• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruhnya karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruhnya karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

PRESTASI BELAJAR SISWA

WIWIK WIDAYATI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

NRP : A551050031

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Siti Madanijah, M.S Ketua

Dr. Ir. Ikeu Tanziha, M.S Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi

Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

Dr. Ir. Hadi Riyadi, M.S

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof.Dr.Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Judul penelitian ini adalah Analisis Pola aktivitas, Tingkat Kelelahan dan Status Anemia serta Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Siswa. Pengambilan judul ini dilatarbelakangi masih adanya pendapat yang pro dan kontra terhadap pelaksanaan program akselerasi pada beberapa tahun terakhir ini.

Selama mempersiapkan dan melakukan penelitian sampai akhirnya dapat menyelesaikan tesis ini, saya mendapat bimbingan banyak yang tidak ternilai harganya dari pembimbing saya : Dr.Ir. Siti Madanijah, MS (ketua komisi) dan Dr.Ir. Ikeu Tanziha, MS (anggota). Kebijaksanaan, kesabaran, dan ketelatenan beliau sangat berguna dan merupakan pelajaran yang tak ternilai dan sangat berharga bagi saya. Penyelesaian tesis ini juga tidak terlepas dari masukan, saran, dan koreksi dari Prof.Dr.Ir. Ali Khomsan, MS yang bertindak sebagai penguji luar komisi pembimbing pada saat ujian tesis.

Rektor dan Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, Ketua Program Studi, Pengajar dan Pegawai Administrasi Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB yang telah memberi perhatian, memberi ilmu yang berharga, dan memberikan pelayanan administrasi akademik kepada saya selama kuliah di IPB.

Ibu Dra. Binti Maqsudah, MPd selaku Kepala Sekolah MTsN1 Malang, atas diperkenankannya saya melakukan penelitian di sana. Bapak Moch. Solehudin, SPd selaku guru Bahasa Arab, atas kerelaannya memberikan jam pelajarannya pada saya untuk penelitian ini. Bapak Drs. Moh. Taufik, MPd selaku pembina UKS MTsN 1 Malang yang telah memperkenankan saya menggunakan Ruang UKS untuk pengisian kuesioner dan pengambilan darah selama penelitian ini. Ibu Ana Fikrotuz Zakiyah, SPd kakak sekaligus guru Biologi yang telah banyak sekali membantu saya selama penelitian ini dari awal sampai akhir serta yang senantiasa mendukung dan mendoakan saya. Ibu Eli Cholidah, SAg guru UKS yang sudah banyak membantu selama penelitian. Siswa kelas 8 H (Akselerasi), siswa kelas 9 H (Unggulan) dan siswa kelas reguler dari A sampai G

Bapak dan ibu saya, H. Rodhi dan Hj. Suwanah yang penuh kasih sayang dan perhatian serta doa-doanya yang tulus. Suami saya tercinta, Andri Khairul Anam, Amd dan anak saya tercinta Ridho Shohib Arroyyan, atas doa dan cinta kasih serta pengertian dan perhatiannya dan juga atas dorongan semangat yang selalu dipompakan setiap saat.

Mas Suroso dan Adik Fauzi atas perhatian, dukungan dan doanya. Ibu Hj. Anwar selaku ibu mertua saya, serta ipar-ipar saya (Mbak Nana & Mas Jamal; Mbak Is & Mas Zein, Mbak Wilda & Mas Anang, serta Mbak Irna & Mas Bidin), yang telah memberikan perhatian dan dorongan untuk menyelesaikan studi saya. Keponakan-keponakan saya (Fatkhur, Ghofur, Zila, Jawwad, Ijaz, Silmi, Farin, Izzat, Qorin, Hilya, Ahda, Fira, Rima, Ira, serta Rahma dan Izzah) yang sholeh/sholihah dan selalu menghibur saya.

