

dimksud dengan piutang adalah semua tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam

bentuk uang atau barang yang timbul dari adanya suatu transaksi.

Sisi lain dari penjualan kredit adalah timbulnya piutang. Ini berarti perusahaan

mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain. Dengan adanya hak klaim

ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentu uang atau penyerahan aktiva atau

jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berprihutang. Oleh karena adanya manfaat (dalam

bentuk diterimanya uang tunai, aktiva lain atau jasa) yang diharapkan dapat diperoleh

dimasa datang, maka piutang dianggap sebagai aktiva. Piutang pada umumnya dapat

dikelompokkan menjadi piutang dagang dan piutang lain-lain piutang yang berasal dari

penjualan barang dan jasa yang merupakan kegiatan usaha normal perusahaan disebut

piutang dagang atau piutang usaha (trade receivables). Disamping piutang dagang terdapat

piutang-piutang jenis lain misalnya piutang pegawai, piutang bunga, piutang dari

perusahaan afiliasi, piutang pemegang saham dan lain-lain.

Tujuan perusahaan menanamkan dananya pada piutang antara lain :

1. Untuk meningkatkan penjualan.

2. Untuk meningkatkan laba.

3. Untuk menghadapi persaingan

Umur piutang

Piutang suatu pelanggan telah berlalu daftar piutang, biasanya dikelompokkan menurut

umur. Umur piutang adalah jangka waktu sejak dicatatnya transaksi penjualan sampai

dengan saat dibuatnya daftar piutang. Biasanya umur piutang dikelompokkan menurut

jumlah hari tertentu. Misalnya piutang yang berumur 1-30 hari ; 31-60 hari; dan seterusnya.

Saldo piutang untuk suatu pelanggan mungkin termasuk dalam satu atau lebih umur waktu

piutang. Adakalanya, uang dari penagihan piutang tidak diterima menurut jumlah yang

(45)

kecil dari jumlah yang tercantum dalam faktur. Saat berikutnya, jumlah itu lebih besar,

begitu seterusnya. Dalam hal demikian maka umur piutang dihitung dengan menelusuri

debit (penjualan kredit) dan kredit (penagihan) dalam kartu piutang dan menentukan

penagihan-penagihan mana yang digunakan untuk mengurangi piutang tertentu. Aturan

yang dapat digunakan adalah bahwa penjualan yang lebih awal akan dilunasi lebih dahulu.

3. Klasifikasi Piutang

Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas

dalam waktu satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang pada umumnya timbul

dari hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu, piutang dapat juga ditimbulkan dari

adanya usaha dari luar kegiatan pokok perusahaan.

Warren Reeve dan Fess mengklasifikasikan Piutang ke dalam 3 kategori yaitu Piutang

Usaha, Wesel, Tagih dan piutang lain –lain sebagai berikut :

1.Piutang Usaha

Menurut Soemarso (2002:338) piutang usaha adalah: Perusahaan mempunyai hak klaim

terhadap seseorang atau perusahaan lain dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat

menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada

pihak dengan siapa ia berpiutang”. Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar

dapat menjual lebih banyak produk atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum

yang menciptakan Piutang Usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang

tersebut di catat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang Usaha semacam ini

normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu relatit pendek, seperti 30 atau

60 hari. Piutang usaha di klasifikasikan di neraca sebagai aktiva lancar. Piutang usaha

adalah tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang hanya dilengkapi oleh surat

jalan, faktur/tanda terima lainnya yang telah ditandatangani oleh debitur sehingga

pernyataan telah menerima barang ada didalam surat-surat tersebut.

Selain itu pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar yang

berarti bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya akan diminta pembayarannya

dalam jangka waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun) yang biasanya digolongkan

dalam piutang jangka pendek.

Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:

(46)

Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai

tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha perusahaan

yang normal/kurang dari 1 tahun, disajikan dalam neraca sebagai aktiva lancar, tetapi

apabila telah lebih dari jangka waktu 1 tahun maka akan dilaporkan sebagai aktiva tidak

lancar. Jadi tagihan kepada langganan yang biasanya disebut piutang dagang adalah

tuntutan keuangan terhadap pihak lain baik perorangan maupun organisasi-organisasi atau

debitur-debitur lainnya.

2.Piutang yang akan diterima

Piutang yang akan diterima merupakan kontrak prestasi yang sebenarnya sudah menjadi

hak perusahaan, akan tetapi belum/tidak saatnya untuk diterima, piutang ini timbul pada

suatu akhir periode dimana sebenarnya tagihan tersebut akan diterima pada periode yang

akan datang.

