BAB II TINJAUAN PUSTAKA
E. Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
31 khawatir dan tidak terjadi konflik batiniah. Nilai kebendaan dan keakhlakan merupakan pasangan nilai yang bersifat universal.
Akan tetapi dalam kenyataan karena pengaruh modernisasi kedudukan nilai kebendaan berada pada posisi yang lebih tinggi dari pada nilai keakhlakan sehingga timbul suatu keadaan yang tidak serasi.
E. Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
32 melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kabupaten Tana Toraja, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Bupati serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Tana Toraja memiliki beberapa bagian dalam susunan organisasinya untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Adapun bidang yang secara khusus menangani tentang pengawasan dan perlindungan terhadap anak yakni Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak. Pada pasal 12 Peraturan Bupati nomor 46 tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak berbunyi :34
(1) Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak dipimpin oleh seorang Kepala Bidang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kebijakan teknis bidang Perlindungan Perempuan dan Anak.
(2) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut:
a. menyusun rencana pogram kegiatan bidang Perlindungan Perempuan dan Anak sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;
34Peraturan Bupati Tana Toraja nomor 46 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
33 c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan bidang Perlindungan Perempuan dan Anak untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melaksanakan perumusan kebijakan teknis pendampingan hak perempuan, perlindungan hak atas anak dan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan Narkoba;
g. mengoordinasikan pembinaan teknis pendampingan hak perempuan, perlindungan hak atas anak dan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan Narkoba;
h. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang perlindungan perempuan dan anak;
i. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;
j. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas bidang Perlindungan Perempuan dan Anakserta memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan;
k. meningkatkan kompetensi dan prestasi kerja; dan
l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang di perintahkan oleh atasan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Bidang mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang Perlindungan Perempuan dan Anak;
b. pelaksanaan kebijakan teknis bidang Perlindungan Perempuan dan Anak;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang Perlindungan Perempuan dan Anak;
d. pelaksanaan administrasi Dinas bidang Perlindungan Perempuan dan Anak;
e. pelaksanaan fungsi lain sesuai bidang tugasnya.
Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak memiliki beberapa seksi dalam menjalankan tugasnya. Seksi yang berfokus tentang
34 pengawasan dan perlindungan terhadap anak yakni Seksi Perlindungan Hak atas Anak. Pasal 14 Peraturan Bupati nomor 46 tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak berbunyi :
(1) Seksi Perlindungan Hak atas Anak dipimpin oleh seorang Kepala Seksi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam mempersiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, mengoordinasikan dan melaksanakan program kegiatan Seksi Perlindungan Hak atas Anak.
(2) Rincian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut berikut:
a. menyusun rencana pogram kegiatan Seksi Perlindungan Hak atas Anak sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas sehingga berjalan lancar;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Seksi Perlindungan Hak atas Anak untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;
g. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Seksi Perlindungan Hak atas Anak dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan;
h. meningkatkan kompetensi dan prestasi kerja; dan
i. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan.
35 F. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak
Kabupaten Tana Toraja (P2TP2A)
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Tana Toraja atau disingkat P2TP2A adalah pusat pelayanan terpadu dan terintegrasi bagi perempuan dan anak korban tindak kekerasan meliputi pengaduan, pendampingan, rujukan kasus yang memerlukan penanganan medis, konseling, bantuan hukum, pemulangan dan reintegrasi. P2TP2A dibentuk pada tahun 2017 dalam rangka meningkatkan dan memastikan terpenuhinya pelayanan dan perlindungan terhadap hak-hak perempuan dan anak korban kekerasan yang ada di Kabupaten Tana Toraja. P2TP2A memiliki mitra kerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya seperti kepolisian, tokoh agama, dan Lembaga Swadaya Masyarakat Pemerhati Perempuan dan Anak.
Adapun tugas dan tanggung jawab Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Tana Toraja adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan sarana layanan pengaduan dan pedampingan 2. Menyelenggarakan sistem rujukan kasus yang memerlukan
penanganan medis, bantuan hukum, pemulangan dan reintegrasi sosial.
3. Meningktakan kerjasama antara Pemerintah, LSM Pemerhati Perempuan dan Anak, Swasta dan Masyarakat di bidang
36 pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pengambilan keputusan dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.
4. Melakukan penguatan jejaring informasi dan sosialisasi.
Terdapat beberapa divisi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut antara lain :
1. Divisi Pengaduan, dan Pendampingan 2. Divisi Bantuan Hukum
3. Divisi Pelayanan dan Rujukan Medis
4. Divisi Penguatan Jejaring Informasi dan Edukasi 5. Divisi Kerjasama dan Pengembangan
Adapun Prinsip Layanan P2TP2A Kabupaten Tana Toraja :
1. Bekerja dengan hati 2. Kepekaan
3. Empati
4. Memiliki sence of emergency terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
5. Keamanan dan kenyamanan korban prioritas utama 6. Pemberdayaan korban
7. Melindungi kerahasiaan korban
37 8. Pertanggungjawaban pelaku di hadapan korban, masyarakat dan
hukum
9. Keterjangkauan 10. Keterpaduan