Teman-teman saya pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga : Ibu Enok Sobariah, Ely Walimah, Nita Rahmiwati, Ibu Nur Rahmi Amma, Ibu Sri Darningsih, Ibu Asih, Ni Ketut Sutiari, Merynda Indriyani, Febrina Sulistyawati, Nur Riska Tajoedin, Guspri Devi Artanti, Cica Yulia, Nunung Cipta Dainy, Nita Yulianis, Arfiati, mbak Nur, Ibu Maya Kandina, Fahmi Abdul Hamid dan Rusman Efendi, serta teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Teman-teman di Wisma Vamdi yang senantiasa mendorong dan mendoakan penulis sehingga bisa menyelesaikan tesis ini. Serta teman-teman liqo atas doa dan dorongannya untuk menyelesaikan studi ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baik Bapak/Ibu/Saudara/i semuanya. Mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat.

Bogor, Januari 2009

Penulis dilahirkan di Mojokerto, tanggal 13 April 1983 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak H. Rodhi dan Ibu Hj. Suwanah. Penulis menikah dengan Andri Khairul Anam, Amd dan dikaruniai seorang putra bernama Ridho Shohib Arroyyan.

Tahun 1995 penulis tamat MI Al Hidayah Trowulan, Mojokerto, kemudian melanjutkan ke MTsN Sooko, Mojokerto dan tamat tahun 1997. Selanjutnya penulis diterima di SMUN 1 Sooko, Mojokerto dan tamat tahun 2000. Setelah tamat SMU, penulis melanjutkan studi di Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Malang dan tamat tahun 2005. Pada tahun 2002 sampai 2005 penulis bekerja sebagai asisten di laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang.

Tahun 2005 penulis berkesempatan untuk melanjutkan studi di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (GMK).

Halaman DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Perumusan Masalah ... 3 Tujuan Penelitian ... 4 Hipotesis ... 4 Manfaat Penelitian ... 4 TINJAUAN PUSTAKA ... 5 Prestasi Belajar ... 5 Determinan Prestasi Belajar ... 6 Karakteristik Remaja ... 7 Karakteristik Keluarga ... 8 Konsumsi Pangan ... 10 Status Gizi ... 11 Status Kesehatan ... 12 Hubungan Anemia Gizi Besi dengan Prestasi Belajar ... 13 Pola Aktivitas ... 15 Kelelahan ... 16 Determinan Tingkat Kelelahan ... 17 Stres ... 19 Sumber stres ... 20 Tingkat stres ... 20 Stres di Bidang Akademis pada Siswa Berbakat ... 21 Motivasi ... 22 Kepuasan ... 24

KERANGKA PEMIKIRAN ... 25

METODE ... 27 Desain, Tempat dan Waktu ... 27 Teknik Penarikan Contoh ... 27 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 28 Pengolahan dan Analisis Data ... 29 Definisi Operasional ... 37

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39 Keadaan Umum Sekolah ... 39 Karakteristik Keluarga ... 40 Pendidikan ... 40 Pekerjaan ... 41

Umur dan Jenis Kelamin ... 43 Uang Saku ... 44 Pengetahuan Gizi ... 45 Perilaku Konsumsi Pangan ... 47

Kebiasaan Makan ... 47 Analisis Konsumsi ... 52 Konsumsi Energi dan Zat Gizi ... 52 Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Gizi ... 54 Pola Aktivitas ... 57 Status Gizi ... 58 Status Gizi Antropometri ... 59 Status Anemia ... 61 Status Kesehatan ... 62 Tingkat Kelelahan ... 64 Tingkat Stres ... 66 Tingkat Kepuasan ... 70 Motivasi ... 73 Lingkungan Keluarga ... 76 Prestasi Belajar ... 82 Nilai Pelajaran IPA ... 83 Nilai Pelajaran IPS ... 83 Nilai Pelajaran Bahasa ... 84 Nilai pelajaran Agama ... 84 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelelahan ... 86 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 87

KESIMPULAN DAN SARAN ... 89 Kesimpulan ... 89 Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91

