• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepala Dinas dengan tupoksi sebagai berikut :

3. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris

a. Sub Bagian Umum dan kepegawaian

b. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

c. Sub Bagian Keuangan dan perlengkapan

3. Bidang-bidang :

 Bidang Pertamanan membawahi seksi Usaha Tanaman Hias, seksi Penataan

Taman,dan Seksi Pemeliharaan & Perawatan .

 Bidang Pengolahan Sampah membawahi seksi Kebersihan Jalan, seksi

Pengumpulan & Pengangkutan serta seksi Pemanfaatan dan Pemusnahan.

 Bidang Sarana & Prasarana membawahi seksi Pengadaan, seksi Pemanfaatan dan

seksi Pemeliharaan & Pergudangan.

4. UPT :

a. IPLT Alak membawahi KTU IPLT Alak

b. TPA Alak membawahi KTU TPA Alak

c. UPTD Perbengkelan membawahi KTU UPTD Perbengkelan

Selanjutnya struktur organisasi diatas digambarkan secara skematik dalam bagan struktur organisasi pada gambar terlampir.

10.2.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari

tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan khususnya menyangkut tupoksi dari masing- masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan diuraikan sebagai berikut :

Selanjutnya penjabaran peran masing-masing instansi dan hubungan kerja dalam pembangunan bidang Cipta Karya, disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 10.3 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No. Instansi Peran Instansi dalam

Pembangunan Bidang CK

Unit / Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK

1. Bappeda

Merumuskan kebijaksanaan, program dan kegiatan pembangunan daerah bidang Perencanaan Wilayah meliputi sumber daya alam dan lingkungan hidup, perumahan dan pemukiman

Bidang Sarana & Prasarana Komunikasi

2. Dinas PU

1. Menyusun program atau rencana guna melakukan pengembangan

pengembangan perumahan dan permukiman;

2. Menyusun konsep kebijakan pembinaan teknis dibidang penataan bangunan kota dan kawasan khusus, pembangunan perumahan, prasarana lingkungan permukiman, air bersih, drainase, sanitasi dan prasarana lingkungan;

3. Melaksanakan pembangunan perumahan, prasarana lingkungan permukiman, air bersih, drainase, sanitasi dan prasarana lingkungan

Bidang Teknik Penyehatan Air Bersih

SeksiPenyehatan Lingkungan dan seksi air bersih

3. BLHD

merumuskan kebijakan operasional, melaksanakan pembinaan, evaluasi implementasi program pencegahan dan pengendalian serta pemulihan kualitas lingkungan.

Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan & Pengelolaan Kualitas

4. Dinas Kesehatan

merencanakan langkah-langkah operasional penyusunan pedoman penyuluhan,

penyebarluasan informasi kesehatan, pengelolaan perbaikan kualitas lingkungan, penetapan standar pengawasan kualitas air lingkungan, pembinaan dan pengamatan kualitas pemukiman, air bersih, pembuangan air limbah dan pembuangan sampah.

BidangPenyehatan Lingkungan seksi Penyehatan Lingkungan dan seksi penyuluhan 5

Dinas Kebersihan & Pertamanan

Menyusun kebijakan kebersihan tempat-tempat umum dan melaksanakan pembangunan sarana kebersihan, mencegah pencemaran lingkungan melalui pemanfaatan sampah, tinja dan air kotor; menyusun kebijakan pertamanan kota serta memelihara, memantau dan mengendalikan pembangunan sarana prasaran pertamanan, penerangan jalan umum

Bidang Pertamanan & Bidang Pengolahan Sampah

Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Namun SOP dari masing-masing instansi terkait belum didata, sehingga belum bisa diuraikan lebih lanjut.

10.2.3.

Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang komposisi pegawai dalam unit kerja sebagai berikut :

Tabel 10.4 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

Unit Kerja Golongan Jenis

Kelamin Latar Belakang Pendidikan Dinas PU Gol I : - orang Gol II : 42 orang Gol II I : 29 orang Gol IV : 3 orang Pria : 61 orang Wanita :13 org < SMA : - orang SMA : 40 orang D3 : 6 orang S1 : 17 orang S2 : 9 orang S3 : - orang Bappeda Gol I : 5 orang Gol II: 11 orang Gol III: 20 orang Gol IV: 5 orang

Pria : 31 orang Wanita :10 org < SMA : - orang SMA : 9 orang D3 : 3 orang S1 : 22 orang S2 : 7 orang Dinas Lingkungan Hidup Gol I : - org; Gol II : 2 org; Gol.III : 20;org Gol IV : 5 org. Pria :18 orang Wanita :13 org < SMA : - orang SMA : 7 orang D3 : 2 orang S1 : 19 orang S2 : 3 orang S3 : - orang Dinas Kebersihan & Pertamanan Gol I : 58 org; Gol II : 100 org; Gol.III : 24 org Gol IV : 4 org. Pria : 177 orang Wanita : 9 org < SMA : 51 orang SMA : 106 orang D3 : 3 orang S1 : 19 orang S2 : 7 orang S3 : - orang 10.3 ANALISIS KELEMBAGAAN

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, maka diuraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah Kota Kupang yang menangani bidang Cipta Karya.