Hal-hal yang termasuk dalam piutang yang akan diterima adalah:

1) Bunga yang masih harus diterima yang timbul dari aktiva yang dimiliki perusahaan,

seperti wesel tagih dan bon.

2) Piutang sewa yang masih harus diterima yang timbul dari hasil penyewaan, seperti

gedung, mobil dan alat-alat besar lainnya.

3) Pendapatan piutang merupakan pendapatan yang akan diterima sebagai hasil investasi

dalam perusahaan.

Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu:

1. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau

siklus usaha normal

2. Piutang tidak lancar adalah tagihan/piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka

waktu 1 tahun

3. Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi

dikarenakan pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih)

4. Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari

piutang tidak tertagih

2.Wesel Tagih

Wesel Tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan disaat perusahaan telah

menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam

(47)

biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel bisa digunakan untuk

menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari

transaksi penjualan maka hal itu kadang – kadang disebut piutang dagang (trade

receivable).

3.Piutang lain – lain

Piutang lain – lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini

diharapkan akan tertagih dalam 1 tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai

aktiva lancar. Jika penagihanya lebih dari 1 tahun maka piutang ini diklasifikasikan sebagai

aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain – lain (other

receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan

perusahaan.

Biaya yang Timbul Akibat Piutang

 Biaya penghapusan pihutang  Biaya pengumpulan pihutang

 Biaya administrasi  Biaya sumber dana

Kegiatan Manajemen Piutang

 Perencanaan jumlah dan pengumpulan pihutang

 Pengendalian pihutang

 Penyaringan langganan  Penentuan risiko kredit

 Penentuan potongan-potongan ( return )

 Penetapan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi para penunggak  Pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan kredit

4.Ruang Lingkup Manajemen Piutang

Kebijaksanaan kredit standar kredit/kualitas rekening yang diterima, jangka waktu

/periode kredit yang diberikan, discount/potongan tunai yang diberikan untuk pembayaran

yang lebih awal.

(48)

Keputusan kredit ini menyangkut tradeoff antara keuntungan(marginal profit) dan biaya

tambahan (marginal cost) yang disebabkan oleh perubahan dalam salah satu atau

kombinasi elemen-elemen tersebut

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Investasi dalam Piutang

Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat menjadi bagian yang

besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor – faktor tersebut diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh Bambang

Riyanto (2001:85-87) sebagai berikut:

1. Volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan kredit, makin besar investasi

yang tertanam dalam Piutang. Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan

penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya volume

penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi

yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang berarti makin

besarnya resiko, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar profitability.

2.Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa kredit, semakin besar invesatasinya.

Syarat pembayaran penjualan k

Gambar

Gambar 3 :
Gambar :
Gambar 5 : BIAYA MODEL DAN NILAI PERUSAHAAN ( dalam kenyataan )
Tabel 5.4.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penyimpangan yang terjadi antara anggaran biaya operasional dengan realisasi pengeluarannya berdampak pada perolehan laba perusahaan, dimana perolehan laba perusahaan lebih kecil Rp

Dari beberapa pengertian biaya modal di atas, dapat simpulkan bahwa biaya modal merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk memperoleh

Penyimpangan yang terjadi antara anggaran biaya operasional dengan realisasi pengeluarannya berdampak pada perolehan laba perusahaan, dimana perolehan laba perusahaan lebih kecil Rp

Untuk mengukur biaya modal, maka biaya penggunaan hutang jangka panjang, saham biasa, dan laba ditahan harus dihitung terlebih dahulu karena biaya modal yang digunakan

Dari perhitungan diatas rentabilitas ekonomi pada tahun 2013 adalah 18,6%, hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1,00 kemampuan perusahaan memperoleh laba sebesar Rp. 1,00

Bagaimana jika perusahaan menggunakan modal dari gabungan hutang dan ekuitas, dengan asumsi bahwa 50-50 campuran antara hutang dan ekuitas, maka biaya rata-rata tertimbang di

Jika manajemen dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban biaya bunga pinjaman, maka penggunaan

Jika bank memiliki modal diatas 8% atau lebih, maka bank dapat dikatakan memiliki kecukupan modal untuk menyalurkan kreditnya, dan menunjukan semakin baik bank dalam menyediakan modal