• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Teori Tentang Perilaku

2.2.5. Dinamika Perilaku Individu, ditentukan dan dipengaruh

a. Pengamatan atau penginderaan (sensation), adalah proses belajar mengenal segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar dengan menggunakan alat indera penglihatan (mata), pendengaran (telinga), pengecap (lidah), pembau (hidung), dan perabaan (kulit, termasuk otot).

b. Persepsi (perception), adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di otak atau pengertian individu tentang situasi atau pengalaman. Ciri umum persepsi terkait dengan dimensi ruang dan waktu, terstruktur, menyeluruh, dan penuh arti. Persepsi bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh perhatian selektif, ciri- ciri rangsangan, nilai dan kebutuhan individu, serta pengalaman.

c. Berpikir (reasoning), adalah aktivitas yang bersifat ideasional untuk menemukan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Berpikir bertujuan untuk membentuk pengertian, membentuk pendapat, dan menarik kesimpulan. Proses berpikir kreatif terdiri dari: persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Jenis berpikir ada dua, yaitu berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi.

d. Inteligensi, dapat diartikan sebagai

(1) kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir rasional, (2) kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru, (3) ) kemampuan memecahkan simbol-simbol tertentu. Inteligensi tidak sama

dengan IQ karena IQ hanya rasio yang diperoleh dengan menggunakan tes tertentu yang tidak atau belum tentu menggambarkan kemampuan

individu yang lebih kompleks. Teori tentang inteligensi diantaranya G- Theory (general theory) dan S-Theory (specific theory). Inteligensi dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

e. Sikap (Attitude), adalah evaluasi positif-negatif-ambivalen individu terhadap objek, peristiwa, orang, atau ide tertentu. Sikap merupakan perasaan, keyakinan, dan kecenderungan perilaku yang relatif menetap. Unsur-unsur sikap meliputi kognisi, afeksi, dan kecenderungan bertindak. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentukanya sikap adalah pengalaman khusus, komunikasi dengan orang lain, adanya model, iklan dan opini, lembaga- lembaga sosial dan lembaga keagamaan.

Teori perilaku menyatakan bahwa perilaku adalah fungsi individu dengan lingkungan. Demikian juga dalam model perilaku, keadaan lingkungan dan individu yang bersangkutan memegang peranan penting dalam menentukan perilakunya.

Beberapa teori psikologis yang berkaitan dengan perilaku antara lain : 1. Psikoanalisis

Tokoh-tokohnya: S. Freud, C.G. Jung, Adler, Abraham, Horney, Blon. Psikoanalisis melukiskan manusia sebagai mahluk yang digerakkan oleh keinginan- keinginan terpendam (Homo Volens). Perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia: Id, ego, & superego. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia, pusat instink. Instink ada dua:(1) libido/eros/instink kehidupan, instink reproduktif untuk kegiatan yang konstruktif; (2) thanatos/instink kematian.Ego adalah mediator antara hasrat-

hasrat hewani dengan tuntutan rasional & realistic. Superego adalah polisi kepribadian, mewakili yang ideal,merupakan internalisasi dari norma & kultur masyarakat.

2. Behaviorisme

Dalam teori behaviorisme (Nanath, 2008), kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan.

Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.Prinsip-prinsip teori behaviorisme yaitu :

a. Obyek psikologi adalah tingkah laku

b. Semua bentuk tingkah laku dikembalikan pada reflek c. Mementingkan pembentukan kebiasaan.

3. Kognitif

Tokoh-tokohnya: Lewin, Heider, Festinger, Piaget, Kohlberg. Manusia tidak lagi dipandang sebagai mahluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungan, tetapi sebagai mahluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya;mahluk

yang berfikir (Homo Sapiens). Lewin, teori medan (field theory);menunjukkan totalitas gaya yang mempengaruhi seseorang pada saat tertentu. Dimana seluruh gaya psikologis yang mempengaruhi disebut life space (ruang hayat), Rumus: B=f (P,E) artinya behavior adalah hasil interaksi antara person (diri orang itu) dengan environment (lingkungan psikologisnya).Teori disonansi kognisi dari Festinger. Disonansi artinya ketidakcocokan antara dua kognisi (pengetahuan) ; dimana orang akan berusaha mengurangi disonansi itu dengan berbagai cara: (1) Mengubah perilaku, (2) Mengubah kognisi tentang lingkungan, (3) Memperkuat salah satu kognisi yang disonan, (4) Mengurangi disonansi dengan memutuskan bahwa salah satu kognisi tidak penting.

2. . Humanistik

Tokoh-tokohnya: Rogers, Combs & Snygg, Maslow, May, Satir, Peris. Menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (Homo Ludens). Maslow, “growth needs”, faktor orang lain menjadi penting; bagaimana reaksi mereka membentuk konsep diri kita dan juga pemuasan. Pandangan Rogers:

1. Setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi menjadi pusat;

2. Manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, & mengaktualisasikan diri;

3. Individu bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dunianya;

4. Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri; 5. Kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri.

Aristoteles berpendapat bahwa pada watu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa, seperti sebuah meja lilin yang siap dilukis oleh pengalaman.

Menurut Jhon Locke, dalam Nanath ( 2008) salah satu tokoh empiris, pada waktu lahir manusia tidak mempunyai ”warna mental”. Warna ini didapat dari pengalaman. Pengalaman adalah satu-satunya jalan ke pemilikan pengetahuan. Idea dan pengetahuan adalah produk dari pengalaman. Secara psikologis, seluruh perilaku manusia, kepribadian, dan tempramen ditentukan oleh pengalaman inderawi (sensory experience). Pikiran dan perasaan disebabkan oleh perilaku masa lalu.

Dokumen terkait