10.3.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Sejak Pemerintah Kota Kupang di beri keleluasaan membentuk Lembaga Daerah Otonom menurut kebutuhannya, muncullah lembaga-lembaga daerah menurut kebutuhan masing-masing daerah. Kemudian Terjadi Penggabungan maupun pemisahan lembaga-lembaga daerah agar sinkron dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban maupun hubungan hierarkhi dengan instansi pada level yang lebih tinggi. Dampak dari hal membuat semakin menguatnya koordinasi, integrasi dan Sinkronisasi dalam pelaksanaan program pembangunan.

Keorganisasian perangkat kerja bidang Cipta Karya daerah di Kota Kupang saat ini dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik, dimana tugas dan fungsi organisasi ini dikerjakan sesuai pembagian masing-masing tanggungjawab, namun masih ada masalah umum terkait dengan kinerja kelembagaan ini seperti :

1. Secara organisasi, bidang yang menangani keciptakaryaan adalah bidang Tehnik Penyehatan

Air Bersih yang membawahi seksi survey, pemetaan & perencanaan, seksi air bersih dan seksi penyehatan lingkungan, bukan bidang Cipta Karya.

2. Kuantitas dan Kualitas Sumber daya manusia yang ada masih jauh dari kebutuhan riil dalam

3. Terbatasnya Prasarana dan Sarana pendukung seperti alat transportasi, peralatan kantor,

peralatan laboratorium teknis dll.

10.3.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Dalam ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya, Perda Penetapan Organisasi Pemerintah Kota Kupang dapat dikatakan berjalan sesuai dengan tupoksi dari masing-masing dinas. Hal ini sejalan dengan mekanisme hubungan kerja di dalam dan antar instansi terkait bidang CK yang struktural sesuai tupoksi.

Keorganisasian bidang CK di Kota Kupang sudah berjalan sesuai ketentuan dalam PP 41 tahun 2007 dimana Dinas PU terdiri dari 1 sekretariat dan 4 bidang. Namun bila dicermati, maka sektor bidang CK yakni : Pengembangan Permukiman dan Penataan Bangunan dan Lingkungan belum semuanya tercantum dalam keorganisasian yang dibentuk.

Dalam ketatalaksana perangkat kerja daerah terkait bidang CK masih ditemui permasalahan–

permasalahan seperti :

1. Struktur kelembagaan yang ada belum sepenuhnya mengakomodir tugas pokok dan fungsi

yang diemban oleh dinas / lembaga terkait.

2. Koordinasi antar instansi/lembaga dipengaruhi oleh faktor-faktor kemampuan sumber daya

manusia, serta prasarana pendukungnya. Adanya kesenjangan kemampuan sumber daya manusia antar intansi/lembaga terkait menghambat terjadinya koordinasi. Demikian pula halnya dengan keterbatasan prasarana mengakibatkan koordinasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

3. Struktur kelembagaan yang ada pada prinsipnya sudah memenuhi standar minimal

kelembagaan daerah di Kota Kupang. Yang perlu dikembangkan adalah unit-unit pengelola kegiatan seperti Satuan Kerja (Satker) menurut spesifikasi kegiatannya sehingga pengelolaan kegiatan akan lebih efektif.

10.3.3. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Sumber Daya Manusia di bidang cipta karya sangat berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2JM Bidang Cipta Karya. Namun sampai saat ini SDM yang ada di Kota Kupang khususnya perangkat kerja daerah bidang CK belum memenuhi kebutuhan, baik dari segi jumlah maupun kualitas. Karena terbatasnya tenaga teknis yang ada maka tenaga-tenaga tersebut umumnya melaksanakan tugas rangkap disemua Bidang yang ada.

Disamping kurang terselenggaranya pelatihan-pelatihan teknis yang relevan dengan bidang tugas para pengelola kegiatan membuat pelaksanaan tugas menjadi tidak optimal.

Selain itu disiplin dan etos kerja yang rendah disertai kurangnya sarana penunjuang menambah terhambatnya kenerja. Akibatnya dampak yang ditimbulkan adalah bahwa produk yang dihasilkannya pun tentunya kurang maksimal.

10.3.4. Analisis SWOT Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan

ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dimaksudkan untuk menganalisis dan

memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).

Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang keorganisasian, tata

laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT akan menjadi acuan dalam rencana pengembangan kelembagaan.

Tabel 10.5. Matriks Analisis SWOT Kelembagaan Faktor

External Faktor Internal

PELUANG (O)

a. membentuk unit pengelola b. membuat perangkat hukum c. menambah PNS

d. peningkatan sarana & prasarana (SP)

ANCAMAN (T)

a. SDM yang kurang berkualitas

b. kesadaran moral dan etos kerja yg rendah

KEKUATAN (S)

Dokumen terkait