Halaman 1 Jenis dan cara pengumpulan data ... 29 2 Kategori pengetahuan gizi menurut skor pengetahuan gizi ... 30 3 Klasifikasi status gizi menurut indeks massa tubuh (IMT) ... 31 4 Skala pengukuran variabel-variabel penelitian ... 34 5 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan ayah dan ibu ... 40 6 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan ayah dan ibu ... 41 7 Sebaran contoh berdasarkan kategori kemiskinan ... 42 8 Sebaran contoh berdasarkan kategori besar keluarga ... 43 9 Sebaran contoh berdasarkan umur dan jenis kelamin ... 44 10 Sebaran contoh berdasarkan kategori uang saku ... 44 11 Sebaran contoh berdasarkan jawaban benar pertanyaan pengetahuan

gizi ... 45 12 Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan gizi ... 46 13 Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan makan ... 48 14 Sebaran contoh berdasarkan jenis suplemen yang dikonsumsi

seminggu terakhir ... 51 15 Sebaran contoh berdasarkan kategori perilaku konsumsi pangan ... 51 16 Rata-rata konsumsi, kecukupan gizi yang dianjurkan dan

tingkat konsumsi energi dan zat gizi contoh ... 54 17 Rata-rata penggunaan waktu contoh untuk berbagai aktivitas ... 58 18 Berat badan dan IMT contoh ... 59 19 Sebaran contoh berdasarkan kategori status gizi antropometri ... 60 20 Sebaran contoh berdasarkan kategori status anemia ... 61 21 Sebaran contoh berdasarkan kategori status kesehatan ... 63 22 Sebaran contoh berdasarkan kategori tingkat kelelahan ... 64 23 Sebaran contoh berdasarkan pertanyaan tingkat kelelahan ... 65 24 Sebaran contoh berdasarkan kategori tingkat stres ... 66 25 Sebaran contoh berdasarkan gejala stres ... 68 26 Sebaran contoh berdasarkan kategori tingkat kepuasan ... 70 27 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kepuasan ... 71

30 Sebaran contoh berdasarkan kategori lingkungan keluarga ... 76 31 Sebaran contoh berdasarkan sarana belajar di rumah ... 78 32 Sebaran contoh berdasarkan peran orangtua mendorong motivasi

belajar anak ... 80 33 Sebaran contoh berdasarkan peran orangtua dalam membimbing

kegiatan belajar anak ... 81 34 Sebaran contoh berdasarkan kategori nilai pelajaran IPA ... 83 35 Sebaran contoh berdasarkan kategori nilai pelajaran IPS ... 83 36 Sebaran contoh berdasarkan kategori nilai pelajaran Bahasa ... 84 37 Sebaran contoh berdasarkan kategori nilai pelajaran Agama ... 85 38 Sebaran contoh berdasarkan kategori nilai ... 85

Halaman 1 Skor Jenis Penyakit berdasarkan Tingkat Keparahannya

terhadap Anak ... 99 2 Kuesioner Tingkat Kelelahan ... 100 3 Kuesioner Tingkat Stres ... 101 4 Kuesioner Tingkat Kepuasan ... 102 5 Kuesioner Motivasi Belajar ... 103

Latar Belakang

Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta kualitas sumber daya manusia Indonesia dan memperluas serta meningkatkan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan. Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, remaja yang merupakan generasi penerus bangsa harus mendapatkan perhatian khusus. Hal ini terlihat dari kebijakan khusus tentang remaja yang salah satunya adalah peningkatan minat belajar dan pembinaan remaja. Kebijakan pemerintah tersebut kemudian dirumuskan dengan mengadakan peningkatan pendidikan bagi remaja.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memberikan bantuan pada anak untuk memperoleh pengalaman pendidikan yang diperlukan. Disamping itu, sekolah merupakan wadah pengembangan diri anak didik dalam sistem pendidikan agar kedewasaan intelektual maupun kepribadian mereka berkembang (Suryosubroto, 1988).

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia pada umumnya bersifat klasikal, artinya semua siswa di dalam kelas diperlakukan sama. Kelemahan sistem ini adalah tidak terakomodasikannya kebutuhan individual siswa yang pada dasarnya tidak sama baik intelegensi, bakat dan minatnya. Siswa yang lebih cepat dari yang lain tidak terlayani secara baik sehingga potensi yang dimiliki tidak tersalur atau berkembang secara optimal (Rachman & Latifah 2001).

