• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dimensi Kemitraan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan UKM UKM

2.3. Hubungan Social Responsibility (CSR) dengan Pengembangan UKM Sesuai dengan cirinya, UKM sangat rentan dengan berbagai keterbatasan Sesuai dengan cirinya, UKM sangat rentan dengan berbagai keterbatasan

2.3.2. Dimensi Kemitraan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan UKM UKM

Chahal & Sharma (2006) dan Russo & Tencati (2009) mengatakan kedua pola di atas akan dapat berjalan efektif apabila ditopang 3 (tiga) pilarnya, dimana ketiga pilar tersebut mencerminkan 3 dimensi yang seimbang, yaitu :

1. Economic Dimension

Dimensi ekonomi dari Corporate Social Responsibility (CSR) ini meliputi dampak ekonomi dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan. Dimensi ini sering kali disalahartikan sebagai masalah keuangan perusahaan sehingga dimensi ini diasumsikan lebih mudah untuk diimplementasikan daripada 2 dimensi Responsibility (CSR) lainnya, yaitu dimensi sosial dan lingkungan.

Bagaimanapun juga, dimensi ekonomi ini tidak sesederhana melaporkan keuangan / neraca perusahaan saja, tetapi juga meliputi dampak ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap operasional perusahaan di komunitas lokal dan di pihak-pihak yang berpengaruh terhadap perusahaan lainnya.

Kunci sukses dari dimensi ekonomi ini adalah economic performance/ kinerja keuangan perusahaan. Indikator-indikatornya adalah:

a. Product

Faktor yang sangat mempengaruhi sebuah perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja keuangannya adalah produk itu sendiri. Produk yang dihasilkan sebaiknya memiliki kualitas yang tinggi, aman dipakai, dan inovatif.

b. Service

Selain produk yang dihasilkan berkualitas, pelayanan yang baik perlu diterapkan agar dapat memuaskan konsumen. Mulai dari delivery service hingga after sales service sudah banyak dilakukan oleh beberapa perusahaan untuk meningkatkan kepuasan konsumennya. Tidak hanya itu, pemenuhan kebutuhan konsumen dan penanganan komplain yang baik juga dapat mendorong kinerja keuangan perusahaan.

c. Avoiding Actions that Damage Trust

Sebuah perusahaan dapat beroperasi bergantung pada kepercayaan dan dukungan masyarakat dan komunitas lokal lainnya. Beberapa perusahaan sebaiknya menghindari kegiatan yang mungkin dapat mengganggu masyarakat ataupun dapat merusak lingkungan.

2. Sosial Dimension

Dimensi sosial memiliki arti untuk bertanggung jawab terhadap dampak sosial yang diakibatkan oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Inti dari dimensi sosial ini meliputi :

a. Labour Practises

Indikator ini berbcira banyak mengenai pekerja dalam perusahaan. Misalnya, perusahaan dituntut untuk menjaga keselamatan pekerjannya, memperlakukan secara adil menghargai pekerjannya sebagai suatu individu, melakukan pembagian hasil keuntungan perusahaan, dan masih banyak lagi hal – hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk kesejahteraan pekerjanya.

b. Social activities

Chahal & Sharma (2006) mengemukakan bahwa kegiatan – kegiatan sosial sudah mulai banyak dilakukan oleh perusahaan karena memang kegiatan ini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Menurut Kotler dan Lee (2005), kegiatan ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu corporate philantrophy, corporate volunteering dan cause – related marketing. 3. Environtment Dimension

Banyaknya perusahaan manufaktor pada saat ini, memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh sebab itu, intu dari dimensi ini adalah

management of environment, atau bagaimana bertindak agar dapat mengurngi dampak negatif terhadap lingkungn yang ditimbulkan. Indikator – indikator dari dimensi ini adalah :

a. Waste Management

Banyak sekali perusahaan – perusahaan yang sudah mulai peduli akan lingkungannya. Perusahaan tersebut melakukan recycle, reduce, reuse

untuk mengurangi limbah yang dihasilkan. b. Producing environment Friendly Product

Untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan tentu, bukanlah hal yang mudah. Cost of Good Solodnya lebih tinggi daripada produk yang tidak ramah lingkungan, sehingga akan sulit bersaing dengan kompetitornya.

Irwandar, (2012) menyebutkan dimensi CSR yang dilaksanakan PT. Arun NGL meliputi 6 (enam) program, yaitu :

1. Program Ekonomi

PT.Arun dalam program ekonomi telah melakukan berbentuk bantuan modal usaha, bantuan kemitraan bina lingkungan (PKBL) dan pengembangan program usaha-usaha kecil (PUKK) yang diharapakan meminimalisis ketimpangan pendapatan. Di samping itu PT.Arun mengembangkan Konsep Micro Enterprise Economic Program (MEEP) yang bekerja sama dengan Dompet Duafa Republika (DDR) Jakarta.

