• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

2.2.2 Dimensi Harapan

Menurut Snyder (2000), dimensi yang terkandungmerupakan suatu harapan yang diwujudkan dalam goal, agency, dan pathway, yaitu:

1. Goal/ Tujuan

Goal atau tujuan adalah sasaran dari harapan tindakan mental yang menghasilkan komponen kongnitif. Tujuan merupakan suatu objek, pengalaman, atau hasil titik akhir dari tahapan perilaku mental individu. Tujuan dapat berupa harapan menjadi sesuatu yang bernilai untuk mengaktifkan pemikiran yang disadari dalam hidup seseorang (Snyder, Cheavers & Sympson, 2000). Tujuan juga sangat beragam dilihat dari tingkat kemungkinan untuk mencapainya. Bahkan suatu tujuan yang tampaknya tidak mungkin untuk dicapai pada waktunya akan dapat dicapai dengan perencanan dan usaha yang lebih keras.

2. Agency Thinking/Willpower

Agency Thinking atauWillpower merupakan kapasitas kekuatan untuk menggunakan suatu jalur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Agency

mencerminkan persepsi individu bahwa dia mampu mencapai tujuannya melalui jalur-jalur yang dipikirkannya, agency juga dapat mencerminkan penilaian individu mengenai kemampuannya bertahan ketika menghadapi hambatan dalam mencapai tujuannya. Orang yang memiliki harapan tinggi menggunakan self-talksepert “saya dapat melakukan ini” dan “saya tidak akan berhenti sampai disini”.

Agency berisikan keteguhan hati dan komitmen yang dapat digunakan untuk membantu menggerakan seseorang untuk maju kearah pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam suatu momen tertentu. Agency memunculkan persepsi seseorang untuk dapat melakukan dan mempertahankan suatu tindakan menuju pencapaian tujuan yang diinginkan terutama tujuan yang penting dalam kehidupan. Agencydapat lebih mudah dibangkitkan ketika seseorang dapat memahami dan mepresentasikan tujuan yang jelas dalam benaknya. Tujuan yang samar tidak mencetuskan dorongan secara mental untuk maju. Oleh karena itu, ketika seseorang dapat mengklarifikasi tujuan maka ia cenderung dapat mengisi dirinya dengan pemikiran yang aktif dan memberdayakan diri menuju pencapaian tujuan. Agency juga memunculkan keyankinan dalam diri seseorang bahwa ia mampu melakukan suatu tindakan menuju pencapaian tujuan (Snyder, 2000).

Kemampuan seseorang untuk menciptakan agency didasarkan pada pengalaman sebeumnya tentang keberhasilan yang mengaktifasikan benak dan tubuh kita untuk mengejar tujuan Penting untuk digarisbawahi bahwa agency

tidak diperoleh ketika seseorang menjalani kehidupannya dengan mudah dimana tujuan dapat dicapai tanpa adanya rintangan. Seseorang yang memiliki

agency adalah seseorang yang telah mampu mengatasi kesulitan-kesulitan sebelumnya dalam hidup (Snyder, 2000).

3. Pathway Thinking/Waypower

Pathway Thinking atauWaypower mereleksikan rencana atau peta jalur secara mental yang menuntun pemikiran yang penuh harapan (hopeful thinking).

Pathway adalah kapasitas mental yang dapat digunakan untuk menemukan satu atau lebih cara yang efektif untuk mencapai tujuan (Snyder, Lapointe, crowson, &Ear, 2000). Pathway adalah suatu persepsi bahwa seseorang dapat terlibat dalam pemikiran yang penuh perencanaan. Secara khusus, kemampuan

pathway seseorang dapat diterapkan dalam beberapa tujuan yang berbeda satu sama lain. Secara umum, seseorang tampak lebih mudah untuk merencanakan secara efektif ketika tujuan yang hendak dicapai dapat didefinisikan atatu dioperasionalkan dengan baik. Tujuan yang lebih penting bagi seseorang lebih cenderung memunculkan perencanaan yang kaya. Hal ini terjadi karena seseorang dalam perkembangannya cenderung menghabiskan banyak waktu untuk berpikir tentang bagaiman meraih tujuan yang lebih penting dan cenderung mempraktekkan perencanaan terkait dengan tujuan yang lebih penting tersebut (Irving, Snyder, & Crowson, Snyder, Harris, 2000).