Widyastono (2004) mengelompokkan kecerdasan dan kemampun siswa dalam tiga strata: anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan di atas rata- rata, rata-rata, dan di bawah rata-rata. Siswa di bawah rata-rata memiliki kecepatan belajar di bawah kecepatan belajar siswa umumnya. Sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan di atas rata-rata memiliki kecepatan belajar di atas kecepatan belajar siswa-siswa lainnya.

Siswa yang berkemampuan luar biasa tersebut memerlukan penanganan dan program khusus agar berkembang secara optimal. Sehingga diperlukan program khusus yang lebih cepat atau lebih luas dari program reguler. ”Lebih cepat” dapat diartikan bahwa siswa akan dapat menyelesaikan program reguler

dalam waktu yang lebih singkat (akselerasi). ”Lebih luas” dapat diartikan bahwa siswa akan memperoleh kemampuan yang lebih banyak dan dalam dibandingkan dengan siswa program reguler (Rachman & Latifah 2001).

Penyelenggaraan kelas akselerasi (percepatan belajar) dianggap salah satu alternatif bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan di atas rata-rata. Ini dilakukan untuk mengimbangi kekurangan yang terdapat pada kelas klasikal yang bersifat massal. Melalui program ini memungkinkan siswa dapat menyelesaikan waktu belajar lebih cepat dari yang ditetapkan (Widyastono 2004).

Penyelenggaraan kelas akselerasi yang sudah diujicobakan beberapa tahun terakhir ini masih mengandung pro dan kontra. Mujiran (2004) menjelaskan ada beberapa kelemahan yang mengiringi penyelenggaraan kelas akselerasi itu. Pertama, stigmatisasi pada diri siswa yang ada di kelas reguler. Kedua, timbulnya budaya inferior, muncul kelas eksklusif, arogansi, dan elitisme pada diri siswa- siswa kelas akselerasi. Masing-masing siswa membentuk group reference mereka sendiri-sendiri. Ketiga, terjadi dehumanisasi pada proses belajar di sekolah. Dengan alokasi waktu yang jauh lebih pendek maka siswa dituntut harus belajar keras. Keempat, siswa kelas akselerasi tidak memiliki kesempatan luas untuk belajar mengembangkan aspek afektif. Padatnya materi yang harus mereka terima, banyaknya pekerjaan rumah yang harus mereka selesaikan, ditunjang kemampuan intelektual yang mereka miliki dan teman-teman sekelas yang rata-rata pandai, membuat iklim kerja sama mereka menjadi terbatas. Tugas-tugas itu bisa mereka selesaikan sendiri.

Lebih lanjut, Mujiran (2004) menjelaskan bahwa penyelenggaraan kelas akselerasi memiliki kelebihan yaitu sangat menguntungkan dari sisi waktu, siswa yang bakat intelektualnya tinggi dibantu secara khusus, sehingga mereka mendapatkan bantuan pengajaran lebih sesuai bakatnya. Mereka akan dapat cepat lulus, diperkirakan setahun lebih awal dibanding siswa biasa. Jadi, keuntungannya terletak pada akselerasi pengajaran.

Sekolah Menengah Pertama merupakan lembaga pendidikan formal yang dimasuki siswa setelah lulus dari Sekolah Dasar. Pada masa SMP ini siswa sedang memasuki masa remaja awal dengan kisaran umur 12 – 15 tahun. Pada masa ini remaja mempunyai kecenderungan membentuk kelompok dan melakukan

kegiatan kelompok dengan teman-teman sebaya yang dekat dengannya. Adanya peer group ini dapat mempengaruhi aktivitas remaja baik yang bersifat positif maupun negatif, termasuk dalam hal prestasi belajarnya (Hurlock 1997).

Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran dari tingkat intelegensi seseorang. Hanum (1993) menyatakan prestasi belajar anak dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu antara lain faktor dari dalam diri anak sendiri (intelegensi, motivasi, minat, sikap, dan keadaan gizi), dan faktor luar diri anak (sosio kultural, sosio ekonomi keluarga, kurikulum, cara guru mengajar dan fasilitas fisik seperti buku-buku pelajaran). Selain itu prestasi belajar juga dipengaruhi oleh dua kelompok variabel, yaitu lingkungan sekolah seperti jumlah bacaan dan jenis kelamin, serta lingkungan di rumah yang meliputi keadaan sosial ekonomi orang tua, besar keluarga dan besarnya perhatian orang tua pada sekolah anak-anaknya.

Mengingat banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, peneliti merasa tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang pola aktifitas, tingkat kelelahan, status anemia, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini, terkait dengan penyelenggaraan kelas akselerasi (percepatan belajar) yang masih mengandung pro dan kontra dari banyak kalangan sehingga dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan pola aktivitas terhadap tingkat kelelahan siswa akselerasi dan siswa program lainnya?

2. Bagaimana status anemia siswa serta hubungannya dengan prestasi belajar?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola aktivitas, tingkat kelelahan dan status anemia serta pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.

Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi karakteristik keluarga dan karakteristik siswa akselerasi, unggulan dan reguler.

2. Menganalisis pola aktivitas dan tingkat kelelahan siswa akselerasi, unggulan dan reguler.

3. Menganalisis perilaku konsumsi pangan dan status anemia siswa akselerasi, unggulan dan reguler.

4. Menganalisis tingkat stres siswa akselerasi, unggulan dan reguler.

5. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kelelahan siswa 6. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Hipotesis

1. Diduga tingkat kelelahan dipengaruhi oleh perilaku konsumsi pangan, pola aktivitas, status gizi, status anemia, status kesehatan dan tingkat stres.

2. Diduga prestasi belajar dipengaruhi oleh pola aktivitas, tingkat kelelahan, tingkat kepuasan, motivasi, dan lingkungan keluarga.

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi tentang pola aktivitas, tingkat kelelahan, status anemia, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Selanjutnya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi orang tua, pendidik serta pengambil kebijakan dalam upaya membimbing dan meningkatkan keberhasilan belajar siswa.

TINJAUAN PUSTAKA

Prestasi Belajar

Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan pada dirinya, berupa tambahan pengetahuan atau kemahiran. Seorang siswa dikatakan sukses di sekolah apabila ia secara relatif konstan dapat menyelesaikan pendidikan di sekolah tanpa mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar yang dapat mempengaruhi nilai prestasinya di sekolah. Siswa disini selalu mencapai nilai-nilai yang baik setiap ulangan maupun ujian (Darmokusumo 1972). Lebih lanjut Winkel (1996) menyatakan kecerdasan seseorang akan mempengaruhi kemampuan belajar. Kemampuan belajar merupakan kemampuan untuk berhasil dalam studi di jenjang pendidikan tertentu.

Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Keberhasilan siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kecerdasan kognitif atau yang sering disebut IQ secara umum diketahui sebagai prediktor utama keberhasilan siswa di sekolah (Atkinson et al. 2000).

Hasil belajar tergantung pada banyak faktor dan tidak semua faktor mempunyai pengaruh yang sama. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar selain keadaan gizi adalah hereditas, keadaan sosial ekonomi keluarga, faktor lingkungan, stimulus, fasilitas belajar dan daya tahan tubuh (Yulian 1994). Disamping itu, Winkel (1996) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar adalah motivasi berprestasi, intelegensi, keadaan sosial ekonomi serta keadaan fisik dan psikis.

Faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi seorang anak antara lain faktor keturunan, faktor prenatal yaitu berhubungan dengan faktor gizi dan penyakit yang diderita ibu hamil, kesulitan dalam proses kelahiran yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan seorang anak serta keadaan sosial ekonomi. Disamping itu juga dipengaruhi oleh penyakit atau cedera otak, serta ketunaan pada alat indra yang mengganggu penerimaan rangsang (sensory input) dari lingkungan sehingga pemrosesan informasi tidak dapat berjalan dengan baik (Atmodiwirjo 1993).