MEEP ini melakukan konsep pengembangan masyarakat dengan pendekatan empowerment, microfinance melalui lembaga perbankan yang bersifat revolving fund sejak tahun 2008.PT. Arun juga mendampingi lembaga koperasi sebanyak 12 desa yang telah mampu menjalankan unit usahanya dengan masa kerja dua tahun antara PT.Arun dengan DDR. PT.Arun juga menggandeng Lembaga BPRS Hikmah Hijrah Agung Lhokseumawe untuk membagun ekonomi masyarakat dalam bentuk

mikrofinance: usaha mikro. Program microfinancedikembangkan melalui program pemberian kredit lunak, dana skala mikro 1 juta-4 juta rupiah.

Soft loansini diberikan khusus perempuan dan ibu rumah tangga yang hanya memerlukan dana kontan untuk menjalankan usahanya seperti kerajinan dan industri rumah tangga.

2. Program Pendidikan

PT. Arun NGL memiliki kepedulian terhadap program pengembangan pendidikan masyarakat di Aceh, seperti membangun SMP di desa Blang Pulo dan juga membangun Gedung SMA 5 Kandang.Di samping itu PT. Arun juga mengwacanakan program wajar 9 tahun dan jenjang pendidikan tinggi.

3. Program Kesehatan

PT Arun NGL membangun sebuah sarana pelayanan kesehatan (Civic Mission Clinic) untuk publik, fasilitas tersebut berlokasi di desa Batuphat.CMC PT Arun NGL merupakan tumpuan masyarakat lingkungan, sehingga program CSR PT Arun NGL terus meninggkatkan mutu pelayanan, sarana fisik tersebut di pelihara dengan baik. Di desa Ujong Blang, PT Arun NGL bersama pemerintahan Kota Lhokseumawe mendirikan sebuah Puskesmas Pembantu (PUSTU). Program ini merupakan hasil kerjasama privat sektor dengan pemerintah lokal dalam pelayanan kesehatan PUSTU Ujong Blang. Pembangunan dan infrastruktur serta perlengkapan sepenuhnya di bantu oleh PT Arun NGL, dan sekarang telah beroperasi di bawah pengelolaan Dinkes Pemkot Lhokseumawe. Di samping itu PT. Arun juga ikut berpartisipasi perhatian khusus pada program kesehatah untuk membasmi penyakit menular. Seperti flu burung, malaria, HIV/AIDS.

4. Program Pengembangan SDM Lokal

PT. Arun dalam menyusun program CSR bidang pengembangan SDM lokal membuat beberapa program. Program tersebut antara lain; pelatihan skil pemuda desa, life skilltingkat politeknik dan program capacity building.

5. Program Lingkungan

PT Arun NGL menerapkan sistem manajemen lingkungan (SML) melalui penerapan proses safety managementterdiri dari 14 elemen yang terintegrasi dalam sistem pengelolaan managemen lingkungan. PT Arun LNG juga menerapkan standar managemen lingkungan ISO 14001: 2004

agar tata kelola sistem manajemen lingkungan berdasarkan standar internasional. Di samping limbah PT.Arun juga mengelola sumber air yang berada di lingkungan kilang. PT.Arun juga melakukan penghematan bahan bakar premium dan diesel melaui management energyantara lain adalah car minimazing programmepenggunaan sepeda di kilang, efisiensi mesin-mesin diesel. Dalam program lingkungan PT Arun NGL bersama pekerja merespon juga melakukan kegiatan pemeliharaan lingkungan sebagai tanggung jawab bersama-sama demi masa depan generasi. PT Arun NGL melalui program CSR bersama masyarakat telah melakukan aksi penanaman kembali sebanyak 3500 pohon mangrovedi bantaran sungai mamplam dan sungai Krueng Geukueh.

6. Program Keagamaan

Aceh dikenal dengan serambi mekkahdimana memiliki pengaruh besar terhadap perubahan sosial dan agama di Propinsi Aceh. PT. Arun NGL membentuk wadah sosial keagamaan masyarakat industri untuk melakukan kegaiatan agama di lingkungannya yang disebut Badan Dakwah Islam (BDI). Beberapa kegiatan keagamaan yang dilakukan setiapa tahun antara lain; buka puasa bersama dengan masyarakat, khitanan massal dan kenduri anak yatim piatu pada perayaan maulid nabi Muhammad SAW, pemberian dana pendidikan, dan bantuan darurat.

Sesuai dengan judul penelitian ini yang mengorientasikan pada pengembangan UKM, maka dimensi CSR yang akan diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini hanya bersentuhan dengan substansi ekonomi yang dikembangkan oleh Chahal & Sharma (2006) dan Russo & Tencati (2009), yang meliputi :

Sharma, 2006 dan Russo & Tencati, 2009); dan yang dikembangkan oleh Irwandar (2012), yang meliputi : bantuan modal usaha, bantuan kemitraan bina lingkungan (PKBL) dan pengembangan program usaha-usaha kecil (PUKK) dan

Micro Enterprise Economic Program (MEEP).

Dokumen terkait