Kemampuan seseorang untuk menciptakan pathway didasarkan pada pengalaman sebelumnya tentang keberhasilan menemukan satu atau lebih cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian, ingatan seseorang diatur atau diorganisasikan kedalam tujuan dan rencana. Dengan perkataan lain, seseorang menyimpan informasi secara mental berdasarkan tujuan dan cara yang diasosiasikan dengan tujuan tersebut (Snyder, Irving, & Anderson, 2000).

Gambar 2.1 Visualisasi Harapan

Learning History Pre-Event Event Sequence 2.2.3 Karakteristik Individu Dengan Tingkat Harapan Tinggi

Menurut Synder (2000), orang dewasa dengan tingkat harapan tinggi memiliki

profil tertentu. Mereka telah mengalami berbagai kemunduran atau “pukulan”

sama seperti orang lain dalam kehidupan mereka namun mereka telah mengembangkan keyakinan bahwa mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap tantangan yang ada dan mengatasi kesulitan yang terjadi. Mereka juga mempertahankan dialog dalam dirinya yang positif, seperti mengatakan pada

dirinya pernyataan berikut: “saya pasti bisa atau saya tidak akan menyerah”.

Mereka fokus pada keberhasilan bukan pada kegagalan. Pada saat menghadapi rintangan dalam pencapaian tujuan yang didambakan, mereka mengalami emosi negatif yang sedikit dan kurang intens. Hal ini terjadi karena mereka secara kreatif mampu mengembangkan jalur atau cara lain untuk meraih tujuan atau memilih

PATHWAYS TOUGHTS: Develop mental Lessons of Correlation/ AGENCY TOUGHTS: Develop mental Lessons of Self as Author of Casual Chains of Event OUTCOME VALUE PATHWAYS TOUGHTS AGENCY TOUGHTS GOAL BEHAVIOR: attainment/ non- attainment EMOTIONS EMOTIONS

tujuan lainnya yang dapat dicapai. Ketika menghadapi permasalahan dalam hidupnya, seseorang dengan tingkat harapan tinggi cenderung mampu memecahkan masalah yang tampak besar dan tidak jelas menjadi masalah- masalah yang lebih kecil dan dapat didefinisikan secara lebih jelas sehingga dapat dikelola. Sedangkan seseorang dengan tingkat harapan yang rendah, ketika menghadapi rintangan yang berat akan mengalami perubahan emosi dengan siklus sebagai berikut: dari berharap menjadi marah, kemudian dari marah menjadi putus asa dan pada akhirnya putus asa menjadi apatis. Mengemukakan karakteristik psikologis yang dimiliki seseorang dengan tingkat harapan tinggi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya. Karakteristik tersebut yaitu:

1. Optimis

Seseorang dengan harapan yang tinggi pasti optimis namun tidak sebaliknya. Optimis tampak berkaitan erat dengan willpower namun tidak dengan

waypower. Mereka yang optimis memiliki suatu energi mental terkait dengan pencapaian tujuannya namun mereka tidal selalu memiliki pemikiran terkait dengan cara pencapaian tujuan (waypower).

2. Memiliki cara pencapaian tujuan terhadap kehidupannya

Seseorang dengan tingkat harapan yang tinggi cenderung memiliki keyakinan bahwa dirinya sendiri memiliki kendali terhadap hidupnya dan dirinya sendiri menentukan nasib hidupnya.

3. Harga diri (self esteem) tinggi

Seseorang yang terbiasa mengembangkan willpower dan waypower terkait dengan tujuannya akan memiliki harga diri yang positif dalam berbagai situasi.

Mereka berpikir positif dengan diri sendiri karena mereka mengetahui bahwa mereka telah meraih tujuan mereka dimasa lalu dan melakukan hal yang sama untuk tujuan dimasa yang akan datang. Harga diri orang dengan tingkat harapan yang tinggi tampil dalam ruang privat terkait dengan perasaan bangga terhadap diri sendiri.

4. Memiliki persepsi tentang kemampuannya dalam pemecahan masalah

Kemampuan seseorang dalam pemecahan masalah berkaitan dengan pemikiran seseorang terkait dengan cara pencapaian tujuan. Pada saat mengalami situasi sulit dalam melakukan cara yang biasanya dilakukan untuk mencapai tujuan, mereka menjadi sangat berorientasi pada tugas dan menjalankan cara alternatif untuk mencapai tujuan. Mereka cenderung telah mengantisipasi permasalahan dengan mengembangkan perencanaan dengan sistem back-up (cadangan) untuk mengatasi kemungkinan mengalami suatu kesulitan.

Dokumen terkait