Pasal 47
(1) Dinas Kehutanan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh kepala
dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
(2) Dinas Kehutanan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah
dibidang kehutanan.
(3) Dinas Kehutanan dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis bidang kehutanan;
b. perumusan kebijakan teknis bidang kehutanan;
c. pelaksanakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang produksi dan
pemanfaatan hutan, perlindungan dan pengamanan hutan, pengembangan usaha dan rehabilitasi hutan dan lahan;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
kehutanan;
e. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dibidang kehutanan;
f. pelaksanaan kegiatan penata usahaan dinas kehutanan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Paragraf 13
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
Pasal 48
(1) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
(2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah.
(3) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana strategis bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah;
b. perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah;
c. pelaksanakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendapatan daerah, pendataan dan penetapan, akuntansi dan pelaporan, pengelolaan keuangan dan asset daerah;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah;
e. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah;
f. pelaksanaan kegiatan penata usahaan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bagian Keempat Lembaga Teknis Daerah
Paragraf 1 Inspektorat
Pasal 49
(1) Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah.
(2) Inspektorat mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
urusan pemerintahan di daerah kabupaten, pelaksanaan pembinaan atas
penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. (3) Inspektorat dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
menyelenggarakan fungsi :
a. perencanaan program pengawasan;
b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan
c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan. (4) Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.
(5) Inspektorat dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari sekretaris daerah.
Paragraf 2
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 50
(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencanaan
pembangunan dan penelitian pengembangan penyelenggaraan pemerintah daerah. (2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah, dan monitoring evaluasi pelaksanaannya serta melakukan penelitian dan pengembangan.
(3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis perencanaan;
b. pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang ekonomi, sosial budaya, fisik dan prasarana, statistik dan pelaporan dan peneltian pengembangan;
d. pengkoordinasian perencanaan diantara dinas, lembaga teknis daerah dan penganggaran daerah bersama tim anggaran pemerintah daerah lainnya;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
(4) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh kepala badan.
(5) Kepala Badan berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
Paragraf 3
Badan Kepegawaian Daerah
Pasal 51
(1) Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah,
dipimpin oleh kepala badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
(2) Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang kepegawaian.
(3) Badan Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) menyelenggaran fungsi :
a. penyusunan rencana strategis di bidang kepegawaian;
b. penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan daerah dibidang
kepegawaian sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan pemerintah;
c. perencanaan dan pembangunan kepegawaian daerah;
d. penyiapan kebijakan teknis pengembangan kepegawaian daerah;
e. penyiapan dan pelaksanaan administrasi kepegawaian dalam pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural atau fungsional sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan peraturan perundang-undangan;
f. penyiapan dan penetapan pensiun Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan
norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;
g. penyelenggaraan administrasi Pegawai Negeri Sipil Daerah;
h. pengelolaan sistem informasi kepegawaian daerah; dan
i. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis badan dibidang kepegawaian;
j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Paragraf 4
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Pasal 52
(1) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa merupakan unsur pendukung
tugas kepala daerah, dipimpin oleh kepala badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
(2) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa.
(3) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggaran fungsi :
a. peyusunan rencana strategis dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan
desa;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang
pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang
pemerintahan desa, pengembangan desa, pemberdayaan masyarakat, pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna serta pemberdayaan ekonomi masyarakat;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan dibidang pemberdayaan
masyarakat dan pemerintahan desa;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Paragraf 5
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Pasal 53
(1) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan merupakan unsur pendukung
tugas kepala daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
(2) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan;
(3) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dalam melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggaran fungsi :
a. penyusunan rencana strategis dibidang keluarga berencana dan pemberdayaan
perempuan;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang keluarga
berencana dan pemberdayaan perempuan;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera, pemberdayaan perempuan dan penggerakan masyarakat;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan dibidang keluarga berencana dan
pemberdayaan perempuan;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Paragraf 6
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan Daerah
Pasal 54
(1) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan
Daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah, dipimpin oleh kepala badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
(2) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan
Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan dan ketahanan pangan daerah;
(3) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan
Daerah dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggaran fungsi :
a. peyusunan rencana strategis dibidang pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan dan ketahanan pangan daerah;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang pelaksana
penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan dan ketahanan pangan daerah;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang
penyuluhan pertanian, penyuluhan perikanan dan kelautan, penyuluhan kehutanan dan ketahanan pangan;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan dan ketahanan pangan daerah;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan Daerah;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan dibidang pelaksana penyuluhan
pertanian, perikanan, kehutanan dan ketahanan pangan daerah;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Paragraf 7
Badan Lingkungan Hidup
Pasal 55
(1) Badan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah, dipimpin
oleh kepala badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
(2) Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang lingkungan hidup.
(3) Badan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) menyelenggaran fungsi :
a. penyusunan rencana strategis dibidang lingkungan hidup;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang lingkungan
hidup;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang tata
lingkungan dan amdal, pengendalian, pencemaran lingkungan dan pengelolaan limbah, pengendalian kerusakan dan pemulihan lingkungan, serta penegakan hukum dan komunikasi lingkungan;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
lingkungan hidup;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Lingkungan Hidup;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan dibidang lingkungan hidup;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Paragraf 8
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Pasal 56
(1) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah, dipimpin oleh Kepala Kantor yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
(2) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.
(3) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggaran fungsi :
a. penyusunan rencana strategis dibidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan
masyarakat;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang kesatuan
bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang politik dan
hubungan antar lembaga, wawasan kebangsaan dan kewaspadaan, penanganan konflik serta kesiagaan dan linmas;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan badan kesatuan bangsa, politik dan
perlindungan masyarakat;
f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan dibidang kesatuan bangsa, politik
dan perlindungan masyarakat;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Paragraf 9
Kantor Pelayanan Terpadu Perijinan Daerah
Pasal 57
(1) Kantor Pelayanan Terpadu Perijinan Daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala
daerah, dipimpin oleh kepala kantor yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
(2) Kantor Pelayanan Terpadu Perijinan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang pelayanan terpadu.
(3) Kantor Pelayanan Terpadu Perijinan Daerah dalam melaksanakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggaran fungsi :
a. penyusunan rencana strategis dibidang pelayanan terpadu perijinan daerah;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang pelayanan
terpadu perijinan daerah;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang perijinan,
pelayanan dan pengaduan;
d. pengelolaan administrasi perijinan dengan mengacu pada prinsip koordinasi,
integrasi, sinkronisasi dan keamanan berkas;
e. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
pelayanan terpadu perijinan daerah;
f. pelaksanaan kegiatan penatausahaan kantor pelayanan terpadu perijinan daerah;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Paragraf 10
Kantor Perpustakaan Daerah
Pasal 58
(1) Kantor Perpustakaan Daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah,
dipimpin oleh Kepala Kantor yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.
(2) Kantor Perpustakaan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
(3) Kantor Perpustakaan Daerah dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggaran fungsi :
a. penyusunan rencana strategis dibidang perpustakaan daerah;
b. perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang
perpustakaan, daerah;
c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang
pengelolaan bahan pustaka, layanan dan pelestarian bahan pustaka dan pembinaan perpustakaan;
d. pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang
perpustakaan daerah;
e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan kantor perpustakaan daerah;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Paragraf 11