Banyak siswa yang terhambat perkembangan kecerdasannya karena kurangnya asupan gizi yang berkualitas. Gizi kurang pada anak dapat mempengaruhi perkembangan mental dan kecerdasan anak. Menurut Stuart dalam Judarwanto (2004) kekurangan zat gizi berupa vitamin, mineral, dan zat gizi lainnya mempengaruhi metabolisme di otak, sehingga mengganggu pembentukan DNA di susunan syaraf. Hal itu mengakibatkan terganggunya pertumbuhan sel-sel otak baru atau melinasi sel otak terutama usia di bawah 3 tahun sehingga sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kecerdasan anak (Judarwanto 2004).

Lebih lanjut, Judarwanto (2004) menyatakan kurang gizi pada fase cepat tumbuh otak (di bawah usia 18 bulan) akan bersifat irreversible (tidak dapat pulih) dan kecerdasan anak tersebut tidak bisa lagi berkembang secara optimal. Kurang energi dan protein pada masa anak-anak akan menurunkan IQ yang menyebabkan kemampuan geometrik rendah dan anak tidak bisa berkonsentrasi secara maksimal. Menurut penelitian Arnelia et al. (1995) rata-rata nilai IQ anak yang pernah menderita gizi buruk sewaktu balita lebih rendah 13.7 point dibandingkan dengan anak yang tidak pernah menderita KEP. Namun IQ yang tinggi tidak selalu menjadi jaminan untuk meraih prestasi di sekolah, tapi harus dibarengi dengan upaya mengasah ketrampilan, kerajinan, ketekunan dan kemampuan berfikir.

Determinan Prestasi Belajar

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Jadi kebiasan orang belajar juga berpengaruh pada hasil yang diinginkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan; sedangkan faktor ekstern contohnya faktor keluarga, faktor sekolah serta faktor masyarakat (Rahmawati 2008).

Setiap anak mempunyai karakteristik yang beragam. Salah satu anak dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami

berbagai kesulitan, sedangkan tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar; dan dapat bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapai berada di bawah semestinya (Rahmawati 2008).

Husin (1980) menjelaskan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor dari dalam diri anak sendiri (intelegensi, motivasi, minat, sikap dan keadaan gizi); dan faktor dari luar anak (sosiokultural, sosial ekonomi, kurikulum, cara guru mengajar dan faktor fisik seperti buku pelajaran).

Hasil penelitian Hanum (1993) menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah hubungan siswa dengan orang tua dan status gizi. Dari kedua faktor tersebut yang lebih besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar adalah status gizi. Sejalan dengan penelitian Kusumaningrum (2006) yang menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara status gizi dengan prestasi belajar. Thoha (2006) menyatakan prestasi belajar dipengaruhi oleh oleh aktivitas tidur, aktivitas belajar, pola konsumsi pangan, konsumsi asam folat dan konsumsi protein.

Karakteristik Remaja

Remaja adalah seseorang yang sedang mengalami perkembangan yang pesat menuju kedewasaan dan berusia antara 12 sampai 19 tahun (Achir 1991). Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan dewasa yaitu berumur antara 12 sampai 21 tahun. Mengingat pengertian remaja menunjukkan ke masa peralihan tercapainya masa dewasa, maka sulit menentukan batas umurnya secara pasti.

O’Dea (1996) mengemukakan bahwa pada masa pubertas remaja mengalami pertumbuhan yang pesat dalam hal tinggi badan, berat badan, lemak tubuh dan otot serta penyempurnaan berbagai sistem organ. Pada anak laki-laki pertumbuhan otot lebih menonjol sedangkan pada perempuan deposit lemak lebih banyak (Husaini 1989).

Remaja berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Pada masa ini, pemenuhan kebutuhan gizi sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini dapat dilakukan oleh orang lain (penyedia makanan di rumah) ataupun dirinya sendiri. Selanjutnya bila terjadi defisiensi zat gizi, akan dapat terlihat pada keadaan fisik, status kesehatan dan status gizi (Sediaoetama 1991).

Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada remaja menyebabkan mereka memberi perhatian yang besar terhadap penampilan dirinya. Remaja

Dokumen terkait